Chapter 2 : Esensi Mana

    Argog. Begitulah cara mereka memanggil namanya

    Seorang anak kecil, yang memiliki rambut berwarna merah darah, bermata hijau, dan berkulit sangat putih pucat, tampak seperti orang yang tengah sakit keras.

    Sesungguhnya, nama panggilannya itu, adalah sebuah cercaan baginya, karena ia memiliki perawakan yang cukup berbeda, dengan manusia pada umumnya.

    Ya, memiliki warna rambut yang sangat mencolok saja, sudah bisa membuat seseorang untuk dijauhi secara rasis. Apalagi, ia memiliki warna kulit yang begitu pucat, juga warna matanya yang hijau, ini adalah suatu fenomena yang amat langka, bagi khalayak masyarakat desa.

    Mereka menyebut anak tersebut sebagai orang yang aneh, cacat, bahkan beberapa dari mereka, sempat menghinanya sebagai keturunan terkutuk.

    Tetapi, hanya satu orang yang tidak memanggil anak tersebut demikian ....

    "Arley~!"

    Dari lantai bawah, terdengar seorang wanita memanggil nama sang anak, dengan nada yang begitu lembut.

    Arley Gormik. Nama yang diberikan kepada sang pria, setelah dirinya tersadar, jika ia telah dilahirkan kembali pada dunia yang berbeda.

    Mereka menyebut nama planet ini dengan sebutan『Soros』.

    Dunia yang sangat unik, di mana, seluruh kehidupannya penuh dengan sihir dan impian.

    『Soros』 adalah planet yang memiliki kehidupan layaknya『Bumi』. Arley telah sadar dan meyakini, jika tempat ia tinggal saat ini, adalah dimensi yang berbeda dari tempat ia berada sebelumnya.

    Sebab utama ia berpikir demikian, karena di jagad tempat ia dahulu tinggal, tidak ada satu pun orang yang yang bisa menggunakan『Mana』.

    Saat ini, Arley tinggal di sebuah Gereja kuno, yang masyarakat desanya sudah malas untuk memanjatkan doa, pada Gereja tersebut.

    "Arley!" Panggilan itu bergema untuk yang kedua kalinya.

    "Iya, Ibunda Terra, sebentar lagi aku turun!"

    Saat itu, tertutuplah sebuah buku, yang isinya telah habis dibaca semua oleh sang anak berambut merah, yang kali ini menyandang panggilan, Arley tersebut.

    Tanpa pikir panjang, Arley langsung bergegas menemui panggilan sang biarawati, yang telah ia anggap, sebagai ibundanya sendiri.

    "Haduh!—ya Tuhan, kamu lama sekali kalo Ibunda panggil!" Terdengar suara amarah ibunda, yang saat itu, siap untuk meledak.

    "M-Maaf Ibunda, tadi aku baru selesai membaca buku." Sambil tersenyum, Arley berusaha mengalihkan perhatian Ibundanya. Sebenarnya, ini adalah trik agar Arley tidak dimarahi oleh Biarawati itu.

    "Haah, ya sudahlah. Ini, Ibunda punya titipan, tolong kamu antarkan obat sakit kepala ini kepada Paman Ordley, yang rumahnya di pinggir hutan."

    "Siapp laksanakan!"

    Lalu, Arley bergegas mengantarkan paket tersebut.

    Keluarlah Arley dari dalam Gereja tuanya. Saat pertama kali ia keluar dari pintu tua Gereja tersebut, ia langsung bisa melihat, pucuk dari sebuah gunung yang menjulang tinggi, dan tampak sangat agung bagi mereka yang memandangnya.

    Gunung itu terlihat sangat dekat, padahal, jaraknya sangatlah jauh dari posisi desa saat ini. butuh waktu satu bulan, agar bisa sampai ke gunung tersebut, degan menggunakan kereta kuda.

    Pucuknya yang tertutupi oleh awan, dan putih salju yang terpapar pada dataran gunung, membuah orang-orang memanggil gunung itu dengan sebutan, ‘Great Mountain’.

    Setiap kali Arley melihat gunung itu, ia langsung mengembangkan senyumnya, entah mengapa, sebuah perasaan bahagia langsung merebak di dalam hatinya, ketika ia memandangi gunung raksasa tersebut.

    Setelah puas memandangi gunung putih itu, Arley pun mulai melangkahkan kakinya, untuk bergegas, mengantarkan paket obat, pada orang yang memesannya.

    Namun, saat ia hendak keluar dari dalam gerbang gereja, tiba-tiba ada beberapa anak kecil, yang mendekati Arley, sambil membawa ranting kayu.

    “Hey lihat! Itu Argog!” ucap salah seorang dari mereka, sambil menunjuk Arley, menggunakan ranting kayunya.

    Mereka berjumlah enam orang, dan semuanya, memiliki rentang umur yang hampir sama, yaitu, sekitar lima sampai delapan tahun.

    Mendekatlah mereka berenam ke arah Arley. Saat itu, Arley tidak bisa melanjutkan perjalannya, ia hanya terpojok di gerbang pintu gerejanya.

    “A-apa yang kalian inginkan …?” Wajah Arley yang pucat, bertambah semakin pucat, saat mereka mendesak Arley, dan ingin berbuat sesuatu padanya.

    Ketika itu, salah seorang dari mereka datang dan mendekat, bahkan sampai menarik kerah kaos baju Arley, dan membuatnya kusut tak beraturan. Arley pun diancam oleh si anak.

    “Hey, mengapa kamu masih berada di desa kami? Kemarin, kan, sudah kami bilang. Jangan pernah hidup di desa kami lagi!” ancam sang anak, sambil menarik Arley, mendekat ke wajahnya.

    Arley pun memalingkan pandangannya, ia tidak ingin memperpanjang masalah ini. “Hal itu terlalu berlebihan … aku mau tinggal di mana, jika tidak di desa ini ….”

    “Itu terserah sama kamu! Kami tidak peduli!” Lantas, sang anak langsung mendorong Arley, dan membuat dirinya menabrak gerbang kayu, yang berada di belakangnya. “Tinggal saja di dalam hutan! Kalau kau bisa mati, itu lebih baik!” ucapnya dengan kasar. “Hahaha! Ayo kawan-kawan, kita tinggalkan saja dia.” Kemudian, sang anak pergi meninggalkan Arley sendiri.

