Yubi sedang menghabiskan waktunya berendam di air panas. Dengan aroma lavender kesukaannya. Kolam pemandiannya sangat terang dan wangi semerbak.
Sudah satu bulan semenjak ada kehadiran Yubi, paviliun istana Putri tersebut terasa lebih hidup. A Lee yang malam itu mengunjungi kediaman Putri, memerintahkan pengawal kediaman Yubi untuk pergi. Ia tidak ingin ada sosok pria lain didekat Yubi.
Yubi menyadari suasana yang cukup hening ditambah cahaya diluar yang kian meredup. Segera ia bergegas memakai pakaiannya dan keluar dari tempat pemandiannya, berlari menuju kamarnya.
“Apa yang kau lakukan.” Tanya Yubi kesal saat mendapati A Lee duduk didalam ruang tengah kediamannya.
“Bukankah kau ingin membahas sesuatu dengan ku.”
A Lee mengambil cangkir dihadapannya dan menuangkan arak ringan yang tersedia dimeja tersebut.
“Apa kau harus memadamkan semua lilin ku.” Ujar Yubi yang sebenarnya sang Kaisar hanya meredupkan beberapa sudut kediamannya saja. Ia tidak suka cahaya terang.
A Lee menghela nafas kembali tidak ingin mengawali debat. Segera ia mengayunkan tangannya dan cahaya api mulai berpendar menyala disetiap sudut ruangan.
“Kalau kau bisa membuat sihir cahaya seperti ini, seharusnya aku tidak perlu repot meminta lilin terus menerus.” Lanjut Yubi. A Lee melihat senyum Yubi yang penuh dengan kebahagiaan.
A Lee memejamkan matanya, mengontrol emosi nya. Degup jantungnya terasa cepat. Sang Putri terlihat sangat menawan dengan rambutnya yang terurai basah tanpa hiasan sedikit pun.
“Jadi apa yang ingin kau bahas?” Tanya A Lee kemudian.
Sang kaisar mengeluarkan hawa panas untuk mengeringkan rambut sang putri yang duduk disampingnya.
“Aku seperti pernah melihat mu, apa kau pernah kepegunungan tanpa klan?” Tanya Yubi memastikan, “Kau terluka disana, aku menyelamatkan mu. Apa kau lupa?”
“Siapa yang menyelamatkan siapa.” Jawab A Lee dan meminum air arak yang sudah dituang Yubi.
“Ck… jadi kau tidak ingin menjawabnya.” Yubi mengambil cangkir untuk dirinya sendiri.
“Baiklah. Kenapa kau menahan ku?”
“Kau adalah Byu. Kau membutuhkan kultivasi tinggi untuk menyegel Byu dalam dirimu. Aku mampu melakukan itu untuk mu. Bukankah itu sudah aku jelaskan.”
“Sebenarnya kau tidak perlu…”
“Apa kau takut pada ku ?”
“Siapa yang tidak takut. Aku ditahan oleh mu disini. Kau tahu siapa aku. Bisa saja kau nanti akan melaporkanku pada kerajaan Aruo lebih parahnya kau membawa ku kehadapan Kaisar.”
“Kaisar? Kenapa? Kau takut dengannya?”
”Kau pikir aku sebodoh itu untuk tidak takut. Dia paling berkuasa. Memikirkan bertemu dengannya saja aku tidak berani. Dan lagi aku tidak tahu apa tujuanmu menahanku.”
A Lee ada rasa geli mendengar jawaban Yubi.
“Percayalah aku tidak berniat menyakitimu. Bukankah selama ini aku juga yang membantumu menyegel Byu dalam dirimu. Kau sendiri yang mengatakan bahwa klan Byuni belum mampu menyegel kekuatan Byu.”
“Masalah aku melarang mu keluar, klan Aruo sedang mencarimu saat ini. Mereka tersebar dimana-mana. Jika kau tidak ingin tertangkap, istana Yan adalah tempat teraman untukmu.” A Lee menjelaskan semuanya secara mendetail.
“Lagipula dengan kemampuan mu itu, apa kau kira bisa melawan mereka terlebih jika kau menemui para pembunuh atau penjahat jika berada ditempat yang tidak jelas.”
Semua penjelasaan A Lee sangat masuk akal untuk Yubi. Memang selama ini A Lee selalu membantunya. Dan sang Putri sangat bergantung pada pria itu.
Yubi perlahan menatap kedua mata A Lee. Ia penasaran dengan wajah asli dibalik topeng yang selama ini dikenakan pria tersebut.
“Kau sudah mengetahui semua tentang ku. Siapa kau sebenarnya?” Tanya Yubi lembut.
Lama A Lee terdiam tidak menjawab. Ia mengambil botol arak dari tangan Yubi dan menuangnya kembali kedalam cangkir.
“Kaisar Yan. Yan A Lee.” Ucapnya setelah menenggak habis arak, ia menatap kedua mata Yubi.
