Yubi didalam kamarnya berendam dibak air yang sangat panas. Energi Byuninya bersumber dari panas. Semakin lama ia menyerap panas, maka akan cepat meregenerasi tubuhnya.
Ditelapak tanganya keluar semburat cahaya biru, Yubi mengobati luka dikakinya. Luka dikakinya berangsur-angsur pulih tanpa meninggalkan bekas.
Sambil menatap obat pemberian Yira, ia berpikir keras bagaimana Yira dapat mengetahui dirinya dari klan Byuni, sedangkan selama menarik tak satupun ia bersentuhan dengan Yira.
“Apa dia melihat kalung giok ku ini? Mmm… besok aku harus menemuinya kalau begitu.”
DUUUKK !!!
Merasa ada penyusup yang masuk kekamarnya, Yubi segera bangun dan menutupi tubuhnya dengan sebuah kain.
“Siapa disitu.” Ketus Yubi.
Samar-samar Yubi melihat sesosok pria duduk diatas ranjangnya. Terlihat seperti pria bangsawan, dengan rambut panjang terikat mahkota emas kecil berukir naga putih.
“Apa yang kau lakukan.” Tegas Yubi.
Pria tersebut tak lain adalah Pangeran Yangra. Matanya tajam melihat Yubi dari ujung kepala sampai kaki. Tubuh wanita tanpa cela, bersih dan mulus tanpa luka. Ia semakin yakin bahwa Yubi dari klan Byuni. Luka dikakinya telah sembuh seketika saat dilihatnya, ditambah hawa panas dari kamar mandi yang keluar. Klan Byuni spiritual energi panas.
“Apa yang kau lakukan.” Pertanyaan sama yang dilontarkan Yangra.
SLAAASHH !!!
Yubi melemparkan sebilah pisau angin kearah Yangra. Tapi dengan mudah ditepis Yangra.
Pangeran melangkah maju secepat angin mengunci kedua tangan dan menekan tubuh Yubi kedinding. Kini tubuh Yubi terhimpit olehnya, tidak dapat bergerak.
“Kau tidak sopan.” Ketus Yubi.
“Apa mencuri kultivasi, lebih sopan nona ?”
Yubi terdiam. Tubuhnya yang hanya dibalut kain tipis menutupi sampai diatas pahanya. Membuat jantung Yangra seketika berdegup kencang.
“Kau dari klan Byuni.” Ucap Yangra seketika.
Yubi terperanjat mendengarnya.
“Siapa nama mu nona.” Tanya Yangra lembut melepaskan cengkraman tangannya.
“Apa itu penting.” Yubi mulai waspada.
“Setidaknya aku harus mengetahui siapa yang memiliki kultivasi ku saat ini.” Jawab Yangra yang kini beralih duduk diranjang Yubi.
Melihat sang Putri yang begitu memikat dengan tubuh basahnya, Yangra melempar sebuah pakaian dari atas ranjang ke arah Yubi. Degup jantungnya semakin tidak karuan.
“Pakai pakaian mu.” Pinta Yangra.
Yubi memilih mengenakan jubah. Tidak mungkin baginya mengenakan pakaian dihadapan pria lain.
“Apa kau tidak takut dihadapan pria seperti itu atau kau sebenarnya memang penyuka wanita.” Sindir Yangra, dan kini mengeluarkan hembusan angin tipis membantu mengeringkan rambut Yubi secara lembut dengan udara buatannya.
Yubi hanya tersenyum sinis. “Kau tergoda tapi masih ingin menahan diri. Tidak mungkin berniat jahat.” Pikir Yubi saat itu sambil meraih sebuah kain dilemarinya.
“Kau mengikutiku cukup lama. Apa kau tidak takut aku akan menyerap semua kultivasi mu, tuan?” Yubi membalikkan badannya ia tersentak mundur, Yangra sudah tepat dibelakangnya berdiri tegap.
“Kau hanya wanita lemah, sedikit lebih hebat karena mencuri kultivasi orang yang… tinggi kultivasinya.” Sahut Yangra santai.
“Apa mau mu?” Cemas Yubi.
“Kalau kau tidak ingin diadukan keberadaan mu, besok datang temui aku di paviliun…..”
“Apa kau kira bisa mengancamku.” Sergah Yubi langsung memotong ucapan Yangra.
“Baik.” Kini Yangra mengambil giok Byuni yang ada didalam lemari.
“Kau...” Marah Yubi.
“Jaminan. Agar kau bisa menemuiku.” Yangra menjauh dari Yubi secara perlahan, “Aku akan menemuimu lagi disini. Yubi.”
Senyum picik Yangra saat menyebut nama Putri. Ia langsung melangkah pergi meninggalkan Yubi seorang diri dikamar.
Sepanjang malam itu Yubi tidak dapat tidur, ia cemas memikirkan gioknya. Selama ini klan Byuni berusaha menutupi jati diri mereka, namun justru putri utama Byuni dengan mudah ketahuan oleh klan luar.
