Di tengah jam pelajaran, Ryan mencoba membisikkan sesuatu kepada Putri, tetapi gadis itu terlalu fokus pada pelajaran hingga tidak menyadari panggilan Ryan.
"Hei, Putri."
Tidak ada jawaban.
"Putri."
Masih tak ada respons. Ryan akhirnya mencolek punggungnya.
"Putri."
Putri akhirnya menoleh. "Ada apa?"
"Kamu tidak mendengarkanku?"
"Kamu bilang sesuatu?"
Ryan menepuk dahinya. "Astaga... Aku tadi membisikkan sesuatu, tapi kamu terlalu fokus dengan pelajaran."
"Maaf," jawab Putri singkat.
"Ya sudah... Sepulang sekolah saja kita bahas."
Di Singgasana Raja
Di dalam istana, sang Raja tampak terkejut dengan laporan sosok misterius di hadapannya.
"Apa?" serunya tak percaya. "Apa kau yakin?"
"Saya menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, Yang Mulia," jawab sosok misterius itu.
Raja menggeleng, masih tak percaya. "Bahkan ksatria terhebat yang kumiliki dikalahkan dengan mudah?"
"Benar, Yang Mulia."
Raja termenung sejenak sebelum akhirnya berkata, "Kalau begitu, kau tidak perlu lagi mengawasinya. Biarkan aku yang turun tangan langsung."
Para pengawal sontak terkejut.
"Yang Mulia, itu terlalu berbahaya!"
"Benar, Yang Mulia. Biarkan saja saya yang melanjutkan misi ini."
Raja hanya tersenyum dingin. "Tidak masalah. Aku ingin melihat bocah itu dengan mata kepalaku sendiri."
Sosok misterius itu mengangguk. "Baik, Yang Mulia."
Ia pun pergi meninggalkan singgasana, sementara sang Raja masih merenung, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Sepulang Sekolah – Pertemuan dengan Ayah Putri
Ryan dan Putri berjalan bersama menuju rumah Putri.
"Kamu yakin tidak masalah kalau kita membahasnya di rumahmu?" tanya Ryan ragu.
"Memangnya kenapa?"
"Tidak apa-apa... Hanya saja aku belum siap."
Putri mengernyit. "Belum siap?"
"Ah, lupakan saja! Hahaha!" Ryan tertawa canggung, berusaha menghindari pertanyaan itu.
Saat tiba di rumah Putri, tepat di ruang tamu, Ryan langsung merasa ketakutan. Di sana, ayah Putri duduk dengan ekspresi datar, menatapnya dengan tajam.
"Perkenalkan, ini ayahku," kata Putri santai. "Dan ini Ryan, Ayah."
"S-salam kenal, Om," Ryan mencoba tersenyum, tetapi ayah Putri hanya diam, menatapnya tanpa ekspresi.
"Sepertinya aku harus pulang saja..." pikir Ryan dalam hati, menangis dalam keheningan.
Putri tidak menyadari kecanggungan itu dan bertanya, "Ryan mau minum apa?"
Saat Ryan hendak menjawab, ayah Putri menatapnya lebih tajam, membuat Ryan langsung menelan ludah.
"Air putih saja!" katanya cepat dengan senyum pasrah.
Putri tertawa mendengar jawaban itu. "Hahaha... Ayah mau minum apa?"
"Tidak perlu, sebentar lagi Ayah akan kembali ke ruangan."
"Baiklah," Putri mengangguk lalu pergi ke dapur.
Begitu Putri meninggalkan ruang tamu, suasana berubah menjadi lebih mencekam. Ayahnya masih menatap Ryan tanpa berkedip.
"Astaga, suasana apa ini... Aku ingin pulang secepatnya!"
Tiba-tiba, ayah Putri membuka suara, membuat Ryan terkejut.
"Apa benar kamu pacar Putriku?"
Ryan panik. "Aku harus jawab apa?! Baru pertanyaan awal saja sudah sesulit ini!"
Akhirnya, dengan pasrah, Ryan menjawab, "Kami hanya berteman, Om."
Tatapan sang ayah semakin tajam. "Apa kau serius?"
"B-benar, Om."
Setelah beberapa detik sunyi, sang ayah akhirnya berdiri.
Putri kembali dengan minuman dan bingung melihat ayahnya. "Ayah mau ke mana?"
"Ayah ingin melanjutkan pekerjaan. Kalian lanjutkan belajar kalian," jawabnya sebelum meninggalkan ruangan.
Putri duduk di samping Ryan. "Aku baru kali ini melihat wajah Ayah begitu..." katanya penasaran.
"Apa itu karena jawabanku?" pikir Ryan.
Putri menyodorkan minuman. "Ini, silakan diminum."
"Terima kasih."
Pembahasan Portal dan Dimensi Lain
"Lalu, apa yang ingin kamu katakan waktu itu?" tanya Putri.
Mereka saling menatap. Suasana menjadi hening, dan wajah mereka memerah sebelum akhirnya memalingkan pandangan.
"Hmm... Aku hanya ingin membahas kejadian kemarin," ujar Ryan akhirnya.
"Waktu itu?"
Ryan mengangguk. "Benda yang dibuat oleh sosok misterius itu... Seperti portal yang bisa membawa kita ke dunia lain."
"Aku juga merasakan hal yang sama," kata Putri. "Orang yang menculikku waktu itu juga menggunakan portal yang kamu maksud."
Ryan berpikir sejenak. "Jadi, dunia lain itu benar-benar ada..."
"Dimensi lain?"
"Iya... Seperti kita bisa berpindah tempat ke mana pun yang kita inginkan."
Putri teringat sesuatu. "Aku punya buku tentang dimensi lain. Mungkin ada penjelasan tentang portal itu."
"Serius? Ayo kita lihat!"
Putri berdiri. "Kemarilah, ikut aku."
Ryan mengangguk, tetapi saat tiba di depan pintu kamar Putri, dia tiba-tiba berhenti.
"Ada apa?" tanya Putri heran.
"Ini... kamarmu?"
"Iya."
"Apa tidak masalah aku masuk?"
Putri terdiam sejenak, menyadari sesuatu. Wajahnya memerah.
"Bukankah berarti kita hanya berdua di dalam...?"
Putri buru-buru menutup pintu, sementara Ryan hanya bisa bengong.
"Putri, kau baik-baik saja?"
Dari dalam kamar, Putri berusaha menenangkan diri. Namun, imajinasinya mulai berlari liar, membayangkan sesuatu yang tidak-tidak. Wajahnya semakin merah, dan tanpa sadar, dia berteriak,
"Aaaaaa.....!!!!"
Ryan panik. "Putri! Kau baik-baik saja?" katanya sambil mengetuk pintu.
Setelah beberapa detik, Putri akhirnya membuka pintu dengan wajah merah dan menyerahkan buku itu kepada Ryan.
Sementara itu, jauh di dalam sebuah gua, sosok misterius memasuki tempat gelap yang dipenuhi ukiran kuno. Di dalamnya, seorang kakek tua dengan tubuh kurus dan kurang gizi menunggunya. Mereka berbicara tentang sesuatu, lalu tiba-tiba kakek itu tersenyum.
Malam Hari – Ryan Lupa Janji dengan Agus
Hari mulai gelap. Ryan berdiri. "Sepertinya aku harus pulang. Sudah masuk waktu magrib juga."
"Iya, hati-hati di jalan," kata Putri.
"Kalau begitu, sampai ketemu lagi."
Ryan pun pergi. Namun, di tengah perjalanan, dia tiba-tiba teringat sesuatu.
"Astaga! Aku melupakan janjiku dengan Agus!"
Sementara itu, Agus masih menunggu di depan sekolah dengan wajah kesal.
"Mastah ke mana, sih? Katanya mau selesaikan event bareng!"
Agus mulai tidak sabar dan berteriak,
"MASTAH!!!"
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Filanina
kok yang sebelumnya nggak dibahas lagi. ceritanya kayak putus2
2025-02-27
1
Filanina
terlalu loncat2
2025-02-27
1
Zyass
Hai kak, aku udh mampir nih. Jgn lupa mampir dinovelku juga ya kak /Smile/. Bantu support sesama. Saran aja, diakhir dialog dikasih tanda baca '.'
2024-02-11
1