***
Menggumpal, asap hitam pekat Menggumpal di atas langit desa [Durga]. Aku terdiam membeku, nalar ini tidak bisa menyatu dengan batin.
Sesungguhnya aku kebingungan dengan kondisi seperti ini, bagaimana tidak?! Aku belum pernah mengalami hal yang demikian seumur hidup ku.
"Kebakaran!!?! Apa yang sedang terjadi!?!"
Saking shocknya aku berbicara sendirian untuk menghilangkan stress yang ada di tubuh ini.
Kemudian dari kejauhan, terdengar suara rintihan dan tertawa yang saling bersautan.
"Kyaaa!!!" terdengar suara wanita yang merintih.
"Bunuh!! Bakar!! Jangan ada yang tersisa!! Gyahahaha!!" kali ini terdengar suara pria.
Gema suara teriakan terdengar sampai ke telinga ini, padahal jarak antara desa dengan posisi ku saat ini masih sangat jauh.
Mungkin sekitar 2km untuk aku bisa tiba ke desa.
Ini menandakan bahwa sedang terjadi hal yang sangat tidak lazim di desa [Durga].
"Ibunda!!!?!"
Tanpa fikir panjang, dengan kecepatan maksimal aku terbang menuju desa.
Angin terpotong, menyebabkan suara udara yang mendesir terdengar di sekitar telinga.
Tentu saja seketika itu juga [Mana] yang ku kumpulkan langsung habis.
"Arghk!!?!" Aku terjatuh dalam kecepatan tinggi, saat dalam posisi terjatuh, Aku menabrak ranting-ranting pohon, dan dalam kecepatan tinggi itu juga Aku menghantam batu besar yang berada di bawah ku.
Kebas, telapak tangan sebelah kiri ini tidak bisa merasakan aliran darah. Juga tulang ini terasa lentur bagaikan terpisah dari posisi seharusnya.
"Eugaaahh!!" Nyilu bukan main. Menyadari tangan kiri ku patah, Aku berusaha untuk bangkit dari tidur, kemudian aku langsung berdiri dan berlari menuju desa.
Adrenalin membuat segala rasa sakit pada tubuh ini menghilang.
Aku terus berlari dan berlari, walaupun jarak antara desa dan diri ini terbilang masih sangat jauh.
***
Suara decakan kaki ku terdengar lebih dominan di telinga. sampai saat ini, aku sudah tidak mendengarkan suara teriakan orang sama sekali.
Akhirnya Aku telah sampai tepat di perbatasan desa.
Kibaran api menggeliat liar, suara nya bagaikan bendera yang berkobar tertiup angin dengan kencang, ironis nya notasi kobaran api ini lebih tebal dari suara Kibaran bendera.
Ditambah lagi terdengar suara kayu-kayu penyangga rumah yang mulai patah menjadi pengiring nada yang kelam.
Beberapa pondasi rumah yang roboh terdengar jelas sampai ke telinga ku, tapi aku tidak tahu di mana lokasi bangunan yang hancur tersebut. .
Lagi-lagi Aku tertegun di tempat.
... A-Apa ... Ini ....!!?!
Wajah yang sangat depresi aku pertontonkan. terlihat alis mata ku mengkerut walaupun demikian tidak ada satu Orang pun yang bisa melihat ekspresi wajah ku.
Ya, karena tidak terlihat satupun warga desa yang berkeliaran didalam kobaran api yang menggeliat liar ini.
Hancur total ... Seluruh desa hancur tak berbentuk, tidak ada yang tersisa sedikitpun, rumah-rumah terbakar, mayat-mayat bergeletakan, bahkan ada sebuah tubuh yang sudah terpisah-pisah dari badannya, sebagian lainnya sudah hitam legam terbakar api yang sangat panas.
Tubuhku bergerak sendiri, aku menerobos gelombang api yang sangat panas, Adrenaline ini terpacu, saat ini aku tidak merasakan sakit ataupun panas.
Gereja!?! dimana lokasi gereja!?!
"Ibuuuu....!!!“ teriak ku dengan kerongkongan yang kering ini
Aku yang kebingungan, berlari lontang-lantung tak tahu arah, aku hanya berteriak memanggil ibunda yang entah ada di mana saat ini.