    Ketika itu, Arley hanya tertunduk diam pada posisinya. Ia memandang tajam ke arah pundak sang anak. Tangannya pun digeram, ingin sekali ia menghajar wajah anak itu, tetapi, ia tak ingin emosinya menguasai dirinya.

    Tapi, permasalahan belum selesai sampai di situ. Tiba-tiba, datang seorang remaja, dan ia kemudian langsung membentak Arley, dengan suara lantangnya.

    “Hei! Kenapa kau melihat adikku dengan pandangan itu!” Teriak seorang wanita, dengan tatapan kejamnya.

    Arley langsung tersentak, ia langsung berdiri dari duduknya. “M-maafkan aku! Aku tidak bermaksud buruk!” ucap Arley dengan penuh kerendahan.

    Sontak, wanita itu langsung mengambil sebuah ranting, dan ia menghajar Arley, tepat menuju kepalanya. Untungnya, Arley bertindak cepat, dan ia menahan serangan sang wanita remaja, dengan menggunakan punggung tangan kanannya.

    Sabetan kuat pun tertangkis, akan tetapi, luka yang cukup ringan tercipta akibat perilaku tak terpuji si wanita remaja.

    Arley sempat merintih, menahan sakit. Akan tetapi, ia tak memperpanjang tangisannya, karena ia tak ingin merepotkan ibundanya yang sedang bekerja di dalam gereja. Saat ini, ibunda Terra sedang meracik obat lainnya, untuk penduduk desa.

    Sang anak berambut merah itu pun langsung menutupi lukanya dengan tangan kiri.

    “Ingat, ya! Kalau kamu sampai menatap adikku dengan tatapan seperti itu lagi! Akan aku laporkan kamu ke kepala desa!” Setelah ia puas melukai Arley, remaja berumur lima belas tahun itu pun langsung pergi meninggalkan Arley, kemudian ia kembali berjalan, bersama kedua temannya sambil tertawa cekikikan.

    Lagi-lagi, sang anak hanya bisa menatap wanita itu dengan pandangan lesu. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa, karena dirinya hanya bisa menerima perlakuan ini, sebab sebuah janji yang tengah mengikatnya.

    Lantas, Arley pun pergi dari tempat itu sambil memegang kantung bajunya, ia mencoba mengecek, apakah obat yang ingin ia antarkan, masih berada di kantungnya atau tidak.

    “Syukurlah, obatnya tidak kenapa-kenapa.” Mengingat kondisi hari semakin padam, sang anak berambut merah itu, memilih untuk segera berangkat, menuju rumah, paman Ordley, untuk mengantarkan pesanannya.

    Ia pun hanya bisa menghela napas panjang, untuk mengendurkan hatinya, yang terasa lebih perih, di bandingkan punggung tangan kanannya.

***

    Perjalanan sudah berlangsung cukup lama, mungkin sekitar setengah jam, dari saat Arley keluar dari depan pintu Gereja.

    Saat di pertengahan jalan, Arley sempat menghentikan langkahnya. Tepat di sebuah lahan sawah, yang tergambar begitu luas.

    Kondisi saat ini sangatlah sepi, karena jam sudah memasuki waktu di mana para petani harus kembali ke rumah mereka masing-masing.

    Dengan kata lain, persawahan ini kosong, tak ada satu manusia pun yang menjaganya.

    "Baiklah, jaraknya sudah lumayan jauh."

    Arley kemudian menarik sebuah tongkat kayu, dari sela-sela celananya yang tampak begitu longgar.

    Lantas, saat tongkat itu telah dirinya keluarkan, langsunglah sang anak memejamkan matanya, dan ia berusaha mengkonsentrasikan energi『Mana』,pada ujung tongkat sihirnya tersebut.

    Terbayang, lantunan angin bergerak berputar di dalam pikirannya yang jernih. Lalu, Arley mengimajinasikan, bahwa angin itu, akan berputar kencang dan membawanya terbang.

    "Gale ventum!"

    Terucap kalimat mantra, sembari Arley mengayunkan tongkat sihir ke udara.

    Sedikit demi sedikit pusaran angin tercipta di hadapannya.

    Beberapa saat kemudian, pusaran angin yang Arley ciptakan, berputar semakin kencang mengikuti porosnya, lalu terkonsentrasi pada satu titik.

    Tampak kokoh, demikian Arley berhasil menciptakan pusaran angin yang padu, dan dapat disentuh.

    Tanpa ragu, ia langsung melompat ke atas angin yang dirinya ciptakan tadi. Dengan kedua kakinya yang kecil, Arley dapat menginjak angin tersebut, seperti benda yang padat.

    Melalui instruksinya, kemudian Arley memerintahkan angin itu untuk menerbangkan dirinya ke langit yang luas.

    "Ahahaha! Aku berhasil! WOoohoOo!"

    Saat itu, Arley yang baru saja menginjak umur empat tahun. Dengan sangat gembiranya ia terbang ke langit lepas, menggunakan sihir yang ia rapalkan. Ya, keadaan ini merupakan hal yang baru untuk Arley sendiri.

    "Huwa ...! Ini ternyata yang dimaksud, berkomunikasi dengan alam."

    Terpukau dengan keindahan langit di sore hari. Sejenak, Arley melihat dan menikmati indahnya batas cakrawala bumi『Soros』dengan mata berkaca-kaca.

    Beberapa saat kemudian, terpintas, secercah memori yang sangat penting pada benaknya. Teringatlah ia, mengenai hal yang seharusnya Arley kerjakan terlebih dahulu. "Ahh! Ya, ampun! Aku lupa mengantarkan pesanan, Ibunda Terra!"

    Kembali teringat tugas penting itu. Dengan sangat cepat, Arley terbang menuju rumah Paman Ordley, tanpa menunda-nundanya lagi.

.

.

.

***

.

.

.

    Saat itu. Pria bernama ‘Ordley Verna’, sedang berusaha menghidupkan perapian di dalam rumahnya.

    Kayu-kayu sudah dimasukkan ke dalam perapian, lalu dia menepuk-nepuk kedua tangannya yang kotor, akibat debu kayu yang menempel pada kulitnya.

    paman Ordley lalu mengambil jarak selangkah ke belakang, kemudian dia mengucapkan sesuatu dari mulutnya, sambil mengacungkan jari telunjuknya pada sebuah objek.

    "Burn."

    Rapal sang paman, sembari dia mengembuskan napas panjangnya, menuju objek tersebut.

