Anjani pulang ke rumah dengan keadaan lelah. Anjani segera membersihkan diri. Selama satu minggu kedepannya Anjani bernafas lega karena orangtuanya serta Angel sedang berlibur di rumah kakek dan neneknya.
Usai mandi dan makan malam Anjani membaca buku novel. Setelah selesai, Anjani membaringkan tubuh lelahnya di atas tikar, Anjani menatap langit-langit kamarnya, Lalu tangannya reflek mengusap lembut perutnya.
"Kenapa aku selalu merasa akan ada hal besar yang terjadi ya. Semoga gak terjadi apa-apa deh ." ucap pelan Anjani.
"Kenapa sejak dari kemarin Leon gak pernah menghubungi aku?" tanya Anjani pada dirinya sendiri.
.....
Sedangkan di tempat yang sangat ramai lebih tepatnya di sebuah club. Leon tengah minum bersama temannya.
"Eh Leon lo yakin sama Anjani itu? tanya Bryan.
"Lo udah apa-apain si Anjani belum?" tanya Felix.
"Hm, gw sama dia cuma main-main aja." ucap santai Leon namun terkesan dingin."
"Wah gila lo, kasian banget si Anjani nya, dia cewek baik plus polos." ucap Felix
mendapat tatapan tak suka dari Leon.
"Bener apa kata si Felix, Leon gimana si Anjani hamil anak lo. ucap Bryan membuat Leon mematung.
"Gak mungkinlah. "bantah Leon.
"Iyain aja deh, kalau misalkan si Anjani hamil beneran gimana?" tanya Bryan serius namu tak mendapat jawaban dari Leon.
"Leon kita harap lo gak jadi laki-laki brengsek untuk kedua kalinya. "ucap Felix menatap lekat Leon.
1 bulan kemudian
Huekk,huekk,,huekk...
Sejak dari subuh hingga sekarang Anjani selalu merasakan mual. Bahkan wajahnya kini terlihat sangat pucat, Anjani tidak dapat menahan beban tubuhnya, yang sangat lemah. Alhasil ia terduduk di atas lantai.
"Aku kenapa ya?" tanya Anjani lirih.
"Perut aku mual terus, kepala aku juga pusing banget."
Tok...Tok...Tok...
"Anjani kamu ngapain aja di dalam lama banget, hah? " teriak Mama Sindi sambil menggedor-gedor pintu.
"I-iya bentar Mah, "jawab Anjani dengan lemah. Lantas Anjani berdiri dan membuka pintu.
"Kamu ngapain aja hah? Lama banget, cepat sana bersih-bersih dulu. " bentak Mama Sindi.
"Mah, Anjani lagi sakit bolehkah biar bibi aja yang ngerjain pekerjaan rumah. " pinta Anjani menatap sayu Mama Sindi.
"Alah alasan aja."ucap Angel adiknya Anjani
"A-aku gak alasan, dek. Aku beneran lagi sakit." ucap Anjani
"Udah buruan sana cuci baju sama bersihin kolam renang." perintah Mama Sindi.
"Iya mah.
"Kenapa kepala aku pusing banget." ucap Anjani memegang kepalanya.
"Aku harus kuat.
Setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah, Anjani bergegas membersihkan diri dan berangkat kuliah
Sesampainya di kampus, Anjani kebingungan mencari seseorang, siapa lagi kalau bukan Leon, kekasihnya.
"Leon kemana ya? Udah 1 bulan ini Leon gak terlihat di kampus."tanya Anjani dalam hati.
"Aku lewat kelasnya pun Leon gak pernah keliatan. Leon kamu dimana? gumam Anjani mengeluh kecewa sekaligus lelah.
Anjani pun masuk ke dalam kelasnya. Selama pelajaran di mulai Anjani tidak pernah fokus karena merasa mual dan pusing yang menyerangnya. Namun ia berusaha tahan dengan mencium minyak kayu putih yang tadi di belinya di warung dekat kampusnya.
Sekarang waktunya pulang, Anjani sudah mulai merasa sangat lapar, Anjani pun mencari makanan yang berada di kantin dekat kampusnya, dia mulai duduk di meja paling pojok biar tidak ada yang menganggu. Anjani memesan bakso. Tak berapa lama datanglah Angel dan teman-temannya. Di kampus ini Angel dan teman-temannya terkenal sifat yang suka membully. Namun anehnya meskipun Angel suka membully tapi ia adalah murid kebanggaan kampus ini. Angel selalu mendapat nilai terbaik. Angel pun dapat peringkat ke dua, Peringkat satunya adalah Leon.
Girls udah lama kita gak gangguin si Anjani. Kerjain yuk. " Ajak Windi dengan menatap sinis Anjani
"Ayolah. "jawab Angel dan Mira dengan terkekeh.
Brakk...
Anjani pun kaget dengan gebrakan di mejanya. Menatap orang yang sudah menggebrak mejanya dengan kuat. Seketika wajahnya langsung pucat kala melihat Angel,Windi,dan Mira menatap dirinya dengan kekehan sinis. Tangannya mendadak jadi panas dingin.