Yubi terdiam. Kemudian ia tertawa lebar.
“Ayolaaah… kalau ingin bercanda juga tidak perlu membawa nama pria tua tersebut. Hahaha.”
A Lee menaikan satu alisnya. Menatap Yubi tidak percaya. Tidak menyangka Yubi akan seperti ini saat A Lee berusaha untuk menjawab serius kebenarannya. Sunggu reaksi diluar dugaan.
“Siapa maksud mu pria tua?” A Lee bertanya dengan tenang.
Yubi kini mendekatkan dirinya kesisi A Lee. Dan sedikit berbisik. Tercium aroma lavender dari tubuh Yubi membuat degup jantung sang kaisar semakin cepat beradu.
“Ya tentu saja Kaisar. Aku mendengar dari orang luar ia tidak memiliki istri. Bahkan tidak menyukai wanita. Mereka curiga kalau Kaisar Yan ini penyuka sesama jenis. Karena kau tahu, Putri klan Aruo ditawarkan untuknya. Tapi dia menolak. Ia seperti alergi didekati wanita. Kau tahu secantik apa Putri Aruo itu.” Jelas Yubi yang paling suka bergosip.
A Lee menghela nafas panjang kembali. Bagaimana bisa ia menyukai wanita aneh ini yang bahkan sudah sering menjelekkan dirinya. Menjatuhkan harga diri sang Kaisar.
“Apa kau sudah membuktikan kebenarannya?” Tanya A Lee.
“Untuk apa. Ini sudah bukan rahasia umum didunia luar. Kaisar ini memang pria tua yang kuno. Tidak menyukai wanita, pelayannya bahkan pria semua. Tatanan barangnya meski mewah terlihat kuno.” Seketika Yubi teringat sesuatu yang sesuai dengan deskripsinya.
“Dan yang ku dengar, meski ia dari klan Yan. Kultivasi api. Dia tidak menyukai cahaya terang, api dan sejenisnya.” Bukankah semua kategori itu menuju pada A Lee. Kediamannya sangat mirip dengan penjelasan itu.
Yubi merasa cemas. Ia kembali menjaga jarak. Sempat mempercayai pria tersebut adalah Kaisar karena ciri-cirinya hampir sama kecuali ia bukan pria tua.
“Menurut mu. Pemberitaan tentang dirimu yang kabur dari kerjaan Byuni karena aliansi pernikahan, apakah benar?” A Lee memperingatkan.
“Tidak seutuhnya benar. Saat itu Byu sedang…” Yubi mulai semakin gugup dan ragu.
“Apa kau benar-benar Kaisar Xing?” Tanya Yubi kembali penuh kehati-hatian setiap mengucapkan kata per kata.
A Lee tidak menjawab. Ia sibuk meminum secangkir araknya.
“Oooooh tidaaaak. Matilah aku. Matilah aku. Beraninya aku menghina sang Kaisar.” Guman Yubi. Kini keringat dingin terlihat dikening Yubi.
“Kenapa? Apa yang kau pikirkan tentang diriku?.” A Lee menjawab santai saat melihat reaksi Yubi yang berubah gugup.
Yubi melihat pintu kamarnya yang terbuka lebar. Tak jauh ia melihat Fa Ye menuju kamarnya membawa beberapa tumpuk surat.
Yubi menggunakan energi anginnya, melesatkan diri mengambil beberapa surat dari tangan Fa Ye.
BRAAAAK!!!
“NONA APA YANG KAU LAKUKAN?” Tanya Fa Ye yang tersungkur dan semua tumpukan surat jatuh kelantai.
Yubi membuka satu per satu surat tersebut. Terlihat surat tersebut memang ditujukan kepada Kaisar Yan A Lee. Tertulis jelas dan tegas. Kekaisaran Xing, Yan A Lee. Kaisar Xing Yan. Kaisar Yan.
“Fa Ye… Apa dia adalah Kaisar, Yan A Lee ?” Tanya Yubi pada Fa Ye.
Fa Ye menatap Yubi dan A Lee secara bergantian. A Lee masih duduk dengan santai meminum araknya.
“Tentu saja. Dia Kaisar Xing dari kerajaan Yan, klan Yan. Naga petir.” Lengkap Fa Ye.
Kini A Lee melesat cepat bagai kilat, berdiri dihadapan Yubi.
“Jadi… Apa kau percaya kenyataan yang sebenarnya atau rumor tentang sang Kaisar pria tua dan kuno.”
“HAHAHAHA…… Kau mendengarnya juga ternyata tuan.” Ledek Fa Ye.
“Apa yang kau lakukan disini.” Ketus A Lee pada Fa Ye.
Fa Ye menunjuk surat-surat yang berjatuhan dibawah Yubi. A Lee memberikan isyarat pada Fa Ye untuk menyingkir.
