Hampir satu jam citra mengemudikan mobilnya menuju rumah Nisa dan juga Bimo sedangkan sejak masuk ke dalam mobil Nisa lebih memilih memejamkan matanya meski Nisa bisa mendengar setiap ucapan atau mungkin lebih tepatnya luapan rasa kesal citra akan sikap Nisa yang menurutnya sangat lemah sebagai wanita.
" Nis kita sudah sampai jadi kamu tak perlu pura pura tidur lagi " ucap citra sambil menepuk paha Nisa.
" makasih ya cit "
" tapi maaf aku ingin sendiri saat ini " ucap Nisa yang sejujurnya tak enak mengatakan itu semua tapi hanya sendiri yang Nisa butuhkan saat ini.
" baiklah baiklah, aku mengerti kamu hanya ingin berkeluh kesah padaNYA dari pada bercerita padaku " ucap citra yang memang sudah mengenal Nisa cukup lama.
" aku masuk dulu " ucap Nisa tanpa melihat ke arah citra karena kini pertahanan yang sudah iya bangun mulai lurus dan satu persatu tetes airmata itu kini sudah mengajak sungai di pipinya.
" kamu memang sangat pandai menutupi air matamu nis " ucap citra yang tau jika saat ini sahabatnya sedang tidak baik baik saja.
" tapi sampai kapan nis .. Sampai kapan kamu selalu menutupi seolah semuanya baik baik saja padahal hari dan jiwa mu sakit " ucap citra yang prihatin dengan apa yang harus nisa alami dimana selama hidupnya Nisa terbilang tidak beruntung.
" tapi kamu tenang saja nis, aku akan selalu ada untuk kamu kapan pun kamu butuhkan " ucap citra yang sudah menganggap Nisa lebih dari sahabat begitu juga dengan orang tua citra yang menganggap Nisa seperti anaknya sendiri.
Citra pun kembali melanjutkan perjalanan menuju rumahnya yang hanya setengah jam dari rumah Nisa, sedangkan Nisa yang baru saja sampai di dalam kamar nya terduduk menangis tersedu karena sejatinya tidak akan ada wanita yang rela untuk dimadu apapun alasannya dan hanya wanita yang memiliki keikhlasan yang luar yang bisa menerima itu semua.
" kenapa rasanya sangat sakit mas " ucap Nisa sambil memukul mukul dadanya yang terasa sangat sesak bahkan air matanya tak ingin berhenti mengalir membasahi pipinya.
" mah kenapa takdir Nisa seperti ini " ucap Nisa menyebut ibunya yang sudah lama tiada, dimana jika Nisa bisa ingin sekali menyalahkan takdir atas apa yang dirinya alami saat ini.
" mas Bimo tak akan pernah berubah " ucap Nisa mencoba meyakinkan dirinya dan mencoba percaya dengan janji yang Bimo katakan selepas akad nikahnya tadi hingga tanpa sadar Nisa pun terlelap dalam tangisnya dengan posisi yang masih sama tergeletak di lantai depan pintu kamarnya sendiri.
Lain halnya dengan Bimo yang mencoba menikmati pesta demi menghormati tamu undangan yang datang atas undangan Tika yang bahkan tak pernah Bimo sangka akan seramai dan semegah ini.
" kamu pasti capek ya Bim " ucap Tika sambil merangkul lengan Bimo seolah mereka adalah pasangan bahagia di mata para tamu.
" kenapa kamu mengundang begitu banyak tamu ?" tanya Bimo yang tak tau apa apa tentang pesta atau pun berapa banyak tamu undangan yang di undang Tika.
" agar semua orang tau jika kamu ini suamiku " ucap Tika yang tau jika Bimo dan Nisa hanya menikah di kantor KUA hingga tak banyak yang tau jika Nisa dan Bimo pasangan suami istri.
" tapi Nisa juga istriku dan kamu harus ingat itu " ucap Bimo mengingatkan Tika.
" ya tapi semua relasi dan juga teman teman kita hanya tau jika aku adalah istri mu satu satunya " ucap Tika dimana semua itu sudah di atur oleh Bu Laras.
Flashback tujuh bulan
" APA KAMU INGIN MEMBUAT IBU MATI BERDIRI DENGAN MENIKAHI WANITA SEPERTI DIA ?"ucap Bu Laras saat Bimo membawa Nisa untuk meminta restu untuk hubungannya yang ingin bisa melangkah ke jenjang yang lebih serius ya itu pernikahan.