"Apalagi ini?"batin Anjani bertanya.
"Heh lo pesenin kita bakso! "bentak Windi membuat Anjani bergetar.
"Heh buruan lo kok malah diam aja!!" Sentak Angel menggebrak meja.
"I-iya."
Anjani pun bergegas memesan bakso yang di suruh oleh Windi. Setelah selesai Anjani membawa pesanan tersebut ke meja Angel dan teman-temannya. Namun dengan tak punya hatinya, Mira menghalangi langkah Anjani dengan kakinya. Alhasil Anjani tersandung dan bakso yang berada di atas nampan jatuh dan mangkuknya pun pecah. Anjani meringgis pelan kala tangannya tidak sengaja terkena serpihan beling.
Bukannya menolong namun seluruh kantin malah tertawa dengan jahatnya. Anjani tidak bisa menahan isak tangisnya lagi akhirnya luruh.
"kenapa mereka sangat jahat kepadaku?Sebenarnya apa kesalahan aku?" tanya Anjani dalam hati dengan terisak.
"Yah kok malah jatuh sih, jadi bakso kita gak bisa di makan dong. "ucap Mira
"Bangun lo!" bentak Angel.
Anjani dengan susah payah bangun dengan menahan nyeri di tangannya.
Plak
"Emang gak guna lo" bentak Angel
menampar kuat pipi kanan Anjani hingga membuat Anjani terjatuh kebelakang, jika saja tidak ada yang menahan tubuhnya sudah di pastikan ia sudah jatuh dan akan terkena serpihan beling lagi.
Deg
"Leon". lirih Anjani merasa perasaannya menjadi senang.
"Lo gakpapa?" tanya Leon mendapat gelengan kepala dari Anjani
Leon menegakkan tubuh Anjani dan menatap tajam Angel dan teman-temannya. Setelah menarik Anjani menjauh dari kantin. Banyak pasang mata yang menatap keduanya dengan bingung. Angel memperhatikan keduanya dengan tangan mengepal kuat.
"Awas aja lo Anjani. "ucap Angel menggertakkan giginya.
"Cabut, girls. "ajak Angel.
Sedangkan di belakang kampus, Anjani memperhatikan Leon yang tengah mengobati luka di tangannya dengan seksama. Anjani ingin menanyakan kemana saja selama satu bulan ini Leon tidak terlihat di kampus. Namun ia urungkan karena merasa takut.
"Kenapa lo natap gw gitu?"tanya Leon membuat Anjani salah tingkah.
"E-engga,L-Leo k-kamu kemana aja selama satu bulan ini?"tanya anjani yang sudah tidak tahan untuk bertanya.
"Bukan urusan lo. "jawab santai Leon membuat Anjani menutup mulutnya dengan rapat.
Leon yang melihat perubahan mimik muka Anjani mengulum senyum tipis.
"Satu bulan lalu gw ke Amerika jenguk nenek gw yang lagi sakit." ucap Leon cuek. Namun membuat Anjani tersenyum senang.
"Leon kasih tau aku?"Tanya senang Anjani dalam hati.
"O-oh terus sekarang keadaan nenek kamu gimana?udah sembuh?" tanya Anjani.
"Hm,udah." jawab singkat Leon.
"Syukurlah."ucap lega Anjani.
"Setelah itu keduanya hanya terdiam tidak ada obrolan lagi.
"Leon..."panggil Anjani membuat Leon menoleh ke arahnya.
"I love you."Entah mendapat keberanian dari mana Anjani berani mengungkapkan perasaannya. Leonpun mematung mendengar ungkapan cinta dari Anjani yang terdengar sangat tulus.
"Love you Leon." lanjut lirih Anjani sekarang memeluk tubuh Leon.
Leon pun hanya diam tidak menjawab ungkapan Anjani maupun membalas pelukan Anjani. Leon memang merasa nyaman bila di dekat Anjani, namun ia tidak pernah mencintai Anjani, Dirinya hanya menjadikan Anjani sebagai mainannya. Atau cinta sudah hinggap di hati Leon namun terhalang oleh ego?Entahlah.
Anjani menghirup bau wangi tubuh Leon. Wangi Leon seakan menandakan hatinya. Bahkan rasa mual nya pun telah hilang entah kemana, setelah memeluk dan menghirup wangi Leon.
Tanpa mereka sadari, dari sejak tadi keduanya disini, ada sepasang mata yang menatap keduanya dengan iri sekaligus marah. Orang itu adalah Angel.
"Keterlaluan kamu Anjani, kamu udah berani samaku ! liat aja pembalasan dariku!" ucap Angel menatap tajam Anjani
"Lepas." ucap dingin Leon membuat Anjani sadar dengan posisinya.
"A-ah- ma-maaf..."ucap Anjani namun Leon langsung meninggal Anjani sendiri.
"Kok di tinggal? Padahal aku masih kangen." gumam Anjani pelan.
"Yah mualnya datang lagi."ucap Anjani langsung berlalu menuju toilet kampus.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments