"T-olong k-katakan padaku kalau yang kak Siska katakan itu bohongka." ucap Anjani dengan perasaan yang rapuh.
"Kamu yang sabar ya Anjani, kak tau kamu pasti kuat menghadapi ini semua Anjani." ucap Siska dengan sedih.
"Aku takut kak, kalau sampa ayah dan ibu tau mereka akan marah besar padaku dan mereka akan lebih benci sama aku kak. "ucap Anjani tanpa sadar.
"Maksud kamu apa Anjani? kenapa orang tua kamu akan membenci kamu?." ucap Siska dengan bingung.
Tapi Anjani tidak menjawab dia hanya terus menangis, karena di pikirannya saat ini adalah bagaimana kalau sampai ayah dan ibunya tau tentang hal ini.
Anjani memegang perutnya yang masi rata, kini ia sedang merasa sedih,takut ataupun bahagia, semuanya terasa campur aduk, dia bahagia karena sebentar lagi akan menjadi seorang ibu, akan ada yang memanggilnya sebutan "mommy" akan tetapi kenyataan yang di takutkannya adalah, apakah Leon akan menerima bayi ini? apakah Leon akan bertanggung jawab atau dia akan lari dari tanggung jawabnya, bagaimana reaksi keluarganya tau tentang hal ini, apa yang akan terjadi ketika teman teman kuliah ku tau akan hal ini, mereka akan sangat menghinaku karena mereka semua gak ada suka denganku, aku akan lebih di buly oleh seluruh mahasiswa, Ya Allah sungguh aku tidak sanggup dengan cobaan yang terjadi kepada hidupku ini, aku lelah dengan tekanan, hinaan, yang sering mereka ucapkan kepadaku.
"Anjani kamu kenapa? kamu baik baik aja kan Anjani? apa yang sedang kamu pikirkan?" ucap Siska dengan khawatir.
"A-aku baik baik aja kak Siska." ucap Anjani.
"Yaudah sekarang kamu istirahat, karena kata dokter kamu harus banya istirahat biar bayi kamu sehat." ucap Siska dengan lembut.
"Lebih baik aku lanjutin kerja kak, aku udah mendingan kok sekarang." ucap Anjani dengan lemah.
"Ngga usah Anjani, kamu gak boleh memaksakkan keadaan kamu sekarang masi lemah, kamu lebih baik banya istirahat dulu, soal pekerjaan jangan dulu kamu pikirkan." ucap Siska dengan khwatir.
"Aku beneran udah gappa kak Siska, izinkan aku masuk kerja." ucap paksa Anjani membuat Siska gak tega terhadapnya.
"Hmm, baiklah kalo kamu memaksa untuk masuk kerja, kamu tunggu sini kak mau tanya dulu apa kamu sudah boleh pulang." ucap Siska.
"Hehe iya kak, terimakasih udah mau bantuin Anjani ya kak." ucap Anjani.
"Iya sama sama, kamu udah kak anggap sebagai adek kak sendiri, jadi kamu gak perlu sungkan minta bantuan sama kak, Insya Allah kak bisa bantu kamu." ucap Siska dengan tulus kepada Anjani membuat Anjani merasa terharu akan kebaikan Siska kepadanya.
"Siska pun keluar dari ruangan, dan menemui dokter untuk meminta izin membawa Anjani pulang, Jika Anjani ingin pulang maka dengan syarat dia harus banyak istirahat dan jangan banyak pikiran, jangan dulu mengerjakan pekerjaan yang berat berat, nanti bisa membahayakan kandungannya sendiri, Setelah keluar dari rumah sakit untuk sementara waktu Anjani belum boleh masuk kerja dia harus banyak istirahat dirumah.
Anjani kini sedang melamun entah sedang memikirkan apa, dia terus memegang perutnya itu.
"Maafin Mommy ya sayang, karena kamu lahir karena sebuah kesalah yang Mommy lakukan, tapi asal kamu tau, Mommy gak mau berbuat kaya gini, tetapi meskipun kamu hadir karena kesalahan Mommy sangat sayang sama kamu, Mommy harap kamu tidak membenci Mommy ya sayang." ucap Anjani di dalam hatinya dengan perasaan yang sangat rapuh.
Brakk..
Anjani langsung menghapus air matanya karena geprakan pintu yang sangat keras.
"ANJANI." bentak Angel dan menampar wajah Anjani dan menjambak rambutnya.
"A-ah s-sakit d-dek. "ucap Anjani yang mencoba melepas tangan Angel dari rambutnya.
"aku tanya kamu ada hubungan apa dengan Leon hah? bentak Angel kepada Anjani.
"A-aku gak ada hubungan apa apa dengan Leon. " ucap Anjani
Plak
"Kamu harus ingat mulai sekarang kamu harus jauhin Leon, karena Leon itu gak pantes dengan kamu, Leon hanya pantas denganku. " ucap Angel.
"Ada apa ini, kenapa ribut ribut, mama sampai dengar dari luar ruangan. " ucap
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments