Chapter 10 : Unik

    Terasa, pada saat itu『Mana』yang ada pada tubuh Arley, terserap dengan cara paksa—masuk kedalam『Appraisal Orb』yang berada tepat di kedua telapak tangannya kala itu.

    Ingin ia segera melepaskan kedua telapak tangannya itu dari bola kristal tersebut, namun entah mengapa tubuhnya tak dapat bergerak. Dan semakin lama Arley menyentuh bola kristal tersebut, maka tubuhnya terasa semakin lemas.

    Pada awalnya, hanya tampak secercah cahaya muncul keluar dari dalam bola kristal tersebut, tetapi—secara tiba-tiba terdengar suara berdenging dari dalam bola kristal itu, dan mulai ber-resonasi dengan oktaf yang cukup tinggi.

    Sontak cahaya itu membesar secara mendadak. Dalam hitungan detik cahaya itu memenuhi seisi ruangan Gereja.

    Cahaya itu terpecah ke seluruh penjuru ruangan, dan mengisi kegelapan yang terdapat di seluruh pelosok ruangan ini—dengan gemilangnya yang sangat amat menyilaukan.

    "Huaa!?" refleks Arley langsung berteriak dengan suara serak.

    Matanya terpejam dengan sendirinya. Ketika itu, seluruh pandangannya menjadi sangat silau.

    Dalam beberapa detik itu, Arley tidak dapat berfikir dengan jernih, seperti ada matahari tepat berada di ujung jari-jarinya.

    "Panas! tanganku terasa seperti terbakar," ucapnya dalam hati, namun Arley cukup takut untuk mengutarakan perasaannya saat itu.

    Sekilas Arley mendengar suara seseorang tengah berteriak.

    "... -Ta*** ... ta***n ...!" suara itu terdengar sangat samar

    "Ha ...?!" tanya Arley kepada sang pemilik suara.

    "-Tar*k ... Ta ~ ngan ...!" lagi, suara itu masih terdengar samar, namun sekarang sudah lebih jelas.

    "... A-apa ...?!" tanya Arley sekali lagi.

    Lalu suara itu berubah menjadi sangat jelas, seperti orang itu tengah tepat berada di hadapan Arley.

    "TARIK TANGANMU!" Teriak orang tersebut dengan lantang.

Bugh!

    Terdoronglah Arley dengan sangat kencang, sampai-sampai tubuh mungilnya itu terbanting ke sebelah kiri. Begitu juga dengan bola kristal yang ia pegang dengan kedua tangannya tadi.

    Bola tersebut langsung terjatuh dari tempat asalnya, dan ikut menggelinding ketempat dimana Arley terperosok jatuh.

    Namun bukan hanya Arley dan bola kristal itu saja yang terhempas jatuh, ternyata orang yang mendorong Arley tadi pun—juga ikut terbanting membentur lantai aula Gereja.

    Akhirnya mereka berdua terjatuh tepat di sebelah sang Uskup. Sedangkan『Appraisal Orb』yang Arley pegang tadi, malah berguling kembali ke depan podium Gereja.

    Ketika Arley sadar, ia sudah tergeletak di lantai, dan matanya masih belum bisa melihat kondisi sekitar. Saat ini yang Arley rasakan adalah : kedua bola matanya terasa seperti mata orang yang terkena "flash bomb."

    Demikian Arley mencoba mengusap kedua kelopak matanya itu demi memulihkan penglihatannya kembali.

    "M-maafkan aku," ucap Arley sambil mengusap kedua kelopak matanya—dengan menggunakan lengan tangan. Disamping itu, telapak tangan Arley terasa perih seperti terkena luka bakar.

    Terdengar hentakan sepatu yang menciptakan bahana di dalam ruangan aula Gereja. Arley mengenali hentakan sepatu tersebut. Ia menyadari jika seseorang tengah berdiri di hadapannya.

    Lalu Arley berusaha membuka kedua mata dengan sangat perlahan. Lembut tapi pasti, matanya terbuka secara halus. Terlihat bayangan seorang anak perempuan pergi menjauh darinya.

    "T-terima kasih," sekali lagi Arley menyampaikan rasa bersyukurnya terhadap sang wanita.

    "Tak perlu ...," jawab sang wanita dengan arogan. Ya, Arley sadar jika yang mendorongnya tadi adalah Misa.

    Demikian, Misa pun pergi keluar dari Gereja tanpa melirik kebelakang lagi. Entah kemana dia akan pergi, tetapi—tampaknya ia akan pergi pulang menuju rumahnya.

    Beberapa saat kemudian pengelihatan Arley telah pulih menjadi normal. Ia mencoba untuk melihat sekelilingnya. Namun seluruh orang malah memandang dirinya dengan wajah yang terkejut, dan beberapa dari mekera bergumam sendiri.

    "Cahaya apa itu tadi ...?!"

    "Cahayanya sampai keluar Gereja!"

    "Tidak aku melihat cahayanya dari luar, cahaya itu seperti naik menuju langit!"

    Riuh dan kacau. Tiba-tiba kondisi di dalam Gereja menjadi tak terkendali—akibat beberapa oknum memaksa masuk ke dalam aula gereja, demi melihat kejadian yang begitu aneh tadi.

    Namun pada saat keriuhan ini sedang terjadi. Terdengar hentakan sepatu yang menggema cukup kuat, kali ini suaranya begitu tebal dan dalam.

    Tepat dari sebelah kanan Arley—sang Uskup bergerak menuju lokasi dimana Arley tengah berbaring, kemudian ia menjulurkan lagi tangan kanannya kepada Arley, dan Arley langsung meraih tangan beliau dengan sepenuh hatinya.

    "Aw!" rintih Arley kesakitan.

    Secara cepat Arley ditarik berdiri oleh sang Uskup Agung, namun entah kenapa telapak tangan Arley masih terasa perih.

    Ketika ia melihatnya, ternyata benar. Saat ini telapak tangan Arley tengah memar seperti terkena luka bakar.

    Kondisi menjadi semakin riuh, para masyarakat memandang diri Arley dengan ekspresi ketakutan. Seperti mereka ingin berkata sesuatu tetapi tidak berani.

    Tentu saja Arley tidak dapat berbuat apa-apa, ia hanya tercengang melihat kondisi ini tercipta.

    Sejenak Arley melihat ke arah Ibunda Terra. Tampak dari lokasinya saat ini, Ibunda Terra tengah menutup mulutnya yang kala itu, juga tampak jika matanya tengah terbelalak lebar.