    Keluarlah api dari mulut sang paman. Hal tersebut menyebabkan kayu-kayu kering yang telah tersusun di dalam perapian, terbakar dengan sempurna, dan jadilah penghangat ruangan yang tampak begitu pesam.

    Namun, Tiba-tiba terdengar suara angin yang amat gusar, menghantam atap rumah paman Ordley.

    Angin itu, terdengar sangat keras, ketika menghantam atap rumah sang paman. "W-whoa ... apa itu!?" Embusan angin kencang tersebut, membuat paman Ordley menjadi cemas dengan kondisi rumahnya.

    Ia pun bergegas keluar rumah, untuk melihat situasi yang tengah berlangsung.

.

.

.

***

.

.

.

    Ketika itu, sang paman sangat dikejutan, oleh kedatangan Arley yang begitu mendadak.

    Suasana di sore hari ini, membuat beliau susah untuk melihat sekitarnya, karena sakit kepala yang tengah dideritanya belakangan ini.

    "Paman Ordley, selamat sore!" panggil Arley, sambil berlari ke arahnya.

    "Huh ...? Ahh, Argog rupanya. Kamu menakutiku saja." Paman Ordley kemudian menurunkan rasa khawatirnya, dan menyambut Arley dengan hangat.

    Kemudian, sang paman pun langsung menoleh ke arah atap rumahnya, untuk memastikan, apakah ada hal yang rusak, pada atap rumahnya tersebut. "Hmm, belakangan ini angin sangat kencang, ya," ucap paman Ordley, dengan rasa cemas.

    Arley yang takut, bila ada warga desa yang sadar, jika dirinya bisa menyihir … ketika itu, ia langsung berusaha merahasiakan semua hal.

    Tampak jika Arley sedang dalam kondisi panik. Tetapi, karena pengelihatan paman Ordley yang kurang baik, hal itu pun tertutupi dengan sendirinya.

    Sebisa mungkin, ia berusaha mengalihkan subjek pembicaraan mereka. "I-Ini Paman! Obat sakit kepala yang Paman pesan telah jadi."

    "Sudah jadi, ya? Terimakasih banyak atas bantuannya ...."

    Arley kemudian memberikan obat tersebut langsung ke Paman Ordley.

    Setelah mengambilnya dari tangan Arley, paman Ordley kemudian menyematkan obat yang berada di dalam kertas itu, masuk ke dalam saku bajunya.

    "Ngomong-ngomong … kamu jalan sendirian?"

    "Iya Paman, kebetulan Ibunda Terra menyuruhku langsung menghantarkan obat ini kepada Paman."

    Tak punya kepentingan lain, Arley berniat untuk langsung pulang ke rumahnya. "Kalau begitu, aku pamit duluan Paman—"

    "Tunggu Argog!” Namun, tiba-tiba sang paman menghentikan dirinya. “Ehm … aku sedang memasak sup kambing. Kondisi sudah mulai malam, sebaiknya kau menginap saja dulu di rumahku."

    Langkah kaki Arley langsung terhenti, kemudian, ia melihat gumpalan asap yang mengepul keluar, dari cerobong asap rumah milik Paman Ordley.

    Sebenarnya, jika ia terbang langsung menuju Gereja, maka Arley akan tiba dalam waktu yang singkat.

    Tetapi, bilamana ada orang yang tahu jika terdapat seorang anak berusia empat tahun bisa terbang, pasti akan langsung membuat heboh satu kampung.

    Lantas, sang paman pun mendorong Arley untuk terakhir kalinya, agar ia, mau tinggal di rumah sang paman dengan suka rela.

    "Tak usah risau, aku akan mengirimkan pesan kepada Ibunda Terra, supaya ia tidak cemas. Dia yang mengirimkanmu ke sini, kan? Pasti dia sudah menduga hal ini akan terjadi."

    "K-Kalau demikian, maka aku terima tawaran Paman."

    Paman Ordley pun tersenyum lebar setelah ia berhasil merayu Arley. Wajahnya perlahan menghangat di suhu yang cukup dingin ini.

    "Nah! Kalau begitu, yuk, segera masuk ke dalam! Jangan sungkan, nanti kau harus makan yang banyak, agar tubuhmu tumbuh dengan sehat, juga biar kulitmu tidak pucat seperti ini lagi, gahaha!"

    Ketiak itu, Arley hanya mampu tertawa dengan cuitan yang dipaksakan. "Ahahahaha ...." Akan tetapi, pada akhirnya Arley membuka diri, untuk menikmati makan malam mereka bersama. Sebab utamanya, karena Arley sudah lama sekali tak memakan daging kambing.

    Dalam senja yang melandai perlahan itu, mereka berdua tampak tertawa hangat, sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

Terpopuler

Comments

Rifa Pratama

Rifa Pratama

apakah nama argog ini ketika dewasa diganti menjadi anjay?

2020-11-24

1

Silulululu [gaje]

Silulululu [gaje]

Ternyata dia itu penyihir, lalu bagaimana dengan ibundanya? ibundanya bisa meracik obat ya? terus kayaknya pamannya juga ada sesuatu deh. Satu kelompok yang aneh

2020-11-22

0

Hana-shi

Hana-shi

Apa cuma gua, ato karakter si Arley ini emang ke-downgrade dari sebelum dia reinkarnasi.

