Sudah lima minggu semenjak hari pengecekan skill itu dilakukan.
Namun, untuk saat ini—mari kita kembali ke hari dimana para pendeta itu masih berada di desa『Durga』.
.
.
.
***
.
.
.
Satu hari setelah moment pengecekan skill itu terjadi. Mereka—sang Uskup dan para Pendetanya. Memilih untuk langsung pulang kembali ke Ibu Kota, dan pergi meninggalkan desa terpencil ini.
Namun, pada saat malam hari sebelum mereka kembali pulang ke Ibu Kota. Mereka sempat berdebat panjang dengan Ibunda Terra.
Yang dapat di tangkap dari pembicaraan mereka pada malam hari itu adalah : mereka menginginkan Arley untuk pergi berangkat bersama mereka—menuju ke Ibu Kota. Serta mereka menginginkan Arley belajar di Akademi Kependetaan—agar ia, kelak menjadi seorang missionaries Gereja yang hebat, di kemudian harinya.
Lalu mereka juga berjanji akan merawat Arley sampai ia tumbuh dewasa kelak.
Tentu saja Ibunda Terra menolak semua tawaran itu. Tetapi, sebelumnya Ibunda Terra sempat menanyakan Arley tentang tawaran itu terlebih dahulu.
Namun saat itu keinginan Arley bukanlah mau menjadi seorang pendeta, melainkan ia ingin menjadi seorang sarjana penyihir.
Demikian pada akhirnya para pendeta itu menyerah dan mereka meminta agar Ibunda menjaga Arley dengan baik.
Terlebih lagi, semenjak kedatangan mereka ke desa ini, Gereja『St. Resetta』mendapatkan banyak sumbangan langsung dari Gereja pusat.
Mulai dari pembangunan dan renovasi Gereja, kemudian pengadaan peralatan dan instrumen Gereja, serta uang saku untuk Ibunda Terra dan Arley.
Subsidi ini diberikan secara cuma-cuma, dan semenjak hari kedatangan mereka ke desa terpencil ini, kehidupan Arley berubah menjadi sangat nyaman dan tentram.
"Ahhh, jika aku hidup begini terus—bisa-bisa aku menjadi anak yang pemalas!" gumam Arley sambil ia membaca buku, di perpustakaan Gereja yang sekarang ini sudah tampak bersih dan rapi.
Sejenak ia berpikir. Hal apa lagi yang akan dirinya lakukan pada hari ini?
"-Hmm, apakah sebaiknya aku pergi ke sungai saja ya?" sejenak Arley berpikir secara serius, "rasanya aku ingin mempraktikkan skill dan teknik menyihirku—yang baru aku baca dari buku ini?" cakap Arley dengan nada yang terbilang normal, sambil ia menatap langit-langit perpustakaan.
Tak perlu berpikir lama, Arley kemudian langsung bergegas turun ke lantai bawah untuk segera menunaikan niat baiknya kala itu.
.
.
.
***
.
.
.
Kakinya menyergah lantang di atas kayu tangga—yang nantinya akan menghantarkan Arley menuju lantai bawah. Beberapa saat kemudian dirinya telah sampai di ruang makan yang tersambung langsung ke Aula Gereja.
Tepat di lantai bawah, ia menemui Ibunda Terra yang saat ini tengah mendengarkan curahan hati para masyarakat desa.
Entah mengapa, semenjak beberapa pekan yang lalu—Gereja ini mulai ramai kembali dikunjungi oleh masyarakat sekeliling desa.
Mungkinkah ini efek dari gedung Gereja yang sudah direnovasi kembali? tetapi mau apapun alasannya itu, Arley tetap bersyukur, karena Gereja ini mulai dipenuhi oleh masyarakat desanya lagi.
Saat itu, Arley dengan cepatnya berlari menuju pintu depan Aula Gereja.
"Arley kamu mau ke mana!?" teriak Ibunda Terra dari mimbar Gereja.
"Ke sungai! aku mau bermain di mata air『Shefa~』" ucap Arley sambil berlari menuju pintu keluar Gereja.
"-Hey ingat! jangan pulang ke sorean ya! hari ini Paman Ordley akan ikut makan malam bersama kita!" terdengar suara Ibunda menggema dari dalam Aula Gereja, sampai keluar ruangan.
Tak mempedulikan hal tersebut, Arley tetap pergi menuju hulu sungai. Yap, mata air『Shefa』.
.
.
.
***
.
.
.
Waktu telah berputar cukup cepat. Saat ini, Arley sedang berjalan menuju mata air『Shefa』—demi menguji coba ilmu sihir yang baru saja ia pelajari.
