"Bu Dokter Pa., hiks ..hiks..."
Kirana merengek lagi dan Sisi makin penasaran dan menengok keluar.
"Anak itu..."
"Bu Bidan Lia, maksud Ibu."
Tanya bagian pendaftaran.
"Iya maksud saya itu." Jawab Oma Asih.
"Ada Bu, kebetulan jaga pagi.'
"Bisa saya ketemu."
"Ibu mau periksa atau bagaimana."
"Oh iya cucu saya, nggak enak badan."
"Silahkan mendaftar dulu Bu."
Sisi yang tadi melihat Kirana langsung ke dalam mencari Lia.
"La.."
Pas pasien selesai diperiksa oleh Lia.
"Iya kenapa sih kamu, kayak orang bingung gitu."
"Anak itu sama Papanya ada di depan La."
Lia mengerutkan keningnya, dia tidak paham apa maksud Sisi.
"Anak itu siapa."
"Itu lho.. Yang Papanya kamu tabrak waktu main sepeda dan anak di TK itu."
"Kirana.."
"Iya..ya.. Itu kayaknya namanya."
Sisi sambil mengangguk-anggukkan kepalanya dan mengingat-ingat nama anak itu juga.
"Ngapain."
"Nggak tau, dia di depan sama Oma dan Papanya. Kayaknya mereka mencari kamu tadi aku dengar dia nanyain kamu di bagian pendaftaran."
"Masih ada pasien nggak ini."
Tanya Lia ke Sisi.
"Kayaknya yang check up hamil sudah habis, kamu bisa ke anak-anak."
Lia lalu keluar dari ruangan.
"Bu Dokter..."
Teriak Kirana yang digendong oleh Papanya begitu melihat Lia keluar dari ruangan.
"Kiran.."
Lia dan Haris saling menatap sedangkan Sisi ada dibelakangnya Lia mengamati. Kirana sudah nggak sabar mau turun dari gendongan Papanya dan ingin ikut Lia.
"Kiran, mau ikut Bu Dokter..."
Banyak orang disana yang memandang ke arahnya.
"Bentar Sayang." Bujuk Oma.
Lia berjalan mendekati mereka yang berada di ruang tunggu.
"Ikut Bu dokter."
Kirana mengulurkan tangannya dan Lia menangkapnya mau gimana lagi daripada menangis.
Haris melepaskan gendongan Kirana dan berganti ke Lia dan modenya masih sama hanya diam tak berkata.
"Oma, Kiran kenapa."
Tanya Lia dengan halus.
"Tadi katanya sakit, Kepalanya pusing."
"Kiran apa yang dirasakan."
Tanya Lia dengan lembut dan Haris mengamatinya.
"Pusing Bu Dokter.."
"Mau diperiksa."
Kirana dengan semangat menganggukkan kepalanya.
"Mari Oma, Pak. Silahkan ke ruangan periksa."
Kirana masih berada di gendongan Lia dan Oma mengikutinya namun tiba-tiba Haris meraih tangan Mamanya.
"Dia beneran bisa meriksa Ma, bukannya dia cuman bidan di sini bukan dokter anak."
"Bidan juga yang membantu anak lahir di dunia ini."
Oma berjalan duluan meninggalkan Haris yang masih menaruh ragu kepada Lia.
Tapi mau bagaimana lagi kalau urusannya dengan Kirana bakalan sulit, daripada pusing sama pekerjaannya terbengkalai dia mending menuruti saja apa kemauan dari anaknya itu.
Lia masuk ke dalam ruangan dan diikuti oleh Oma Asih dan juga Haris.
"Si, tolong siapkan bed nya."
Pinta Lia kepada Sisi.
"Oke."
Sisi sudah mempersiapkan bed untuk pemeriksaan dan Dia dengan diam selalu mengamati Haris.
"Kayaknya orang ini nggak percaya sama Lia lihatnya aja kayak gitu."
Dalam hati Sisi.
Kirana ditidurkan di bed, dan Lia memeriksa keadaannya. Oma Asih juga mengawasi cucunya sedangkan Haris memandangi apa yang dilakukan oleh Lia kepada anaknya.
"Kirana tumben diperiksa diem seperti ini, nurut banget sama Lia." Batin Oma Asih.
Memang Kirana paling sulit itu kalau disuruh periksa apalagi masalah minum obat bisa bikin satu rumah geger.
"Kirana sehat-sehat aja, semua baik."
Ucap Lia dan membuat Haris mendekatinya.
"Kamu nggak salah kan, anak ku merengek bilang kepalanya pusing dan ingin diperiksa tapi sampai sini kamu hanya bilang dia tidak apa-apa baik-baik saja."
Oma Asih meraih lengan Haris supaya memerankan suaranya.
"Maaf Pak, memang keadaan Kirana baik-baik saja." Jelas Lia.
"Kiran, yang sakit apanya sayang."
Tanya Haris.
"Udah sembuh Pa, Kiran udah sembuh udah diperiksa sama bu Dokter."
Celoteh Kirana membuat Sisi melongo mendengarnya.
"Tadi katanya kepalanya pusing."
Haris nggak percaya.
"Udah sembuh Pa, ya kan Bu Dokter."
Lia tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Haris udah, Alhamdulillah kalau Kirana udah sembuh."
"Ma, Haris nggak percaya kita periksakan ke spesialis anak."
"Nggak mau, Kiran mau sama Bu Dokter.. Hua..Hua.."
"Cup.. Kiran jangan nangis masa udah besar nangis."
"Hiks..hiks. Papa jahat Bu Dokter."
"Pinter akting ini anak."
Batin Sisi Yang lama-lama gemes dengan Kirana.
"Tidak ada sesuatu yang salah kan dengan cucu saya." tanya Oma Asih.
"semua baik-baik saja Oma, daya tahan tubuhnya aja yang sedikit menurun nanti Lia kasih vitamin."
"Terpercaya Kan vitaminnya."
Haris masih saja mempertanyakannya.
"Insyaallah aman Pak."
Dalam hati Lia sebenarnya juga jengkel dengan Haris, ada orang tua seperti itu kalau memang tidak mau periksa ke situ ngapain ke situ.
"Emaknya kemana."
Dalam hati Sisi dan Lia bersamaan namun mereka tidak saling mendengar.
😱😱😱😱
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
eni
nunggu up🤭
2024-01-16
0
eni
oo....bikin orang sakit hati Haris nih 🤭
2024-01-13
1