" tapi Bu, Bimo mencintai Nisa " ucap Bimo yang masih mencoba membujuk ibunya yang terlihat tak menyukai Nisa yang hanya gadis miskin yatim piatu dimana dalam pikiran Bu Laras Nisa hanya akan menjadi benalu yang akan menjadi beban putranya nanti saat mereka sudah menikah.
" cinta tak akan bisa membuat kamu kenyang "
" dan cinta juga tak selamanya membuat kamu bahagia " ucap Bu Laras yang hanya melihat sekilas ke arah Nisa yang terlihat tak berani menatap ke arahnya.
" terserah kalo ibu tetap tak merestui hubungan kami tapi Bimo akan tetap menikahi Nisa dengan atau tanpa restu dari ibu " ucap Bimo yang malah membuat Nisa menarik lengan Bimo agar melihat ke arahnya.
" mas jangan seperti ini " ucap Nisa yang tak setuju dengan keputusan yang Bimo ambil.
" belum menikah saja dia sudah membuat kamu membangkang pada ibu "
" ibu ngga bisa bayangkan jika kalian sudah menikah " ucap Bu Laras yang terkesan berlebihan menanggapi apa yang Bimo tunjukan akibat penolakan yang Bu Laras berikan.
" mas, Nisa mau pulang " ucap Nisa yang tak ingin Bimo dan ibunya semakin bertengkar karena dirinya.
" ya jangan pernah kembali ke rumah ini karena sampai kapan pun saya tidak akan rela jika kamu menjadi menantu saya " ucap Bu Laras
" BU .. "
" APA ?" bentak Bu Laras yang terlihat sangat marah pada Bimo yang membentak dirinya di depan Nisa.
" Bimo dan Nisa harus bagaimana agar ibu mau merestui hubungan kami ?" ucap Bimo yang masih mencoba membujuk ibunya sedangkan Nisa hanya bisa diam karena bagaimanapun dirinya masihlah orang asing di antara Bimo dan juga Bu Laras.
" sembunyikan pernikahan kalian hingga Nisa bisa melahirkan cucu untuk ibu " ucap Bu Laras yang sudah memikirkan semuanya dengan sangat baik.
" tapi Bu kenapa harus menyembunyikan pernikahan kami ?" tanya Bimo yang tak setuju dengan syarat yang ibu nya berikan.
" terserah jika kalian tidak setuju dengan apa yang ibu minta "
" tapi jangan harap ibu merestui kalian sampai Nisa bisa memberikan ibu cucu dalam waktu enam bulan " ucap Bu Laras semakin menjadi dimana iya juga sangat yakin jika Nisa tak akan bisa hamil secepat itu.
" satu tahun " tawar Bimo
" enam bulan dan sembunyikan pernikahan kalian atau tidak sama sekali " ucap Bu Laras tetap pada pendiriannya.
" ingat, sampai saat ini ibu masih menginginkan Tika menjadi menantu ibu dari pada dia yang bahkan tak sebanding dengan Tika menantu pilihan ibu " ucap Bu Laras.
Flashback off
Kini Bimo mengerti kenapa ibunya bisa sampai memberikan syarat seperti itu saat dirinya ingin menikahi Nisa dulu, tapi kini nasi sudah menjadi bubur dan suka tidak suka kini Tika juga sudah menjadi istrinya.
" Bim, ini tiket bulan madu kalian " ucap Bu Laras yang lagi lagi membuat Bimo merasa terjebak dengan semuanya.
" tapi Bu, Bimo harus bicara dulu sama Nisa " ucap Bimo yang mencoba menolak dengan halus apa yang sudah di siapkan ibu nya.
" ibu sudah kasih tau Nisa dan dia harus menerima jika kamu juga harus memberikan kewajiban kamu pada Tika "
" dan ibu tak ingin mendengar alasan apapun terlebih tentang wanita itu "
" dan selama kamu disana kamu tidak akan membawa handphone atau alat komunikasi apapun agar kalian bisa semakin dekat "
" Bimo tidak bisa !! Bagaimana jika Nisa mencari atau menelpon Bimo ?"
" Bimo benar Bu, jadi biarkan Tika yang memegang handphone Bimo selama kami di sana " ucap Tika mencoba mencari simpati dari Bimo.
" baiklah ibu setuju "
✍️✍️✍️ apa Tika akan memberitahu Bimo jika nanti bisa menghubungi Bimo ? apa sikap Nisa akan selamanya lemah ??
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Kasih Bonda
next Thor semangat.
2023-12-21
1