Malam semakin larut. Ia memutuskan untuk bertemu Naya malam itu juga. Penginapan tersebut mulai sepi, hanya beberapa orang yang masih berlalu lalang.
Saat Yubi menuruni tangga ada sebuah hembusan angin yang sedikit kuat meniup lembut rambut dan melepaskan cadarnya. Hingga terbang jauh.
“Apa kau akan kabur.” Sapa Yangra sambil menenggak arak.
“Apa yang kau lakukan? Apa dari tadi kau disini.” Tanya Yubi, melangkah mendekati meja Yangra, “Apa dia mengawasi ku?” Curiga Yubi.
“Aku memang ingin menemuimu.” Ucap Yubi sambil melirik seorang pengawal yang berdiri tegap dibelakang Yangra.
Mendengar jawaban Yubi, Yangra bangun dari duduknya, membawa Yubi jauh dari tempat tersebut dengan kekuatan anginnya. Mereka menghilang seketika dari tempat tersebut.
“Aku tidak tahu kau sudah merindukan ku.” Yangra merangkul pinggang Yubi dipinggir danau tempat ia menari tadi.
Yubi melepas tangan Yangra dari tubuhnya dan memberi jarak diantara mereka. Tatapan Yangra tajam menatap wajah Yubi. Membuat darahnya berdesir kuat.
“Sampaikan mau mu saat ini, aku tidak bisa menunggu lama.” Kesal Yubi.
“Apa kau akan pergi?” Tanya Yangra.
“Aku butuh giok ku kembali.”
“Kemana tujuanmu?”
“Tuan, ku mohon. Aku akan mengembalikan kultivasi mu. Jika...”
“Kau tidak menjawab satu pun pertanyaanku.” Potong Yangra langsung.
“Apa itu penting?”
“Bagaimana aku bisa menemuimu?”
“Kita tidak saling mengenal, untuk apa harus bertemu lagi?”
“Untuk mengenal mu lebih jauh.” Tegas Yangra, ia menarik nafas panjang dan mendekati Yubi.
”Kau masih belum menjawab pertanyaan ku satupun.”
“Aku tidak bisa memberi tahumu. Dan tidak ada alasan untuk bertemu dengan mu.”
“Hmm... Baiklah kalau begitu. Mungkin hanya ini yang bisa kugunakan sebagai alasan untuk kita bertemu.” Yangra mengayunkan Giok Yubi.
“Hentikan bermainmu.” Yubi mencoba merebut kembali Gioknya.
Yangra kembali menyembunyikan Giok itu.
“Aku sedang tidak bermain denganmu.”
Tatapan Yubi tajam, raut wajahnya serius menahan amarah. “Katakan mau mu yang sebenarnya, aku akan bertanggung jawab atas kesalahanku.”
Lama dalam keheningan, sang pangeran kali ini menyadari tidak akan menemui hasil dari pertanyaannya.
“kembalilah, kau tidak perlu mengkhawatirkan keberadaanmu disini akan terbongkar. Akan ku jaga dengan baik giok mu sampai kita dapat bertemu kembali.” Sebuah energi spiritual keluar dari salah satu tangan Yangra, sekelebat cahaya terselubung angin membentuk seekor Naga berwarna putih.
“Kau tahu dimana aku berada, bawa dia.” Ia melepaskan cahaya Naga tersebut kearah Yubi.
_____________________________________________
Yubi semalaman tidak dapat tidur, meski pria itu mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan namun tetap saja kecerobohan Yubi membuat ia semakin takut untuk pulang kerumahnya.
“Putri, apa kau tidak tidur semalam?” Tanya Gyu mendapati sang putri sudah terbangun, tidak seperti biasanya yang selalu bangun disiang hari.
Kini Naya masuk membawa sarapan bubur hangat. “Ada apa dengan mu? Apa kau sakit?” Cemas Naya melihat raut wajah Yubi yang pucat.
“Kau akan pulang hari ini, apa begitu berat meninggalkanku lagi.” Ledek Naya.
“Putri tidak tidur semalaman.” Jawab Gyu sambil melahap buburnya.
“Apa yang kau pikirkan?” Tanya Naya.
“Oh iya, aku tidak menemukan giok mu saat berbenah tadi putri.”
“Hilang.” Jawab singkat Yubi, dengan nafas beratnya.
“KAU MENGHILANGKANNYA? DISINI? DIMANA?” Naya panik membongkar semua yang ada diatas ranjang Yubi.
“Tidak ada dikamar ini.” Kesal Yubi menghentikan Naya, “Seseorang mengambilnya.”
“HAH... siapa?” Kaget Naya.
“Aku juga tidak tahu, yang ku tahu ia dari klan Aruo. Aah... iya.” Yubi mengeluarkan energi spiritual cahaya Naga dari telapak tangannya.
