Bab 9

Saat ini Raja Oru memutuskan turun tahta dan mendiami sebuah kuil suci Ba dibagian utara pegunungan tanpa klan. Tanah yang tidak pernah disentuh oleh dunia luar. Sangat tandus tanpa pepohonan. Cukup baginya kehilangan tiga orang yang dicintai, istri, ibundanya dan sang anak. Ia menyerahkan kekuasaan Byuni pada Ni Liwey.

“Dia benar. Berat rasanya menjalani peran sebagai anggota kerajaan. Memiliki hati, tapi seumur hidup harus menyampingkan perasaan cinta yang kita miliki hanya untuk kepentingan banyak orang.” Liwey menatap hampa kearah lautan tempat dimana Yubi menjatuhkan dirinya dari atas tebing.

“Aku berharap bisa terlahir kembali, untuk menjadi orang lain disisinya.” Liwey tertawa lirih menenggak araknya.

“Kau menyesali pernikahanmu?” Tanya Yuga.

Bersamaan pangeran Liwey naik takhta ia juga menikahi seorang Ratu. Han Qi keturunan murni klan Byuni.

“Semua pada akhirnya akan berlalu. Hanya menunggu waktu. Cukup lama. Sakit memang. Tapi semua tetap akan berjalan.” Ucap Yuga kembali menenangkan Liwey.

Teringat bagaimana dirinya mati-matian menekan perasaan hatinya untuk Yubi. Memang Yubi lebih dulu yang memiliki perasaan dan secara terang-terang meluluhkan hati Yuga. Namun saat mengetahui Liwey memiliki perasaan berbeda untuk adiknya, Yuga memilih mundur. Ia memustukan meninggalkan kerajaan Byuni dan bergabung dengan pasukan penyelamat untuk membantu para pengungsi, hingga bertahun-tahun. Demi menghilangkan rasa cinta dihatinya.

Bagaimanapun Yuga telah diselamatkan oleh Liwey, ia tidak ingin menyakiti hati Liwey. Seumur hidupnya ia ingin mengabdi menjadi orang kepercayaan Liwey. Setidaknya perasaan yang dulu pernah ada untuk Yubi, hanya satu kebohongan yang harus ia sembunyikan dari Liwey saat ini.

“Dimana dia saat ini? Bahkan aku sebagai kakaknya tidak dapat berbuat banyak.” Lirih Liwey.

“Jika dia tidak menunjukkan dirinya, mungkin dia memang ingin menyembunyikan dirinya sementara waktu.”

“Apa dia baik-baik saja?”

“Adikmu hebat. Tidak ada yang sepintar dan setangguh dia.”

Liwey kembali menenggak habis araknya. Air matanya terus dan terus mengalir. Yuga selalu berada disisi sang raja menemaninya.

———————————————————————

Dengan jurus meringankan tubuh, Yubi berdiri diatas pucuk pohon. Pohon besar yang berada dihalaman paviliunnya. Melihat luasnya wilayah kerajaan Yan. Kediaman Yan sangat sunyi. Yubi membandingkan dengan istana kekaisaran yang sangat besar terlihat dikejauhan. Istana Xing terlihat megah dibandingkan istana Yan.

“Meditasi?” Yubi membaca sebuah buku yang ia dapatkan diatas meja makannya. “Dia menyuruhku untuk belajar meditasi.”

Yubi membolak balikkan tiap halaman yang ada. Ia tidak suka membaca. Selama ini ia selalu memerintah Gyu untuk membacakannya, dan itu lebih cepat baginya untuk menyerap semua yang ada dari isi buku tersebut.

“Dia selalu menyuruhku membaca buku. Dia ini sedang mencari murid atau bagaimana…” Kesal Yubi. “Hahaha aku tidak yakin kalau dia menjadi guru. Apa dia bisa mengajariku.” Yubi merasa dirinya sudah cerdas.

Yubi menjatuhkan bukunya. Ia lebih senang memperhatikan bulan yang terang dimalam itu sambil menenggak arak buahnya. Memantau hilir mudik pengawal kerajaan Yan. Sampai akhirnya sebuah ide muncul untuk menemukan jalan keluar dari istana kediaman Yan tersebut.

