"Kayaknya perasaan ku bener deh, soal Papanya Kirana."
Lia seketika menatap Ratna dan menghentikan menulisnya.
"Darimana kamu tau.."
Ratna balik menatap ke arah Lia.
"Kenapa kamu, penasaran ya. He he he..." Goda Ratna.
Lia memilih untuk memalingkan pandangannya dan menulis kembali.
"Bukan, kamu kayak detektif aja bisa tahu kehidupan orang."
Al dari Lia aja itu supaya tidak ketahuan kalau dia juga sebenarnya penasaran dengan kehidupan dari keluarga Kirana.
"Yang bener, kamu sebenarnya juga penasaran kan."
Ratna menggerak-gerakan kedua alisnya, menelisik wajah Lia yang ia sembunyikan dengan menunduk saja dan menulis.
"Apa sih kamu Rat ..."
"Ha ha ha... kamu itu kelihatan banget sih La kalau penasaran."
Lia memandang Ke arah Ratna.
"Ya kamu kan cerita jadi ya aku dengerin."
"Waktu itu aku lagi makam sama Bayu."
Lia mendengarkan dengan serius dan Bayu itu pacarnya Ratna.
"Terus."
"Aku duduk nggak terlalu jauh sih dari meja Papanya Kirana siapa itu namanya."
Ratna itu sengaja memancing Lia.
"Haris."
"Wah, kamu terngiang-ngiang ya dengan namanya."
"Ratna, kamu gimana sih mau cerita didengerin malah ke mana-mana."
"Ha ha ha.."
Ratna di sela-sela ceritanya sambil menggoda Lia dan tertawa sendiri.
"Mungkin Dia juga lupa dengan wajahku, apalagi aku duduknya juga membelakangi dia sih."
Lia memperhatikan Ratna yang melanjutkan ceritanya.
"Tak lama setelah Papa Kirana itu duduk, tak lama datang seorang perempuan cantik."
Lia semakin serius mendengarkan cerita Ratna.
"Nggak sengaja perempuan itu ngajak ngobrol dan menyinggung soal Kirana. Tapi anehnya si Papanya Kirana ini kurang respek dengan obrolan gitu."
Lia masih setia menunggu kelanjutan cerita dari Ratna.
"Yang aku denger, Papanya Kirana itu bilang. Kamu nggak usah khawatir sama Kirana dia akan terjamin urusi saja urusan kamu sendiri."
Lia melongo mendengarnya.
"Kalian ngapain."
Tiba-tiba si pembuat onar datang siapa lagi kalau bukan Sisi.
Lia memilih memalingkan wajahnya menuju ke buku yang ada di depannya.
"Terus Perempuan itu bilang gini, aku Mamanya aku berhak untuk tahu keadaannya."
Sisi yang baru saja datang ikutan bingung melongo mendengar ceritanya Ratna.
"Kamu ngomong apa sih Rat, lagi ghibah in siapa."
"Yang tadi Si..."
Ratna menyenggol Sisi.
"Siapa.."
Ratna memberikan kode kea arah Lia dengan tatapan matanya.
"Oh... Duren tadi."
Sembarang aja Sisi ngomong.
"Emang dia duren beneran ya."
Sisi menatap Ratna karena penasaran.
"Sepertinya gitu."
Lia masih diam saja, tidak ikut menjawab hanya mendengarkan kedua temannya itu berbicara.
"La..."
Panggil Sisi.
"Iya..."
Lia seperti orang kaget dan menatap ke arah Sisi.
"Kalau misal nih, beneran Papanya Kirana duren. Sudah bisa dipastikan jika Omanya memberikan makanan ini untuk.. Itu.. Ya fix.. "
Sisi dengan lagaknya yang sok tahu dan memastikan seolah semuanya benar.
"Apa sih, mungkin Omanya Kirana tadi hanya ucapan terima kasih aja sama kita."
"Kalau mau mengucapkan terima kasih kenapa cuman kamu yang diajak bicara. Kita ada di situ tapi nyatanya ingin ngomong aja sama kamu." Sisi menjadi.
Terdengar helaan nafas Lia dan dia memilih belanja dari tempat duduknya.
"Mau kemana La."
Tanya Sisi yang masih belum mendapat jawaban dari Lia.
"Entah apa tujuan Oma memberikan makanan itu yang penting kita jangan lupa mengucapkan terima kasih."
Lia berlalu meninggalkan kedua temannya itu, Sisi dan Ratna saling tatap mereka merasa heran dengan jawaban dari Lia.
"Dia kenapa."
Tanya Sisi ke Ratna.
"Kamu sih, kalau ngomong gak dijaga asal aja."
"Salah aku dimana, kan cuma misal dan nggak tau juga kebenarannya. Tapi, tumben kenapa Lia jadi baper kayak gitu."
"Mungkin lagi ada sesuatu ya dipikirkan sama Lia."
"Jangan-jangan Lia punya rasa ya sama Papanya Kirana." Sisi malah makin menjadi.
"Hust... kamu bisa ngerem gak sih bicaranya."
Sedangkan Lia masuk ke dalam kamarnya dan duduk di samping tempat tidur.
"Kenapa aku jadi kepikiran dengan omongan Sisi ya."
Lia sendiri merasa heran begitu mendengar omongan Sisi kok malah jadi beban pikiran dia.
"Hah.. Biarin lah apa maksud tujuan Oma memberikan makanan tadi dan meminta nomor ponselku. Yang penting fokus kerja dan jodoh sudah ada yang ngatur."
Lia mengambil baju gantinya dan menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan badannya.
🤣🤣🤣
Kakak Lia mulai galau ya Say...
Gimana enaknya ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
eni
penasaran jg apa yg d pikirkan Lia ya?
sat seat lah kak cepetan deketkan Lia dan Haris ...🤭
2024-02-06
1