Yubi pagi itu terbangun, saat suara wanita sayup-sayup membangunkannya.
“Putri bangunlah sudah siang.”
Yubi melihat ke jendela. Matahari bahkan belum berada diatas.
“Ini belum saatnya aku bangun. Aku masih ingin tidur.”
“Bangunlah Putri, Yang Mulia menunggumu untuk sarapan bersama.”
Yubi segera bangun, matanya sadar seketika mendapati kamarnya ada sosok pelayan wanita.
“Kau siapa? Kenapa bisa disini? Apa yang kau lakukan?” Yubi bertanya dengan rambut acak-acakan.
Menatap wanita muda, mungkin usianya masih dibawah Yubi. Terlihat enerjik dan ceria.
“Hamba Chyou. Dari klan Mabi, diperintahkan Yang Mulia untuk melayani mu Putri.”
Yubi segera berlari keluar kamarnya, dan benar saja. Sangat ramai beberapa pelayan wanita mengerjakan tugasnya masing-masing.
Ia segera berlari menuju kediaman A Lee. Sepanjang jalan meski tidak begitu banyak orang, tapi juga tidak sepi seperti biasanya.
“Putri tunggu. Kau belum berganti pakaian.” Kejar Chyou dengan membawa jubah sang Putri.
Yubi tidak peduli. Ia terus berlari. Dan tepat bertemu dengan A Lee diluar pintu bersama Fa Ye dan beberapa pengawal.
“Salam kepada Yang Mulia.” Ucap Chyou dan pelayan wanita lainnya.
Yubi mengatur nafas terengah-engah meraih lengan A Lee.
“Apa yang kau lakukan?” Tanya A Lee melihat Yubi memakai pakaian tipis tidurnya dan langsung pergi keluar kamar menemui dirinya.
Fa Ye menahan tawa. Sungguh Yubi bisa memberikan warna didalam istana kediaman Yan A Lee. Bahkan beberapa pengawal melirik sang Putri, meski baru bangun tidur. Wajah polosnya tetap memikat.
A Lee segera menarik masuk Yubi kedalam ruangan, menutup pintu dengan rapat.
“Apa kau tidak malu…” Tanya A Lee kemudian.
“Siapa mereka? Kau yang memerintahkannya?” Tanya Yubi langsung.
A Lee menarik nafas panjang. Wanita ini buru-buru menemuinya hanya untuk menanyakan hal tersebut.
“Bukankah kau tidak suka kesepian.”
“Bukannya kau juga tidak suka adanya keramaian.”
“Tidak begitu banyak. Dan kau berlari dengan seperti ini hanya untuk menanyakan hal ini.”
Yubi kini berdiri tegak dihadapan A Lee. Dan menarik jubah A Lee memakaikannya ketubuhnya sendiri.
“Apa aku kehilangan wibawa ku terhadap pelayan ku ?” Tanya Yubi kemudian. Bagaimanapun ia adalah keturunan kerajaan. Tidak bisa menjatuhkan harga dirinya begitu saja.
“Kau dari awal tidak terlihat seperti seorang Putri kerajaan.”
“Aaah sudahlah. Tapi… terimakasih.” Ucap Yubi membuka pintu aula. Tidak menyangka padahal baru semalam sang Kaisar kesal padanya namun pagi ini justru mencoba menyenangkan Yubi dengan memberikan beberapa pelayan wanita.
A Lee seketika lega mendengar perkataan Yubi yang terdengar senang.
“Mau sarapan?” Tawar A Lee kemudian.
Yubi dengan semangat tidak jadi keluar ruangan, ia membalikkan badannya dan mengikuti A Lee kemeja makan. Untuk soal makan, uang, judi, pesta dia tentu tidak menolak.
“Oia, mulai besok. Bisakah aku bangun sedikit siang. Aku tidak terbiasa bangun pagi.” Pinta Yubi.
“Tidak. Mulai besok kau akan berlatih bela diri.”
“APA ?” Yubi meletakkan sumpitnya.
“Aku sudah menyuruh Fa Ye untuk mencarikan guru wanita. Nanti kau akan bertemu dengannya.”
“A Lee… dengar. Bahkan ayah ku tidak pernah memaksa ku. Aku tidak bisa…”
Terlihat semburat senyum di wajah A Lee, untuk pertama kalinya Yubi memanggil namanya.
“Aku tidak ingin kau terluka seperti saat awal aku bertemu dengan mu. Setidaknya kemampuan bela diri akan berguna pada mu nanti.”
“Dan kau akan berlatih meditasi untuk menstabilkan kultivasimu. Aku akan menguji mu setiap aku ada waktu.” Lanjut A Lee.
“Kaaaauuu.” Kesal Yubi. Namun kini Yubi tersadar ada satu hal yang ia inginkan.
“Baiklah. Tapi aku memiliki satu syarat.” Ucap Yubi.
