Bab 20

“KAU HANYA WANITA LEMAH. PENCURI KULTIVASI. KAU AKAN KUJADIKAN WANITA PEMUAS DI RANJANGKU NANTI.” Ucap pria berbadan besar menunggangi kuda tersebut kembali.

“SERET WANITA ITU, AKU MENGINGINKANNYA.” Perintah pria bertubuh besar dengan taring serigala melingkar di lehernya, memberi perintah kepada bawahannya.

Yubi mengerahkan kultivasinya, matanya berubah biru pekat. Ditangannya mengalir energi kultivasi Byuni berwarna biru gelap. Seketika penjahat yang ingin menyerang Yubi, berlutut mengerang kesakitan.

Ya, Yubi kini mengendalikan tubuh beberapa para musuh. Kultivasi tingkat tinggi Byuni. Segel terlarang yang hanya dapat dikuasai oleh sebagian klan Byuni.

“Wanita iblis… Kau akan menemui ajalmu yang pedih.”

Dengan sigap pria tersebut langsung melesat terbang dengan kultivasi anginnya terbang menuju Yubi dengan sebilah pedang panjangnya. Melesat ingin menikam sang putri.

Yubi dengan sigap juga melemparkan sebagian pasukan yang dibawah kendalinya kedalam sungai dan menghindar dari tikaman pedang yang mengarah padanya.

Yubi menghindar melesat dengan energi anginnya, ia cukup lincah. Dari satu tubuh ke tubuh lainnya melemahkan jantung para pembunuh tersebut. Kini para penjahat tinggal tersisa beberapa orang saja.

Beberapa komplotan penjahat tersebut ada yang mencoba menghancurkan segel perlindungan Yubi. Mencoba menyerang anak kecil tersebut. Namun beruntung ajaran sang Kaisar dalam membuat segel perlindungan cukup kuat. Yubi sebisa mungkin melumpuhkan komplotan tersebut. Meski sempat beberapa kali dirinya terhempas dan terjatuh.

SLAASSH!!! SLAASSH!!!

Beberapa anak panah menghujam lengan dan kaki Yubi. Membuat dirinya terhempas jatuh diatas tanah.

“Kau hanya sedikit lincah nona cantik, ikat dia. Bawa kepadaku.” Perintah pemimpin kelompok penjahat tadi, bernama Dobu.

Kini Yubi diseret kehadapan pemimpin pasukan tersebut. Kedua tangan dan kaki sang Putri terikat energi kultivasi Yan. Lingkaran api mengikat pergelangannya. Dobu menyentuh wajah Yubi dengan jarinya, wajah cantik itu dicengkram oleh tangan besar dan kasar.

“Wanita sombong. Kau akan segera menemui ajalmu. Lihat aku menikmati tubuhmu malam ini.” Sinis Dobu.

“Biadab… Kau berani menyentuhku, kau yang akan menemui ajal mu.” Lawan Yubi.

PLAAAAK!!!

Pria besar itu menampar wajah sang Putri. Mencekal kedua tangan Yubi agar tidak dapat menggunakan kultivasinya. Mengikat tangan dan kaki sang Putri kembali dengan kencang. Membuat pergelangan tangan dan kakinya melepuh merah karena energi api.

“Wanita iblis. Aku ingin lihat bagaimana saat kau bertekuk lutut di bawah tubuhku. Akan kunikmati tiap lekuk tubuh mu sebelum kau mati ditanganku.” Amarah Dobu memuncak.

Namun belum sempat mereka membawa Yubi. Ada sebuah kilatan petir menyambar tubuh beberapa pasukan.

“SIAPA YANG BERANI.” Marah pemimpin kelompok tersebut.

Tak jauh Alee dan Fa Ye tiba dengan kudanya membawa setidaknya hanya tiga pengawal.

“Kau melukai wanitaku.” Terdengar suara dingin dengan aura ingin membunuh dari Kaisar yang tiba saat itu.

Sorot mata tajam A Lee dengan segera membunuh para penjahat tersebut dengan sekali cambukan petirnya. Menyisakan sang Pemimpin pasukan pembunuh Dobu dan beberapa bawahannya.

“A Lee…” Lirih Yubi saat seutas tali berbentuk api melingkar di leher Yubi. Semakin kencang dan membuatnya sesak.

Dobu menghunuskan pedangnya tepat di leher sang Putri.

“Sepertinya dia sangat berarti untuk mu.” Ujar Dobu.

Yubi perlahan memejamkan matanya, sejujurnya ia takut menghadapi kenyataan bahwa dirinya saat ini tersudut dapat mati seketika hanya dengan tebasan pedang atau jeratan api di lehernya.

“Kau masih berani menantangku?” Suara A Lee terdengar dingin dan kejam menatap Yubi yang saat itu tengah ketakutan memejamkan matanya dengan derai air mata.

Namun dalam pejaman mata sang putri, ia dapat merasakan kilatan cahaya yang menyilaukan. Tubuhnya seakan tertarik sebuah dorongan hawa panas. Di Lehernya terdapat luka tipis akibat sabetan pedang. Ia merasakan tangan yang tidak asing melingkar di pinggangnya, mendekapnya dengan erat.

Perlahan Yubi memberanikan diri membuka matanya. Ia tidak menyangka dengan mudah sang Kaisar merebut dirinya kembali. Kini sang Putri aman berada di dalam dekapan sang Kaisar. Pria yang jelas tidak dapat ditaklukan oleh siapapun.

Yubi dapat melihat semua pasukan termasuk Dobu pemimpin pasukan itu terhempas. Mereka masih mampu berdiri untuk membuat serangan kembali.

