Bab 2

Disebuah balai hiburan besar dikota Mabi. Balai Gong. Sang Putri Byuni tengah memperhatikan arena judi dari lantai dua. Yubi cukup pintar dalam memahami segala sesuatu. Kecerdikannya bahkan menobatkannya menjadi Ratu judi sejagat.

“Aku akan bermain dimeja merah itu.” Sahut Yubi, setelah mengetahui akan bermain dimana.

“Baiklah. Aku dimeja hijau.” Jawab Naya.

Mereka dengan semangat beranjak pindah ke lantai dibawahnya dimana lokasi permainan judi berlangsung. Pangeran klan Aruo sedari tadi sudah memperhatikan mereka dari jauh.

SSSSSHHHTT !!

Seketika pencahayaan ditaman padam. Dari tengah danau keluar seorang wanita penari. Sangat cantik menawan. Ji Yira wanita penghibur nomor satu klan Mabi.

“Putri lihat ia sungguh cantik.” Pukau Gyu.

“Iya cantik sekali. Aku seakan ingin menjadi suaminya.” Kelakar Yubi.

Kini tanpa disadari bukannya menuju arena judi, justru langkah mereka mendekati area taman danau.

“Ck….. kalian berdua seakan-akan penyuka sesama jenis.” Balas Naya.

Yangra dan Ryura yang berdiri tidak jauh dari mereka, kini menahan rasa geli tawa mendengar perkataan mereka.

Suara alunan musik mulai mengalun mengiringi tarian wanita diatas danau. Dengan kultivasi pengendali air, wanita tersebut menari dengan seluruh tubunya diselubungi air. Membuat para penonton terpana. Tarian yang diselingi pengendalian air membuat tarian tersebut terlihat tegas namun lembut.

“BAIKLAH. SESUAI INTI ACARA. NONA YIRA AKAN MENGAJAK TIGA ORANG WANITA UNTUK MENARI BERSAMA. PEMENANGNYA DAPAT MEMBAWA PULANG SEPETI KOTAK EMAS.”

Pembawa acara mengumumkan sayembara.

“Sudahlah, ayo kita mulai bermain.” Semangat Naya menarik tangan mereka berdua.

“Ayoooo... Kita habiskan uang mereka.” Ujar Yubi dan Gyu bersamaan setelah puas melihat pertunjukkan tarian tersebut.

“Kau mau lihat yang lebih menarik?” Tawar Yangra pada Ryura.

“Apa kau akan balas dendam karena ditabrak wanita itu ?” Tanya Ryura.

“Apa aku terlihat menaruh dendam?”

“KARENA ANTUSIAS PENONTON UNTUK MENDAPATKAN HADIAH UTAMA INI CUKUP BANYAK. KAMI MEMUTUSKAN PEMILIHAN BERDASARKAN SOROT LAMPU SECARA ACAK.” Lanjut panitia acara tari tadi lagi.

WUUSSHHH !!!

Tiga cahaya berbentuk awan kecil mulai mengitari area sekitar taman danau. Namun tiba-tiba langkah Yubi seperti ada yang menghentikannya. Ia tidak dapat menggerakkan kakinya. Kedua kakinya seakan ada yang mengikat.

“Kau kenapa diam. Ayoo.” Lekas Naya menarik tangan Yubi. Keadaan semakin mengejutkan saat awan lampu tersebut menyoroti Yubi.

“Yubi.” “Putri.” Sahut Naya dan Gyu bersamaan. Disaat yang sama tubuh Yubi tertarik ke tengah taman.

Mereka bertiga bingung tidak tahu apa yang terjadi. Yangra tersenyum licik diikuti tawa semangat Ryura. Ternyata semua itu ulah Yangra.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Ryura dengan semangat.

“Sebuah pertunjukkan. Kecil.” Yangra menjawab santai duduk dikursi.

“BAIKLAH KARENA SUDAH ADA TIGA PEREMPUAN CANTIK DISINI. KITA SAMPAIKAN CARA BERMAINNYA”

“APA? BERMAIN.” Gumam mereka bertiga dalam hati secara bersamaan dan saling melempar tatapan kebingungan. Shock.

“Apa Yubi sudah mendapatkan kultivasi air?” Tanya Naya langsung pada Gyu.

“Tadi dia menyerap kultivasi dari seorang pria, tapi sepertinya bukan air.”

Naya semakin cemas. Ia khawatir semua akan terbongkar.