    Lantas ketika Arley melihat ke arah matanya, sang Ibunda baru tersadar, dan menghentikan sikapnya tersebut.

    "I-Ibu ...," ketika itu Arley sangat ingin menghampirinya, tetapi sang Uskup malah terlebih dahulu berjalan ke arah beliau, dan seketika itu juga niat Arley untuk menghampiri Ibundanya langsung pupus.

    Keadaan semakin kusut, masyarakat mulai kembali berfikir rasional, dan sifat keji mereka mulai muncul kembali.

    "Dia ini bukan anak biasa, dia akan tumbuh menjadi monster! kita harus membunuhnya!" seorang pria tampak sedang memprovokasi rekan-rekannya yang lain.

    "Jangan biarkan dia tumbuh dewasa! yang ada nanti dia merusak dan menghancurkan desa kita," tambah temannya yang terlihat begitu garang.

    "Dasar anak terkutuk!" ucap seorang Ibu-ibu yang tengah menenteng anak lelakinya.

Splash!~

    Kemudian anak lelaki tersebut melempar Arley dengan buah tomat yang masih segar, Arley menyadari jika wajahnya menjadi basah akibat cairan yang dihasilkan oleh buah tomat tersebut.

    "Aduh!" ucap Arley sambil memejamkan sebelah mata.

    Terpecah, lalu tercecer belepotan di lantai aula. Arley mencium aroma masam dari cairan yang mengenai wajahnya itu.

    Dengan cepat Arley mengelap wajahnya mengenakan telapak tangan, tampak kulitnya berubah warna menjadi merah akibat terkena cairan tersebut.

    Refleks ia memandang tajam ke arah anak yang melemparnya tomat tadi.

    "Hii ...! m-maaf!" kata sang anak yang melemparkan tomat kepada Arley tadi, sembari ia bersembunyi di balik tubuh ibunya.

    "Lihat, coba lihat! dia sudah mulai berani mengancam anak-anak kita!" ucap si Ibu—yang merupakan orang tua dari sang anak pelempar tomat tadi.

    Sontak Arley kembali tersadar dan teringat, bahwasanya apapun yang terjadi, ia tidak boleh melawan mereka. Ya, dirinya harus tetap bersabar.

    Beberapa bulan yang lalu, Arley pernah membaca pesan pada sebuah buku, dimana buku itu menjelaskan tentang identitas makhkuk yang bernama monster.

    Kalimatnya seperti ini :

    "Monster adalah suatu makhluk yang diciptakan oleh rasa takut pada hati manusia, sesungguhnya monster hanyalah nama penyebutan yang dibuat oleh manusia, dia bukanlah makhluk yang mengganggu makhluk lain tanpa sebab, tetapi hati manusia lah yang membuat makhluk itu menjadi ganas dan menyeramkan, semakin lama dia di usik maka semakin meluap amarahnya dan lama-kelamaan monster itu akan melahap segala yang mengusiknya, dan sesungguhnya yang menciptakan monster itu adalah hati busuk manusia."

    Saat ini, masyarakat yang ada di dalam Gereja hanya bisa meraung-raung seperti cacing kepanasan, selama Arley tidak bergerak—mereka tidak akan mencelakainya.

    Sejenak Arley melihat ke arah bola kristal yang tadi ia sentuh. Ada sebuah lambang dan beberapa kalimat tertulis di dalamnya.

    "Hm? kalimat apa itu? " gumam Arley dalam hati.

    Sembari pikirannya tengah berkecamuk, tampaknya ada pihak lain yang memiliki ketertarikan yang sama dengan diri Arley.

.

.

.

***

.

.

.

    Dari tempat para rombongan Pendeta berjajar. Tampak seorang Pendeta berjalan menuju『Appraisal Orb』yang tergeletak di depan mimbar Gereja.

    Demikian sang Pendeta langsung mengambil『Appraisal Orb』itu, dan ia melihat kedalamnya.

    Terlihat sang Pendeta tengah membaca bola kristal itu secara sekilas, kemudian ia mengangkat bola kristal itu ke atas langit.

    "Wahai saudara-saudara sekalian!" teriak sang Pendeta dengan suara lantang. Saat itu juga suasana di dalam Gereja kembali menjadi senyap.

    "Tidak ada yang mesti ditakuti wahai saudara-saudaraku sekalian! anak ini hanya menyentuh bola kristal yang sebelumnya telah terisi penuh dengan energi『Mana』—yang kebetulan, ketika anak ini memegang bola kristal ini,『Mana』yang terkumpul di dalamnya—tumpah karena kelebihan muatan," jelas sang Pendeta kepada masyarakat umum.

    "Tak mungkin seperti itu, batu ini hanya mengubah energi『Mana』orang yang menyentuhnya, menjadi alat pendeteksi seberapa besar『Mana』yang bisa di tampung seseorang dan menunjukkan skill terpendam yang dimiliki oleh sang pengguna." gumam sang Pendeta di dalam hatinya. "tapi anak ini luar biasa, bagaimana mungkin ada orang yang memiliki kapasitas『Mana』yang lebih besar dari Tuan 'Marlin?!' terlebih dia masih anak belia. " sang Pendeta melirik ke arah Arley.

    "Baiklah, aku akan mengumumkan skill apa yang anak ini dapatkan" terang sang Pendeta kepada masyarakat yang tengah memadangnya dengan serius.

Gulp!~

    Tampak seperti tertekan batin, sang Pendeta menelan ludahnya dalam-dalam. Kemudian beliau mencoba untuk melihat ke dalam bola kristal—yang tengah ia pegang dan tatap, dengan begitu saksama.

    "Skill mengerikan apa yang anak ini miliki, dan aku harus berbohong seperti apa untuk melindungi anak ini?" beliau bertanya didalam pikirannya sendiri.

    Kemudian sang Pendeta sangat terbelalak ketika melihat tulisan yang tersurat pada bola kristal tersebut. "H-ha!? i-ini mustahil!? s-skill ini?! " sontak sang Pendeta memandang Arley secara tajam, lalu ia kembali melihat masyarakat demi mengumumkan skill apa yang Arley telah raih.

    "-Ekhem! baiklah, akan saya umumkan apa yang tertulis di bola kristal ini" sang Pendeta menarik nafasnya dalam-dalam, lalu ia berteriak demi menyampaikan apa yang tertulis di dalam bola kristal tersebut.

