"oh iya Steven perkenalkan ini Rena mulai hari ini dia juga menyewa kamar di rumah ini, dia tidur di kamar lantai bawah" ucap Jeni.
"perkenalkan Rena nama saya Steven wibawa saya tinggal di kamar atas" ucap Steven. Sambil melihat ke arah wanita itu dan di ikuti senyuman yang sedikit aneh.
wanita itu hanya tersenyum dengan terpaksa "sialan sepertinya orang kampung ini orang mesum, awas saja jika berani macam macam akan aku habisi dia" pikir Rena dalam hati.
Steven terlihat kampungan karena memang dia baru saja datang dari kampung. Apa lagi rambutnya yang gondrong dan pakaiannya yang terlihat lusuh.
"wah benar beruntung sekali menyewa di sini pemilik rumah cantik dapat teman sesama penyewa juga cantik" ujar Steven dalam hati.
Selesai makan Steven langsung berinisiatif untuk membereskan kan sisa sisa makanan dan pergi mencuci piring.
Selesai mencuci piring Steven segera pergi menuju kamarnya di lantai atas.
Setelah masuk ke dalam kamar Steven langsung membuka pakaiannya dan pergi mandi. Selesai mandi Steven menyempatkan diri untuk berkaca.
"wah tampaknya aku besok harus memotong rambut" ucapnya sambil berkaca
steven berencana memotong rambutnya agar terlihat rapi karna besok dia akan pergi ke kampus.
Selesai berkaca Steven memakai pakaian dan langsung berbaring dan tidur.
Malam telah berlalu kali ini Steven bangun awal pada jam 6 pagi. Segera dia turun dari tempat tidurnya dan keluar menuju balkon atas untuk menghirup udara pagi yang segar.
Setibanya di balkon luar Steven mengangkat kedua tangannya ke atas sambil menghirup udara yang kemudian matanya tidak sengaja melihat ke arah bawah dan tertuju pada sesuatu.
Di lihatnya Rena yang sedang menjemur pakaiannya. Steven melihat Rena sedang menjemur pakaian dalamnya dan beberapa baju serta celana.
Steven melihat ke arah jemuran Rena di mana di jemuran itu terdapat celana dalam Rena berwarna merah muda Deng gambar bunga mawar, juga ada branya berwarna biru dengan beberapa baju serta celana.
"hei apa yang sedang kamu lihat dasar otak mesum" teriak Rena yang melihat Steven sedang menatap jemurannya.
Steven kaget karena di sebelah jemuran itu ada Rena yang telah melihatnya berada di balkon atas. Wajah Rena berubah menjadi wajah yang penuh amarah. Steven tergagap dan bingung harus mengatakan apa.
"maaf aku tidak sengaja melihatnya dan tidak ada maksud apa apa" jawab Steven sambil pandangan nya kini mengarah ke arah Rena.
Di lihatnya di sana Rena yang sedang mengenakan stelan piyama berwarna putih dengan celana yang pendek sehingga melihatkan pahanya yang putih serta atasan piyama yang tipis sehingga hampir samar samar tembus pandang. Atasan piyama yang tipis itu sedikit memperlihatkan branya yang berwarna hitam dan menutupi dadanya.
"sialan apa yang kamu lihat dasar lelaki mesum" teriak Rena sambil menutupi dadanya dengan kedua tangannya karna pandangan Steven yang trus menatap dadanya.
Steven menjadi tidak enak seolah olah dia benar-benar lelaki mesum padahal dia hanya tidak sengaja melihatnya dan juga hanya sedikit mengambil keuntungan dari nya.
Steven yang masih tergagap dan malu mulai merasakan aura seorang petarung dengan niat membunuh.
aura petarung itu berasal dari Rena yang marah karena Steven telah melakukan perbuatan mesum padanya walaupun sebenarnya Steven tidak sengaja melihatnya. sebenarnya Steven sudah mengetahui bahwa rena adalah seorang petarung sejak pertama kali mereka bertemu yaitu pada saat makan tadi malam. Steven dapat mengetahuinya dari aura petarung yang memancar dari tubuh Rena.
tiba-tiba Rena langsung mengambil sebuah batu seukuran bola kasti dan dengan cepat di lemparkan ke arah Steven.
"syus" batu itu melesat ke arah Steven. ketika batu itu jelas akan mengenai Steven tiba tiba dengan mudahnya Steven menghindarinya, sehingga Batu itu melesat melewati Steven dan terbang ke atas serta mendarat dengan jarak ratusan meter.
"hei apa yang kamu lakukan mengapa kamu melempar ku dengan batu itu sangat berbahaya" teriak Steven sambil memegang pagar besi yang ada di balkon atas.
Melihat Steven yang dapat menghindari serangannya dengan sangat mudah hal itu sontak membuat Rena terkejut. "Bagaimana mungkin dia bisa menghindari batu itu" ujar Rena. Seharusnya orang biasa seperti Steven akan langsung terkena dan jatuh pikirnya.
Apa lagi Rena adalah seorang petarung dengan tingkat bawah akhir seharusnya batu itu bisa membuatnya terluka dan berada beberapa hari di rumah sakit.
Rena tidak habis pikir bagaimana orang biasa seperti Steven bisa dengan mudah menghindarinya, apakah ini hanya suatu kebetulan. Rena juga sempat berpikir apakah mungkin Steven juga seorang petarung tapi Rena sama sekali tidak merasakan adanya aura petarung dari tubuh Steven sehingga dia menghilangkan pikirannya dan beranggapan itu hanya sebuah kebetulan.
Pada kenyataannya Steven mampu menghilangkan aura seorang petarung miliknya. Hal itu mampu di lakukan oleh Steven berkat kemampuan yang di berikan gurunya kepadanya yaitu si kakek tua.
Kakek tua mengajarkan banyak jurus kepada Steven selain bela diri dan ilmu pengobatan juga ada ilmu menghilangkan aura seorang petarung yang bertujuan agar musuh tidak bisa mengetahui seberapa besar kekuatan kita dan tidak bisa memprediksi sampai di mana batas kekuatan nya.
Melihat Rena yang akan semakin marah Steven segera pergi masuk ke dalam rumah kembali. Melihat Steven yang telah pergi amarah Rena perlahan lahan mulai mereda.
Steven yang telah berada di kamarnya segera dia mandi dan bersiap siap untuk berangkat ke perguruan tinggi yang mau dimasukinya
Steven juga berencana untuk membeli baju dan mencukur rambutnya di perjalanan. Dia merasa selama belajar di kampus harus terlihat rapi di hadapan semua orang di sana.
Segera setelah berpakaian Steven berangkat menaiki sepeda motor listriknya.
di perjalanan Steven berhenti dan singgah di sebuah toko untuk membeli pakaian dan sebuah tas. Setelah memilih beberapa pakaian yang di rasa cocok Steven segera mengganti pakaiannya. Serta dia menyimpan pakaian lama nya ke dalam tas yang baru di beli.
Setelah selesai membeli pakaian dan tas Steven segera pergi ke tempat salon untuk potong rambut serta merapikan rambutnya.
Steven segera masuk ke dalam salon itu dan melihat semua pekerja di salon itu adalah wanita wanita yang lumayan cantik. salah seorang wanita segera menyapa Steven dan mempersilahkan Steven untuk duduk.
"tuan silahkan duduk" ucap wanita itu
Steven langsung duduk dan segera rambutnya pun mulai di potong. Beberapa saat kemudian rambut Steven telah selesai di potong.
Setelah selesai memotong dan merapikan rambut Steven wanita itu terpesona melihat Steven yang ternyata cukup tampan stelah rambutnya di potong.
"wah ternyata pemuda ini sangat tempat setelah rambutnya di potong" ucap wanita itu dalam hatinya.
"tuan sudah selesai" ujar wanita itu sembari membereskan peralatannya.
Steven mulai melihat ke arah kaca sambil melihat ke arah wajahnya dan dia memperhatikan dirinya sendiri.
"wah aku baru menyadari ternyata diriku lumayan tampan" ucap Steven dalam hati yang menyentuh wajahnya dengan tangan sambil menengok ke kiri dan kanan dan tersenyum.
Setelah Steven selesai memotong rambutnya dia segera membayar dan melanjutkan perjalanannya menuju ke kampus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
jeck
suatu sa'at kau akan berterimkasih kepada pak tua Steven
2024-04-06
0
Waspray Aja
steven memang dari kampung tapi ya jangan kampungan.. terus jaga mata juga.. terpesona boleh tapi ya bisa jaga pandangan
2024-03-21
1
Waspray Aja
steven memang dari kampung tapi ya jangan kampungan.. terus jaga mata juga.. terpesona boleh tapi ya bisa jaga pandangan
2024-03-21
0