Bab 11

Kediaman Yan yang sangat hening, seketika ramai karena Yubi yang selalu membuat ulah. A Lee melemparkan tubuh Yubi keatas ranjangnya.

“Kau pria brengsek. Mesum.” Kesal Yubi.

“Aku? Mesum?” A Lee tidak habis pikir. Bahkan selama ini hanya Yubi yang berani menyentuh tubuhnya terlebih dulu.

“Kau akan kemana?” Tanya Yubi saat A Lee beranjak keluar dari kamarnya.

“Kekamarku.”

“TUNGGU.”

A Lee menghentikan langkahnya.

“Apa kau akan mengikat ku semalaman disini.” Yubi melompat kearahnya, kaki dan tangannya masih terikat kuat.

“Semalaman? Kalau perlu aku akan mengikatmu selamanya.”

“Hei… aku serius.” Yubi kini melihat kediamannya yang semakin gelap dan sunyi.

Kini A Lee bergegas beranjak keluar dan menutup pintu kamar Yubi.

“APA KAU TIDAK TAKUT AKU AKAN KABUR LAGI. AKU PUNYA SEGUDANG RENCANA BAHKAN AYAH KU SAJA SULIT MENCEGAHKU.” Timpal Yubi yang tidak ingin ditinggal begitu saja.

Yubi kini melompat berusaha mendekati A Lee. Sulit baginya dengan anggota badan yang terikat tersebut.

“Apa yang kau lakukan.” Tanya A Lee.

“Bukankah lebih aman jika aku terus bersama mu. Kalau kau pergi, aku bisa saja kabur kembali.”

A Lee menghela nafas panjang.

“Tuan, apa terjadi sesuatu. Aku mendengar ada keributan?” Tanya Fa Ye yang saat itu tiba karena suara ramai. “Apa kau memerlukan sesuatu?” Lanjut Fa Ye yang bingung melihat sang Putri terikat dihadapan tuannya.

“AKU MEMERLUKAN SESUATU. APA KAU MAU MENEMANIKU MALAM INI.” Teriak Yubi mendongakkan kepalanya dari atas bahu A Lee.

“KAU…”

A Lee mendorong tubuh Yubi kembali ke atas ranjang. Menutup pintu kamarnya dengan keras. Fa Ye tersentak kaget, meninggalkan kediaman Yubi dengan senyum lebar menahan rasa tawa atas situasi tadi.

“ADUH… kau kasar sekali.” Kesal Yubi.

“Kau berani memerintah bawahanku.”

“Setidaknya ada dia mengawasiku. Aku tidak akan kabur seperti tadi.”

A Lee mengernyitkan dahinya.

“Kau takut?”

“Takut? Apa maksud mu.” Yubi berpaling memunggungi A Lee. Enggan menatap pria tersebut. Ia cukup malu menyatakan bahwa memang benar dirinya takut kegelapan dan sepi sendiri.

“Jika kau berani kabur, pedang ku sungguh akan menebasmu.” A Lee melepaskan ikatan Yubi.

“Kenapa kau menahan ku?” Tanya Yubi. “Apa aku menyinggung mu? Kita bahkan tidak saling mengenal.” Yubi bertanya dengan pelan.

“Setidaknya beri tahu alasan ku harus disini.” Paksa Yubi dengan menahan air matanya.

“Aku hanya ingin kau ada disini.” Lirih A Lee. Pria ini tidak bisa menyembunyikan hal apapun dari Yubi. Terlebih membiarkannya menangis.

“Apa? Kenapa?” Tanya Yubi beruntun dan langsung duduk menghadap A Lee dan mengusap air matanya.

“Untuk itu… aku tidak memiliki alasan.”

“Tapi kenapa? Kau tidak takut jika sewaktu-waktu Byu ku akan…” Yubi dengan sangat hati-hati mengatakannya.

“Tidurlah. Aku akan disini menemanimu.” Jawab A Lee dengan tenang dan duduk dipinggir ranjang Yubi. Melakukan meditasi. Sudah cukup pusing dengan menghadapi kelakukan sang putri.

Yubi memandang sekitar, bola matanya berputar menyapu setiap sudut kamarnya. Sebenarnya terlihat mewah, namun ia tidak suka keremangan dan kesunyian ditempat tersebut.

“Kau akan menahan ku sampai kapan?” Tanya Yubi, kini dengan seenak hatinya menyenderkan punggungnya dilengan A Lee.

"Kau akan pergi kemana? Kembali kerumah mu?" Tanya A Lee.

"Ntahlah. Ketempat dimana tidak ada manusia."