    Tampaknya Arley juga penasaran dengan skill apa yang ia dapatkan. "Arley Gormik! umur empat tahun! Pekerjaan : Penjaga Gereja dan pustakawan『Sexton & Librarian』Skill yang didapat."

-Gulp!~

    Lagi, sang Pendeta secara terpaksa menelan ludahnya. "Merubah warna baju sesukanya!『Changing Clothes Color』. Efek sampingnya adalah : perasaan sang pengguna akan mengikuti warna baju apa yang ia kenakan! aku bersumpah atas nama Tuhan demikianlah yang tertulis pada bola kristal ini," teriak sang Pendeta sambil mengeluarkan keringat dingin.

    Seketika, suasana aula Gereja menjadi hening.

    "-Ha? " ucap Arley tanpa sadar.

    "H-Ha ...? " berbarengan, satu kata itu terucap dari lisan para masyarakat.

    "-HAaa!? " ucap sang Uskup Agung yang tampak tercengang ketika mendengar skill yang Arley dapatkan.

    Suasana menjadi hening, lalu beberapa saat kemudian terpecah menjadi tertawaan yang berisik.

    "GA Hahahaha!" hampir seluruh masyarakat menertawakan hal tersebut, "ya ampun, ternyata hanya skill bawang. Jangan bikin kami panik begini dong!" teriak sang provokator yang tadinya ingin menghabisi Arley.

    "Wahaha skill macam apa itu? bahkan untuk dipakai bekerja pun tidak bisa! sudah kuduga—tidak mungkin anak haram ini memiliki skill yang lebih hebat dari anak-anak kami," keluar kalimat cercaan dari mulut teman si provokator

    "-Ooo, bukannya kau tadi ketakutan?" tanya sang provokator dengan nada mengejek

    "Haha berisik !"

    Demikian keriuhan ini berakhir, kekhawatiran masyarakat pun mencair.

    Ketakutan mereka mulai menghilang, tetapi tidak demikian untuk sang Pastor, ada tanda tanya besar dari orang yang membacakan『Appraisal Orb』itu sendiri.

    "M-mustahil ... dengan『Mana』sebesar itu, mengapa anak ini malah mendapatkan skill seperti ini?" sang pastor kembali melirik Arley dengan tatapan heran, kemudian ia melihat ke arah sang Uskup Agung.

    Sang Uskup hanya terbelalak menyaksikan semua hal ini. Tampak seperti ia menyadari akan suatu hal.

    Masyarakat akhirnya bubar dan pulang ke rumah mereka masing-masing. Walaupun demikian—sembari mereka berjalan pulang, mereka juga masih mencemo'oh Arley dengan kata-kata tajam mereka yang tak pantas untuk didengar.

    Dalam waktu singkat, Gereja sudah dikosongkan, yang tersisa hanya Arley, Ibunda Terra dan para rombongan Pendeta dari kota.

.

.

.

***

.

.

.

    Skill mengubah warna baju. Ketika warna baju berubah, perasaan atau mood sang pengguna akan berubah seiring dengan bergantinya warna baju.

    Orang-orang pasti akan menyangka jika skill yang Arley dapatkan ini adalah skill yang tidak berguna, bahkan menyusahkan. Tetapi sesungguhnya—skill ini bukanlah skill recehan seperti yang mereka ucapkan.

    Orang bijak berkata, seorang pria akan bertingkah laku sesuai dengan pakaian yang ia kenakannya.

    "Warna baju—sesuai perasaan ...?" ucap Arley dengan pelan. Saat itu, ia teringat akan sesuatu hal. Ya—hal yang baru saja Arley pelajari ketika melakukan eksperimen tadi pagi.

    Tiba-tiba terasa seperti ada untaian benang yang saling tersambung di benaknya, Arley menyadari akan suatu hal, "-Tunggu dulu!? warna baju dan perasaan?!" gumamnya dalam hati, dengan ekspresi terkejut.

    Saat itu juga, Arley berhasil memecahkan rahasia unik—di balik skill bodoh yang baru saja ia dapatkan.

***

----------------------------------------------

Hai! sahabat pembaca dimanapun kalian berada!

Ingat! jangan lupa untuh support Author ya!

Caranya gampang banget kok, cukup tekan tombol like, komen, dan rate *5 pada bagian depan!

Bantuan kalian sangatlah berarti untuk Author, karena setiap support yang kalian berikan, sudah bisa menambah semangat Author untuk melanjutkan kisah ini!

Juga bagi kalian yang berkenan untuk menyumbangkan pointnya!

Author akan merasa sangat berterima kasih!

dan akan semakin bersemangat untuk menuliskan chapter-chapter selanjutnya!

Bahkan Author bisa saja loh memberi Crazy Up!

Baiklah!

Demikian salam penutup dari Author untuk kalian semua!

Jangan lupa untuk tetap berbahagia—dan selalu berpikiran positif!

Have a nice day, and Always be Happy!

See you on the next chapter!

Terpopuler

Comments

leona

leona

betul juga sih ini

2023-07-02

0

Derdrik Ambeua

Derdrik Ambeua

top gabungan. Semua

2020-07-23

2

San Jaya

San Jaya

Koreksi: Untuk sesaat, kedua mata Arley hanya melihat serba putih ... lama kelamaan pandangannya kembali normal meskipun agak kabur.

----

Skill yang didapat masih low level, menarik untuk diangkat lebih jauh.

----

2020-07-04

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Angan & Cita
2 Chapter 2 : Esensi Mana
3 Chapter 3 : Paman Ordley
4 Chapter 4 : Penjelasan
5 Chapter 5 : Mimpi dan kenyataan
6 Chapter 6 : Buah hasil pemikiran
7 Chapter 7 : Diluar Perkiraan
8 Chapter 8 : Skill Test.
9 Chapter 9 : Cahaya
10 Chapter 10 : Unik
11 Chapter 11 : Misa Albertus.
12 Chapter 12 : Training Makes Better
13 Chapter 13 : Hadiah ulang tahun
14 Chapter 14 : Cahaya dan Kegelapan.
15 Chapter 15 : Serigala Perak.
16 Chapter 16 : Bencana.
17 Chapter 17 : Unsur Kegelapan
18 Chapter 18 : Ketakutan.
19 Chapter 19 : SIGNS.
20 Chapter 20 : Mimpi yang entah kemana.
21 Chapter 21 : Awal mula Perjalanan
22 Chapter 22 : Pelarian
23 Chapter 23 : Pembebasan
24 Chapter 24 : Budak Cinta
25 Chapter 25 : Plan A for Arley
26 Chapter 26 : Perintah
27 Chapter 27 : Pisau yang tajam
28 Chapter 28 : Vento Forti!
29 Chapter 29 : Kisah Ibukota.
30 Chapter 30 : Yufi & Nina
31 Chapter 31 : Asrama Kampus.
32 Chapter 32 : Taman Bunga
33 Chapter 33 : Identitas
34 Chapter 34 : Kenyataan Pahit
35 Chapter 35 : Green Vanor
36 Chapter 36 : Rumah di Padang Rumput.
37 Chapter 37 : Sofie Redhood.
38 Chapter 38 : Menaiki Pohon
39 Chapter 39 : Kota Kuno.
40 Chapter 40 : Reruntuhan di Kota Langit.
41 Chapter 41 : Terjun Bebas
42 Chapter 42 : Penyergapan Yang Tak Terduga
43 Chapter 43 : Cobolt Wolf Sang Pemburu
44 Chapter 44 : Jalan Darat
45 Chapter 45 : Berkemah
46 Chapter 46 : Gua Cahaya
47 Chapter 47 : Rumah Coklat
48 Chapter 48 : Lilyana Orange
49 Chapter 49 : Secangkir Teh di Malam Hari
50 Chapter 50 : Setiap Pertemuan Pasti Akan Ada Perpisahan
51 Chapter 51 : New Page
52 Chapter 52 : Hilang Bagaikan Debu
53 Chapter 53 : Dibalik Tembok.
54 Chapter 54 : PROTOCOL & SIGNS
55 Chapter 55 : Penculikan
56 Chapter 56 : Karena Aku Suka
57 Chapter 57 : Gerobak dan Api
58 Chapter 58 : Vanilla.
59 Chapter 59 : Sihir Campuran.
60 Chapter 60 : Bertemu Dengan Misa
61 Chapter 61 : Penculikan Jilid 2
62 Chapter 62 : Gorong-gorong & Trimol
63 Chapter 63 : Pertarungan Sengit.
64 Chapter 64 : Finishing Blow
65 Chapter 65 : Reunion
66 Chapter 66 : Hall of Mana.
67 Chapter 67 : Perdebatan Steven dan Marlin.
68 Chapter 68 : Delapan Tahun Telah Berlalu~
69 Chapter 69 : El-Colloseum & 5 Kingdom.
70 Chapter 70 : Maximus
71 Chapter 71 : Memasuki Arena
72 Chapter 72 : Eadwig of Simbad the Lion Heart.
73 Chapter 73 : Perundingan di Tengah Pertempuran.
74 Chapter 74 : Topeng & Wajah.
75 Chapter 75 : Masalalu Maximus.
76 Chapter 76 : Bangkitnya Arley?
77 Chapter 77 : Inferno Devastation!
78 Chapter 78 : Rumah Sakit.
79 Chapter 79 : Azure Sky~
80 Chapter 80 : Seleksi Tahap 2 (Babak 1).
81 Chapter 81 : Amylia Tsovinar Poseidon.
82 Chapter 82 : Pertarungan Yang Tak Terselesaikan.
83 Chapter 83 : Rubius Zu~
84 Chapter 84 : Penangkal Petir!
85 Chapter 85 : Wanita Berjubah Hitam.
86 Chapter 86 : Ice Age!
87 Chapter 87 : Seleksi Tahap 2 (Babak2)
88 Chapter 88 : Waktu Istirahat~
89 Chapter 89 : Albion Bon Aparte.
90 Chapter 90 : Kebohongan Publik.
91 Chapter 91 : Eadwig v Bamsi!
92 Chapter 92 : Arley v Amylia.
93 Chapter 93 : Dibalik Embun
94 Chapter 94 : Kekalahan Yang Tak Dapat Dihindarkan
95 Chapter 95 : Pertikaian Rekan Satu Tim
96 Chapter 96 : Curang
97 Chapter 97 : Darah dan Amarah
98 Chapter 98 : Seleksi Tahap 2 (Babak 3)
99 Chapter 99 : Keberuntungan Arley
100 Chapter 100 : Diamnya Aurum
101 Chapter 101 : Kecupan Aurum Kepada Arley
102 Chapter 102 : Tertanam Dalam Bongkahan Es
103 Chapter 103 : Permohonan Khusus.
104 Chapter 104 : The 7 Books of God!
105 Chapter 105 : Kisah Masa Lampau (Bagian 1)
106 Chapter 106 : Kisah Masa Lampau (Bagian 2)
107 Chapter 107 : Kisah Masa Lampau (Bagian 3)
108 Chapter 108 : Penjelasan Secara Rinci.
109 Chapter 109 : Memenuhi Takdir Mereka.
110 Chapter 110 : Janji Seorang Pria
111 Chapter 111 : Another Skill Test.
112 Chapter 112 : Appraisal Orb Yang Menghitam.
113 Chapter 113 : Retakan
114 Chapter 114 : Pertarungan Antar Sahabat.
115 Chapter 115 : Twilight Eruption.
116 Chapter 116 :Sebabnya.
117 Chapter 117 : Asal Usul Misa (Bagian 1)
118 Chapter 118 : Asal Usul Misa (Bagian 2)
119 Chapter 119 : Asal Usul Misa (Bagian 3)
120 Chapter 120 : Incendium Mortem.
121 Chapter 121 : Amukan Misa.
122 Chapter 122 : Rencana Licik.
123 Chapter 123 : Unsur Safa
124 Chapter 124 : Gelora Cemas.
125 Chapter 125 : Permintaan Tolong
126 Chapter 126 : Kondisi Arley, Perry, dan Aurum.
127 Episode 127 : Hancur.
128 Chapter 128 : Perjuangan Tiga Serangkai.
129 Chapter 129 : Tanda Yang Sama.
130 Chapter 130 : Wafatnya Amylia?
131 Chapter 131 : Runtuhnya Benteng Kota!
132 Chapter 132 : Dialah Orangnya.
133 Chapter 133 : Kemungkinan Yang Bisa Terjadi
134 Chapter 134 : Regu Penyelamat!
135 Chapter 135 : Dua Belas Komandan Utama, Pasukan Raja Iblis!
136 Chapter 136 : Alasan Untuk Berkumpul.
137 Chapter 137 : Perasaan Kala Itu, Yang Kembali Pulang.
138 Chapter 138 : Battle of Strength!
139 Chapter 139 : Pecahnya Pertempuran!
140 Chapter 140 : Dua Makhluk Cantik.
141 Chapter 141 : Destiny of That Blood.
142 Chapter 142 : Amarah Sang Putri.
143 Chapter 143 : Yatef The Goblin Vs Team Green Gorgon!
144 Chapter 144 : Penantian Kata.
145 Chapter 145 : Helena sang Pixie.
146 Chapter 146 : Perjuangan Tim Blue Whale!
147 Chapter 147 : Tekad Perry.
148 Chapter 148 : Yari, King of The Dwarfen Vs Eadwig The Lion Hearts!
149 Chapter 149 : Mengamati Pertarungan.
150 Chapter 150 : Ground Zero Vs Seven Heavens!
151 Chapter 151 : Rambut Merah? Mata Hijau!? Pria Misterius!
152 Chapter 152 : Dua Iblis Vs Delapan Manusia!
153 Chapter 153 : Kisah Cinta Yang Aneh?
154 Chapter 154 : Akhir Dari Kisah Cinta Aneh ....
155 Chapter 155 : Di Balik Kabut Hitam!
156 Chapter 156 : Si Succubus vs Amylia, Aurum dan Helena!
157 Chapter 157 : Serangan Balik Amylia!
158 Chapter 158 : Lubrica Demon Form.
159 Chapter 159 : Kekalahan Amylia!?
160 Chapter 160 : Tumbangnya Aurum!?
161 Chapter 161 : Tibanya Sang Penolong.
162 Chapter 162 : Gemilap Cahaya!
163 Chapter 163 : Cavum Nigrum!
164 Chapter 164 : Mayat Hidup.
165 Chapter 165 : Kemenangan & Air Mata.
166 Chapter 166 : Naga Hitam Vs Dua Idiot.
167 Chapter 167 : Eadwig, Melawan Rasa Takut?
168 Chapter 168 : Patahnya harapan.
169 Chapter 169 : Cahaya Kuning & Kehancuran Eadwig.
170 Chapter 170 : Aksi Brutal Rubius!
171 Chapter 171 : Total Destruction, Ten Times!
172 Chapter 172 : Ungu Sebelum Hitam ....
173 Chapter 173 : Korfe, Half-Dragon Mode!
174 Chapter 174 : Lagi, Kemunculan Sang Pria Misterius!
175 Chapter 175 : Introgasi Arley!
176 Chapter 176 : Rusaknya Tongkat Pusaka!
177 Chapter 177 : Tangisan Sang Kakek.
178 Chapter 178 : Memori Masa Lalu.
179 Chapter 179 : Tangisan Yang Tak Perlu
180 Chapter 180 : Sihir Terakhir Marlin, dan Steven.
181 Chapter 181 : Sisi Gelap Ilmu Sihir.
182 Chapter 182 : Kesehatan Yang Memburuk.
183 Chapter 183 : Satu Komando!
184 Chapter 184 : Gorong-Gorong Kenangan.
185 Chapter 185 : Batu Berbentuk Telur.
186 Chapter 186 : Gerbang Ketujuh!
187 Chapter 187 : Menara Diana
188 Chapter 188 : Pohon Kehidupan!
189 Chapter 189 : The Last Spell.
190 Chapter 190 : Jiwa Yang Lepas.
191 Chapter 191 : Menyusun Kembali Suatu Negara.
192 Chapter 192 : Percakapan Wanita~
193 Chapter 193 : Si Bijaksana! Lenka Gormik.
194 Chapter 194 : Komedi Keluarga.
195 Chapter 195 : Malam Yang Dingin.
196 Chapter 196 : King Boar!
197 Chapter 197 : Emaly Sakit?!
198 Chapter 198 : Masuk Secara Paksa (Part 1).
199 Chapter 199 : Masuk Secara Paksa (Part 2).
200 Chapter 200 : Litta, Atelier, & Permen!
201 Chapter 201 : Toko Jahit & Koper Penantian.
202 Chapter 202 : Masa Lalu Kota Dorstom.
203 Chapter 203 : Hannya Varra.
204 Chapter 204 : Terbakarnya Perpustakaan.
205 Chapter 205 : Arley Si Polos.
206 Chapter 206 : Comedy Keluarga, (Bagian 2)
207 Chapter 207 : Varra & Keluarga Tomtom.
208 Chapter 208 : Rapat Tingkat Tinggi!
209 Chapter 209 : Pemberontakan Yufi & Nina!
210 Chapter 210 : Tiga Minggu Yang Lalu.
211 Chapter 211 : Kemantapan Hati.
212 Chapter 212 : Cita-Cita & Mimpi, Seorang Varra.
213 Chapter 213 : Kasmaran.
214 Chapter 214 : Secercah Ingatan.
215 Chapter 215 : Toko, Otot Kembar!
216 Chapter 216 : Sobat.
217 Chapter 217 : Enmity & Black Sword.
218 Chapter 218 : Pertarungan Dadakan.
219 Chapter 219 : Penuh Pertanyaan, & Canda.
220 Chapter 220 : Pertarungan Aura Intimidasi!
221 Chapter 221 : The 6 Trinity of God Treasur.
222 Chapter 222 : Legenda & Penyesalan (Part 1.)
223 Chapter 223 : Legenda & Penyesalan (Part 2).
224 Chapter 224 : Legenda & Penyesalan (Part 3).
225 Chapter 225 : Legenda & Penyesalan (Part 4).
226 Chapter 226 : Legenda & Penyesalan (End).
227 Chapter 227 : Hadiah Dari Kale.
228 Chapter 228 : Guild & Kota.
229 Chapter 229 : Kartu Guild.
230 Chapter 230 : Emblem of Pride.
231 Chapter 231 : Diamond Bear!
232 Chapter 232 : Teman Baru.
233 Chapter 233 : Pulang Ke Kota.
234 Chapter 234 : Ayo Berangkat!
235 Chapter 235 : Salah Paham.
236 Chapter 236 : Desa 『Uaccam』.
237 Pengumuman ~ Pemberlakuan Jadwal Upload Baru!
238 Chapter 237 : Planning & Scheming
239 Chapter 238 : Terbelit & Bimbang.
240 Chapter 239 : Terpecahkannya Misteri Atelier.
241 Chapter 240 : Dilema Cinta, Seorang Alchemist.
242 Chapter 241 : Litta & Takdirnya!
243 Chapter 242 : Misteri Hutan Terkutuk.
244 Chapter 243 : Racikan Yang Sempurna.
245 Chapter 244 : Pengejaran Kereta Kuda!
246 Chapter 245 : Alan Lapis, The Thief (Part 1)
247 COMMEMORATIVE EVENT! 500K POPULARITY! COLLABORATION WITH: SIGAMORA
248 Chapter 246 : Alan Lapis, The Thief (Part 2)
249 Chapter 247 : Di Balik Sebuah Permohonan.
250 Chapter 248 : Asal Usul Cipi.
251 Chapter 249 : Awal Timbulnya Perasaan Kesal.
252 Chapter 250 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 1)
253 Chapter 251 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 2)
254 Chapter 252 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 3)
255 Chapter 253 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 4)
256 Chapter 254 : Sumpah Cipi Pada Masa Depan!
257 Chapter 255 : Matahari Terbit, Resolusi Paman Radits.
258 Chapter 256 : Perubahan Rencana.
259 Chapter 257 : Perasaan Hati Melliana.
260 Chapter 258 : Girls talk! Varra & Melliana.
261 Chapter 259 : Rencana, Telah Dilaksanakan!
262 Chapter 260 : First Encounter, With Verko.
263 Chapter 261 : Di Balik Rasa Curiga, Kedatangan Sang Walikota.
264 Chapter 262 : Kisah, Dari Korban Yang Lain.
265 Chapter 263 : Membaranya, Api Dendam!
266 Chapter 264 : Reach The Top!
267 Chapter 265 : Hancurnya Kota [Rapysta] (Part 1).
268 Chapter 266 : Hancurnya Kota [Rapysta] (Part 2).
269 Chapter 267 : Hancurnya Kota [Rapysta] (Part 3).
270 Chapter 268 : Planing & Arley's cunning smile
271 Chapter 269 : Rencana Tiga Fase!
272 Chapter 270 : Dark Side Of Arley ....
273 Chapter 271 : Akhir Dari Peperangan.
274 Chapter 272 : Sebelum Perpisahan.
275 Chapter 273 : Kembalinya Melliana.
276 Chapter 274 : Perdebatan Tanpa Akhir.
277 Chapter 275 : Ditutupi, Untuk Kebaikan.
278 Chapter 276 : Back To Our Home.
279 Chapter 277 : Tertawa, Untuk Kebersamaan.
280 Chapter 278 : Cita-Cita Yang Mampu Diraih!
281 Pengumuman, event commemorative! And little bit of note.
282 Chapter 279 : Malam Kebahagiaan & Mister. [End]
Episodes

Updated 282 Episodes

1
Chapter 1 : Angan & Cita
2
Chapter 2 : Esensi Mana
3
Chapter 3 : Paman Ordley
4
Chapter 4 : Penjelasan
5
Chapter 5 : Mimpi dan kenyataan
6
Chapter 6 : Buah hasil pemikiran
7
Chapter 7 : Diluar Perkiraan
8
Chapter 8 : Skill Test.
9
Chapter 9 : Cahaya
10
Chapter 10 : Unik
11
Chapter 11 : Misa Albertus.
12
Chapter 12 : Training Makes Better
13
Chapter 13 : Hadiah ulang tahun
14
Chapter 14 : Cahaya dan Kegelapan.
15
Chapter 15 : Serigala Perak.
16
Chapter 16 : Bencana.
17
Chapter 17 : Unsur Kegelapan
18
Chapter 18 : Ketakutan.
19
Chapter 19 : SIGNS.
20
Chapter 20 : Mimpi yang entah kemana.
21
Chapter 21 : Awal mula Perjalanan
22
Chapter 22 : Pelarian
23
Chapter 23 : Pembebasan
24
Chapter 24 : Budak Cinta
25
Chapter 25 : Plan A for Arley
26
Chapter 26 : Perintah
27
Chapter 27 : Pisau yang tajam
28
Chapter 28 : Vento Forti!
29
Chapter 29 : Kisah Ibukota.
30
Chapter 30 : Yufi & Nina
31
Chapter 31 : Asrama Kampus.
32
Chapter 32 : Taman Bunga
33
Chapter 33 : Identitas
34
Chapter 34 : Kenyataan Pahit
35
Chapter 35 : Green Vanor
36
Chapter 36 : Rumah di Padang Rumput.
37
Chapter 37 : Sofie Redhood.
38
Chapter 38 : Menaiki Pohon
39
Chapter 39 : Kota Kuno.
40
Chapter 40 : Reruntuhan di Kota Langit.
41
Chapter 41 : Terjun Bebas
42
Chapter 42 : Penyergapan Yang Tak Terduga
43
Chapter 43 : Cobolt Wolf Sang Pemburu
44
Chapter 44 : Jalan Darat
45
Chapter 45 : Berkemah
46
Chapter 46 : Gua Cahaya
47
Chapter 47 : Rumah Coklat
48
Chapter 48 : Lilyana Orange
49
Chapter 49 : Secangkir Teh di Malam Hari
50
Chapter 50 : Setiap Pertemuan Pasti Akan Ada Perpisahan
51
Chapter 51 : New Page
52
Chapter 52 : Hilang Bagaikan Debu
53
Chapter 53 : Dibalik Tembok.
54
Chapter 54 : PROTOCOL & SIGNS
55
Chapter 55 : Penculikan
56
Chapter 56 : Karena Aku Suka
57
Chapter 57 : Gerobak dan Api
58
Chapter 58 : Vanilla.
59
Chapter 59 : Sihir Campuran.
60
Chapter 60 : Bertemu Dengan Misa
61
Chapter 61 : Penculikan Jilid 2
62
Chapter 62 : Gorong-gorong & Trimol
63
Chapter 63 : Pertarungan Sengit.
64
Chapter 64 : Finishing Blow
65
Chapter 65 : Reunion
66
Chapter 66 : Hall of Mana.
67
Chapter 67 : Perdebatan Steven dan Marlin.
68
Chapter 68 : Delapan Tahun Telah Berlalu~
69
Chapter 69 : El-Colloseum & 5 Kingdom.
70
Chapter 70 : Maximus
71
Chapter 71 : Memasuki Arena
72
Chapter 72 : Eadwig of Simbad the Lion Heart.
73
Chapter 73 : Perundingan di Tengah Pertempuran.
74
Chapter 74 : Topeng & Wajah.
75
Chapter 75 : Masalalu Maximus.
76
Chapter 76 : Bangkitnya Arley?
77
Chapter 77 : Inferno Devastation!
78
Chapter 78 : Rumah Sakit.
79
Chapter 79 : Azure Sky~
80
Chapter 80 : Seleksi Tahap 2 (Babak 1).
81
Chapter 81 : Amylia Tsovinar Poseidon.
82
Chapter 82 : Pertarungan Yang Tak Terselesaikan.
83
Chapter 83 : Rubius Zu~
84
Chapter 84 : Penangkal Petir!
85
Chapter 85 : Wanita Berjubah Hitam.
86
Chapter 86 : Ice Age!
87
Chapter 87 : Seleksi Tahap 2 (Babak2)
88
Chapter 88 : Waktu Istirahat~
89
Chapter 89 : Albion Bon Aparte.
90
Chapter 90 : Kebohongan Publik.
91
Chapter 91 : Eadwig v Bamsi!
92
Chapter 92 : Arley v Amylia.
93
Chapter 93 : Dibalik Embun
94
Chapter 94 : Kekalahan Yang Tak Dapat Dihindarkan
95
Chapter 95 : Pertikaian Rekan Satu Tim
96
Chapter 96 : Curang
97
Chapter 97 : Darah dan Amarah
98
Chapter 98 : Seleksi Tahap 2 (Babak 3)
99
Chapter 99 : Keberuntungan Arley
100
Chapter 100 : Diamnya Aurum
101
Chapter 101 : Kecupan Aurum Kepada Arley
102
Chapter 102 : Tertanam Dalam Bongkahan Es
103
Chapter 103 : Permohonan Khusus.
104
Chapter 104 : The 7 Books of God!
105
Chapter 105 : Kisah Masa Lampau (Bagian 1)
106
Chapter 106 : Kisah Masa Lampau (Bagian 2)
107
Chapter 107 : Kisah Masa Lampau (Bagian 3)
108
Chapter 108 : Penjelasan Secara Rinci.
109
Chapter 109 : Memenuhi Takdir Mereka.
110
Chapter 110 : Janji Seorang Pria
111
Chapter 111 : Another Skill Test.
112
Chapter 112 : Appraisal Orb Yang Menghitam.
113
Chapter 113 : Retakan
114
Chapter 114 : Pertarungan Antar Sahabat.
115
Chapter 115 : Twilight Eruption.
116
Chapter 116 :Sebabnya.
117
Chapter 117 : Asal Usul Misa (Bagian 1)
118
Chapter 118 : Asal Usul Misa (Bagian 2)
119
Chapter 119 : Asal Usul Misa (Bagian 3)
120
Chapter 120 : Incendium Mortem.
121
Chapter 121 : Amukan Misa.
122
Chapter 122 : Rencana Licik.
123
Chapter 123 : Unsur Safa
124
Chapter 124 : Gelora Cemas.
125
Chapter 125 : Permintaan Tolong
126
Chapter 126 : Kondisi Arley, Perry, dan Aurum.
127
Episode 127 : Hancur.
128
Chapter 128 : Perjuangan Tiga Serangkai.
129
Chapter 129 : Tanda Yang Sama.
130
Chapter 130 : Wafatnya Amylia?
131
Chapter 131 : Runtuhnya Benteng Kota!
132
Chapter 132 : Dialah Orangnya.
133
Chapter 133 : Kemungkinan Yang Bisa Terjadi
134
Chapter 134 : Regu Penyelamat!
135
Chapter 135 : Dua Belas Komandan Utama, Pasukan Raja Iblis!
136
Chapter 136 : Alasan Untuk Berkumpul.
137
Chapter 137 : Perasaan Kala Itu, Yang Kembali Pulang.
138
Chapter 138 : Battle of Strength!
139
Chapter 139 : Pecahnya Pertempuran!
140
Chapter 140 : Dua Makhluk Cantik.
141
Chapter 141 : Destiny of That Blood.
142
Chapter 142 : Amarah Sang Putri.
143
Chapter 143 : Yatef The Goblin Vs Team Green Gorgon!
144
Chapter 144 : Penantian Kata.
145
Chapter 145 : Helena sang Pixie.
146
Chapter 146 : Perjuangan Tim Blue Whale!
147
Chapter 147 : Tekad Perry.
148
Chapter 148 : Yari, King of The Dwarfen Vs Eadwig The Lion Hearts!
149
Chapter 149 : Mengamati Pertarungan.
150
Chapter 150 : Ground Zero Vs Seven Heavens!
151
Chapter 151 : Rambut Merah? Mata Hijau!? Pria Misterius!
152
Chapter 152 : Dua Iblis Vs Delapan Manusia!
153
Chapter 153 : Kisah Cinta Yang Aneh?
154
Chapter 154 : Akhir Dari Kisah Cinta Aneh ....
155
Chapter 155 : Di Balik Kabut Hitam!
156
Chapter 156 : Si Succubus vs Amylia, Aurum dan Helena!
157
Chapter 157 : Serangan Balik Amylia!
158
Chapter 158 : Lubrica Demon Form.
159
Chapter 159 : Kekalahan Amylia!?
160
Chapter 160 : Tumbangnya Aurum!?
161
Chapter 161 : Tibanya Sang Penolong.
162
Chapter 162 : Gemilap Cahaya!
163
Chapter 163 : Cavum Nigrum!
164
Chapter 164 : Mayat Hidup.
165
Chapter 165 : Kemenangan & Air Mata.
166
Chapter 166 : Naga Hitam Vs Dua Idiot.
167
Chapter 167 : Eadwig, Melawan Rasa Takut?
168
Chapter 168 : Patahnya harapan.
169
Chapter 169 : Cahaya Kuning & Kehancuran Eadwig.
170
Chapter 170 : Aksi Brutal Rubius!
171
Chapter 171 : Total Destruction, Ten Times!
172
Chapter 172 : Ungu Sebelum Hitam ....
173
Chapter 173 : Korfe, Half-Dragon Mode!
174
Chapter 174 : Lagi, Kemunculan Sang Pria Misterius!
175
Chapter 175 : Introgasi Arley!
176
Chapter 176 : Rusaknya Tongkat Pusaka!
177
Chapter 177 : Tangisan Sang Kakek.
178
Chapter 178 : Memori Masa Lalu.
179
Chapter 179 : Tangisan Yang Tak Perlu
180
Chapter 180 : Sihir Terakhir Marlin, dan Steven.
181
Chapter 181 : Sisi Gelap Ilmu Sihir.
182
Chapter 182 : Kesehatan Yang Memburuk.
183
Chapter 183 : Satu Komando!
184
Chapter 184 : Gorong-Gorong Kenangan.
185
Chapter 185 : Batu Berbentuk Telur.
186
Chapter 186 : Gerbang Ketujuh!
187
Chapter 187 : Menara Diana
188
Chapter 188 : Pohon Kehidupan!
189
Chapter 189 : The Last Spell.
190
Chapter 190 : Jiwa Yang Lepas.
191
Chapter 191 : Menyusun Kembali Suatu Negara.
192
Chapter 192 : Percakapan Wanita~
193
Chapter 193 : Si Bijaksana! Lenka Gormik.
194
Chapter 194 : Komedi Keluarga.
195
Chapter 195 : Malam Yang Dingin.
196
Chapter 196 : King Boar!
197
Chapter 197 : Emaly Sakit?!
198
Chapter 198 : Masuk Secara Paksa (Part 1).
199
Chapter 199 : Masuk Secara Paksa (Part 2).
200
Chapter 200 : Litta, Atelier, & Permen!
