Malam hari kereta yang membawa Lia telah sampai di stasiun kotanya. Dia telah ditunggu Ayahnya yang sekalian pulang dari kerja yang masuk sif siang.
Setelah turun dari kereta dengan menggendong tas ranselnya, Lia menuju pintu keluar dan Ayahnya sudah kirim pesan menunggu di pintu keluar.
Senyum merekah di bibir melihat sang Ayah menunggunya di kursi dekat pintu keluar.
"Assalamualaikum Ayah."
Ayahnya tersenyum balik dan menjawab salamnya.
"Waalaikumsalam, gimana perjalanan lancar nak."
Lia mencium punggung tangan Ayahnya yang sudah terlihat mulai keriput.
"Alhamdulillah, lancar Yah."
"Sudah makan belum."
"Sudah tadi sore yah."
"Mau makan lagi."
Lia menggelengkan kepalanya dan mereka mengobrol sambil jalan menuju ke parkiran Dimana sepeda motornya terparkir.
"Nanti beli martabak aja Yah, kesukaan Anwar sama Aji."
"Iya, adikmu tau kalau kamu pulang pasti mereka nungguin."
Lia ada libur 3 hari dan dia manfaatkan untuk pulang kampung, sudah kangen masakan ibunya.
Ada penjual martabak yang biasanya menjadi langganan Lia karena rasanya enak dan banyak varian juga. Dua porsi sudah ia pesan dan segera melanjutkan perjalanan menuju ke rumah.
"Assalamualaikum."
Ucap Lia sambil membuka pintu rumah dan kedua adiknya masih menonton televisi sepak bola kesukaannya.
"Waalaikumsalam."
"Wah.. Enak-enak ini."
Aji langsung membuka plastik yang diletakkan oleh Lia di depannya.
"Udah di makan, ibu udah tidur."
"Udah sampai Ya."
Ibunya muncul dari dalam rumah karena tadi sudah beristirahat di kamar.
"Udah Bu."
Lia menghampiri ibunya dan mencium punggung tangannya.
"Udah malam istirahat." pinta ibunya.
"Iya Buk."
Hari makin larut malam, mereka semua beristirahat di kamarnya masing-masing setelah menikmati jajanan yang dibawa Lia tadi.
Esok harinya Lia sudah bangun sejak subuh tadi dan kini Dia membantu ibunya di dapur untuk mempersiapkan sarapan.
"Ya, ada undangan pernikahan dari temanmu."
"Siapa Buk."
"Itu Si siapa namanya kok lupa ibu."
"Temen SD apa SMP Bu."
"Sini kok, berarti temen mu SD yang rumahnya belakang masjid itu lho siapa namanya." Ibunya lupa namanya.
"Iin Buk."
"Nah.. Iya yang kecil itu loh badannya."
"Iya Iin Buk, kapan nikahnya Buk."
"Masih seminggu lagi kayaknya, itu undangannya ada di dekat televisi."
"Iya nanti Lia lihat."
Ibunya memasak sayur dan Lia yang menggoreng tempe dan tahu.
"Teman-teman kamu yang seusia dengan kamu sudah banyak yang menikah."
Lia mendengar itu tahu ke mana arah pembicaraan Ibunya.
"Ya Nggak Papa kan Buk, sudah menemukan jodohnya."
"Kamu nggak ada yang mau dikenalin ke ibu."
Lia malah tersenyum saja.
"Kalau ada Lia pasti cerita ke ibu."
"Ya, ibu pesan jangan lama-lama kamu cewek nggak pantes kalau menikah dah di usia lanjut."
"Lia baru 23 Bu, masih mau kerja dulu."
"Kamu kerjanya jauh, harus pandai jaga diri itu temen kamu , yang kerja di kota juga pulang-pulang hamil 5 bulan."
"Astaghfirullah Ibu, Lia nggak begitu ya."
"Ibu cerita aja, Kamu harus jaga diri kamu jauh dari keluarga."
"Iya Bu."
Tiba-tiba adiknya datang ke dapur sebenarnya Mau mandi tapi mampir dulu ke dapur mendengar percakapan ibu dan Kakaknya.
"Mbak Ya, kemarin Bang Sandi minta nomor mbak Lia."
Lia mengerutkan dahinya.
"Bang Sandi mana."
"Itu yang punya toko kelontong, depan makam itu."
"Oh.. Mas Sandiaga."
"Iya, katanya Mbak Lia lama nggak pernah muncul dia terus minta nomor sama aku."
"Kamu kasih."
"Iya."
Aji tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Kamu kenapa sembarang kasih nomor mbak sih sama orang."
"Iya Ji, jangan kayak gitu mbakmu kan nggak seneng." ucap ibunya.
"Ya mintanya maksa, katanya mau silaturahmi masuk nggak boleh. emang belum menghubungi ya Mbak."
"Nggak tau."
Lia menggelengkan kepalanya saja, dia memang cuek dengan nomor-nomor baru yang masuk ke dalam ponselnya.
"Ya terserah mbak Lia mau respon apa nggak."
Aji terlalu ke kamar mandi meninggalkan ibu dan kakaknya.
"Keluarganya ruwet itu Lia, kalau dia mendekati kamu saran Ibu jangan deh."
Lia tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Lia sudah tahu bagaimana background keluarganya, Bapaknya punya istri dua maklumlah karena orang kaya.
😀😀😀😀
Pilih mana ya Mbak Lia ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
eni
mending sama duren MB Lia....😂
sama Sandiaga Uno ada istrinya😂
2024-01-24
2