"dasar sampah hanya di tingkat bawah akhir" ucap Leo sambil menyilangkan ke dua tangannya di dada.
"kalian bertiga maju habisi dia" ucap Leo memerintahkan tiga orang petarung bawahannya dengan level petarung bawah menengah untuk menghadapi ketua.
Segera dengan cepat mereka bertiga maju sambil mencabut senjata pedang dan mengayunkan tebasannya ke arah ketua.
Dengan cepat Segera ketua mengambil kuda kuda kaki Kakan di depan, tangan kanan memegang pedang tangan kiri bertahan menggendong melindungi bayi menjaga keamanannya.
"cras cras" suara ayunan pedang menggema di iringi Kilauan cahaya banyak darah berterbangan, tidak lama berselang terlihat ketua masih berdiri kokoh sementara ke tiga lawannya jatuh bersimbah darah dengan badan terkoyak dan tewas di tempat.
"ternyata kau cukup kuat juga wajar kau bisa mengalahkan mereka dengan mudah" ucap Leo.
"kalian berdua maju habisi dia" kali ini Leo memerintahkan dua orang dengan level petarung yang setara dengan ketua yaitu tingkat bawah akhir.
Dengan segera ke dua orang itu berlari ke arah ketua dengan kecepatan dan kekuatan jauh diatas dari ke tiga orang sebelumnya nya.
Dengan cepat ketua juga berlari ke arah mereka sambil mengayunkan pedangnya.
"syut" suara tebasan pedang ketua dengan cepat, akan tetapi kedua orang itu dengan mudah menghindari nya Hingga pedang itu hanya menghantam batu dengan keras di ikuti Kilauan cahaya mengakibatkan batu itu pecah beterbangan kemana mana.
Dengan cepat ketua kembali mengangkat pedang itu serta segera membalikan badan untuk melakukan serangan tebasan berikut nya, akan tetapi salah seorang dari musuhnya sudah lebih cepat dahulu membalikan badan serta mengepalkan tinjunya dan langsung memukul melesat mengarah ke ketua.
"buk" ketua tidak sempat untuk menghindar apalagi menangkisnya sehingga tinju itu dengan telak mengenai dada sebelah kanannya.
"krak" bunyi patah tulang rusuk ketua yang terdengar, sehingga ia terpental beberapa meter jauhnya dengan kondisi tetap berdiri.
Darah segar mengalir dari mulut ketua membasahi bibir dan dagunya di iringi rasa sakit yang luar biasa belum sempat ia bereaksi, muncul salah seorang lainnya dari belakang dengan tendangan super cepat dan keras.
"Trak" ketua dengan segera memblokir tendangan itu dengan menggunakan pedangnya. Pedang itu sampai patah terkena tendangan yang sangat keras itu sehingga ketua harus mundur beberapa langkah.
"sial jika terus begini aku akan segera terbunuh oleh mereka berdua" ujar ketua di dalam hati sambil menahan sakit tulang rusuknya yang telah patah.
Ketua terdiam beberapa saat sambil memikirkan cara agar bisa menang dan mengalahkan mereka, sambil mengumpulkan semua kekuatan yang ada dan memusatkan semua nya ke jari jari tangan kanannya.
Tiba-tiba ketua langsung berdiri bergerak berlari dengan cepat sambil melemparkan pedangnya melesat ke arah salah satu musuhnya.
"syut" pedang yang terbang dan terarah itu berhasil di hindari nya akan tetapi ketika ia kembali menoleh ketua sudah ada di hadapannya dengan cepat mencengkram bagian tenggorokan leher musuhnya.
Sontak Seketika musuh itu bereaksi langsung mengayunkan tinjunya ke arah ketua tepat mengenai bagian wajah ketua.
Seketika ketua yang terkena tinju itu langsung terpental sambil tangan mencengkram keras leher musuhnya hingga tenggorokan nya hancur dan tewas seketika.
Sementara ketua terpental berguling guling di tanah sambil terus melindungi bayi itu agar tidak terluka.
Ketua terpental jatuh hingga hampir tidak sadarkan diri sangking kerasnya pukulan itu, tiba tiba ia kembali mengingat kejadian dulu bagaimana kakek wibawa menolong nya ketika dia nyaris mati di jalanan.
Kembali ke ingatan ketua ia berhutang Budi kepada kakek wibawa. Jika bukan karena pertolongan kakek wibawa menolong nya waktu ia akan mati kelaparan di sebuah kolong jembatan karena ketua sudah sebatang kara dari kecil. Tanpa sengaja Kakek wibawa menemukannya yang sekarat terkapar dengan tubuh kecilnya. Kakek wibawa menolongnya memberi nya makan memberinya pakaian bahkan memperkerjakan nya bahkan juga melatihnya hingga ketua bisa menjadi seorang petarung.
"bayi ini adalah cucu kakek Wibaya bagaimana pun aku harus menjaganya" ucapnya dalam hati mengingat jasa-jasa kakek wibawa.
Ketua kembali berdiri perlahan lahan dengan aura yang lebih kuat dari sebelumnya dan juga tekat yang kuat ia juga merasakan kekuatan dalam dirinya semakin beranjak dan bergejolak.
Ketika ketua sudah berdiri ia kemudian langsung di serang dengan cepat oleh satu musuh lainnya yang tersisa.
sebuah tendangan dengan kaki kanan mengarah ke arah wajah dari ketua. Ketua yang merasa kekuatan di dalam dirinya semakin bertambah dengan mudah sangat mudah menghindari tendangan itu serta langsung melakukan serangan balasan berupa pukulan keras ke arah dagu musuhnya.
"Trak" musuh itu langsung terbang ke atas dan jatuh ke bawah dalam keadaan dagu yang hancur serta seketika tewas. Tanpa di sadari ketua sudah menembus ke tingkat petarung tengah awal.
Leo sedikit terkejut melihat ia mampu menghabisi mereka. "kau cukup hebat mampu mengalahkan mereka berdua".
"rupanya kau sudah naik satu level ke dari bawah akhir ke tingkat tengah awal, tapi bagiku itu bukan apa apa" dengan segera Leo bersiap maju melesat dengan sangat cepat bahkan ketua hampir tidak dapat melihatnya.
Leo meluncurkan tinjunya dengan cepat dan sangat kuat, dengan segera ketua juga memusatkan seluruh kekuatan ke tangannya dan juga meluncurkan tinjunya.
"bum brakk" kedua tinju beradu dengan keras di udara di iringi suara hancurnya tulang. Benar saja ketua terpental mendekati air terjun dengan kondisi masih berdiri dan juga dengan tangan kanan yang tulangnya hancur.
Ketua menggertakkan giginya dengan kuat menahan rasa sakit yang menjalar keseluruhan tubuhnya. kekuatan Mereka benar benar sangat jauh sekali berbeda.
Belum sempat ketua bereaksi, kembali sebuah tinju langsung menghantam bagian dadanya. Tinju yang begitu keras mengakibatkan ketua terpental terbang langsung jatuh ke arah air terjun. Dengan sisa nyawanya ia memeluk bayi itu dengan erat oleh tangan kirinya sambil badannya mengarah ke dasar air terjun yang begitu dalam.
"tuan Leo dia telah jatuh ke dalam air terjun" ucap seseorang melihat ketua yang terluka sangat parah dan bayi itu jatuh ke dasar air terjun.
Leo melihat ke arah dasar air terjun itu "dengan luka seperti itu pasti dia sudah mati dan juga air terjun ini sangat dalam tidak mungkin ada orang yang akan selamat apa lagi hanya seorang bayi" ujar Leo kepada yang lain.
"sudahlah lebih baik kita kembali tidak mungkin kita melompat ke bawah mengejar nya, air terjun ini begitu dalam dan kita juga tidak tau di dasarnya ada apa sudah pasti kita akan tewas jika melompat" ujar Leo sangat kecewa tidak bisa membunuh mereka dan membawa mayatnya.
Segera mereka pergi meninggalkan tempat itu karena sangat tidak mungkin untuk ikut terjun ke bawah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
🧭 Wong Deso
cicil baca kiw, nanti balik lagi. Udah subscribe yah👍🏽
2024-01-22
1