Untuk menghibur dirinya sendiri, Kala itu Arley mulai bernyanyi sambil membawa setangkai ranting pohon—yang ia mainkan dengan menyeretnya ke tanah.
Juga terkadang ia mengayunkan ranting kayu tersebut ke atas langit, demi menghilangkan rasa bosan pada dirinya saat ini.
Hal ini adalah kebiasaan Arley jika ingin pergi ke suatu tempat. Entah mengapa, ia merasa sangat senang melakukan hal-hal receh seperti ini.
"-Emm, elemen apa lagi yaa yang mau aku coba~" cakapnya sambil menatap langit.
Fiut-fiut~
Saat ini, entah mengapa hatinya terasa sangat bahagia, Arley pun mulai bersiul sambil melihat pemandangan di sekeliling desanya ini.
Jika diperhatikan dengan saksama, sebagian besar lahan di desa『Durga』ini—dipenuhi oleh tumbuhan padi yang luasnya bisa puluhan hektar.
Serta—beberapa hektar lainnya dipenuhi dengan berbagai macam sayuran dan buah-bahan.
Sepanjang mata memandang, desa ini hanyalah seperti desa-desa pada umumnya. Hampir sama dengan kondisi desa di『Bumi』, tempat Arley dahulu tinggal.
Namun, yang tampak kontras dari kehidupan di dunia ini adalah : hewan-hewan, dan beberapa serangga lainnya—yang hidup di dunia ini, cukup unik-unik dan aneh.
Demikian perbedaan tersebut cukup tampak nyata dibandingkan dengan kondisi kehidupan yang pernah Arley tempati dahulu.
Sebagai contohnya : di dunia ini, hewan kelinci memiliki tanduk; kucing memiliki dua ekor; juga ada kumbang yang menyemburkan api.
Pokoknya banyak hal yang aneh pada hewan-hewan di dunia ini, mungkin hal tersebut bisa terjadi karena adanya eksistensi『Mana』di dunia ini.
Banyak hal yang tidak bisa dijelaskan oleh akal sehat, di bumi『Soros』ini. Namun, untuk sekarang—mari kita abaikan segala hal itu terlebih dahulu.
.
.
.
***
.
.
.
Setelah 40 menit Arley berjalan menuju mata air『Shefa』. Akhirnya ia telah sampai juga di pinggir aliran sungai, yang jernih dan bersih ini.
Sekarang ia tinggal mengikuti arus tinggi dari sungai ini untuk sampai ke mata air『Shefa』.
Tetapi sebelum ia sempat untuk pergi ke mata air『Shefa』. Tampak ada sebuah pemandangan yang tidak biasa.
Untuk sejenak, Arley terdiam dan terpaku pada kegiatan yang sedang terjadi di depan pintu gerbang rumah—milik seseorang yang Arley merasa jika ia kenal siapa orang tersebut.
Lokasinya tak begitu jauh dari sisi pinggir aliran sungai. Tepat di seberang posisi Arley berdiri saat ini, terlihat ada sebuah rumah yang sangat besar nan mewah.
Rumah tersebut adalah milik dari tuan tanah desa『Durga』. Yaitu milik dari "Albert Albertus", ayah dari "Misa Albertus."
***
Dari kejauhan tampak Misa tengah menaiki kereta kencananya. Ia membawa banyak koper dan peralatan lainnya. Lalu beberapa saat kemudian—kereta yang Misa naiki, berjalan dengan kecepatan sedang.
Tak berapa lama kemudian, tampak kereta itu mulai bergerak dengan kecepatan yang cukup kencang dari laju awalnya. Dan pada akhirnya, kereta itu sampai juga di seberang sungai dari posisi Arley berdiri saat ini.
Sungai ini terhubung oleh sebuah jembatan yang terbuat dari batu Marmer dan Granit.
Sepertinya memang jembatan ini sengaja di buat oleh keluarga Albertus, untuk mereka gunakan ketika mereka ingin pergi jalan-jalan keliling desa atau pergi menuju kota tetangga.
Glotak-klotak~
Terdengar suara langkah kaki kuda dan derekan roda kayu berjalan menuju Arley. Tampak dari tempat ia berdiri saat ini, kereta kencana yang Misa naiki—mulai berjalan mendekati posisinya berdiri kala itu.
Kereta kencana yang Misa naiki pun pada akhirnya berhasil menyeberangi sungai dengan selamat. Namun, secara tiba-tiba kereta itu berhenti tepat di hadapan Arley.
"Kenapa keretanya berhenti? apakah ada komponennya yang rusak?" gumam Arley dalam hati sambil ia menganalisis kendaraan yang Misa tengah tumpangi saat ini.
Dirinya cukup heran dengan kejadian ini. Secara tiba-tiba, gorden kencana yang tertempel pada pintu kereta kuda tersebut, terbuka lebar dengan cepat.
Tampaklah wajah Misa yang kala itu tengah melihat ke arah Arley dengan serius. Misa lalu membuka kaca keretanya dengan cepat. Kemudian ia mulai berbicara.
"Hei anak berambut merah ...."
"Y-ya ...?"
"-Tch—dia tidak menyangkalnya ...," terdengar gumaman Misa yang kala itu terdengar sedikit kesal.
"He ...?" namun kali ini Arley berpura-pura untuk tidak mendengarkan apa yang Misa tengah ucapkan tadi.
"Tidak apa-apa ... aku hanya ingin menanyakan bagaimana keadaanmu," tanya Misa dengan datar
Seketika itu juga, Arley langsung melihat dan memegang sekujur tubuhnya demi mengetahui—mengapa Misa menanyakan hal tersebut kepada dirinya.
"E-errm, sepertinya aku baik-baik saja," ujar Arley untuk memberikan kepastian kepada Misa.
"Ohh begitu, baguslah kalau demikian ...."
Lantas, Misa mulai menutup kaca kereta kencananya, dan segera ia mengancing gorden kereta tersebut. Kemudian ia langsung menyuruh pengemudi kereta tersebut untuk lekas berangkat.
"Pak, ayo kita lanjutkan perjalanan," terdengar dari tempat Arley berdiri saat ini, suara Misa yang berbicara cukup tegas kepada sang pengemudi kereta.
Beberapa saat kemudian, kereta kencana yang Misa naiki langsung beranjak pergi dari hadapan Arley.
Namun, ketika Misa telah berangkat dari hadapannya, Arley baru menyadari akan hal yang terjadi saat hari dimana penilaian skill berlangsung.
Ya—setelah kejadian itu terjadi, Arley lupa untuk memberikan ucapan terima kasih yang formal kepada Misa.
Tak berlama-lama, Arley langsung bergegas berteriak kepada Misa yang saat ini—kereta kencananya masih terbilang dekat dari posisi ia berdiri.
"-Kak Misa! terima kasih banyak atas pertolonganmu! terima kasih banyak karena engkau telah menyelamatkan aku dari insiden itu! pokoknya! terima kasih yang sebesar-besarnya kak Misa!" pekik Arley sembari melambaikan tangan ke arah kereta kencan yang ditumpangi Misa.
Tetapi kereta itu tetap berjalan tanpa mempedulikan dirinya.
Sejenak, Arley terdiam sambil menatap ufuk horizon yang terlihat begitu luas. Saat ini, kereta kencana yang Misa tumpangi sudah tak tampak lagi dari pandangan Arley.
Pada akhirnya, ia pun mulai melanjutkan perjalanannya menuju mata air『Shefa』dengan hati yang gembira.
***
----------------------------------------------
Hai! sahabat pembaca dimanapun kalian berada!
Ingat! jangan lupa untuh support Author ya!
Caranya gampang banget kok, cukup tekan tombol like, komen, dan rate *5 pada bagian depan!
Bantuan kalian sangatlah berarti untuk Author, karena setiap support yang kalian berikan, sudah bisa menambah semangat Author untuk melanjutkan kisah ini!
Juga bagi kalian yang berkenan untuk menyumbangkan pointnya!
Author akan merasa sangat berterima kasih!
dan akan semakin bersemangat untuk menuliskan chapter-chapter selanjutnya!
Bahkan Author bisa saja loh memberi Crazy Up!
Baiklah!
Demikian salam penutup dari Author untuk kalian semua!
Jangan lupa untuk tetap berbahagia—dan selalu berpikiran positif!
Have a nice day, and Always be Happy!
See you on the next chapter!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Honey
Btw >>> di tangkap >>> ditangkap
>>> ke sorean >>> kesorean
✨
2020-07-03
1
Honey
Eh, Kak Misa? Aih, aku lupa kalo Arley masih bocah wkwkw kupikir akan ada percintaan di antara mereka. Hha.
2020-07-03
2
Ai Kasih
Thor, udah 11 chapter aku baca, tp aku nangkepnya masih jelasin basis konsep dunianya aja??
Udah masuk konflik yang jadi basis tujuan MC terlalu panjang
2020-05-01
3