Pagi itu, Ryan terbangun dari tidurnya dan langsung disambut oleh seorang gadis kecil berambut putih—sosok yang akan menjadi guru pribadinya.
"Selamat pagi," sapa gadis itu dengan senyum ceria.
Ryan mengusap matanya yang masih setengah mengantuk. "Pagi..."
"Apa kau sudah siap?" tanyanya lagi.
Ryan menghela napas sebelum menjawab. "Hmm... Begitulah."
"Bagus! Sekarang bersiaplah, karena aku akan membawamu ke suatu tempat."
"Ke mana?" tanya Ryan dengan bingung.
Gadis itu hanya tersenyum penuh misteri. "Hihihi... Kamu akan mengetahuinya nanti. Jadi cepatlah bersiap!"
Tanpa banyak tanya lagi, Ryan pun bersiap. Begitu dia selesai, gadis itu langsung menarik tangannya dan dalam sekejap mereka melayang di udara.
"Wow! Ini sihir?"
"Benar!" jawab gadis itu dengan bangga.
"Keren! Apa aku juga bisa melakukannya?"
"Bisa saja, tapi membutuhkan banyak energi. Jika tidak terbiasa, kau bisa kehabisan tenaga."
"Begitu ya..." gumam Ryan, masih terpesona dengan pengalaman barunya.
Mereka terus melayang hingga akhirnya mendarat di sebuah padang bunga yang luas, penuh warna-warni indah yang menari di bawah sinar matahari.
"Kita sudah sampai!" kata gadis itu sambil tersenyum. "Bagaimana?"
Ryan hanya bisa terdiam, terpukau oleh keindahan di sekelilingnya.
"Wow..."
"Aku biasanya datang ke tempat ini saat merasa sedih," ucap gadis itu sambil menatap hamparan bunga.
"Tempat ini memang luar biasa," kata Ryan, masih belum bisa mengalihkan pandangannya.
Gadis itu menoleh padanya dengan tatapan penasaran. "Kau mengingat seseorang?"
"Hmm..." Ryan mengangguk kecil.
"Apa itu pacarmu?" goda gadis itu.
Mendengar itu, wajah Ryan langsung memerah. "H-Hey! Lupakan saja!"
"Hihihi." Gadis itu tertawa kecil.
"Cara tertawamu unik sekali," komentar Ryan.
"Benarkah?"
"Ya, itu terdengar... menarik."
Gadis itu tersenyum puas. "Kalau begitu, ayo ikut aku."
Mereka berjalan menuju sebuah bukit kecil. Dari atas sana, pemandangan semakin indah.
"Lihatlah," ujar gadis itu sambil menunjuk ke depan.
Ryan terpesona. "Wow... Dari sini pemandangannya lebih luar biasa!"
"Benarkan? Hihihi."
Namun, tiba-tiba ekspresi gadis itu berubah serius. "Baiklah, itu hanya pemanasan. Sekarang kita harus serius."
Ryan mengerutkan kening. "Serius?"
"Aku akan mengajarimu dasar-dasar pengendalian energi."
Dia lalu mengangkat tangannya, menunjukkan bagaimana cara mengeluarkan energi.
"Sekarang, coba lakukan hal yang sama."
Ryan mengangguk. Dia memusatkan fokus dan mencoba mengeluarkan energi dari tubuhnya. Aura putih pun mulai muncul mengelilinginya.
Namun tiba-tiba, gadis itu mendekatinya dan menekan perutnya. Dalam sekejap, aura tersebut menghilang.
"Eh? Apa yang kau lakukan?" tanya Ryan bingung.
"Coba lakukan lagi," ujar gadis itu tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Ryan mencoba lagi, tapi kali ini tidak ada energi yang keluar sama sekali.
"Tunggu sebentar, aku akan mencoba lagi," katanya dengan percaya diri.
Namun, setelah beberapa kali mencoba, hasilnya tetap nihil.
"Apa yang kau lakukan padaku?" tanyanya frustrasi.
Gadis itu tersenyum misterius. "Aku hanya menyegel kekuatanmu."