Telapak tangannya cukup sensitif untuk merasakan getaran langkah kaki, hal ini dapat membantu Yubi membaca arah langkah kaki pengawal yang sedari tadi berpatroli.

Yubi kini menggambar sebuah denah dari energi cahayanya di udara. Peta istana kediaman Yan. Cukup cerdik, ia memejamkan mata mencoba konsentrasi penuh mengalirkan energi kultivasinya untuk merasakan derap langkah kaki pengawal yang hilir mudik. Peta kerajaan kediaman Yan sedikit demi sedikit mulai terbentuk.

“Apa yang kau lakukan.” Suara pria terdengar dingin memanggilnya dari bawah pohon.

“Aaaaah…” Yubi kaget mendengarnya dan terjatuh dari atas pohon kehilangan keseimbangan. Seketika gambar diudaranya pun sirna.

Putri jatuh didalam pelukan A Lee, memeluk erat pria itu. Jantung A Lee berdegup sangat kencang saat tubuh Yubi berada didalam pelukannya. Segera A Lee menurunkan Yubi.

“Kau membuatku kaget, kenapa aku tidak melihat langkah kaki mu.” Kesal Yubi saat itu yang tengah konsentrasi dengan telapak tangannya dan membuat peta.

“Melihat ?” Bingung A Lee.

“Aaah sudahlah. Ada apa menemui semalam ini?” Kesal Yubi.

“Sudah semalam ini dan kau masih diluar?” Ucapnya sambil memungut buku meditasi yang jatuh, “Sudah sampai mana kau memahaminya?” Tanya A Lee sambil menunjukkan bukunya.

“Aku tidak tahu.”

“Kau tidak membacanya? Atau kau memang bodoh untuk memahaminya?”

“Siapa yang bodoh? Aku tidak ada waktu membacanya.”

“Bukankah waktu mu cukup senggang.”

“Aku….. aku hanya tidak ingin membacanya.”

“Apa kau tau guna buku ini.” Kesal A Lee.

“Apa itu penting.”

“Jangan-jangan kau tidak bisa membaca.”

“Heh… Kau meremehkan ku. Aku rasa bahkan ilmumu juga tidak sebanding dengan ku.”

“Kau berani menghinaku?”

Yubi saat ini belum mengetahui bahwa dihadapannya adalah sang Kaisar. Dugaanya pria muda dihadapannya tak lebih seorang bangsawan yang bekerja dikerajaan, mungkin sebagai dewan istana kekaisaran. Bagaimanapun dipikiran Yubi seorang Kaisar adalah pria tua. Mungkin seumuran atau bahkan lebih tua dari ayahnya saat ini.

“Kenapa? Apa kau kira aku tidak mampu melawanmu.” Jawab Yubi.

“Heh… kau hanya mengandalkan kekuatan Byu. Apa itu yang kau banggakan.” A Lee tersenyum sinis, meremehkan Yubi.

Yubi terdiam. Bagaimana pun ia memang tidak bisa bertarung. Jurus beladiri bahkan yang ia kuasai hanya sebatas mengelak, menepis dan menghindar.

“Sudahlah, aku tidak mau berdebat. Kemarikan bukunya.” Yubi merebut buku meditasi tersebut dengan mencengkram pergelangan Kaisar.

“Tidak. Mulai besok kau akan berlatih dengan ku. Percuma untuk mu membaca…”

"Ck… Aku tidak bilang ingin membacanya."

A Lee tiba-tiba terdiam. Tangan Yubi yang menyentuh pergelangan tangannya saat itu mengeluarkan energi seperti sengatan listrik.

“Kau mengambil kultivasi ku.” Ujar A Lee yang tidak berusaha menghindar.

Yubi tersenyum licik. “Sudah kukatakan kau tidak lebih bodoh daripada ku. Aku ini Byuni, mampu menyerap kultivasi mu. Setidaknya aku tidak perlu menghabiskan waktu ku dengan buku-buku mu.”

“Apa kau tidak pernah diajarkan sopan santun?”

“KAU YANG MEMULAINYA.” Kesal Yubi.

A Lee menghela nafas. Ia tidak ingin bertengkar dengan wanita ini.

“Kembalilah kekamar mu. Sudah terlalu malam.” Tenang A Lee dan beranjak meninggalkan Yubi.

“Ck ck ck… apa kau sekarang mau menjadi ayah ku, ku kira tadi kau mau menjadi guruku.”

“Bacalah kalau kau ingin.” Ucap A Lee meletakkan buku diatas pagar, enggan berdebat.

SRAAAAK!!!

“Aku bilang aku tidak ingin membacanya.” Yubi menerbangkan buku tersebut tepat dihadapan A Lee.

A Lee menoleh kebelakang, melihat Yubi berjalan memasuki kamarnya.

BRAAAAKK!!!

Suara pintu kamar tertutup dengan keras. Tepat membuat lutut dan kening Yubi terbentur.

“Aduuuuuh… KAU INGIN MENCARI MASALAH DENGAN KU?” Yubi mengelus lutut dan keningnya, kesal saat A Lee dengan tenaga dalamnya menutup pintu kamar Yubi dengar keras.

“Masuklah?” A Lee tersenyum puas, kembali membukakan pintu kamar Yubi dengan lambaian tangannya.

BYUUUUR !!!

Dengan kultivasi Mabi pemberian Yira, Yubi mengarahkan air dikolam taman tepat membasahi sekujur tubuh A Lee.

“Haha… Apa kau kira cuman dirimu yang bisa mempermainkan ku.” Gelak tawa Yubi tidak berhenti.

A Lee kini dengan jurus perpindahan tubuhnya, melesat kearah Yubi. Menekan tubuh Yubi kedinding, mencekal kedua tangan wanita itu.

“Kau masih ingin bermain.” A Lee mulai kesal menghadapi keras kepala wanita itu.

Yubi terdiam. Ia dapat merasakan aroma tubuh pria tersebut. Sangat menenangkannya.

“Sepertinya kau sudah pulih seutuhnya. Apa kau ingin terluka lagi?” Ketus A Lee.

“Heh! Terluka?” Ledek Yubi mengendalikan energi angin untuk mendorong tubuh A Lee.

Sang Kaisar terhempas menghantam pohon besar.

“Sekarang yang terluka siapa? Aku Byuni luka ku dapat sembuh dengan sendirinya. Lalu kau bagaimana?” Yubi kembali menyindir A Lee.

A Lee kali ini meladeni permainan Yubi. Segera ia menyerang Yubi kembali. A Lee tidak menggunakan kultivasinya, hanya melayangkan beberapa jurus bela diri dan tenaga dalamnya. Yubi menepis semua serangan A Lee. Tubuhnya sangat lincah dan gesit.

Gerakan Yubi yang terus menerus menangkis serangan, menghindar seakan membuat siluet dirinya menari dengan lincah dan indah. A Lee tertegun melihat kemampuan Yubi dalam menangkis setiap serangan. Beberapa kali A Lee dapat melihat sorot mata Yubi yang terlalu dekat dengannya. Membuat jantungnya berdebar.

SRAAAK !!!

A Lee menarik kaki Yubi dengan tenaga dalamnya, membuat Yubi terpental. A Lee dengan sigap menarik tubuh Yubi yang hampir menabrak pilar bangunan. Bagaimanapun juga A Lee tidak ingin membuatnya terluka.

“Ternyata kau tidak bisa apa-apa Putri.” Ledek A Lee.

A Lee kini mengikat kedua kaki Yubi dan melayangkan tubuh wanita itu ke udara. Membolak balikkan tubuh Yubi bak layangan.

“KAU BERANINYAAA.” Pekik Yubi.

“Lawan aku semampumu.” Jawab A Lee. Ia cukup puas dapat menggoda Putri, ia tidak tahu bahwa Putri tidak mudah menyerah.

BUUUGG!!