"Cret!! - " tak sengaja Aku menginjak sesuatu.
"Ah!?!"
Seorang mayat yang bagian atas tubuhnya terpisah dari badan bagian bawahnya, tak sengaja perut pria tersebut terinjak olehku, organ tubuhnya keluar dari bagian yang terpotong, hal tersebut membuat ku seketika pusing dan mual.
"Errugh!!?! Brrffft!!?! Hoek!!! Huwekkk!!! Huffrrrtt!!"
Gemetar, aku memegang mulut dan perutku. Kemudian badan ini gemeteran tak terkontrol, dingin, dari pori-pori ini keluar keringat jagung yang amat banyak, padahal kondisi dan situasi saat ini, aku berada di dalam gelombang api yang sangat amat panas.
"(tolong ....~!) "
"... !?! ...." Terdengar suara seseorang dari belakang.
... s ... suara siapa itu ...
"(... to ... long ....~!!) "
Lagi, Terdengar suara pria meminta tolong, bergegas Aku mendatangi nya.
Aku berlari dengan sisa tenaga yang aku miliki untuk menghampiri sumber suara, dan benar saja, tepat di depan sebuah rumah yang sudah rata dengan tanah akibat terbakar, seorang pria terkapar tepat di pekarangan rumah tersebut.
Lagi-lagi aku terkejut, kaki dan tangan sang pria sudah tidak ada, terlebih kedua mata pria ini sudah bolong, sepertinya di congkel paksa keluar oleh seseorang.
"... T ... tolong aku ... Desa kita di serang ...."
" d-di serang?! Siapa yang menyerang!?! "
"... Ba ... bandit ... Gunung ...."
Tergulai lemas, kepalanya terjatuh ke tanah. seketika itu, sang pria meninggal dunia karena kehabisan darah.
"P-pak ... Bapak ...!?! Heyy!!!"
Aku menggoyang tubuh sang bapak tetapi beliau tidak bergerak sama sekali ....
Aduh!!!??! Aku harus bagai mana ini ....!!?!
Tertekan batin, Aku semakin pusing, mual melanda perut ini, tetapi aku juga bingung harus berbuat apa.
"Ibuuu!!!! Ibunda Terra!!!"
Teriak ku berkali-kali, lalu tak sengaja aku melihat tepat di depan hadapan ku ada bangunan yang ku rasa, aku sangat mengenalnya.
"... !?"
Seketika Aku berlari sekuat tenaga menuju bangunan tersebut, dan benar saja, bangunan itu adalah bangunan yang aku sangat kenal, ya, bangunan itu adalah gereja [St.Resetta] tetapi bangunan ini terbakar dari segala sisi.
"Ibunda!?!"
seluruh tubuh ini pada saat itu terkena luka bakar, namun tidak secuil pun rasa sakit itu aku rasakan. tanpa pikir panjang aku masuk mendobrak pintu gereja.
Terbuka dan Roboh, pintu gereja secara kasar ambruk terbanting di atas keramik yang seharusnya tempat itu adalah Aula gereja, namun kondisinya sudah tidak demikian lagi pada saat ini.
Berdegub keras jantung yang ada di dada ku, tak di sangka jika mimpi buruk ini benar-benar menjadi kenyataan.
"Ah ...!?! Tidak ... Tidak .... "
Aku terdiam, ini semua seperti mimpi, tidak, aku berharap bahwa semua ini adalah mimpi.
Dengan hati yang remuk, aku berjalan perlahan menuju apa yang ada di pandangan ku.
"... Ha ... Haa ... I ... Ibu ... Ibuu ... Ibuuu!!! IBUUU!!! "
Teriak ku sambil berlari. air mata ini mengalir deras, lalu aku langsung memeluk tubuh seorang wanita yang tak mengenakan sehelai kain pada kulitnya, sungguh aku kenal siapa beliau ini.
"... A ... A ... ey ....? "
"Gasp!?" Tersedak kerongkongan ini dengan nafas ku sendiri, aku terkejut bahwa ibunda masih memiliki nyawa.
"... I ... Ibu!?! "
Ibunda Terra, dengan sisa-sisa nafas nya, ia memandang ku dengan penuh kasih sayang.
"... a ... a ... e ... y ...."