Yubi kini mulai mengantuk, menarik pakaian A Lee untuk menyelimuti sebagian tubuhnya.

“Apa kau tidak bisa tidur dengan benar diranjang mu.”

“Tidak. Aku lebih suka seperti ini. Kalau kau keberatan, panggil pengawalmu tadi.”

Malam itu Yubi masih khawatir Byu akan kembali hadir dimimpinya. Ia sangat takut.

“Apa kau tidak ada rasa takut pada ku.” Tanya A Lee kemudian.

“Tidak. Kau menahan ku tapi tidak benar-benar berusaha membunuh ku. Kau justru merawat ku.”

Yubi mulai berucap dengan pelan menahan kantuk.

“Apa setelah Byu tersegel penuh maka kau akan melepaskan ku?” Tanya Yubi memejamkan matanya perlahan.

“Kalau kau dapat mengalahkan ku dalam seni pedang, maka aku akan melepaskan mu.” Jawab A Lee singkat.

“Aku… tidak… bisa.”

Yubi kini larut dalam lelapnya. A Lee membiarkan sedikit lama Yubi tidur bersandar dilengannya. Ia juga melakukan meditasi sambil menunggu Yubi benar-benar terlelap.

Setelah beberapa jam A Lee menurunkan tubuh Yubi diatas ranjangnya. Ia melihat pakaian mereka saling bertaut terikat. A Lee melemparkan senyum lebar. Menyadari bahwa wanita ini tidak ingin ditinggal sendirian, A Lee duduk dibawah ranjang. Ia menatap wajah Yubi dalam diam dan tenang.

_____________________________________________

Yubi terbangun saat sinar matahari menyilaukan wajahnya.

“Apa kau tidak akan bangun?!” Tanya A Lee.

Yubi terperanjat, ia mendapati tangannya tengah merangkul leher pria itu.

“Kau semalaman disini?” Tanya Yubi.

“Apa aku bisa pergi.” Ketus A Lee, lehernya pegal tangan Yubi belum berpindah masih merangkul lehernya.

“Tidak. TENTU…. Kau bisa pergi sekarang.” Wajah sang Putri memerah menahan malu. A Lee beranjak berdiri meninggalkan kamar Yubi.

“Aku tunggu di aula utama.” Perintah A Lee.

A Lee sangat sulit untuk ditemui beberapa waktu ini. Ia terlalu sibuk mengurus tugas kerajaan. Hanya sempat memiliki waktu untuk Yubi di larut malam, bahkan saat Yubi sudah tertidur pulas. Sedangkan Yubi memiliki segudang pertanyaan untuk pria itu. Jelas ia tidak akan melewatkan kesempatan untuk menemui A Lee.

Siang itu, matahari cukup terang. Cuaca sangat hangat.

Yubi melangkah mendekati aula utama. Ia mendapati Fa Ye tengah berdiri menantinya. Wajah pengawal A Lee lebih terlihat hangat dibandingkan tuannya.

“Apa tuan mu didalam?” Tanya Yubi.

“Tentu saja, dia menunggu mu didalam nona.”

“Menunggu ku?” Ucap Yubi tidak yakin, “Suasana hatinya buruk atau baik?” Bisik Yubi.

“Kau mencemaskannya?” Bisik Fa Ye kemudian.

“Aku mencemaskan diri ku. Bagaimana kalau aku…”

“Masuk.” Suara A Lee terdengar dingin menusuk telinga Yubi disiang hari itu.

Yubi segera berlari masuk kedalam aula tersebut. Mendapati A Lee duduk disebuah kursi dengan meja besar. Dihadapannya setumpuk surat belum dibuka.

“Apa kau sudah makan?” Tanya A Lee.

“Apa kau membutuhkan sesuatu dari ku?” Tanya Yubi pelan penuh keraguan.

A Lee meletakkan surat yang tengah ia baca. Dan menatap Yubi.

“Apa kau tidak mendengar pertanyaan ku?”

“Aku… belum makan. Dan tidak lapar. Jika kau ingin membahas tentang…”

A Lee segera berdiri dan melangkah ke salah satu sisi ruangan yang terdapat meja besar, diatasnya tersedia beraneka jenis makanan.

“Duduk lah.”

Yubi mengikuti perintahnya. “Tapi aku tidak lapar. Bisakah kita…”

“Makan.” Perintahnya kembali.

Yubi dengan santai mengambil beberapa makanan yang tersaji, menaruhnya dalam piring lalu menyerahkannya kepada A Lee.

“Apa kau pikir aku akan percaya bahwa makanan mu ini tidak ada racun?”

“Apa yang kau takuti. Bukankah kau seorang Byuni.”

A Lee mendorong piring Yubi yang diserahkannya tadi.

“Apa aku perlu meracuni mu untuk sekedar membunuh mu.” Ujar A Lee kembali.

Yubi kesal. Ia melahap makanannya, bagaimana pun ia juga lapar. Jika ingin mati pun harus ada kekuatan.

A Lee merasa puas melihat Yubi lahap makan dihadapannya.

“Apa kau tidak mau makan?” Tanya Yubi akhirnya.

“Aku tidak rakus harus menghabiskan ini semua. Kau ingin memotongku jika aku gemuk hah?!” Ketus Yubi.

Yubi kini menyodorkan sepotong makanan ke arah mulut A Lee.

Fa Ye dari pintu luar yang sedari tadi memperhatikan mereka, khawatir tuannya akan marah, belum pernah ada yang bertindak tidak sopan. Bahkan berani menyuapi tuannya.

“Makanlah, aku banyak pertanyaan untuk mu setelah ini. Aku tidak ingin semua makanan ini tersisa. Bukan kah ini semua kau yang menyiapkan.” Tegur Yubi.

“Tuaan…” Ujar Fa Ye melangkah masuk kedalam aula.

Yubi menatap Fa Ye yang kini melangkah masuk mendekati meja. Namun kembali Yubi menatap A Lee saat ia memakan suapan dari tangan Yubi.

A Lee tidak ingin wanita itu melihat pria lain selain dirinya. Fa Ye kini kembali keluar, saat A Lee meliriknya tajam dengan aura dinginnya.

Dan lagi ketika Yubi ingin memanggil Fa Ye, A Lee dengan segera meminta Yubi untuk mengambilkan sepotong buah didekatnya.

Refleks tangan Yubi mengambil piring buah tersebut dan menyerahkannya pada A Lee. Ia melupakan keinginannya mengajak Fa Ye ikut bergabung sarapan.

“Kenapa tidak dimakan, bukankah kau memintanya tadi.” Tanya Yubi saat A Lee hanya memandangi buah tersebut.

“Apa kau tidak bisa mengupasnya?” Yubi kembali meraih buah tersebut. Dan mengupasnya, lalu kembali menyuapi buah tersebut ke mulut A Lee.

Fa Ye hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakukan tuannya yang berusaha mencari simpatik dari Yubi.

“Apa kau sudah puas?” Tanya Yubi saat sudah menghabiskan sarapannya.

“Aku ada banyak hal yang ingin aku tanyakan…” Lanjut Yubi.

“Tunggu aku menemui mu. Aku masih banyak tugas yang harus aku selesaikan. Fa Ye, bawa dia kembali kekamarnya. Jangan biarkan ia membuat keributan.” Potong A Lee langsung dan berjalan menuju meja besarnya.

“Heei…. Tunggu…”

“Nona silahkan.”

“Ck.” Yubi kesal melihat A Lee kembali menulis surat balasan yang menumpuk tersebut. Ia pun kembali menuju kamarnya. Sudah cukup lama Yubi berada ditempat tersebut tanpa mengetahui jelas tentang pria tersebut dan sampai kapan menjadi tahanannya.

A Lee hanya bisa melihat Yubi pergi menjauh dengan membawa rasa kesal dan menugaskan bawahannya agar menuruti semua maunya Yubi selama itu bukan melarikan diri.

“Kau akan bagaimana dengannya?” Tanya Fa Ye diaula utama istana, sore itu.

“Aku harus apa?” Tanya A Lee kembali.

“Kau menyukainya? Tapi dia selalu khawatir disisi mu. Setidaknya beri dia alasan untuk ada disisi mu.”

“Menyukainya? Apa aku terlihat jelas?” Tanya A Lee.

Fa Ye mengangguk yakin.

“Aku hanya khawatir. Kultivasinya rendah bahkan tidak stabil, ditambah ia tidak bisa ilmu bela diri.”

“Cukup. Jelaskan itu padanya.” Fa Ye kini mengambil semua surat balasan yang telah ditulis A Lee.

“Aku sudah penat mengurus surat-surat ini seharian. Kita istirahat dulu.” Penat Fa Ye yang selalu disibukkan dengan rutinitas kekaisaran.

Sungguh tugas kekaisaran yang diembankan cukup menyita waktunya. Dan A Lee yang merupakan seorang Kaisar, berusaha sebisa mungkin meluangkan waktu untuk sang Putri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!