BRUUUUKK!!

Yubi terjatuh dari ketinggian menghantam tanah. Bersamaan dengan A Lee yang kini berlutut dihadapan Yubi. Ya, Yubi melakukan jurus pengendalian pada tubuh A Lee.

Rambut Yubi sangat berantakan akibat perbuatan A Lee yang melayang-layangkan tubuh Yubi diudara. Ia cukup kesal.

“Jangan melawan atau pembuluh darahmu akan pecah.” Ucap Yubi saat melihat A Lee berusaha mengendalikan tubuhnya.

“Jurus pengendalian.” Ujar A Lee memastikan. Sampai saat ini belum pernah ia temui klan Byuni yang mampu mengendalikan tubuh seseorang.

“Aku tidak membutuhkan jurus bela diri jika aku mampu mengendalikanmu.” Ketus Yubi.

Jurus mematikan klan Byuni. Tingkat tertinggi. Jika dipaksa untuk bergerak maka seluruh saraf seperti tertusuk ribuan jarum. Sangat menyakitkan.

“Kau licik.” Balas A Lee. Ia tidak mengetahui jika Yubi sudah menguasai jurus pengendalian.

“Kau terlalu meremehkanku. Aku membuat mu berlutut dihadapan ku, aku menang.” Bangga Yubi, nafasnya terlihat sangat cepat dan pendek. Ia sangat kelelahan, jurus pengendalian memang menguras energi kultivasi. Hingga akhirnya Yubi jatuh dihadapan A Lee, dengan segera A Lee menangkap tubuh Yubi saat dirinya terbebas dari jurus pengendalian.

“Aku lelah…” Yubi napasnya terlalu cepat. Ia terpejam didalam dekapan A Lee.

“Kenapa memaksakan dirimu.” Ucap A Lee dan kini ia menyalurkan kultivasi kembali ketubuh Yubi.

———————————————————————

“Kembalilah Yang Mulia. Dirimu sudah lama bersamaku. Aku khawatir Ratu akan marah padaku.” Pinta Yuga saat menghampiri Liwey dimenara Kuil utama pegunungan tanpa klan.

“Dia tidak akan marah.” Liwey menenggak botol minum yang berisi arak.

Setelah semua kembali kondusif. Ia hanya beberapa kali mengunjungi istana sang Ratu Byuni. Liwey lebih memilih menenggelamkan dirinya pada urusan kerajaan dan fokus mencari keberadaan Yubi.

“Ratu sangat baik. Dia terlalu sabar disisimu. Meski dia sadar cintamu bukan untuknya tapi dia masih setia menantimu. Kau tahu itu.”

Liwey terdiam cukup lama, tatapannya sangat kosong menatap luasnya pegunungan tersebut.

“Aku mencemaskan Yubi.” Ucap Liwey kemudian.

“Selama tidak ada berita kekacauan didunia luar, aku percaya Yubi baik-baik saja. Meski dia tidak bisa bertarung dan ilmu bela dirinya kurang, tapi dia sangat cerdik. Lagi pula ada Byu dalam dirinya apa yang perlu kau cemaskan.” Jelas Yuga.

Liwey tertawa miris, mengajak Yuga bersulang. Sahabatnya selalu tahu cara menenangkannya.

“Kau hanya merindukannya bukan.” Ujar Yuga

Yuga menyadari kehadiran Han Qi tetap tidak akan menggeser Yubi dihati Liwey,

“Sangat.” Jawab Liwey menenggak kembali araknya.

“Sudah hampir sebulan dia menghilang. Cukup lama dibandingkan dia kabur seperti dulu.” Lanjut Liwey.

“Yang Mulia, kembalilah. Ingat kau adalah Raja Byuni saat ini. Bukan seorang Pangeran. Kalau ada berita tentang Yubi, aku akan langsung mencarimu. Temui Ratu, dia menanti mu.” Yuga mencoba menyadarkan Liwey.

Yuga berusaha menarik Liwey dari keterpurukan yang mendalam. Sudah saatnya perlahan sang Raja Byuni kembali bangkit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!