"Apa itu bisa dilakukan?!"
Gadis itu duduk di atas batu besar sambil menjelaskan konsep energi dalam dunia Portal. Setelah mendengar penjelasannya, Ryan akhirnya sedikit memahami situasinya.
"Jadi aku harus menemukan titik segel dalam tubuhku dan mematahkannya dengan kekuatan jiwaku?"
"Benar!"
"Baiklah, aku akan mencoba lagi."
Ryan pun memusatkan konsentrasinya. Dia berusaha menemukan letak segel dalam tubuhnya. Namun, di tengah upayanya...
"Prrrt!"
Ryan terdiam. Wajahnya memerah saat menyadari apa yang baru saja terjadi.
Sementara itu, gadis kecil di depannya langsung terjatuh ke tanah, tertawa terpingkal-pingkal.
"Bruakakakakakaka!"
"Hei! Jangan menertawakanku!" Ryan berusaha menahan rasa malunya.
"Hahaha! Aku pikir kau akan berhasil, tapi ternyata kau malah kentut! Hahaha!"
"Sudah cukup menertawaiku!"
Akhirnya, setelah tertawa puas, gadis itu menahan napas dan mencoba bersikap serius lagi. "Baiklah, maaf. Sekarang lanjutkan latihannya."
Ryan mencoba lagi berkali-kali. Setelah berjam-jam berusaha, gadis itu mulai bosan dan memutuskan untuk berjalan-jalan sendiri di sekitar padang bunga.
Saat dia duduk terbaring di antara bunga-bunga, dia mulai berpikir.
"Apa dia benar-benar bisa melakukannya? Sepertinya aku menaruh harapan terlalu besar padanya..."
Namun, tiba-tiba, dia merasakan gelombang energi yang sangat kuat.
"Hah?! Aura ini..."
Dengan cepat, dia berlari kembali ke tempat Ryan berlatih. Saat tiba di sana, matanya melebar melihat Ryan yang dikelilingi aura luar biasa kuat.
"Aku berhasil, Lili!" seru Ryan dengan penuh semangat.
Gadis itu tersenyum. "Kau berhasil, Nak."
Pertemuan dengan Raja Ricardo
Di dalam singgasana kerajaan, seorang pengawal memberi laporan kepada raja.
"Yang Mulia, kami telah menyelesaikan penyelidikan tentang kejadian kemarin."
"Apa hasilnya?" tanya Raja Ricardo.
"Kami menemukan bahwa Protect telah ditembus saat pertarungan antara Rey Vescon dan murid baru itu."
"Dan siapa yang melakukannya?"
"Menurut penyelidikan kami, sumber serangan berasal dari murid baru tersebut."
Raja Ricardo terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum kecil.
"Menarik... Bawa dia kepadaku."
"Baik, Yang Mulia."
Beberapa saat kemudian, di asrama, Ryan sedang beristirahat ketika Bryan tiba-tiba menarik tangannya dengan panik.
"Ryan, cepat sembunyi!"
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."
"Cepatlah!"
Sebelum Ryan bisa bereaksi lebih jauh, terdengar ketukan di pintu.
"Ryan, ikut dengan kami," ujar seorang prajurit kerajaan.
Ryan menatap Bryan. "Lihat? Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
Tanpa banyak tanya, Ryan mengikuti para prajurit hingga sampai di depan ruangan raja.
"Masuklah," perintah seorang penjaga.
Ryan pun memasuki ruangan dan melihat seorang pria gagah duduk di singgasana.
"Duduklah," ujar raja.
Setelah berbasa-basi sejenak, Raja Ricardo mulai berbicara serius.
"Aku ingin tahu... Serangan yang menembus Protect, apakah itu perbuatanmu?"
Ryan mengangkat bahu. "Aku tidak tahu."
Raja Ricardo tersenyum kecil. "Kau benar-benar menarik... Aku punya banyak hal untuk diceritakan padamu."
"Tentang apa?"
Raja Ricardo menatapnya dalam-dalam sebelum menjawab.
"Tentang dirimu... dan takdir yang menantimu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments