"karena kamu lalai dan tidak memperhatikan restoran mu aku telah di racuni di tempat mu makanya kamu juga harus menerima akibatnya" tegas Jack.
"akan tetapi tapi tuan Jack saya tidak tau menahu tentang pelayan pria itu" ujar pemilik restoran itu mencoba menjelaskan kembali serta memohon belas kasihan dari Jack.
pemilik restoran itupun segera merangkak bersujud kepada Jack memohon ampun kepadanya. Dia menyadari kali ini nyawanya akan berakhir di tempat ini apalagi Jack di kenal sebagai mafia tanpa belas kasihan yang tidak segan segan menghajar seseorang atau membunuhnya.
Jack mendorong pemilik restoran itu dengan kakinya yang mengakibatkan lelaki itu terpental menjauh.
"kalian patahkan kedua kakinya buat dia lumpuh lalu kembalikan dia ke tempatnya sebagai contoh karena telah lalai yang mengakibatkan diriku dalam bahaya dan satu lagi segera selidiki dan cari pelayan itu sampai dapat" ucap Jack seraya membalikan badannya merangkul Angel berjalan pergi meninggalkan ruangan itu.
Angel sudah terbiasa melihat papanya menyiksa bahkan sampai membunuh orang di depan matanya walau Angel hanya seorang perempuan. karena sejak kecil hingga dewasa Angel selalu hidup di dunia mafia.
"tuan Jack tolong ampuni saya berikan saya kesempatan" teriak pemilik restoran itu mencoba bangun dan mengejar Jack kembali akan tetapi di halangi oleh bawahan Jack yang langsung menendang nya.
"buk brak" Sura tendangan keras mengenai dadanya di ikuti suara jatuhnya yang membentur lantai.
"tuan tuan saya mohon ampuni saya" rintihan pemilik restoran itu sambil memegangi kaki bawahan Jack.
Segera salah satu dari bawahan Jack mengambil sebuah pipa baja dengan panjang satu meter. Dengan segera pipa baja itu di pukulkan ke kaki kanan pemilik restoran itu.
"tang krekk" bunyi pipa baja yang keras menghantam kaki kanannya di ikuti suara patahan tulang. Pipa baja itu bergetar sementara tulang kaki itupun patah.
"aaaaaaa" teriak pemilik restoran itu merasakan sakit dari tulang patah karena terkena pipa baja itu. Ia berteriak seperti orang kesurupan dengan air mata yang terus mengalir.
Belum sempat ia bernapas "tang tang krek" dua kali pukulan di kaki kirinya dengan di ikuti suara tulang yang patah. Orang itu kembali merasakan sakit yang luar biasa hingga akhirnya dia tidak bisa menahan nya lalu pingsan.
tidak bisa di bayangkan tulang kering kaki kita di hantam oleh sebuah pipa baja yang begitu keras tentu rasa sakitnya tidak bisa tertahankan.
Segera pemilik restoran yang pingsan itu di seret di masukan ke dalam mobil lalu di bawa pergi ke restoran.
Tiba di restoran pria itu di keluarkan dan di geletak kan di depan pintu saja lalu mereka pun pergi.
pagi hari di rumah Steven yang kelelahan di tambah dengan tempat tidur yang luas dan nyaman membuatnya belum bangun dari tidurnya.
Baru pada Pukul 08 pagi akhirnya Steven terbangun " hah lumayan nyenyak aku tidur sudah lama aku tidak tidur senyenyak ini" ujar Steven sambil menguap dan mengangkat kedua tangannya meregangkan badannya.
Setelah beberapa saat Steven mengumpulkan nyawanya lalu diapun bangkit dari tempat tidurnya dan membuka pakaiannya lalu masuk ke kamar mandi menggunakan handuk.
Di bawah jeni sudah selesai memasak dia memasak cukup banyak makanan dan jeni merasa tidak bisa menghabiskan makanan itu sendiri jadi dia berencana mengajak Steven untuk makan bersama.
Jeni mulai berjalan menaiki tangga menuju ke kamar Steven. Kamar Steven terletak di lantai dua.
"tok tok tok" Jeni mengetuk pintu kamar Steven. Jeni menunggu beberapa saat tapi Steven belum juga membuka pintunya.