Hanya kalimat itu yang terucap, saat ini tampaknya mulutnya tengah terluka parah, sepertinya ia sengaja menggigit lidahnya sendiri.
"... I ... Ibu ... Jangan berbicara ... Aku akan menyelamatkan mu ...!?! Aku berjanji ....!!"
"... A ... ey ... e ... Nga ... Ka .... "
(Arley dengarkan...)
"!!!?!"
terdiam, aku menatap ibunda dengan air mata yang berlinang hebat. Entah kalimat apa yang di ucapkan Ibunda Terra, tetapi dengan batin ini, Aku memahami setiap kalimat yang Ibunda ingin sampaikan.
"... A ... u ... A ... A ... E ... U ... Ha ... I ... Mu .... "
(Aku akan selalu berada di hatimu)
"... Tidak ... Tidak!! Ibunda kan sudah berjanji!! Ibu akan selalu menjagaku!! Ibu dan paman Ordley akan selalu berbahagia bersama ku!!!"
Lalu sang wanita mengeluarkan air matanya, dengan sisa kekuatannya ia menggerakkan matanya ke arah sebelah kirinya, seperti ia menunjukkan sesuatu.
"Gasp!!!?!" lagi, Aku tersedak dengan nafas ku sendiri.
"... P ... Paman ... Ordley ....!!?!"
Tepat di hadapan ku, sebelum ibunda melirik ke arah sebelah kiri, Aku tidak akan menyadari bahwasanya ada tubuh seorang pria di sana, ya, jasad itu adalah milik paman Ordley.
Ha ... Hahaha ... apa ini ...? Hahaha, aku sebenarnya sedang bermimpi buruk kan? Ya kan?! Tuhan!! Aku sedang bermimpi buruk kan!?!
"... E ... Nga ... A ... iu ... a ...."
(Dengarkan ibunda)
Aku kembali menatap ibunda. Melihat ibunda masih bernafas saja adalah sebuah mukjizat. Aku tidak ingin menyia-nyiakan moment ini.
Tetapi sesaat kemudian aku seperti Berhalusinasi, Aku menatap ibunda bagaikan ia masih hidup sehat seperti sedia kala.
Aku dapat mendengar kalimat ibunda dengan jelas, mungkin karena panas yang sangat amat mendidih, otak ku mulai bertingkah tanpa perintah tuannya.
" Kami akan selalu bersamamu ~ " Setelah kalimat itu di ucapkan, tubuh sang ibunda mendingin, Dingin bagaikan es...
"... i-ibu ...Ibu ....?!"
Beberapa kali aku menggoncang tubuh ibunda yang telah terbujur kaku.
Terdengar suara desiran angin, tetapi Aku tidak mempedulikan kan hal tersebut, fokus ini hanya tertuju pada jasad ibunda. Kemudian muncul gelombang hitam berputar mengelilingi sekujur tubuh ku.
Kepala ku terasa kosong, Aku menatap ibunda dengan depresi, aku masih menggoncang tubuh ibunda beberapa kali, tetapi tubuh ibunda tetap tidak merespon.
Lagi, suara desiran angin itu terdengar semakin keras, kali ini oktaf nya bertambah tinggi. jika ada orang yang masih hidup di lokasi ini, maka ia akan merasa suara itu sangatlah menggangu.
"~WHIRLL-WHIRLL!! " Sebuah gelombang hitam, muncul di sekeliling ku, semakin lama gelombang yang berbentuk seperti pasir hitam itu berputar dan membesar sembari mengelilingi tubu ini.
Sekejap aku melepaskan tubuh ibunda tanpa aku menyadari akan hal tersebut, tubuh ini terasa ringan dan beberapa saat kemudian tubuh ku ini terangkat ke atas udara secara perlahan.
"...I.. bu...?"
"Snap!!" tiba-tiba, segalanya menjadi gelap gulita...
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
TheMe
argh, kenapa sih malah matinya diperkosa bangs*t. paling menjijikan dan membuat kepala mendidih kalo pembunuhan kayak gitu apalagi pada ibunda sendiri
2020-07-08
6
Honey
Tegang juga baca bagian ini. Yaampun.
2020-07-04
1
@Abiansyah449
Ketika uciha pengen bangkitin mata sharinggan disitulah kekuatan yg sebenarnya keluar
2020-06-28
2