"Pa.. Tadi Bu Dokternya baik... Banget.
Kirana dikasih Vitamin Jeruk... Kirana suka, terus Bu Dokter ngasih Kirana Vitamin 2... Ini Kirana kasih ke Papa..."
Kirana sedang bercerita dengan Haris kegiatannya tadi pagi di sekolah ada imunisasi.
"Ini buat Papa.."
"Ehmm... Buat Papa biar sehat kayak Kirana."
Kirana bersemangat sekali sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
"Oke, Papa minum boleh.."
Goda Haris ingin menelan vitamin itu.
"Jangan... Papa kan udah besar, masa minum vitamin Kirana."
Kirana memintanya kembali padahal tadi dia sendiri yang memberikannya, Haris terkekeh sendiri melihat tingkah lucu sang Putri.
"Papa kalau sakit nanti gimana."
Haris berpura-pura menyenderkan badannya di sofa.
"Kalau Papa sakit nanti Kirana panggil Bu Dokter ke sini, biar di suntik..."
Kirana mempraktekkan seolah-olah menyuntik di paha Papanya.
"Aduhh... Sakit Dok."
Haris berpura-pura kesakitan.
Mama Asih yang melihat candaan Haris bersama cucunya ikut tertawa.
"Sayang, Oma dikasih nggak."
"Besok kalau Bu Dokter ke sekolah Kirana lagi nanti Kirana minta untuk Oma sama Papa."
Tadi yang menjemput pengasuhnya bukan Oma Asih jadi tidak ketemu dengan Dokternya.
"Oke, besok lagi kalau ada Bu Dokter Oma yang jemput Kirana ya."
"Ehmm... Nanti Oma minta sendiri ke Bu Dokternya."
"Oke Sayang.."
Haris walaupun sibuk di kantor dia selalu meluangkan waktu kalau di rumah bercanda dengan anaknya sebelum tidur.
Lama kelamaan Kirana sudah terlihat mengantuk, Harus segera membawanya ke kamar.
"Sudah tidur Kirana."
Tanya Oma yang masih menunggu Haris di ruang keluarga setelah menemani Kirana tidur.
"Udah Ma, Mama nggak istirahat."
"Sini Mama mau bicara dulu."
"Ada apa Ma."
Haris duduk di samping Mamanya yang sudah masuk usia senja wajahnya kelihatan ada keriput namun tidak mengurangi kecantikannya.
"Kamu nggak ada rencana menikah lagi, Mama sudah semakin tua dan Kirana juga butuh sosok seorang Ibu."
Haris menghela nafasnya, menyenderkan kepalanya di sofa.
"Haris masih nyaman sendiri Ma, lagian belum menemukan seseorang yang istimewa di hati Haris."
"Kamu jangan terpuruk terus, kasihan anak kamu dia juga ingin punya seorang Mama."
Mama Asih meraih tangan Harus dan putranya mengusap tangan Mamanya yang mulai keriput karena usia.
"Haris tau Ma, Haris juga tidak bisa bertindak sebagai seorang ibu sekaligus seorang bapak dan nantinya Kirana juga tumbuh besar memerlukan seorang ibu untuk mendampinginya ."
"Kamu nggak mencoba mendekati teman-teman kamu dulu mungkin."
Haris menggelengkan kepalanya.
"Haris ingin menikah dengan seseorang yang benar-benar bisa pas di hati dan menerima Kirana seperti anaknya sendiri."
"Ya sudah Mama hanya bisa mendoakan semoga kamu bisa menemukan sosok yang benar-benar mencintai kamu dan bisa mencintai Kirana."
"Makasih Ma."
Haris memeluk sang Mama orang tua satu-satunya karena sang Papa sudah meninggal dunia.
🌹🌹🌹🌹
"Anak tadi lucu banget ya Si."
Lia berbaring di tempat istirahatnya di dalam klinik bersama Sisi.
Mereka berdua memang tinggal di sana karena rumahnya di luar kota sedangkan Ratna dekat situ aja jadi pulang ke rumah.
"Iya ya gemesin gitu. Emak sama Bapaknya pasti cakep banget ya."
Lia menatap Sisi aneh sambil mengerucutkan dahinya.
"Kenapa kamu jadi mikir Bapaknya cakep."
"Bukan Bapaknya aja Lia, Emak dan Bapaknya keduanya maksudnya gitu. Cakep pasti anaknya cantik gitu, pinter lagi kayaknya anak orang kaya itu."
"Iya lah TK elit itu, pasti orang-orang kaya yang sekolah di sana."
"Eh, Dia panggil kamu Bu Dokter tadi."
Sisi menatap Lia balik.
"Memang Bu Gurunya yang mengajari mereka manggil kita Bu Dokter biar mudah aja masa manggil Bu Bidan sulit Si."
"Bener juga ya... Huaa... Ngantuk aku La."
Sisi menguap lebar sekali dan Lia melemparinya bantal.
"Tutup mulut kamu, bisa ikut masuk aku nanti."
"Ha ha ha.. Udah ah ngantuk aku."
Sisi memiringkan badannya dan terlelap ke arah alam mimpi.
"Lucu banget sih kamu, boleh dibawa pulang nggak sih..."
Lia masih gemes sendiri sama anak kecil itu.
😁😁😁
Lia mendapatkan pekerjaannya sebagai bidan di sebuah klinik setelah selesai mengemban pendidikan di sekolah tinggi kebidanan.
Bukan hal mudah buat dirinya untuk mendapatkan gelar seorang bidan, penuh perjuangan dan rintangan untuk bisa mencapai cita-citanya.
Bagaimana kelanjutannya
😂😂😂😂🤲
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
eni
Bu bidan nanti jodohnya om duda🤭
2023-12-28
1