“KALIAN AKAN MENGHANCURKAN KRISTAL ES YANG DIBUAT OLEH NONA YIRA. TANPA BOLEH MENYENTUHNYA. JADI GUNAKANLAH KULTIVASI KALIAN. KRISTAL ES INI SANGAT DINGIN, AKAN TERASA TAJAM JIKA KALIAN MENYENTUHNYA DIMOHON UNTUK NONA-NONA SEKALIAN BERHATI-HATI. SETIAP KRISTAL ES YANG MUNCUL AKAN SEMAKIN CEPAT MENGIKUTI IRINGAN MUSIK. YANG PALING BANYAK MENGHANCURKAN KRISTAL ES DIALAH PEMENANGNYA.”

“Gawat.” Ucap Naya panik.

“Nona bagaimana ini.” Cemas Gyu.

Yangra semakin puas dengan kepanikan yang terlihat dari teman Yubi. Musik mulai mengalun. Wanita penari yang bernama Yira mulai menari dengan gemulai dan kristal es mulai terbentuk. Dua peserta wanita lain sudah mulai menari dan menghancurkan kristal es. Terlihat perpaduan tarian yang mempesona namun tangguh. Sorak tepuk tangan mulai beradu.

Yubi hanya terdiam. Kristal es terjatuh tepat dihadapannya berkali-kali, membuat kakinya mulai membeku. Mati rasa. Bukan tidak bisa menari, hanya saja ia ragu menggunakan kultivasinya. Ia saat ini berdiri dihadapan banyak orang, khawatir jati diri nya akan terbongkar.

“Yangra… dia sepertinya bukan dari klan Mabi.” Lanjut Ryura khawatir.

“Hahaha… Jelas bukan.” Lanjut Yangra tertawa sangat puas.

“Apa kau tidak kelewatan, kakinya membeku.”

“Lihat saja dulu. Aku tidak yakin dia lemah.”

“Tunjukkan kemampuanmu, jangan kau kecewakan kultivasiku.” Gumam Yangra kemudian.

”Sial, aku tidak bisa terus diam. Kaki ku mulai mati rasa.” Yubi mencoba mencari Naya dengan bola matanya. Namun tidak ditemukan. Ada rasa gugup seketika menyerangnya.

“Baiklah setidaknya mereka tidak mengharuskan menggunakan kultivasi air.” Akal cerdik Yubi mulai berjalan.

Dengan menggunakan kultivasi Aruo yang ia serap, Yubi mulai menari melesat terbang tinggi menghancurkan lebih banyak kristal es dengan kultivasi udara. Semua mata tertujuk pada Yubi, para tamu yang menonton berdecak kagum akan kelincahannya dalam menghancurkan kristal es.

“Kau lihat. Dia hebat.” Ryura penuh semangat.

Terlihat raut bangga pada wajah Yangra. Membuatnya semakin ingin mendapatkan wanita itu.

Yubi menari di udara. Sang penari Yira, tidak ingin kalah. Turut mengimbangi Yubi. Dengan dorongan air yang menyelubungi tubuh Yira, dan Yubi berselimutkan udara membuatnya mereka dalam pesona tarian yang indah.

“BAIKLAH TERNYATA TAMU CANTIK KITA MALAM INI DARI KLAN ARUO. MARI SAMBUT TEPUK TANGAN.” Seketika riuh suara tepuk tangan.

“Klan Aruo?” Tanya Ryura.

“Bukan. Dia menyerap kultivasiku.”

“Apa maksudmu?” Bingung Ryura.

“Kau diserap? Kultivasimu diambil? Jangan bercanda hanya klan Byuni yang bisa. Tunggu…… maksud mu dia.” Ryura menutup mulutnya. Tak percaya dengan yang terjadi.

Didepan matanya adalah seorang klan Byuni. Klan yang tak sembarang orang bisa menemuinya. Klan yang sangat dicari oleh seluruh dunia keberadaannya. Sungguh pertunjukkan yang istimewa.

“Kau rahasiakan ini.” Tegas Yangra.

Yubi menari dengan lincahnya, sesekali ia tampak tergelincir namun Yira dengan sigap menolong Yubi. Memeluk tubuh Yubi, menarik tangannya dengan dan siap menyelubungi tubuh Yubi dengan kultivasi airnya. Yubi menyadari hal itu, ia merasa Yira akan selalu melindunginya.