201
Chapter 201 : Toko Jahit & Koper Penantian.
202
Chapter 202 : Masa Lalu Kota Dorstom.
203
Chapter 203 : Hannya Varra.
204
Chapter 204 : Terbakarnya Perpustakaan.
205
Chapter 205 : Arley Si Polos.
206
Chapter 206 : Comedy Keluarga, (Bagian 2)
207
Chapter 207 : Varra & Keluarga Tomtom.
208
Chapter 208 : Rapat Tingkat Tinggi!
209
Chapter 209 : Pemberontakan Yufi & Nina!
210
Chapter 210 : Tiga Minggu Yang Lalu.
211
Chapter 211 : Kemantapan Hati.
212
Chapter 212 : Cita-Cita & Mimpi, Seorang Varra.
213
Chapter 213 : Kasmaran.
214
Chapter 214 : Secercah Ingatan.
215
Chapter 215 : Toko, Otot Kembar!
216
Chapter 216 : Sobat.
217
Chapter 217 : Enmity & Black Sword.
218
Chapter 218 : Pertarungan Dadakan.
219
Chapter 219 : Penuh Pertanyaan, & Canda.
220
Chapter 220 : Pertarungan Aura Intimidasi!
221
Chapter 221 : The 6 Trinity of God Treasur.
222
Chapter 222 : Legenda & Penyesalan (Part 1.)
223
Chapter 223 : Legenda & Penyesalan (Part 2).
224
Chapter 224 : Legenda & Penyesalan (Part 3).
225
Chapter 225 : Legenda & Penyesalan (Part 4).
226
Chapter 226 : Legenda & Penyesalan (End).
227
Chapter 227 : Hadiah Dari Kale.
228
Chapter 228 : Guild & Kota.
229
Chapter 229 : Kartu Guild.
230
Chapter 230 : Emblem of Pride.
231
Chapter 231 : Diamond Bear!
232
Chapter 232 : Teman Baru.
233
Chapter 233 : Pulang Ke Kota.
234
Chapter 234 : Ayo Berangkat!
235
Chapter 235 : Salah Paham.
236
Chapter 236 : Desa 『Uaccam』.
237
Pengumuman ~ Pemberlakuan Jadwal Upload Baru!
238
Chapter 237 : Planning & Scheming
239
Chapter 238 : Terbelit & Bimbang.
240
Chapter 239 : Terpecahkannya Misteri Atelier.
241
Chapter 240 : Dilema Cinta, Seorang Alchemist.
242
Chapter 241 : Litta & Takdirnya!
243
Chapter 242 : Misteri Hutan Terkutuk.
244
Chapter 243 : Racikan Yang Sempurna.
245
Chapter 244 : Pengejaran Kereta Kuda!
246
Chapter 245 : Alan Lapis, The Thief (Part 1)
247
COMMEMORATIVE EVENT! 500K POPULARITY! COLLABORATION WITH: SIGAMORA
248
Chapter 246 : Alan Lapis, The Thief (Part 2)
249
Chapter 247 : Di Balik Sebuah Permohonan.
250
Chapter 248 : Asal Usul Cipi.
251
Chapter 249 : Awal Timbulnya Perasaan Kesal.
252
Chapter 250 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 1)
253
Chapter 251 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 2)
254
Chapter 252 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 3)
255
Chapter 253 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 4)
256
Chapter 254 : Sumpah Cipi Pada Masa Depan!
257
Chapter 255 : Matahari Terbit, Resolusi Paman Radits.
258
Chapter 256 : Perubahan Rencana.
259
Chapter 257 : Perasaan Hati Melliana.
260
Chapter 258 : Girls talk! Varra & Melliana.
261
Chapter 259 : Rencana, Telah Dilaksanakan!
262
Chapter 260 : First Encounter, With Verko.
263
Chapter 261 : Di Balik Rasa Curiga, Kedatangan Sang Walikota.
264
Chapter 262 : Kisah, Dari Korban Yang Lain.
265
Chapter 263 : Membaranya, Api Dendam!
266
Chapter 264 : Reach The Top!
267
Chapter 265 : Hancurnya Kota [Rapysta] (Part 1).
268
Chapter 266 : Hancurnya Kota [Rapysta] (Part 2).
269
Chapter 267 : Hancurnya Kota [Rapysta] (Part 3).
270
Chapter 268 : Planing & Arley's cunning smile
271
Chapter 269 : Rencana Tiga Fase!
272
Chapter 270 : Dark Side Of Arley ....
273
Chapter 271 : Akhir Dari Peperangan.
274
Chapter 272 : Sebelum Perpisahan.
275
Chapter 273 : Kembalinya Melliana.
276
Chapter 274 : Perdebatan Tanpa Akhir.
277
Chapter 275 : Ditutupi, Untuk Kebaikan.
278
Chapter 276 : Back To Our Home.
279
Chapter 277 : Tertawa, Untuk Kebersamaan.
280
Chapter 278 : Cita-Cita Yang Mampu Diraih!
281
Pengumuman, event commemorative! And little bit of note.
282
Chapter 279 : Malam Kebahagiaan & Mister. [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!