A Lee tidak menjawab ia sibuk menelan makanannya.
“Jika kau tidak memenuhinya, aku tidak akan mau menuruti mu.” Tegas Yubi.
“Katakanlah.” A Lee mengalah.
Hanya Yubi yang mampu membuat penawaran kembali pada sang kaisar.
“Aku memiliki pengawal pribadi ku. Bisakah dia…”
“Serigala itu?”
“Aaah iya kau pernah melihatnya. Dia seorang pria yang...”
“Aku tidak suka pria lain ada didekat mu.” Jelas A Lee langsung.
“Tapi dia sudah lama bersama ku.”
“Tidak bisa.”
“Tidak bisa? Kenapa?”
“Ganti permintaan lain.”
“TIDAK BISA.” Tegas Yubi.
A Lee tidak bergeming hanya menenggak araknya.
“Aku tidak memiliki teman di tempatmu. Dia selama ini selalu bersama ku. Bahkan dia juga yang menolongmu. Tapi kau…” Mata Yubi mulai berkaca-kaca ia melampiaskan rasa kesalnya pada nasi dihadapannya yang ditusuk-tusuk dengan sumpitnya.
A Lee menghela nafas panjang. Tidak sampai hati membuat wanita itu menangis.
“Baiklah. Hanya dia. Tidak ada pria lain kelak.”
“Ck….. Apa aku sehebat itu mengumpulkan para pria.”
Yubi kembali menyantap makanannya. Menghapus air matanya.
“Nanti sore ikut aku ke kota. Kita akan membeli beberapa pakaian untuk mu berlatih.”
Yubi dengan semangat langsung mengakhiri makannya, berpamitan dan bergegas kembali.
Ia bergegas keluar dengan jubah besar A Lee yang membuat dirinya seperti dimakan kain. Ini hari pertamanya akan keluar istana Yan, setelah cukup lama dikurung.
__________________________________________________
Siang itu Yubi berada dikamarnya bercengkrama dengan Chyou. Pelayan barunya. Chyou terlihat masih muda, periang dan penuh semangat.
“Chyou… selama ini kau bekerja dimana?” Tanya Yubi.
“Hamba menjadi pelayan paviliun kerajaan Yan yang ada di wilayah Mabi.” Jawab Chyou sambil terus menyisiri rambut panjang Yubi.
“Siapa yang kau layani?”
“Tidak ada. Paviliun disana kosong. Hanya sesekali tuan Fa Ye kembali. Tapi tidak lama.”
“Begitu… Chyou… kau tahu siapa aku?”
“Tentu.”
”Apa kau takut?”
Chyou menatap wajah Putri dari cermin disampingnya. Putri cantik yang bahkan orang tak kan percaya bahwa ia monster Byu.
”Tidak.” Jawab Chyou pelan dan melihat senyum diwajah sang Putri.
“Chyou, sejujurnya aku tidak menyukai adanya pelayan pribadi. Aku terbiasa mengurus keperluanku sendiri.” Lanjut Yubi.
“Kau adalah Putri, bagaimana bisa?”
“Karena kebanyakan mereka yang ditugaskan melayaniku hanya untuk menjadi mata-mata, bukankah kau juga begitu.”
Chyou terperanjat mendengarnya dan berlutut dihadapan Yubi, “Maafkan hamba Putri.”
“Tenanglah. Lakukan tugasmu. Aku tidak akan menghalangi. Diistana ku dulu pun ayah dan kakak ku juga melakukan hal yang sama. Aku hanya memiliki dua pengikutku yang setia.” Yubi teringat akan Gyu dan Rui.
“Nona percayalah, meski aku diberikan tugas untuk melaporkan segala kegiatan mu, aku tidak berniat untuk berbuat jahat pada mu.”
“Aku percaya padamu. Lakukan tugas mu seperti biasa, aku tidak akan menyulitkanmu. Namun, sadarilah saat kau harus berpihak oleh siapa dengan kata hatimu.”
Chyou tertegun mendengarnya. “Hamba akan berusaha menjaga kepercayaan muPutri.”
Yubi tersenyum mendengarnya.
Tak lama A Lee tiba didepan pintu kamar Yubi.
“Apa kita pergi berdua?” Tanya Yubi pada A Lee yang datang seorang diri.
“Kau ingin membawa dia?” A Lee menatap Chyou.
“Bisa kah?”
“Tidak.” Tegas A Lee dan segera ia keluar menuju halaman. “Pakai cadar mu saat keluar.” Perintah A Lee kemudian.
“Tuan hanya ingin bersama mu. Aku akan menunggu mu pulang nona.” Bisik Chyou penuh semangat.
Yubi akhirnya terpaksa mengikuti A Lee. Menuju pintu luar paviliun kerajaan Yan.
“Kau tidak menggunakan topeng mu?” Tanya Yubi saat didalam kereta kuda.
“Aku menggunakannya hanya pada saat pertemuan kerajaan luar.”
“Apa mereka tidak mengetahui rupa asli mu?”
“Hanya beberapa yang mengetahuinya.”
Yubi kini menyingkap tirai jendelanya, sepanjang jalan sangat ramai. Wilayah kerajaan Yan sangat megah dan indah.
“Apa kita bisa turun sekarang?”
“Kita belum sampai ditoko pakaiannya.”
“Kita bisa berjalan kaki kesana. Aku ingin melihat kerajaan mu.” Yubi tanpa menunggu persetujuan segera membuka tirai pintunya dan melesat turun.
“Kita masih jauh apa yang kau lakukan?” A Lee turun dari kereta kuda dan menarik tangan Yubi.
“Aku tidak terbiasa dengan kereta kuda. Membuat ku mual. Kita berjalan saja.” Yubi berbalik menarik tangan A Lee.
A Lee seperti tersihir mengikuti Yubi dan meninggalkan kereta kudanya. Yubi penuh semangat menghabiskan waktunya bersama A Lee. Melihat segela bentuk ornamen dan aksesoris.
“Apa yang kau lakukan? Kita harus segera ke toko baju jika tidak akan keburu tutup.” Kesal A Lee menarik tubuh Yubi yang sibuk melihat permain judi disalah satu meja pinggir jalan.
“Apa kau tidak bisa menjaga sikapmu.” Tegas A Lee lagi.
“Apa kau tidak bisa santai sedikit.” Balas Yubi.
“Sudahlah mana tokonya.” Kesal Yubi.
Yubi akhirnya mengikuti A Lee. Dan kini mereka berada didalam sebuah toko yang besar. Pemilik toko tersebut tidak mengetahui bahwa A Lee adalah seorang Kaisar, selama ini para pedagang hanya mengetahui A Lee adalah tuan muda kaya raya yang masih satu keluarga dengan anggota kerajaan.
“Aaah tuan akhirnya kau datang. Aku sengaja mengundur waktu tutup ku. Tak menyangka kau membawa wanita cantik. Beruntungnya aku, beruntungnya aku.” Sambut pemilik toko tersebut. Lelaki tua yang terlihat sangat ramah.
“Pakaian untuknya sudah aku siapkan, antar nona itu keruangannya.” Perintah lelaki tua pada anak perempuannya.
Yubi mengikuti hingga memasuki sebuah bilik besar, ia melihat banyak pakaian berjejer rapih dihadapannya.
“Coba salah satu.” Pinta A Lee.
Yubi selama ini tidak pernah memilih pakaian. Diistana Byuni, Gyu yang selalu mengurusnya. Bahkan saat dikediaman A Lee, semua pakaian Yubi juga tersedia begitu saja.
“Semuanya terlihat bagus.” Ucap Yubi.
“Tentu saja. Tuan yang memilihkannya untuk mu. Semua untuk mu.” Jawab seorang gadis yang seumuran dengan Yubi.
“Semuaaaanya untukku ?” Yubi menatap A Lee tidak percaya. Berapa uang yang dia habiskan untuk pakaian Yubi. Memang Yubi tidak membawa apa-apa saat bertemu A Lee tapi bukan berarti dia harus memborong semua isi toko baju untuknya.
“Kau sangat kaya ternyata.” Bisik Yubi pada A Lee.
“Kau lupa aku siapa?” Bisik A Lee kembali.
Yubi tersenyum miris.
”Kalau begitu, aku akan menghabiskan uang mu hari ini.”
A Lee hanya tersenyum mendengarnya.
“Baiklah aku akan pakai pakaian biru itu. Setidaknya warna ini sama dengan mu saat ini.” Ucap Yubi.
A Lee merasa senang. Yubi bisa memikirkan menggunakan warna pakaian yang sama dengannya. Sang Putri tanpa sadar selalu tahu menyenangkan hati sang Kaisar.
“Bagaimana?” Ucap Yubi berputar dihadapan A Lee setelah mencoba pakaian barunya.
A Lee memandangnya tanpa berkedip, lamunannya tersadar saat pemilik toko berdecak kagum.
“Kau cantik sekali nona… sangat cantik. Tuan sangat pintar memilih…….”
“Aku minta dikirim hari ini semua ke kediaman ku.” Perintah A Lee berdiri menghadap pemilik toko. Menghalanginya menatap Yubi lebih lama.
“Aah baik. Baik. Akan segera dilaksanakan.”
Kini A Lee menarik tangan Yubi keluar dari toko pakaian tersebut. A Lee tidak suka Yubi menjadi sorotan mata pria lain, selain dirinya. Dan kini ia memakaikan cadar ke wajah Yubi kembali, ia dapat merasakan hangatnya nafas A Lee yang menerpanya.
Perbuatannya tersebut membuat detak jantung Putri berdegup kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments