"Darimana ini masakan, La."
Sisi membuka tas yang dibawa oleh Lia setelah mereka masuk ke mobil.
"Omanya Kiran."
Ucap Lia sambil meletakkan dirinya di kursi depan sebelah supir.
"Ha..!!"
Sisi dan Ratna kaget karena penasaran Sisi mengambil tempat makan itu dan membukanya.
"Wah.. Rawon ini ya La."
"Masa sih."
Lia langsung menengok ke belakang karena dia juga tidak tahu apa yang tadi diberikan oleh Oma untuk dirinya.
"Iya nih."
Ucap Ratna yang mencium aroma makanan itu.
Mobil mulai berjalan meninggalkan area sekolah menuju ke klinik kembali.
"Sedap banget mbak, aromanya."
Ucap Supir yang membawa mereka.
"Iya La, kayaknya enak ini."
Tambah Ratna.
"Tenang Pak, nanti kita bagi ya." Ucap Sisi dan mendapat jempol dari Pak Supir.
"Kok kamu dikasih makanan gini sama Omanya Kiran, La." Ratna penasaran.
"Mau di jadikan mantu kali."
Sisi berucap asal saja.
"Sembarangan kamu Si."
Lia langsung menangkal.
"Ya, mencurigakan nggak sih. Kemarin muncul tiba-tiba di klinik dengan membawa Kirana dan bapaknya sekarang Omanya ngasih masakan enak ini."
Dengan berlagak Khas Sisi mengejek Lia.
"Kamu itu kalau bicara asal aja, Si. Mau dijadikan mantu siapa coba."
Lia masih menyangkal Sisi terus lagian Sisi itu nggak masuk akal menurut dia.
"Ya siapa tau, Omanya Kirana ini punya anak cowok terus nantinya mau dikenalin sama kamu gitu, ini baru pendekatan gitu sama kamu." Tambah Ratna.
"Betul kamu Rat."
Sisi dan Ratna yang duduk di kursi penumpang tengah tos tangan kompak sekali mereka berdua mengejek Lia.
"Atau.. Jangan-jangan..."
Sisi semakin menjadi, Pak Sopir yang menyetir bisa ikut terkekeh.
"Hussst.. Udah ngarang kalian berdua itu. Suka ngaco ngomong."
Lia sering menjadi bahan candaan mereka berdua.
"Iya kan Rat..."
Sisi menggerak-gerakan kedua alisnya mencari dukungan dengan Ratna, mereka satu server memang.
"Iya jangan-jangan.. Papanya Kiran.. Duren Si... Hi hi..hi..."
Tawa Ratna dan diikuti oleh Sisi hingga mobil itu menjadi ramai.
"Kalian itu bercanda kelewatan, masa mendoakan orang jadi Duda." Lia lagi-lagi tidak sepaham dengan mereka berdua.
"Iya siapa tau gitu, lagian kita kan juga nggak pernah lihat emaknya kan." Sisi mempertahankan pendapatnya.
Lia nampak berfikir, Dia teringat dengan ucapan Kirana tadi di sekolah.
"Apa mungkin iya ya, tadi Kirana juga tidak menyebutkan Mamanya."
Dalam pikiran Lia.
"La.. Ayo mikir apa kamu."
Ratna mengagetkan Lia, dan membuyarkan lamunannya.
"Apa sih Rat."
"Iya kan, kamu mikir begitu juga kan. Kirana aja nggak pernah terlihat dengan Mamanya."
Tambah Ratna.
"Ya, emaknya sibuk kali."
Lia masih tidak mau berpikiran yang buruk mengenai keluarga Kirana.
"Kita lihat saja nanti Rat."
tebak Sisi yang merasa yakin dengan firasatnya.
"Tapi La, kalau seandainya benar Papanya Kirana duren dan Omanya bermaksud untuk menjodohkan dengan kamu gimana.?"
Tanya Ratna dan Lia seketika kaget menatap cara mereka berdua.
"Apaan sih, nggak ada pikiran kayak gitu."
Ratna dan Sisi malah terkekeh, mereka berdua senang sekali menggoda Lia yang raut mukanya langsung berubah.
"Kan misal Lia.. Cakep juga kok ha.. Ha.. Mapan lagi." Tambah Sisi.
"Udahlah kalian berdua itu, mikir yang aneh-aneh."
Lia membuka pintu mobil yang sudah berhenti sempurna karena mereka sudah sampai di klinik.
"Ha ha ha... Santai La.." tambah Sisi.
Setelah mereka turun dari mobil lalu menurunkan semua barang yang mereka bawa dan membawanya masuk ke dalam klinik dengan dibantu oleh Pak sopir.
"La, kamu ikut makan nih enak loh..."
Ratna dan Sisi sedang menikmati rawon yang diberikan oleh Oma Asih tadi sedangkan Lia malah sibuk membuat catatan vaksin yang diberikan tadi di sekolah Kirana.
"Udah santai aja, nikmatin aja itu. jangan lupa Pak Sopir dikasih sana."
"Oh.. Iya..."
Sisi buru-buru mengambil mangkuk lalu mengantarnya ke Pak sopir tadi untuk menikmati rawon siang hari itu.
"La..."
Ratna dan Lia hanya berdua di ruangan karena Sisi sedang mengantarkan rawon.
"Hmmm.. Napa Rat."
Lia masih fokus dengan tulisannya tanpa melihat ke arah Ratna.
"Kayaknya perasaan ku bener deh, soal Papanya Kirana."
Lia seketika menatap Ratna dan menghentikan menulisnya.
"Darimana kamu tau.."
"Soalnya waktu itu..."
😁😁😁😁😁
Tahan...tahan... Ya..
Sabar... Author ke belakang dulu 🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
eni
nunggu up
2024-02-04
1
eni
😂
2024-02-03
1