"tok tok Steven kamu sudah bangun belum" ucap Jeni sembari terus mengetuk pintu tetapi tetap tidak ada jawaban.
Jeni yang sudah mengetuk pintu beberapa kali akan tetapi tidak ada jawaban lantas iya memegang gagang pintu dan memutarnya.
"ah ternyata tidak di kunci" ucap Jeni yang langsung membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Steven.
Jeni melihat beberapa pakaian yang tergeletak di atas tempat tidur lalu Jeni mematikan lampu kamar yang masih hidup. Belum lama Jeni di dalam tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka.
"klek" bunyi pintu kamar mandi yang terbuka di lanjutkan dengan sosok Steven yang keluar perlahan lahan dari kamar mandi dengan menggunakan sebuah handuk yang ukurannya kecil.
Jeni terkejut melihat Steven keluar dari kamar mandi secara tiba-tiba segera mata jeni tertuju pada Steven. Mata Jeni spontan memandangi Steven dari ujung kaki sampai ujung kepala
"wah ternyata tubuh anak ini sangat bagus dan rupanya setelah mandi ia terlihat cukup tampan juga. Akan tetapi kenapa tubuhnya terdapat banyak bekas luka" ucap Jeni dalam hati.
Steven juga terkejut melihat Jeni yang tiba tiba sudah ada di dalam kamarnya. Steven sedikit malu karena dia menggunakan handuk yang kecil dan hanya menutupi bagian bawahnya.
"kak Jeni ada apa mencariku" tanya Steven sambil mencoba memiringkan tubuhnya untuk menutupi senjata nya agar tidak terlalu menonjol.
Wajah Jeni tampak menahan tawa melihat tingkah Steven ini.
"aku mau mengajakmu makan saat aku ketuk pintu kamarmu tapi tidak ada jawaban aku coba membuka pintu ternyata tidak di kunci jadi aku masuk saja" ucap Jeni
"aku memasak banyak makanan di bawah dan aku rasa tidak bisa menghabiskan nya sendiri jadi aku ingin mengajakmu makan bersama" Jeni menambahkan.
"wah kebetulan sekali aku sedang lapar, sebentar lagi saya akan turun ke bawah kak" jawab Steven agak sedikit tegang karena Jeni terus memandanginya.
Jeni segera membalikan berjalan ke luar kamar dan menuju meja makan.
Segera setelah Jeni keluar Steven pun mulai melepaskan handuknya dan memakai pakaiannya.
Selesai berpakaian Steven pun keluar dari kamar dan turun dari lantai atas menuju ke meja makan. Melihat Steven yang turun dari lantai atas Jeni pun memanggilnya.
"Steven sini duduk" ucap Jeni.
Steven segera menarik kursinya dan duduk berhadapan dengan Jeni di meja makan.
"wah makanan ini banyak sekali kak Jeni apakah kakak yang memasak semuanya" ujar Steven melihat makanan yang begitu banyak membuatnya semakin lapar.
"iya coba kamu cicipi apakah rasanya cukup enak" suruh Jeni
Tanpa ragu Steven langsung mengambil udang goreng tepung dan sayuran lalu memakannya.
"wah rasanya enak sekali kak" Steven baru kali ini merasakan makanan seenak ini setelah meninggalkan desa.
"syukurlah, kalo begitu makanlah yang banyak" Jeni pun juga mula makan.
Steven makan dengan sangat lahap sambil bercerita kepada Jeni. Steven menceritakan bahwa dirinya berasal dari desa terpencil yang letaknya sangat jauh dan juga menceritakan tujuannya datang ke kota ini untuk bisa masuk perguruan tinggi.
akan tetapi Steven juga banyak mengarang cerita yang sebenarnya Steven pergi ke kota selain ingin masuk perguruan tinggi juga untuk bersenang-senang setelah sekian lama dia hidup desa yang membosankan dan selalu di tindas oleh kakek tua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Hary
rada G sopan sama kakek yg merawat dan mendidik dr bayi...
2024-04-22
1
Hary
kesan nya mc sedang berlebihan produksi testosteron... 😂
2024-04-22
1
Waspray Aja
wah steven kok begitu sikapnya sama kakek yg telah menolong dan mendidiknya agar menjadi orang kuat
2024-03-20
1