“Naya apa kau tahu kultivasi dari naga ini, milik siapa ?”
“YUBI…” Naya terperanjat melihatnya, “Kau bertemu dengan salah satu pangeran kerajaan Aruo. Entah itu Ar Xie atau Ar Yangra.”
“Pangeran? Apa yang dia ingin lakukan?”
“Lalu apa dia mengatakan sesuatu?” Tanya Naya.
“Dia meminta untuk bertemu lagi, aku tidak tahu tujuannya.”
“Aku rasa dia ada niat tertentu jika memintamu bertemu lagi.”
“Niat ? Apa menurutmu ?”
“Entah lah, kau akan tahu jika menemuinya lagi.”
*****
Siang hari dipusat kota, jalanan pasar.
“Nona Yira begitu baik pada mu putri, apa kalian pernah bertemu sebelumnya?” Tanya Gyu saat itu menemani Yubi memilih hadiah untuk Yira.
“Tidak. Apa berbuat baik menurut mu perlu suatu alasan?”
“Hanya saja, sedikit aneh. Masih ada orang berbuat baik seperti itu jika bukan ada niat tertentu.”
“Gyu berpikirlah positif, apa kau sekarang baik pada ku karena ada niat tertentu?” Ujar Yubi sambil memilih beberapa aksesoris rambut.
“Hai...” Sapa seorang pria tiba-tiba. Pangeran Yangra.
Yubi menjatuhkan tusuk rambut ditangannya saat Yangra tepat berdiri dibelakangnya.
”Kau mencari hiasan rambut?” Tanyanya.
Yangra mencoba memilih dan kini tusuk rambut tersebut disematkan di rambut Yubi.
“Kau cantik sekali.” Sahut Yangra. “Aku belikan untuk mu.”
“Apa yang kau lakukan?” Tanya Yubi.
“Mengikuti mu.”
“Apa kau tidak ada pekerjaan.”
“Mengikutimu bukankah suatu pekerjaan.”
“Putri dia siapa, tampan sekali.” Bisik Gyu kepada Yubi.
“Hahaha… salam nona. Aku Ar Yangra, dari klan Aruo.” Yangra memberi salam pada Gyu dan Yubi.
Ternyata pria yang dari kemarin selalu menggodanya adalah pangeran kedua dari klan Aruo.
Yubi mencoba menarik kembali tusukan rambutnya namun tangannya ditahan oleh Yangra.
“Apa yang kau lakukan, sopan lah sedikit pada putri….” Ketus Gyu.
“Putri ? Apa dia…” Yangra memastikan, Yubi melirik kearah Gyu untuk meralatnya.
“Kau tidak sopan pada nona ku.” Ralat Gyu.
“Haha kalian lucu sekali. Kalau begitu izinkan aku untuk membawa nona mu sebentar.” Yangra langsung menarik tangan Yubi.
Namun saat Gyu ingin ikut serta, Kai pengawal pribadi Yangra langsung menahannya.
Ditengah jalan, Yubi menarik tangannya dengan keras.
“Tuan, apa kau selalu seperti ini memperlakukan wanita. Kau tidak sopan.”
“Aah maaf.” Ucap Yangra, “Aku tidak mau kau melepas hiasan rambut yang sudah kuberi. Bagaimanapun aku sudah membayarnya, mahal.”
“Aku tidak memintamu…”
“Kau ada waktu? Aku ingin jalan dengan mu.” Potong Yangra.
“Apa aku terlihat ingin berjalan dengan mu?” Ketus Yubi.
Yangra menghela nafas dan berbisik ditelinga Yubi,
“Aku tidak berniat jahat, tapi jika kau terus menolak. Bukankah pelayanmu sedang bersama pengawalku.”
“KAU MENGANCAMKU.” Kesal Yubi.
“Aku tidak sedang mengancammu. Aku hanya minta waktu mu hari ini.”
Yubi memejamkan mata, mengatur emosinya.
“Baiklah. Setelah itu kembalikan juga giok ku.”
“Kita lihat nanti.” Jawab Yangra santai.
“Lalu sekarang apa yang ingin kau lakukan?”
“Berkuda denganku, aku ingin pergi kesuatu tempat.” Pinta Yangra dan menaiki sebuah kuda miliknya.
“Aku bisa berkuda sendiri.” Jawab Yubi saat Yangra mengulurkan tangannya untuk menaiki kuda.
“Sayangnya saat ini aku hanya membawa satu kuda.”
Tanpa banyak bicara, dengan jurus anginnya Yangra menaikkan tubuh Yubi keatas kudanya.
“Tuan aku merasa ini tidak pantas.” Ujar Yubi gugup.
“Kau pantas untuk ku.” Jawab singkat Yangra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Kuroi tenshi
Sudah jadi fans berat cerita ini, semoga thor cepat update lagi.
2024-01-23
0