2020-07-27

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Angan & Cita
2 Chapter 2 : Esensi Mana
3 Chapter 3 : Paman Ordley
4 Chapter 4 : Penjelasan
5 Chapter 5 : Mimpi dan kenyataan
6 Chapter 6 : Buah hasil pemikiran
7 Chapter 7 : Diluar Perkiraan
8 Chapter 8 : Skill Test.
9 Chapter 9 : Cahaya
10 Chapter 10 : Unik
11 Chapter 11 : Misa Albertus.
12 Chapter 12 : Training Makes Better
13 Chapter 13 : Hadiah ulang tahun
14 Chapter 14 : Cahaya dan Kegelapan.
15 Chapter 15 : Serigala Perak.
16 Chapter 16 : Bencana.
17 Chapter 17 : Unsur Kegelapan
18 Chapter 18 : Ketakutan.
19 Chapter 19 : SIGNS.
20 Chapter 20 : Mimpi yang entah kemana.
21 Chapter 21 : Awal mula Perjalanan
22 Chapter 22 : Pelarian
23 Chapter 23 : Pembebasan
24 Chapter 24 : Budak Cinta
25 Chapter 25 : Plan A for Arley
26 Chapter 26 : Perintah
27 Chapter 27 : Pisau yang tajam
28 Chapter 28 : Vento Forti!
29 Chapter 29 : Kisah Ibukota.
30 Chapter 30 : Yufi & Nina
31 Chapter 31 : Asrama Kampus.
32 Chapter 32 : Taman Bunga
33 Chapter 33 : Identitas
34 Chapter 34 : Kenyataan Pahit
35 Chapter 35 : Green Vanor
36 Chapter 36 : Rumah di Padang Rumput.
37 Chapter 37 : Sofie Redhood.
38 Chapter 38 : Menaiki Pohon
39 Chapter 39 : Kota Kuno.
40 Chapter 40 : Reruntuhan di Kota Langit.
41 Chapter 41 : Terjun Bebas
42 Chapter 42 : Penyergapan Yang Tak Terduga
43 Chapter 43 : Cobolt Wolf Sang Pemburu
44 Chapter 44 : Jalan Darat
45 Chapter 45 : Berkemah
46 Chapter 46 : Gua Cahaya
47 Chapter 47 : Rumah Coklat
48 Chapter 48 : Lilyana Orange
49 Chapter 49 : Secangkir Teh di Malam Hari
50 Chapter 50 : Setiap Pertemuan Pasti Akan Ada Perpisahan
51 Chapter 51 : New Page
52 Chapter 52 : Hilang Bagaikan Debu
53 Chapter 53 : Dibalik Tembok.
54 Chapter 54 : PROTOCOL & SIGNS
55 Chapter 55 : Penculikan
56 Chapter 56 : Karena Aku Suka
57 Chapter 57 : Gerobak dan Api
58 Chapter 58 : Vanilla.
59 Chapter 59 : Sihir Campuran.
60 Chapter 60 : Bertemu Dengan Misa
61 Chapter 61 : Penculikan Jilid 2
62 Chapter 62 : Gorong-gorong & Trimol
63 Chapter 63 : Pertarungan Sengit.
64 Chapter 64 : Finishing Blow
65 Chapter 65 : Reunion
66 Chapter 66 : Hall of Mana.
67 Chapter 67 : Perdebatan Steven dan Marlin.
68 Chapter 68 : Delapan Tahun Telah Berlalu~
69 Chapter 69 : El-Colloseum & 5 Kingdom.
70 Chapter 70 : Maximus
71 Chapter 71 : Memasuki Arena
72 Chapter 72 : Eadwig of Simbad the Lion Heart.
73 Chapter 73 : Perundingan di Tengah Pertempuran.
74 Chapter 74 : Topeng & Wajah.
75 Chapter 75 : Masalalu Maximus.
76 Chapter 76 : Bangkitnya Arley?
77 Chapter 77 : Inferno Devastation!
78 Chapter 78 : Rumah Sakit.
79 Chapter 79 : Azure Sky~
80 Chapter 80 : Seleksi Tahap 2 (Babak 1).
81 Chapter 81 : Amylia Tsovinar Poseidon.
82 Chapter 82 : Pertarungan Yang Tak Terselesaikan.
83 Chapter 83 : Rubius Zu~
84 Chapter 84 : Penangkal Petir!
85 Chapter 85 : Wanita Berjubah Hitam.
86 Chapter 86 : Ice Age!
87 Chapter 87 : Seleksi Tahap 2 (Babak2)
88 Chapter 88 : Waktu Istirahat~
89 Chapter 89 : Albion Bon Aparte.
90 Chapter 90 : Kebohongan Publik.
91 Chapter 91 : Eadwig v Bamsi!
92 Chapter 92 : Arley v Amylia.
93 Chapter 93 : Dibalik Embun
94 Chapter 94 : Kekalahan Yang Tak Dapat Dihindarkan
95 Chapter 95 : Pertikaian Rekan Satu Tim
96 Chapter 96 : Curang
97 Chapter 97 : Darah dan Amarah
98 Chapter 98 : Seleksi Tahap 2 (Babak 3)
99 Chapter 99 : Keberuntungan Arley
100 Chapter 100 : Diamnya Aurum
101 Chapter 101 : Kecupan Aurum Kepada Arley
102 Chapter 102 : Tertanam Dalam Bongkahan Es
103 Chapter 103 : Permohonan Khusus.
104 Chapter 104 : The 7 Books of God!
105 Chapter 105 : Kisah Masa Lampau (Bagian 1)
106 Chapter 106 : Kisah Masa Lampau (Bagian 2)
107 Chapter 107 : Kisah Masa Lampau (Bagian 3)
108 Chapter 108 : Penjelasan Secara Rinci.
109 Chapter 109 : Memenuhi Takdir Mereka.
110 Chapter 110 : Janji Seorang Pria
111 Chapter 111 : Another Skill Test.
112 Chapter 112 : Appraisal Orb Yang Menghitam.
113 Chapter 113 : Retakan
114 Chapter 114 : Pertarungan Antar Sahabat.
115 Chapter 115 : Twilight Eruption.
116 Chapter 116 :Sebabnya.
117 Chapter 117 : Asal Usul Misa (Bagian 1)
118 Chapter 118 : Asal Usul Misa (Bagian 2)
119 Chapter 119 : Asal Usul Misa (Bagian 3)
120 Chapter 120 : Incendium Mortem.
121 Chapter 121 : Amukan Misa.
122 Chapter 122 : Rencana Licik.
123 Chapter 123 : Unsur Safa
124 Chapter 124 : Gelora Cemas.
125 Chapter 125 : Permintaan Tolong
126 Chapter 126 : Kondisi Arley, Perry, dan Aurum.
127 Episode 127 : Hancur.
128 Chapter 128 : Perjuangan Tiga Serangkai.
129 Chapter 129 : Tanda Yang Sama.
130 Chapter 130 : Wafatnya Amylia?
131 Chapter 131 : Runtuhnya Benteng Kota!
132 Chapter 132 : Dialah Orangnya.
133 Chapter 133 : Kemungkinan Yang Bisa Terjadi
134 Chapter 134 : Regu Penyelamat!
135 Chapter 135 : Dua Belas Komandan Utama, Pasukan Raja Iblis!
136 Chapter 136 : Alasan Untuk Berkumpul.
137 Chapter 137 : Perasaan Kala Itu, Yang Kembali Pulang.
138 Chapter 138 : Battle of Strength!
139 Chapter 139 : Pecahnya Pertempuran!
140 Chapter 140 : Dua Makhluk Cantik.
141 Chapter 141 : Destiny of That Blood.
142 Chapter 142 : Amarah Sang Putri.
143 Chapter 143 : Yatef The Goblin Vs Team Green Gorgon!
144 Chapter 144 : Penantian Kata.
145 Chapter 145 : Helena sang Pixie.
146 Chapter 146 : Perjuangan Tim Blue Whale!
147 Chapter 147 : Tekad Perry.
148 Chapter 148 : Yari, King of The Dwarfen Vs Eadwig The Lion Hearts!
149 Chapter 149 : Mengamati Pertarungan.
150 Chapter 150 : Ground Zero Vs Seven Heavens!
151 Chapter 151 : Rambut Merah? Mata Hijau!? Pria Misterius!
152 Chapter 152 : Dua Iblis Vs Delapan Manusia!
153 Chapter 153 : Kisah Cinta Yang Aneh?
