Oslan mengendarai mobil mewahnya memecah keramaian jalan raya. Dia menuju sebuah pemakaman elit di mana wanita tercintanya telah tertidur pulas untuk selamanya di tempat tersebut. Setelah sampai Oslan memarkirkan mobilnya ia berjalan menuju pemakaman sang istri dengan bunga yang ia beli di tempat biasa sebelum mendatangi istrinya kemudian meletakkan bunga tersebut di dekat nisan wanita yang sudah terbujur kaku
Sejenak Oslan berdoa sesaat setelah selesai dia mendudukkan dirinya di sebelah makam dan memandangi nama wanita yang pernah singgah di hatinya bahkan masih bertahta hingga kini
senyap
Tidak tahu Oslan akan berkata apa hingga 30 menit lamanya, kemudian ia berkata
"sayang, kau tahu, anak kita sudah dewasa. Sepertinya dia sudah menemukan wanita yang cocok dengannya, hanya saja wanita itu berbeda jauh denganmu" Rasa sesak yang hinggap di dada menghentikan perkataan Oslan. Setelah mengambil napas dalam kemudian menghembuskan pelan setitik air bening mengalir di pipi lelaki paruh baya tersebut
"Kau wanita yang ceria, lemah lembut, penyayang,baik, sedangkan pengasuh Oslan yang sekarang wanita yang dingin, datar, dan irit senyum" Oslan terkekeh sekejap lalu mengusap airmata dan meneruskan kata katanya
"tapi kau tahu, dia berhasil membuat Aslan sembuh, bahkan tanpa pengobatan sekalipun aku kemari ingin memberitahumu. Maukah kamu memberikan izin, jika aku menikahkan Putra kita dengan wanita itu? kumohon berikan restumu"
Dengan senyum getir Oslan menyentuh batu Nisan di hadapannya. Sungguh ia tak kuasa menahan tangis yang sedari tadi menyentak dadanya. Seorang lelaki yang selalu nampak kokoh dan garang di mata dunia sedang menangisi nisan hingga terisak
"Kau tau Nayra Mustika Dewi,sudah 36 tahun lamanya kau pergi. Bahkan meninggalkan Aslan yang masih berusia 2 tahun kala itu. Jika saja pada saat itu kau tidak memikirkan tentang memberikan keturunan padaku maka hingga detik ini kau akan ada di sisiku sayang"
Pecah sudah tangisannya ,terisak bahkan ia menunduk memeluk makam istrinya. Kebiasaan Oslan yang tak pernah di ketahui siapapun termasuk Putra nya sendiri. Setiap kali Oslan merasa senang,sedih, frustasi atau lainnya. Ia hanya akan melajukan mobilnya menuju makam istrinya. Seperti di kala wanita nya masih hidup. Nayra adalah wanita yang sangat spesial, segala hal ia akan katakan tanpa ada kebohongan pada istrinya. Sungguh cinta tulis seorang lelaki Benedict yang terkenal setia dari setiap generasi juga menjadi kisah romantis yang tak pernah siapapun duga
...----------------...
Seminggu kemudian, Oslan menemui anaknya dan membicarakan hal yang sudah ia bahas dengan kepala pelayan dirumah nya. Kini dua lelaki berbeda usia itu tengah berhadapan di sofa ruang tamu utama
"Ada apa Pa? Kenapa memanggilku, apa perusahaan Papa bermasalah?" tanya Aslan
"Tidak son, semua aman" jawab Oslan
"Lalu?" sebelah alis Aslan terangkat memandang lelaki di depannya
"Bagaimana dengan pengasuhmu? Menurut Papa dia wanita yang baik dan cantik"
"ha?" jawab Aslan.
apa maksudnya ini? Jangan bilang kalau
Tak masuk akal Papanya mempertanyakan hal yang selama ini tidak pernah di pertanyakan, apa papanya akan mengkhianati sang Mama yang sudah lama pergi
"Ya Papa bertanya, Alena kan nama nya?" ucap Oslan lagi
"Tunggu ,apa maksud Papa? Apa Papa berniat menikah lagi?" wajah Aslan sudah memerah
Tidak ini tidak boleh terjadi Prameswari adalah milikku
Hahahahahhahahahaa
Oslan terbahak mendengar ucapan anaknya. Bagaimana mungkin anak nya menjadi bodoh dan malah menangkap makna lain dari perkataannya
"ada yang lucu?" tanya Aslan
"Hei son. Jawab pertanyaan Papamu ini ,kenapa malah balik bertanya?" jawab Oslan.
Semakin tak habis fikir lah Aslan kepada sang Ayah. Ia bangkit hendak pergi,sudah melangkah sejauh 3 langkah Aslan berhenti mendengar perkataan Ayahnya
"Papa ingin menikahkan mu dengan Alena"
Deg... "apa Papa bercanda" Aslan memutar tubuhnya menghadap Ayahnya
"Apa kau punya pacar Son atau jika keberatan maka lupakan saja perkataan Papa tadi?" bukannya menjawab malah balik bertanya batin Aslan
"Papa tidak sedang membohongiku kan? Come on aku tidak pernah berpikir akan menikah?" ujar Aslan.
Sedari dulu pernikahan tidak ada dalam catatan kehidupan Aslan,apalagi harus menikahi wanita yang baru empat bulan di kenalnya
ckk yang bertahun tahun saja ogah apalagi ini. Ya memang sih cantik fikir Aslan
"mau sampai kapan? usiamu sudah matang nak 32 tahun. Segeralah Menikah, Papa tak tau sampai kapan akan ... " ujar Benedict
"Stop Pa 'potong Aslan' "berhenti mengatakan hal yang sama. Sudah setahun Papa memakai kalimat yang sama untuk mengancam ku agar segera menikah. Pilihanku tetap sama tidak akan ada pernikahan dalam wish list ku Pa" Aslan kembali memutar tubuhnya melangkah menuju lift naik ke ruangannya
Alena sudah menanti di sofa depan kamar Aslan. Ia hanya menunggu dan tanpa berani mengikuti Tuan Muda saat tadi Aslan berkata akan bertemu Tuan besar, begitu Aslan melihat Alena. Ia hanya melirik sekilas kemudian melangkah menuju kamarnya Alena mengekor di belakang Aslan setelah sampai di kamar kembali Aslan memandang Alena
Dia terus melihat pengasuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki selama beberapa menit, hingga membuat sang pengasuh merasa risih. kemudian Alena berkata
"maaf, tuan muda, Ada apa? Kenapa melihat seperti itu apa di badan saya ada kotoran atau penampilan saya berantakan? maaf tuan muda" Ujar Alena
Aslan hanya diam mendengar perkataan Alena ,kemudian membawa tubuhnya masuk kamar mandi dan berkata dari dalam
"tetap di sana aku bisa mengurus diriku sendiri" Alena hanya diam, tak mengerti
Ada apa dengan sikap Aslan yang terlihat aneh, sebelum bertemu dengan Tuan Oslan Benedict, Aslan tampak biasa saja
Bahkan masih tak terlihat menjaga jarak dari Alena." lalu apa yang terjadi sekarang? Mengapa Tuan berubah? apa Tuan ada masalah? atau aku yang berbuat salah?" tanya Alena dalam hati. Setelah menunggu selama 30 menit Aslan tak kunjung keluar, membuat Alena dilanda khawatir. Dia teringat dengan peristiwa Aslan tergeletak bersimbah darah di kamar mandi.
Alena memberanikan diri mengetuk pintu kamar mandi Aslan, dengan suara yang sedikit tinggi, Dia memanggil tuan muda tersebut"tuan muda, Apa yang kau lakukan di dalam? Mengapa lama sekali?" tak ada jawaban. Alena kemudian bersuara kembali "Tuan muda! Apa kau baik-baik saja" menunggu hingga detik ke-10 tetap Tak Ada Jawaban
Alena memutar knop pintu ternyata tidak terkunci secara perlahan Alena melangkah melihat Aslan yang ternyata sedang tertidur di Bath tube dengan perlahan Alena menepuk bahunya
seketika Aslan terkejut dan menatap pada Alena kemudian menarik tangan nya dengan sengaja, Alena tercebur ke bak mandi, mereka berdua berhadapan kemudian Aslan dengan wajah dingin bertanya
"untuk apa kau di sini apa kau sengaja menggodaku Nona pengasuh?"
Alena terpaku
"Kenapa bisa jadi seperti ini" pikir Alena dalam hati
Alena kemudian berdiri dari bak mandi dengan keadaan seragam basah kuyup kemudian Alena menundukkan pandangan dan menjawab
" maaf tuan muda saya sudah memanggil tapi tak ada jawaban. Saya hanya khawatir terjadi sesuatu kepada anda" ujarnya
" anda sudah selesai? mari saya bantu untuk membilas badan"
Hening hingga 50 detik .....
kemudian Aslan berkata yang datar dan terkesan dingin
" Hari ini aku ingin sendiri ,kau tidak boleh menemaniku kemanapun jika ingin Kau hanya boleh mengawasiku saja" Alena mengangguk
" Apa kau paham?"
Tanya aslan masih dengan wajah dinginnya
"Baik tuan muda kalau begitu Saya permisi keluar untuk mengganti seragam"
kemudian wanita cantik itu memutar badannya keluar dari kamar mandi
Aslan hanya memandangi punggung Alena yang hilang di balik pintu kamar mandi setelahnya ia mengusap kasar wajahnya
" ini gila Bagaimana mungkin papa berpikir untuk menikahkan ku dengan seorang pengasuh ?"
Haduh sesak sekali rasanya
"Aku benci pernikahan takkan ada pernikahan selama hidupku"
kemudian Aslan melanjutkan untuk membersihkan diri. Ia keluar dari bak mandi menuju shower membersihkan dirinya tanpa ada bantuan dari Alena seperti biasa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ruk Mini
ampunnnn..ga mau komitmen. tpi demen kawin 🙆🙆🙆
2024-07-17
0