Semakin lama berlangsung, tarian mereka terasa erat dan harmonis. Seakan pertunjukan untuk dua penari. Tak lama akhirnya lomba tari tersebut usai. Pembawa acara mengumumkan pemenangnya untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan. Sekotak emas.

“PEMENANG TARIAN KRISTAL KALI INI JATUH KEPADA WANITA DARI KLAN ARUO.” Tepuk tangan mulai bergemuruh. “Silahkan nona petinya.”

“Apa kau dapat membuka cadar mu?” Bisik pembawa acara itu pada Yubi.

Yubi tidak menggubrisnya, segera menerima peti tersebut dan berlalu, meninggalkan podium tari. Ia khawatir ada yang menyadari kebenaran dari kultivasinya. Segera ia keluar dari keramaian ditengah danau tersebut.

“BAIKLAH NONA YANG PEMALU TANPA SEPATAHKATA, MARI BERI TEPUK TANGAN KEMBALI. MARI, KITA LANJUTKAN PERTUNJUKAN TARIAN KITA LAGI MALAM INI. TENTU SAJA DENGAN HADIAH TAK KALAH BAGUSNYA.”

Yubi kembali kelantai dua dan duduk dikursi, mengambil segelas air, tak lama Naya dan Gyu datang menghampiri.

“Apa yang terjadi.” Tanya Naya langsung.

“Entahlah. Kaki ku seperti ada yang menahahnnya. Dan ada energi angin yang menarikku ketengah taman.”

“Siapa yang bisa berbuat seperti itu?” Tanya Naya lagi.

“Putri pakaianmu basah, kaki mu bagaimana?” Cemas Gyu.

“Kaki ku mati rasa.” Ucap Yubi mencoba merasakan kaki-kakinya.

“Aku akan menyiapkan pakaian mu.” Sahut Gyu.

“Tidak perlu. Aku akan ke kamar langsung.”

“Kalau begitu aku lanjut bermain.” Semangat Naya.

“Ya ya yaaa… kalian berdua carilah uang yang banyak. Aku lelah menari.” Jawab Yubi lagi.

Yubi masih duduk dimejanya seorang diri, menenangkan diri sebentar dan menenggak araknya, seketika ia mencium aroma bunga semakin menyengat tercium. Penari wanita, Yira mendekatinya dan duduk dihadapan Yubi.

“Apa kaki mu baik-baik saja?” Suara halus Yira menyapanya.

“Ya, hanya sebuah luka…” Yubi tiba-tiba meringis kesakitan. Rasa kebas karena dingin es tadi berangsur-angsur menghilang, meninggalkan rasa perih.

Yira hanya melemparkan senyum dan menunduk menyingkap rok Yubi untuk membantunya mengoleskan obat, “Nona kau tidak perlu…” Namun Yubi tersentak saat tangan Yira mengeluarkan energi Byuni untuk menyembuhkan luka disalah satu kakinya.

Yubi segera menahan tangan Yira, “Kau adalah...”

“Yira. Ji Yira.” Ujar Yira lembut.

Yubi tidak menjawab sepatah katapun, hanya memandang botol obat ditangan Yira. Hening sesaat, tidak tahu apa yang harus Yubi ucapkan.

“Terimakasih tadi kau telah banyak membantu ku. Aku dapat mengobati lukaku nanti nona Yira.” Ucap Yubi pada akhirnya.

Yira melemparkan senyum. “Panggil saja nama ku, tadi tarian mu sungguh indah, jika ada waktu seringlah datang berkunjung. Memiliki satu teman diwilayah luar bukankah sangat baik.” Ujar Yira lagi. “Aku harus kembali. Senang berkenalan dengan mu, nona…”

“Yubi. Kau bisa panggil nama ku saja.”

“Baiklah Yubi, sampai bertemu kembali.”

Yira meninggalkan Yubi dimeja tersebut seorang diri. Yubi sungguh terpukau, menemukan perempuan cantik lembut dan baik hati seperti Yira.

Yubi menyadari bahwa Yira merupakan darah campuran klan Mabi dan klan Byuni. Bertemu dengan Yubi satu klan Byuni dengannya sungguh menyenangkan. Entah hal apa yang membuat Yira memutuskan hidup didunia luar.

Terpopuler

Comments

𒆜𝑾𝒆𝒍𝒂𝒔 𝑨𝒔𝒊𝒉❥

𒆜𝑾𝒆𝒍𝒂𝒔 𝑨𝒔𝒊𝒉❥

Next

2024-01-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!