154 Chapter 154 : Akhir Dari Kisah Cinta Aneh ....
155 Chapter 155 : Di Balik Kabut Hitam!
156 Chapter 156 : Si Succubus vs Amylia, Aurum dan Helena!
157 Chapter 157 : Serangan Balik Amylia!
158 Chapter 158 : Lubrica Demon Form.
159 Chapter 159 : Kekalahan Amylia!?
160 Chapter 160 : Tumbangnya Aurum!?
161 Chapter 161 : Tibanya Sang Penolong.
162 Chapter 162 : Gemilap Cahaya!
163 Chapter 163 : Cavum Nigrum!
164 Chapter 164 : Mayat Hidup.
165 Chapter 165 : Kemenangan & Air Mata.
166 Chapter 166 : Naga Hitam Vs Dua Idiot.
167 Chapter 167 : Eadwig, Melawan Rasa Takut?
168 Chapter 168 : Patahnya harapan.
169 Chapter 169 : Cahaya Kuning & Kehancuran Eadwig.
170 Chapter 170 : Aksi Brutal Rubius!
171 Chapter 171 : Total Destruction, Ten Times!
172 Chapter 172 : Ungu Sebelum Hitam ....
173 Chapter 173 : Korfe, Half-Dragon Mode!
174 Chapter 174 : Lagi, Kemunculan Sang Pria Misterius!
175 Chapter 175 : Introgasi Arley!
176 Chapter 176 : Rusaknya Tongkat Pusaka!
177 Chapter 177 : Tangisan Sang Kakek.
178 Chapter 178 : Memori Masa Lalu.
179 Chapter 179 : Tangisan Yang Tak Perlu
180 Chapter 180 : Sihir Terakhir Marlin, dan Steven.
181 Chapter 181 : Sisi Gelap Ilmu Sihir.
182 Chapter 182 : Kesehatan Yang Memburuk.
183 Chapter 183 : Satu Komando!
184 Chapter 184 : Gorong-Gorong Kenangan.
185 Chapter 185 : Batu Berbentuk Telur.
186 Chapter 186 : Gerbang Ketujuh!
187 Chapter 187 : Menara Diana
188 Chapter 188 : Pohon Kehidupan!
189 Chapter 189 : The Last Spell.
190 Chapter 190 : Jiwa Yang Lepas.
191 Chapter 191 : Menyusun Kembali Suatu Negara.
192 Chapter 192 : Percakapan Wanita~
193 Chapter 193 : Si Bijaksana! Lenka Gormik.
194 Chapter 194 : Komedi Keluarga.
195 Chapter 195 : Malam Yang Dingin.
196 Chapter 196 : King Boar!
197 Chapter 197 : Emaly Sakit?!
198 Chapter 198 : Masuk Secara Paksa (Part 1).
199 Chapter 199 : Masuk Secara Paksa (Part 2).
200 Chapter 200 : Litta, Atelier, & Permen!
201 Chapter 201 : Toko Jahit & Koper Penantian.
202 Chapter 202 : Masa Lalu Kota Dorstom.
203 Chapter 203 : Hannya Varra.
204 Chapter 204 : Terbakarnya Perpustakaan.
205 Chapter 205 : Arley Si Polos.
206 Chapter 206 : Comedy Keluarga, (Bagian 2)
207 Chapter 207 : Varra & Keluarga Tomtom.
208 Chapter 208 : Rapat Tingkat Tinggi!
209 Chapter 209 : Pemberontakan Yufi & Nina!
210 Chapter 210 : Tiga Minggu Yang Lalu.
211 Chapter 211 : Kemantapan Hati.
212 Chapter 212 : Cita-Cita & Mimpi, Seorang Varra.
213 Chapter 213 : Kasmaran.
214 Chapter 214 : Secercah Ingatan.
215 Chapter 215 : Toko, Otot Kembar!
216 Chapter 216 : Sobat.
217 Chapter 217 : Enmity & Black Sword.
218 Chapter 218 : Pertarungan Dadakan.
219 Chapter 219 : Penuh Pertanyaan, & Canda.
220 Chapter 220 : Pertarungan Aura Intimidasi!
221 Chapter 221 : The 6 Trinity of God Treasur.
222 Chapter 222 : Legenda & Penyesalan (Part 1.)
223 Chapter 223 : Legenda & Penyesalan (Part 2).
224 Chapter 224 : Legenda & Penyesalan (Part 3).
225 Chapter 225 : Legenda & Penyesalan (Part 4).
226 Chapter 226 : Legenda & Penyesalan (End).
227 Chapter 227 : Hadiah Dari Kale.
228 Chapter 228 : Guild & Kota.
229 Chapter 229 : Kartu Guild.
230 Chapter 230 : Emblem of Pride.
231 Chapter 231 : Diamond Bear!
232 Chapter 232 : Teman Baru.
233 Chapter 233 : Pulang Ke Kota.
234 Chapter 234 : Ayo Berangkat!
235 Chapter 235 : Salah Paham.
236 Chapter 236 : Desa 『Uaccam』.
237 Pengumuman ~ Pemberlakuan Jadwal Upload Baru!
238 Chapter 237 : Planning & Scheming
239 Chapter 238 : Terbelit & Bimbang.
240 Chapter 239 : Terpecahkannya Misteri Atelier.
241 Chapter 240 : Dilema Cinta, Seorang Alchemist.
242 Chapter 241 : Litta & Takdirnya!
243 Chapter 242 : Misteri Hutan Terkutuk.
244 Chapter 243 : Racikan Yang Sempurna.
245 Chapter 244 : Pengejaran Kereta Kuda!
246 Chapter 245 : Alan Lapis, The Thief (Part 1)
247 COMMEMORATIVE EVENT! 500K POPULARITY! COLLABORATION WITH: SIGAMORA
248 Chapter 246 : Alan Lapis, The Thief (Part 2)
249 Chapter 247 : Di Balik Sebuah Permohonan.
250 Chapter 248 : Asal Usul Cipi.
251 Chapter 249 : Awal Timbulnya Perasaan Kesal.
252 Chapter 250 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 1)
253 Chapter 251 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 2)
254 Chapter 252 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 3)
255 Chapter 253 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 4)
256 Chapter 254 : Sumpah Cipi Pada Masa Depan!
257 Chapter 255 : Matahari Terbit, Resolusi Paman Radits.
258 Chapter 256 : Perubahan Rencana.
259 Chapter 257 : Perasaan Hati Melliana.
260 Chapter 258 : Girls talk! Varra & Melliana.
261 Chapter 259 : Rencana, Telah Dilaksanakan!
262 Chapter 260 : First Encounter, With Verko.
263 Chapter 261 : Di Balik Rasa Curiga, Kedatangan Sang Walikota.
264 Chapter 262 : Kisah, Dari Korban Yang Lain.
265 Chapter 263 : Membaranya, Api Dendam!
266 Chapter 264 : Reach The Top!
267 Chapter 265 : Hancurnya Kota [Rapysta] (Part 1).
268 Chapter 266 : Hancurnya Kota [Rapysta] (Part 2).
269 Chapter 267 : Hancurnya Kota [Rapysta] (Part 3).
270 Chapter 268 : Planing & Arley's cunning smile
271 Chapter 269 : Rencana Tiga Fase!
272 Chapter 270 : Dark Side Of Arley ....
273 Chapter 271 : Akhir Dari Peperangan.
274 Chapter 272 : Sebelum Perpisahan.
275 Chapter 273 : Kembalinya Melliana.
276 Chapter 274 : Perdebatan Tanpa Akhir.
277 Chapter 275 : Ditutupi, Untuk Kebaikan.
278 Chapter 276 : Back To Our Home.
279 Chapter 277 : Tertawa, Untuk Kebersamaan.
280 Chapter 278 : Cita-Cita Yang Mampu Diraih!
281 Pengumuman, event commemorative! And little bit of note.
282 Chapter 279 : Malam Kebahagiaan & Mister. [End]
Episodes