“Nona. Percayalah pada kenyataan dihadapanmu. Bukan rumor di belakangmu.” Fa Ye berbisik memberi semangat.
Saat Fa Ye melangkah pergi, Yubi segera berbalik badan menatap Fa Ye yang kini menghilang dari pandangannya.
“Bisa kita lanjutkan pembahasan kita didalam Putri?” Panggil A Lee.
Perut Yubi terasa bergejolak. Ia lebih memilih mati menggenaskan malam ini jika harus menghadapi kaisar yang sudah ia hina.
“Masuklah.” A Lee kini sudah kembali duduk dibangkunya, “Jadi apa kau ada pertanyaan lain?”
Semua perbuatan buruk Yubi pada sang Kaisar seketika mengalir begitu saja.
Membuat sang Kaisar bertekuk lutut dengan jurus pengendalian darah. Mengguyur tubuh Kaisar dengan pengendalian air. Melemparkan buku bahkan mendorong tubuh Kaisar dengan pengendalian angin.
Lebih gilanya, mengatakan semua hal buruk tentang Kaisar.
“Aku… belum ada pertanyaan lagi. Lebih baik kau kembali kekamarmu.” Pinta Yubi yang masih berdiri dengan gugup.
A Lee menarik tubuh Yubi dengan energi kultivasinya. Dan kini Yubi tepat duduk disebelahnya.
“Jadi kau benar-benar takut sekarang?” Tanya A Lee.
Yubi kembali menatap tajam pria tersebut. Seumur hidupnya Yubi tidak pernah merasa sebodoh itu.
“Tidak. Kau yang telah menipuku. Bagaimana aku bisa tahu kau adalah Kaisar. Kau selalu menghindar saat aku ingin bertanya sesuatu. Bahkan kau tidak pernah menjawab pertanyaan ku dengan serius. Mempercayai rumor diluar juga bukan salah ku, aku yakin bahkan warga mu juga mengira kau adalah pria tua. Kau selalu menutup jati dirimu.” Jelas Yubi panjang lebar.
Ajaib. Wanita dihadapan sang Kaisar masih bisa berkilah menantang sang Kaisar.
“Jadi maksud mu. Semua ini salah ku.”
Sang putri tertunduk malu dan takut, merasa bersalah. “Tidak, semua salah ku.” Lirihnya, “Kembalilah kekamar mu. Aku gugup saat ini di hadapanmu.” Yubi kembali yang masih tidak berani menatap wajah pria tersebut.
“Dan kalau kau menahan ku hanya untuk mempermainkan ku…”
“Aku tidak sedang bermain dengan mu.” Potong A Lee.
“Baiklah. Kalau kau ingin menghukumku…”
“Apa aku terlihat seperti ingin menghukummu?”
“Jadi apa alasan mu menahan ku hanya karena itu? Tidak ada yang lain?”
Sang Kaisar cukup lama terdiam menatap Yubi. Sejak awal tidak ada niat untuk menutupi hal tersebut pada Yubi. Ia ingin berkata jujur untuk perasaannya.
“Aku memintamu di sisiku.”
Yubi terperanjat mendengar pernyataan A Lee. Namun ia tidak ingin salah mengartikannya juga.
“Apa maksudnya?” Tanya Yubi.
Lama tidak ada jawaban dari sang Kaisar, Yubi pun segera membuka paksa pakaian A Lee.
“Apa yang kau lakukan?”
“Jadi benar kau adalah pria digunung waktu itu.” Yubi melihat bekas luka anak panah didada A Lee dan beberapa luka tebasan pedang.
Segera sang putri menyalurkan energi Byuni untuk mengobati luka sang kaisar. Berangsur-angsur luka tersebut pulih dengan sempurna.
“Jadi ini maksud mu? Seorang Byuni di sisi kaisar sebagai pelindung?”
BRAAAK!!!
“Aku tidak pernah memintamu melindungiku.” Murka sang Kaisar yang melihat Yubi salah mengartikan niatnya.
“Tidurlah. Semua pertanyaanmu sudah aku jawab. Jangan berusaha untuk kabur. Aku dapat mudah menyeretmu kembali.” Tegas A Lee yang meninggalkan Yubi seorang diri.
Malam itu langit tiba-tiba mengeluarkan gemuruhnya. Suasana hati sang kaisar sedang tidak baik-baik saja. Ia memiliki kemampuan mengatur cuaca, kini hujan yang turun mewakili suasana hatinya yang suram. Ia sangat marah Yubi menanggapi niat tulusnya dengan cara seperti itu.
Sang Kaisar malam itu berdiam diri diatas atap kamar Putri. Ia menjaga Yubi dalam derai hujan yang menerpa tubuhnya. Yubi meringkuk didalam selimutnya tidak menyadari bahwa sang Kaisar tetap berada didekatnya sepanjang malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments