Bab 19

(Balai Hiburan Dawoon, Wilayah Yan. Pusat Kota.)

Yubi mendapatkan izin dari sang Kaisar untuk bertemu dengan Yira, sahabatnya. Dibalai hiburan Dawoon. Dengan catatan bahwa sebelum petang sudah harus kembali pulang.

“Yubi.” Sapa Yira dengan ceria. “Aku menunggumu beberapa hari ini. Akhirnya kau datang.” Yira memeluk Yubi erat.

“Maaf mencegahmu pulang ke Mabi, harus membuatmu menunggu lama.”

“Ck… Kau tahu aku sangat senang saat Rui menyampaikan pesan bahwa kau ingin bertemu denganku. Sekalipun harus menunggu lebih lama, aku bersedia.”

“Apa kau sibuk? Aku ada banyak hal yang ingin kusampaikan padamu.”

Yubi dan Yira menghabiskan waktu bersama sambil minum teh bunga, saling bertukar cerita dengan apa yang sudah mereka alami.

Inti pertemuan itu Yubi menawarkan kelak Yira tidak perlu mengurus balai hiburan kembali. Menerima panggilan para bangsawan dari satu balai hiburan ke balai hiburan lainnya. Yubi meminta Yira untuk berlatih ilmu pengobatan dari klan Byuni, kelak nanti membuka klinik pengobatan. Untuk masalah biaya dan guru sudah diatur oleh Yubi.

Karena bagaimana pun Yira memiliki darah klan Byuni. Meski energi kultivasinya rendah hanya sebatas menyembuhkan luka kecil namun Yubi yakin seiring waktu energi Yira akan berguna untuk banyak orang yang membutuhkan.

“Yubi… Aku tahu niat mu sungguh baik, kau menyayangiku. Tapi bagaimana pun balai hiburan Gong di Mabi, bergantung juga padaku. Aku tidak bisa meninggalkan mereka yang bergantung padaku dibalai hiburan.” Yira memikirkan dirinya saat ini sebagai ketua balai hiburan di kerajaan Mabi, tidak bisa lepas tangan begitu saja.

“Kau tidak akan meninggalkan mereka, aku bersedia membantumu mengurus balai hiburan. Jika waktunya sudah tepat, kita akan menemukan orang yang bisa mengurus balai hiburan untuk menggantikan posisi mu nantinya.” Yubi meyakinkan kembali.

“Aku hanya ingin kau hidup bahagia tanpa beban, dan tidak perlu melayani para tamu lagi.” Pinta Yubi pelan.

“Semenjak aku bertemu denganmu, hidupku jauh lebih bahagia. Baiklah aku akan menurutimu. Aku memulainya dari awal bersama mu. Terima kasih Yubi.” Peluk Yira.

Tak terasa matahari sudah semakin turun. Yubi lupa waktu saat bertemu dengan Yira, ia berpamitan pulang dengan segera. Memacu kudanya dengan cepat beriringan dengan Rui. Yubi tentu saja dibalik pertemuan tersebut meminta bantuan Yira untuk menyampaikan pesan pada Naya, guna memantau kondisi kerajaan Byuni. Memastikan apakah ada pergerakan perang yang akan dilakukan Byuni untuk membantu Aruo.

Ditengah perjalanan pulang, sayup-sayup Yubi mendengar suara tangis seorang anak kecil.

“Rui kau dengar suara itu ?” Tanya Yubi memastikan.

“Tangisan anak kecil.” Jawab Rui.

Rui sudah lebih dulu mendengar suara anak kecil menangis, namun ia tidak akan pernah menggubris hal apapun jika sang Putri bersamanya. Prioritas Rui adalah keamanan sang Putri.

Yubi memacu kembali kudanya ke arah pinggir sungai. Suara tangisan anak kecil semakin jelas terdengar, ia turun dari kuda dengan Rui sigap disisinya. Tidak jauh dari pinggir sungai ada sebuah gua kecil, Yubi samar-samar melihat anak kecil meringkuk kedinginan dan menangis. Yubi langsung lari menghampirinya.

Anak laki-laki kecil tersebut tampak ketakutan,

“Tenang… kenapa kau bisa ada di hutan ini sendiri?” Tanya Yubi pelan mencoba mengulurkan tangan pada anak tersebut. Tapi anak kecil ini mundur ketakutan.

“Aku kabur dengan kakakku. Dia ditangkap oleh mereka. Aku menunggunya disini.”

“Kemarilah… aku tidak akan melukaimu.”

Anak kecil tersebut terdiam lama, Yubi melangkah secara berhati-hati dan menggenggam tangan anak tersebut. Ia terperanjat saat mengetahui luka cambuk disekujur tubuh anak itu.

“Putri.” Sahut Rui cemas.

“Tenang, kau kini aman bersamaku.” Kedua tangan Yubi menggenggam tangan mungil tersebut, mengeluarkan cahaya berwarna biru lembut, energi spiritual Byuninya menyembuhkan sekujur luka di tubuh anak tersebut.

Terlihat kedua mata anak tersebut takjub ketika luka di tubuhnya mulai menghilang.

“Kakak, kau seorang Byuni.” Anak laki-laki polos tersebut langsung memeluk erat Yubi. “Terimakasih.”

“Kau lapar? Aku membawa banyak roti.” Yubi mengarahkan tangannya ke Rui, dan segera Rui memberikan kotak makan pemberian Yira sebelumnya.

Anak kecil tersebut makan dengan lahap.

“Pelan-pelan lah. Perutmu akan sakit nanti. Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau sendiri di dalam hutan ini?”

“Kakak… bisakah kakak membawa kakak ku kembali.” Pinta anak tersebut segera, “Aku hanya memiliki dia sekarang.” Matanya berkaca-kaca menahan sedih dan takut.

SRAKKK!!!

Terdengar sayup-sayup ada suara langkah lain didalam hutan itu.

“CEPAT TEMUKAN ANAK ITU. TEMUKAN HIDUP ATAU MATI.” Teriak dari jauh suara pria.

Yubi menutup segera mulut anak tersebut agar tidak bersuara.

“Kakak dia mencariku. Aku takut, tolong aku kakak.” Anak tersebut memeluk Yubi erat.

“Rui kita tidak bisa meninggalkan anak ini.”

“Tunggu disini, aku akan mengecek mereka.” Pinta Rui.

Yubi mengangguk cepat.

Rui kemudian menyelinap keluar memastikan jumlah orang tersebut. Tak lama Rui kembali ke dalam gua.

“Hanya lima orang. Bukan masalah untukku melawan mereka, pergilah dengan kuda bersama anak ini, kembali ke istana Yan. Aku akan berada di belakang melindungimu.”

“Baik.” Yubi menggandeng anak tersebut dengan erat, mengendap keluar dan menaiki kuda bersama. “Ingat jangan sampai mereka tahu siapa dirimu. Aku menunggumu.” Pinta Yubi pada Rui.

Ringkihan kuda Yubi memecah keheningan malam itu.

“ANAK ITU DI SANA, KEJAR MEREKA.”

Yubi dengan segera memacu kudanya dengan cepat. Rui dibelakangnya melindungi sang Putri dari serangan panah yang bertubi-tubi dilayangkan. Perkiraan Rui salah, ternyata kelompok penjahat tersebut datang dengan pasukan kudanya hingga berpuluh-puluh.

“Sebenarnya ada apa ini? Apa yang mereka inginkan darimu sampai mengerahkan banyak orang.” Yubi semakin cepat memacu kudanya, mendekap erat anak kecil yang berada di depannya.

Tiba-tiba dari arah depan sudah ada beberapa kelompok mereka yang menghadang. Kini Yubi dan Rui terkepung.

“Putri, jika ada kesempatan segeralah kabur. Aku akan membuka jalan untukmu.”

Rui menggunakan energi air dari pinggir sungai, melibas mereka yang menghadang. Seketika kelompok penjahat didepan mereka terseret air sungai.

“PUTRI SEKARANG.”

Yubi memacu kudanya kembali secepat dan sejauh mungkin. Ia sempat berhenti untuk menoleh kebelakang, Rui sedang bertarung dengan kelompok penjahat, puluhan orang menyerang Rui. Ia memelankan kudanya. Ada rasa cemas pada Rui. Rui memang hebat dalam hal bertarung, bahkan di pegunungan tanpa klan saat pertama kali ia menemukannya, Rui mampu melawan puluhan pasukan yang menyerangnya seorang diri.

Namun ini bukan pegunungan tanpa klan, sehebat apapun jurus bela diri dan tenaga dalam yang dimiliki. Tapi jika diserang bertubi-tubi dengan energi kultivasi, tentu Rui akan kalah. Terlebih Yubi sudah melarang Rui untuk tidak berubah menjadi serigala dikerajaan luar, Jelas Rui akan mematuhi hal ini. Ia tidak ingin keberadaannya dirinya dengan Rui diketahui banyak orang.

“Kakak aku takut.” Sahut anak kecil didepannya.

Yubi kembali tersadar bahwa saat ini ia tidak mungkin membantu Rui, keselamatan seorang anak ada ditangannya. Yubi memacu kembali kudanya terpaksa meninggalkan Rui.

SLAAAASSHH!!!

Sebuah anak panah melesat kembali. Yubi terdorong hembusan angin kencang dari atas kuda, ia terpental jatuh memeluk anak tersebut.

“Nona… kau masih memiliki nyali. Apa kau ingin ikut bersama kami.” Ujar salah satu pria berkuda yang sudah mengejarnya.

“TANGKAP MEREKA.” Sahutnya kembali.

Yubi kembali menggunakan energi anginnya melibas mereka namun serangan Yubi dapat dielaknya. Kini semburan api tepat mengarah kepadanya dengan segera Yubi langsung memadamkannya menggunakan kultivasi air.

“HAHAHAHA….. KAU BYUNI. HARI KEBERUNTUNGAN KU.” Pungkas pemimpin pasukan penjahat tersebut, menyadari Yubi menggunakan kultivasi angin dan air secara bersamaan saat menyerang.

“Kakak…” Anak tersebut mulai gemetar.

Segera Yubi membuat segel perlindungan untuk anak kecil tersebut.

“Tenanglah. Aku akan menjagamu. Pejamkan matamu bernyanyilah untukku. Jangan buka matamu sampai aku datang.” Yubi mengelus tangan anak tersebut. Dan anak kecil tersebut memejamkan mata, mulai bernyanyi. Segel perlindungan Yubi merupakan segel kedap suara yang dibuatnya, ia tidak ingin sang anak memiliki luka trauma mendalam seperti dirinya. Mendengar suara hiruk pikuk pertarungan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!