Updated 282 Episodes

1
Chapter 1 : Angan & Cita
2
Chapter 2 : Esensi Mana
3
Chapter 3 : Paman Ordley
4
Chapter 4 : Penjelasan
5
Chapter 5 : Mimpi dan kenyataan
6
Chapter 6 : Buah hasil pemikiran
7
Chapter 7 : Diluar Perkiraan
8
Chapter 8 : Skill Test.
9
Chapter 9 : Cahaya
10
Chapter 10 : Unik
11
Chapter 11 : Misa Albertus.
12
Chapter 12 : Training Makes Better
13
Chapter 13 : Hadiah ulang tahun
14
Chapter 14 : Cahaya dan Kegelapan.
15
Chapter 15 : Serigala Perak.
16
Chapter 16 : Bencana.
17
Chapter 17 : Unsur Kegelapan
18
Chapter 18 : Ketakutan.
19
Chapter 19 : SIGNS.
20
Chapter 20 : Mimpi yang entah kemana.
21
Chapter 21 : Awal mula Perjalanan
22
Chapter 22 : Pelarian
23
Chapter 23 : Pembebasan
24
Chapter 24 : Budak Cinta
25
Chapter 25 : Plan A for Arley
26
Chapter 26 : Perintah
27
Chapter 27 : Pisau yang tajam
28
Chapter 28 : Vento Forti!
29
Chapter 29 : Kisah Ibukota.
30
Chapter 30 : Yufi & Nina
31
Chapter 31 : Asrama Kampus.
32
Chapter 32 : Taman Bunga
33
Chapter 33 : Identitas
34
Chapter 34 : Kenyataan Pahit
35
Chapter 35 : Green Vanor
36
Chapter 36 : Rumah di Padang Rumput.
37
Chapter 37 : Sofie Redhood.
38
Chapter 38 : Menaiki Pohon
39
Chapter 39 : Kota Kuno.
40
Chapter 40 : Reruntuhan di Kota Langit.
41
Chapter 41 : Terjun Bebas
42
Chapter 42 : Penyergapan Yang Tak Terduga
43
Chapter 43 : Cobolt Wolf Sang Pemburu
44
Chapter 44 : Jalan Darat
45
Chapter 45 : Berkemah
46
Chapter 46 : Gua Cahaya
47
Chapter 47 : Rumah Coklat
48
Chapter 48 : Lilyana Orange
49
Chapter 49 : Secangkir Teh di Malam Hari
50
Chapter 50 : Setiap Pertemuan Pasti Akan Ada Perpisahan
51
Chapter 51 : New Page
52
Chapter 52 : Hilang Bagaikan Debu
53
Chapter 53 : Dibalik Tembok.
54
Chapter 54 : PROTOCOL & SIGNS
55
Chapter 55 : Penculikan
56
Chapter 56 : Karena Aku Suka
57
Chapter 57 : Gerobak dan Api
58
Chapter 58 : Vanilla.
59
Chapter 59 : Sihir Campuran.
60
Chapter 60 : Bertemu Dengan Misa
61
Chapter 61 : Penculikan Jilid 2
62
Chapter 62 : Gorong-gorong & Trimol
63
Chapter 63 : Pertarungan Sengit.
64
Chapter 64 : Finishing Blow
65
Chapter 65 : Reunion
66
Chapter 66 : Hall of Mana.
67
Chapter 67 : Perdebatan Steven dan Marlin.
68
Chapter 68 : Delapan Tahun Telah Berlalu~
69
Chapter 69 : El-Colloseum & 5 Kingdom.
70
Chapter 70 : Maximus
71
Chapter 71 : Memasuki Arena
72
Chapter 72 : Eadwig of Simbad the Lion Heart.
73
Chapter 73 : Perundingan di Tengah Pertempuran.
74
Chapter 74 : Topeng & Wajah.
75
Chapter 75 : Masalalu Maximus.
76
Chapter 76 : Bangkitnya Arley?
77
Chapter 77 : Inferno Devastation!
78
Chapter 78 : Rumah Sakit.
79
Chapter 79 : Azure Sky~
80
Chapter 80 : Seleksi Tahap 2 (Babak 1).
81
Chapter 81 : Amylia Tsovinar Poseidon.
82
Chapter 82 : Pertarungan Yang Tak Terselesaikan.
83
Chapter 83 : Rubius Zu~
84
Chapter 84 : Penangkal Petir!
85
Chapter 85 : Wanita Berjubah Hitam.
86
Chapter 86 : Ice Age!
87
Chapter 87 : Seleksi Tahap 2 (Babak2)
88
Chapter 88 : Waktu Istirahat~
89
Chapter 89 : Albion Bon Aparte.
90
Chapter 90 : Kebohongan Publik.
91
Chapter 91 : Eadwig v Bamsi!
92
Chapter 92 : Arley v Amylia.
93
Chapter 93 : Dibalik Embun
94
Chapter 94 : Kekalahan Yang Tak Dapat Dihindarkan
95
Chapter 95 : Pertikaian Rekan Satu Tim
96
Chapter 96 : Curang
97
Chapter 97 : Darah dan Amarah
98
Chapter 98 : Seleksi Tahap 2 (Babak 3)
99
Chapter 99 : Keberuntungan Arley
100
Chapter 100 : Diamnya Aurum
101
Chapter 101 : Kecupan Aurum Kepada Arley
102
Chapter 102 : Tertanam Dalam Bongkahan Es
103
Chapter 103 : Permohonan Khusus.
104
Chapter 104 : The 7 Books of God!
105
Chapter 105 : Kisah Masa Lampau (Bagian 1)
106
Chapter 106 : Kisah Masa Lampau (Bagian 2)
107
Chapter 107 : Kisah Masa Lampau (Bagian 3)
108
Chapter 108 : Penjelasan Secara Rinci.
109
