"Berisik La, angkat lah."
Sisi merasa terganggu dengan bunyi HP Lia.
"Malesin banget."
Lia beranjak lalu membuat HP nya menjadi model silent.
"Udah nggak bersuara itu, silent aja mengganggu."
Lia meletakkan ponselnya kembali ke atas meja dan melanjutkan aktivitasnya, Sisi melongo melihatnya.
"Siapa tau penting La, kenapa malah di silent."
"Biarin....." Teriak Lia sambil berlalu ke dapur.
"Orang aneh." Celetuk Sisi.
Lia memang tidak suka jika ada yang menghubungi nomornya belum ada namanya berarti dia belum tahu siapa itu. Kecuali, Dia mungkin mengirimkan pesan dulu dan Lia membacanya jadi tau siapa yang menghubunginya dan apa perlunya.
Jam menunjukkan waktunya membuka klinik yaitu pukul 08.00, memang klinik ini belum melayani 24 jam dan belum ada tempat persalinan hanya pemeriksaan.
Pasien mulai berdatangan Lia dan Sisi yang bertugas pagi ini dan salah satu temannya lagi di bagian obat. Sedangkan Ratna dan kedua teman lainnya berjaga siang hingga malam hari.
🌹🌹🌹🌹
Di rumah Kirana
"Oma, Kirana mau ketemu Bu Dokter. Kirana mau minta vitamin lagi."
Kirana berceloteh kepada Omanya yang sedang menyisir rambutnya.
"Belum waktunya sayang Bu Dokter ke sekolahan."
"Kirana badannya sakit Oma, mau minta vitamin Bu Dokter."
Oma Asih reflek mengecek cucunya yang mengaku sakit.
"Yang sakit mana Kiran."
"Kirana pusing Oma."
"Kamu nggak bercanda kan sayang, kita periksa sekarang sama Papa."
Kirana mau di gendong Oma tapi malah menolaknya.
"Nggak mau, Kirana mau sama Bu Dokter."
"Kiran, kamu harus periksa katanya sakit. Oma panggil Papa dulu ya."
"Kiran, maunya sama Bu Dokter. Mau diperiksa Bu Dokter."
"Iya.. Ya.. Sama Bu Dokter, Oma panggil Papa dulu."
Oma Asih memanggil pengasuh Kirana untuk menjaganya sedangkan dirinya mencari Haris yang masih berolahraga dihalaman.
"Haris.. " Teriak Oma Asih.
"Iya Ma.."
Haris masih menggunakan dumbbell.
"Kesini cepat, Kirana sakit itu."
Haris kaget dia langsung meletakkan dumbbell nya dan menuju ke Mamanya.
"Kiran sakit Ma."
"Dia bilang sakit pusing."
Mama dan Haris bergegas menuju ke kamar Kirana yang ditungguin oleh pengasuhnya.
"Kiran sakit Sayang."
Haris menempelkan tangannya di dahi Kirana untuk mengecek suhu badan.
"Nggak demam sayang, adem badannya."
"Kiran pusing Pa ."
Kirana nampak malas dan lesu bersandar di badan Omanya.
"Kita periksakan sekarang Haris."
"Kirana mau ketemu Bu Dokter."
"Iya sayang, kita periksa ke Bu Dokter. Papa siap-siap dulu ya."
Haris bergegas ke kamarnya harus segera membersihkan diri dan berganti pakaian.
Dia masih nggak paham Bu Dokter yang dimaksud Kirana itu siapa yang dia tau Bu Dokter yang biasanya memeriksa Kirana.
Beberapa menit kemudian, Haris sudah siap pokoknya dia secepat kilat untuk segera membawa Kirana berobat.
"Ayo Ma."
Haris membopong tubuh anaknya, dan membawanya ke mobil segera diikuti oleh Mamanya.
"Kirana duduk sama Oma ya, Papa nyetir."
Kirana menganggukkan kepalanya dan dipangku Oma Asih.
"Haris.."
"Hmm.. Iya Ma."
Sambil dia fokus menyetir dengan perasaan gugup juga untuk segera sampai di klinik.
"Kamu tau nggak Bu Dokter siapa yang dimaksud oleh anak kamu."
"Dokter anak biasanya kan Ma, Dokter Abel langganan Kirana." Haris fokus menyetir tanpa melihat ke arah Mamanya.
"Nggak mau, nggak mau Dokter Abel. Kiran nggak mau." Kirana langsung protes.
"Iya Dokter Abel Sayang."
Haris mengusap kepala Putrinya.
"Kiran mau Bu Dokter yang disekolahkan. Bu Dokter cantik Pa, hiks..hiks.."
"Cup.. Jangan nangis dong cucu Oma."
"Bu Dokter sekolahan siapa Ma."
Haris benar-benar lupa setiap orang yang pernah ketemu dengan dia, apalagi pertemuannya pertama kali tidak menyenangkan.
"Bu Dokter yang sering kasih vitamin dia di sekolahan."
"Oh.. Itu kan bukan Dokter Ma aslinya."
"Iya tapi, anak kamu mau dia."
"Oma.. Hiks...Mau Bu Dokter."
"Iya sayang, iya kita ke Bu Dokter cantik."
"Ma, dia kan bukan Dokter anak mana bisa."
"Kamu mau anak Kamu nangis terus begini, pusing kepala Mama."
"Ma, kita cari kemana. Kita periksakan tempat biasa saja Dokter Abel."
Haris tetap melajukan musuhnya ke tempat biasanya Kirana periksa dokter anak Abel.
"Oma.. Bu Dokter cantik. Kiran mau Bu Dokter...hiks..hiks.."
"Haris, ini anak kamu."
"Udah Ma nggak papa, nanti juga berhenti sendiri."
Haris tetap bersikeras membawa Kirana ke dokter anak biasanya walaupun anaknya masih merengek.
Oma mencoba untuk merayu Kirana agar diam dan mau diperiksa ke Dokter anaknya.
😂😂😂😂😂
Gimana ini, maukah Kirana....
Menang Anak apa Papanya ini.. 🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
eni
sakit beneran ga Kirana🤭
2024-01-07
2