“Fa Ye bawa dia hidup-hidup. Aku menginginkannya.” Ucap A Lee sambil melepaskan ikatan tali dikedua kaki dan tangan Yubi.

Dengan segera Fa Ye bersama A Lee bertarung menangkap Dobu dan bawahannya. Mudah baginya untuk membekuk mereka dan memerintah tiga pengawal yang bersamanya untuk membawa semua komplotan tersebut ke penjara istana Yan.

Yubi merintih menahan sakit dilengannya. Sangat perih. Darah segar tidak berhenti mengalir.

“Putri…” Fa Ye memegang tubuh Yubi, yang hampir tumbang. Belenggu api yang mengikat kedua kakinya membuat luka bakar yang sangat perih.

A Lee sangat murka mendapati Yubi yang terluka akibat serangan para pembunuh. Terlebih kultivasi Yan melukai pergelangan tangan kaki dan leher Yubi.

“Aku tidak apa, apa kau melihat Rui?” Tanya Yubi pada Fa Ye.

“Kau masih mengkhawatirkan orang lain saat terluka?” A Lee berkata dengan dingin.

“Kenapa? Kau tidak bisa menyembuhkan dirimu sekarang? Kau menghabiskan kultivasimu.” Marah A Lee menatap Yubi dingin.

Yubi menghela nafasnya. A Lee benar, ia sudah menggunakan jurus pengendalian darahnya pada beberapa pasukan. Membuatnya kehabisan energi kultivasi. Ia tidak ingin berdebat dalam situasi itu, segera Yubi mendekati anak kecil di dalam segel yang ia buat.

“Kakak…” Anak kecil tersebut langsung memeluk Yubi.

“Kau tidak apa?” Tanya Yubi lembut, anak tersebut menggeleng perlahan. Ia sangat aman dalam perlindungan Yubi.

“Aaah……” Yubi merintih kesakitan. Pelukan anak tersebut membuat luka Yubi tertekan sakit.

“Kakak kau terluka?” Tanya anak itu.

“Apa yang kau lakukan?” A Lee marah menatap anak kecil tersebut.

“A Lee hentikan. Dia hanya anak kecil.” Yubi mulai kesal dengan amarah A Lee yang tidak bisa ditahannya.

“Putri, kau tidak apa.” Rui berlari menghadap sang Putri.

A Lee yang melihatnya terlihat semakin kesal. Yubi merintih menahan rasa sakit.

“Apa kultivasimu terkuras banyak?” Tanya Rui kembali.

Rui cemas karena Yubi tidak dapat menyembuhkan lukanya sendiri.

“Nanti aku bereskan sendiri. Kau bagaimana? Apa ada yang terluka.”

“Aku tidak apa-apa, justru kau. Maafkan aku Putri.” Rui merasa bersalah tidak mampu menjaga sang putri.

Rui yang terlahir darah campuran kini dengan energi Byuni menyembuhkan luka Yubi. A Lee semakin terbakar api cemburu saat tangan Rui menyentuk tengkuk leher Yubi yang padahal saat itu Rui tengah menutup luka dileher Yubi.

Meski begitu ia tidak dapat bertindak saat melihat nafas Yubi yang berangsur-angsur normal padahal sebelumnya terlihat kelelahan. Sang Kaisar sadar bahwa ia tidak mampu melakukan hal yang dilakukan Rui. Andai ia memiliki sedikit kekuatan Byuni.

“Siapa dia?” Ketus A Lee menatap si anak kecil.

“Aku menemukannya di gua pinggir sungai.”

Anak kecil tersebut bersembunyi dibalik tubuh Yubi.

“Jangan takut, Kali ini dia yang akan menjaga kita. Kita aman bersamanya.” Ucap Yubi mengenggam tangan anak tersebut.

Seketika A Lee yang mendengarnya menjadi salah tingkah, wajahnya memerah. Fa Ye yang melihatnya hanya tersenyum.

“Kau tahu dimana kakakmu?” Tanya Yubi kembali, anak kecil tersebut menganggukan kepalanya.

“A Lee maukah kau membantuku.”

“Kau hanya keluar sebentar kenapa membawa banyak kerjaan kepadaku.” Jawab A Lee ketus.

“Aku mohon. Dia hanya seorang anak kecil.” Pinta Yubi memelas.

A Lee dengan berat hati menyetujuinya. Kini mereka berkuda sedikit agak jauh melewati sungai menuju sebuah pemukiman desa kecil yang terlihat sudah disabotase oleh kelompok penjahat tadi.

(Desa Batu Cahaya)

Fa Ye dan Rui mengendap melihat situasi di dalam pemukiman tersebut.

“Warga disandera. Mereka disuruh bekerja mengumpulkan batu cahaya dilautan tanpa klan.” Ujar Rui menjelaskan.

Batu cahaya berisi energi kultivasi yang mampu meningkatkan kultivasi seseorang.

“Tuan, beberapa dari mereka memiliki tanda kelompok Xhu.” Balas Fa Ye.

Yubi turun dari kudanya dengan segera, disusul oleh A Lee dibelakangnya.

“Mereka siapa?” Tanya Yubi, melihat sepintas kedalam pemukiman tersebut.

Yubi dapat melihat banyak penjaga dan bahkan anak-anak sedang dicambuk saat itu.

CTAAAARR!!!

Yubi tersentak mendengar suara cambuk. Ia langsung membalikkan badannya, tanpa disadari A Lee tepat berdiri dibelakangnya. Yubi tidak mau berpaling, dada A Lee yang bidang tempat teraman baginya saat ini saat mendengar suara pecutan cambuk. Sang Kaisar selalu tahu cara melindungi Yubi. Ia mendekap sang Putri untuk menenangkannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!