Chapter 109 : Memenuhi Takdir Mereka.
110
Chapter 110 : Janji Seorang Pria
111
Chapter 111 : Another Skill Test.
112
Chapter 112 : Appraisal Orb Yang Menghitam.
113
Chapter 113 : Retakan
114
Chapter 114 : Pertarungan Antar Sahabat.
115
Chapter 115 : Twilight Eruption.
116
Chapter 116 :Sebabnya.
117
Chapter 117 : Asal Usul Misa (Bagian 1)
118
Chapter 118 : Asal Usul Misa (Bagian 2)
119
Chapter 119 : Asal Usul Misa (Bagian 3)
120
Chapter 120 : Incendium Mortem.
121
Chapter 121 : Amukan Misa.
122
Chapter 122 : Rencana Licik.
123
Chapter 123 : Unsur Safa
124
Chapter 124 : Gelora Cemas.
125
Chapter 125 : Permintaan Tolong
126
Chapter 126 : Kondisi Arley, Perry, dan Aurum.
127
Episode 127 : Hancur.
128
Chapter 128 : Perjuangan Tiga Serangkai.
129
Chapter 129 : Tanda Yang Sama.
130
Chapter 130 : Wafatnya Amylia?
131
Chapter 131 : Runtuhnya Benteng Kota!
132
Chapter 132 : Dialah Orangnya.
133
Chapter 133 : Kemungkinan Yang Bisa Terjadi
134
Chapter 134 : Regu Penyelamat!
135
Chapter 135 : Dua Belas Komandan Utama, Pasukan Raja Iblis!
136
Chapter 136 : Alasan Untuk Berkumpul.
137
Chapter 137 : Perasaan Kala Itu, Yang Kembali Pulang.
138
Chapter 138 : Battle of Strength!
139
Chapter 139 : Pecahnya Pertempuran!
140
Chapter 140 : Dua Makhluk Cantik.
141
Chapter 141 : Destiny of That Blood.
142
Chapter 142 : Amarah Sang Putri.
143
Chapter 143 : Yatef The Goblin Vs Team Green Gorgon!
144
Chapter 144 : Penantian Kata.
145
Chapter 145 : Helena sang Pixie.
146
Chapter 146 : Perjuangan Tim Blue Whale!
147
Chapter 147 : Tekad Perry.
148
Chapter 148 : Yari, King of The Dwarfen Vs Eadwig The Lion Hearts!
149
Chapter 149 : Mengamati Pertarungan.
150
Chapter 150 : Ground Zero Vs Seven Heavens!
151
Chapter 151 : Rambut Merah? Mata Hijau!? Pria Misterius!
152
Chapter 152 : Dua Iblis Vs Delapan Manusia!
153
Chapter 153 : Kisah Cinta Yang Aneh?
154
Chapter 154 : Akhir Dari Kisah Cinta Aneh ....
155
Chapter 155 : Di Balik Kabut Hitam!
156
Chapter 156 : Si Succubus vs Amylia, Aurum dan Helena!
157
Chapter 157 : Serangan Balik Amylia!
158
Chapter 158 : Lubrica Demon Form.
159
Chapter 159 : Kekalahan Amylia!?
160
Chapter 160 : Tumbangnya Aurum!?
161
Chapter 161 : Tibanya Sang Penolong.
162
Chapter 162 : Gemilap Cahaya!
163
Chapter 163 : Cavum Nigrum!
164
Chapter 164 : Mayat Hidup.
165
Chapter 165 : Kemenangan & Air Mata.
166
Chapter 166 : Naga Hitam Vs Dua Idiot.
167
Chapter 167 : Eadwig, Melawan Rasa Takut?
168
Chapter 168 : Patahnya harapan.
169
Chapter 169 : Cahaya Kuning & Kehancuran Eadwig.
170
Chapter 170 : Aksi Brutal Rubius!
171
Chapter 171 : Total Destruction, Ten Times!
172
Chapter 172 : Ungu Sebelum Hitam ....
173
Chapter 173 : Korfe, Half-Dragon Mode!
174
Chapter 174 : Lagi, Kemunculan Sang Pria Misterius!
175
Chapter 175 : Introgasi Arley!
176
Chapter 176 : Rusaknya Tongkat Pusaka!
177
Chapter 177 : Tangisan Sang Kakek.
178
Chapter 178 : Memori Masa Lalu.
179
Chapter 179 : Tangisan Yang Tak Perlu
180
Chapter 180 : Sihir Terakhir Marlin, dan Steven.
181
Chapter 181 : Sisi Gelap Ilmu Sihir.
182
Chapter 182 : Kesehatan Yang Memburuk.
183
Chapter 183 : Satu Komando!
184
Chapter 184 : Gorong-Gorong Kenangan.
185
Chapter 185 : Batu Berbentuk Telur.
186
Chapter 186 : Gerbang Ketujuh!
187
Chapter 187 : Menara Diana
188
Chapter 188 : Pohon Kehidupan!
189
Chapter 189 : The Last Spell.
190
Chapter 190 : Jiwa Yang Lepas.
191
Chapter 191 : Menyusun Kembali Suatu Negara.
192
Chapter 192 : Percakapan Wanita~
193
Chapter 193 : Si Bijaksana! Lenka Gormik.
194
Chapter 194 : Komedi Keluarga.
195
Chapter 195 : Malam Yang Dingin.
196
Chapter 196 : King Boar!
197
Chapter 197 : Emaly Sakit?!
198
Chapter 198 : Masuk Secara Paksa (Part 1).
199
Chapter 199 : Masuk Secara Paksa (Part 2).
200
Chapter 200 : Litta, Atelier, & Permen!
201
Chapter 201 : Toko Jahit & Koper Penantian.
202
Chapter 202 : Masa Lalu Kota Dorstom.
203
Chapter 203 : Hannya Varra.
204
Chapter 204 : Terbakarnya Perpustakaan.
205
Chapter 205 : Arley Si Polos.
206
Chapter 206 : Comedy Keluarga, (Bagian 2)
207
Chapter 207 : Varra & Keluarga Tomtom.
208
Chapter 208 : Rapat Tingkat Tinggi!
209
Chapter 209 : Pemberontakan Yufi & Nina!
210
Chapter 210 : Tiga Minggu Yang Lalu.
211
Chapter 211 : Kemantapan Hati.
212
Chapter 212 : Cita-Cita & Mimpi, Seorang Varra.
213
Chapter 213 : Kasmaran.
214
Chapter 214 : Secercah Ingatan.
215
Chapter 215 : Toko, Otot Kembar!
216
Chapter 216 : Sobat.
217
Chapter 217 : Enmity & Black Sword.
218
Chapter 218 : Pertarungan Dadakan.
219
Chapter 219 : Penuh Pertanyaan, & Canda.
220
Chapter 220 : Pertarungan Aura Intimidasi!
221
Chapter 221 : The 6 Trinity of God Treasur.
222
Chapter 222 : Legenda & Penyesalan (Part 1.)
223
Chapter 223 : Legenda & Penyesalan (Part 2).
224
Chapter 224 : Legenda & Penyesalan (Part 3).
225
Chapter 225 : Legenda & Penyesalan (Part 4).
226
Chapter 226 : Legenda & Penyesalan (End).
227
Chapter 227 : Hadiah Dari Kale.
228
Chapter 228 : Guild & Kota.
229
Chapter 229 : Kartu Guild.
230
Chapter 230 : Emblem of Pride.
231
Chapter 231 : Diamond Bear!
232
Chapter 232 : Teman Baru.
233
Chapter 233 : Pulang Ke Kota.
234
Chapter 234 : Ayo Berangkat!
235
Chapter 235 : Salah Paham.
236
Chapter 236 : Desa 『Uaccam』.
237
Pengumuman ~ Pemberlakuan Jadwal Upload Baru!
238
Chapter 237 : Planning & Scheming
239
Chapter 238 : Terbelit & Bimbang.
240
Chapter 239 : Terpecahkannya Misteri Atelier.
241
Chapter 240 : Dilema Cinta, Seorang Alchemist.
242
Chapter 241 : Litta & Takdirnya!
243
Chapter 242 : Misteri Hutan Terkutuk.
244
Chapter 243 : Racikan Yang Sempurna.
245
Chapter 244 : Pengejaran Kereta Kuda!
246
Chapter 245 : Alan Lapis, The Thief (Part 1)
247
COMMEMORATIVE EVENT! 500K POPULARITY! COLLABORATION WITH: SIGAMORA
248
Chapter 246 : Alan Lapis, The Thief (Part 2)
249
Chapter 247 : Di Balik Sebuah Permohonan.
250
Chapter 248 : Asal Usul Cipi.
251
Chapter 249 : Awal Timbulnya Perasaan Kesal.
252
Chapter 250 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 1)
253
Chapter 251 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 2)
254
Chapter 252 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 3)
255
Chapter 253 : Pertemuan Cipi & Loise (Part 4)
256
Chapter 254 : Sumpah Cipi Pada Masa Depan!
257
Chapter 255 : Matahari Terbit, Resolusi Paman Radits.
258
Chapter 256 : Perubahan Rencana.
259
Chapter 257 : Perasaan Hati Melliana.
260
Chapter 258 : Girls talk! Varra & Melliana.
261
Chapter 259 : Rencana, Telah Dilaksanakan!
262
Chapter 260 : First Encounter, With Verko.
263
Chapter 261 : Di Balik Rasa Curiga, Kedatangan Sang Walikota.
264
Chapter 262 : Kisah, Dari Korban Yang Lain.
265
Chapter 263 : Membaranya, Api Dendam!
266
Chapter 264 : Reach The Top!
267
Chapter 265 : Hancurnya Kota [Rapysta] (Part 1).
268
Chapter 266 : Hancurnya Kota [Rapysta] (Part 2).
269
Chapter 267 : Hancurnya Kota [Rapysta] (Part 3).
270
Chapter 268 : Planing & Arley's cunning smile
271
Chapter 269 : Rencana Tiga Fase!
272
Chapter 270 : Dark Side Of Arley ....
273
Chapter 271 : Akhir Dari Peperangan.
274
Chapter 272 : Sebelum Perpisahan.
275
Chapter 273 : Kembalinya Melliana.
276
Chapter 274 : Perdebatan Tanpa Akhir.
277
Chapter 275 : Ditutupi, Untuk Kebaikan.
278
Chapter 276 : Back To Our Home.
279
Chapter 277 : Tertawa, Untuk Kebersamaan.
280
Chapter 278 : Cita-Cita Yang Mampu Diraih!
281
Pengumuman, event commemorative! And little bit of note.
282
Chapter 279 : Malam Kebahagiaan & Mister. [End]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!