Ingatan 2

Sudah satu minggu sejak Anggi berada di rumah Jung, dia tak lagi melihat orang tersebut, menurut maid di sana ia sedang pergi, dan dia tetap belum bisa keluar.

Kini Anggi baru saja terbangun dari tidurnya, tiba tiba saja dia merasakan pusing yg tidak seperti biasa, ia seperti melihat serpihan gambaran yang pernah terjadi, bahkan Anggi sempat pingsan.

Beberapa saat kemudian, pintu kamar Anggi terbuka dan pria yang beberapa hari ini menghilang kini datang kembali, dengan wajah yang penuh luka, sedangkan Anggi sendiri baru saja sadar.

Anggi yang awalanya berniat akan meminta penjelasan pada pria itu, akhirnya sia urungkan akibat melihat dia datang dengan penuh luka, Anggi segera mengobati nya.

"Kamu kenapa, kenapa banyak luka kayak gini?". Tanya Anggi.

Anggi begitu khawatir melihat keadaan Jung yg seperti itu, apalagi di tambah dengan suara rintihan dari Jung sendiri, semakin membuat Anggi takut.

Jung sedikit merasa heran, mengapa Anggi tak marah kepadanya, karena dia sudah menyekap Anggi di kediaman nya, melihat Anggi yang terlihat khawatir padanya Jung merasa hangat seperti saat ia mencintai Anggi.

"Nggi". Panggil Jung dengan perasaan yang campur aduk.

"Sudah diam, jangan banyak bicara Jung". Mendengar jawaban Anggi Jung pun menurut tanpa menuntut.

Setelah Anggi selesai mengobati Jung, kini Anggi bergegas pergi ke dapur, dan meminta agar Jung tetap berada di tempat dan tidak bergerak kemana pun.

Beberapa menit setelah kepergian Anggi, kini Anggi kembali dengan membawa satu mangkuk bubur, dan juga air untuk Jung minum obat setelah nya.

Tanpa bicara sepatah kata pun, Anggi menyodorkan suapan pada Jung, sedangkan sang empu sendiri yang sudah paham hanya diam menurut.

Setelah nya makan bubur, Anggi langsung memberikan air dan obat kepada Jung agar segera meminum nya, dan meminta Jung untuk segera istirahat.

Mendapat perlakuan hangat seperti itu benar benar membuat Jung sendiri merasa tidak nyaman, dia berfikir tidak seharus nya dia melakukan semua itu pada Anggi, dia bertekad untuk meminta maaf dan merubah segalanya sebelum semakin terlambat.

"Anggi". Jung mencoba memanggil Anggi, namun lagi lagi Anggi seperti menolak obrolan dari Jung.

"Tidurlah dan istirahatlah, aku akan tidur di sofa menjaga mu". Sambil melangkah menuju sofa yg ada di kamar tersebut.

Perlakuan Anggi sangat membuat Jung merasa semakin bersalah, namun ia tau ini lah konsekuensi yg memang akan dia terima, dan dia sudah mempersiapkan nya.

Sedangkan Anggi, sedang memikirkan ingatan yang sudah dia dapatkan sepenuhnya, dia sedikit merasa terkejut, bagaimana tidak, selama ini dia berfikir jika dia sedang bermimpi namun ternyata itu adalah masa lalu nya, yg memang sudah terjadi setahun sebelum dia sadar.

Flashback

Seminggu setelah pertemuan nya dengan pria yang entah dari mana, yang pasti dia sempat menolongnya tanpa sengaja saat bertemu lagi di kampus nya, dan ternyata pria itu adalah dosen baru nya.

Anggi yang merasa selalu di awasi pun merasa tak nyaman, bahkan dia merasa seperti nya dosen tersebut seperti berusaha ingin mendekatinya,

Saat ia hendak pergi ke rumah sang nenek, tanpa sengaja Anggi mengalami kecelakaan, dan saat itulah ia mengalami amnesia, namun aneh nya dia hanya ingat di awal ia kuliah, sedangkan yang terjadi sebelum kecelakaan dan lain nya, dia tak mengingatnya sama sekali.

Awal pertemuan nya dengan pria yang ternyata adalah dosen baru nya bernama pak Jeon pun, sebenarnya Anggi memang sudah amnesia, yg membuat dia lupa hal yang terjadi setahun sebelumnya, itu sebab nya saat bertemu pak Jeon dia tak mengingat apapun.

Setelah dia mengalami amnesia yang kedua pun, Anggi semakin berubah karena dia sering berteriak saat malam hari, hal itu terjadi akibat masa lalu itu mulai muncul kembali, apalagi saat dia bertemu lagi dengan Jung.

Selama ini Anggi di beri obat oleh dokter agar Anggi benar benar bisa melupakan hal yg menyakitkan, dan semua yang terjadi dalam hidup Anggi, itu karena permintaan dari nenek Anggi.

Nenek Anggi saat mengetahui cucunya yang tiba tiba menangis, terkadang berteriak histeris membuat sang nenek tidak tega, akhirnya meminta resep obat tersebut pada dokter, dan termasuk teman juga pihak kampus membiarkan Anggi masuk awal kuliah lagi.

Flashback off

Di tengah tengah pikiran Anggi yang sedang kacau, akan ingatan nya yang kembali, namun ingin lari pun sudah tak bisa, tiba tiba saja ia mendengar suara Jung yang seperti mengajaknya bicara.

"Aku tau Nggi, yang aku lakukan selama ini sangat salah, dan pasti menyakitkanmu". Ucap Jung tiba tiba dan terdengar hembusan nafas dari nya.

"Tapi Nggi, hari ini aku benar benar merasa menyesal Nggi, atas semua perbuatanku di masa lalu". Jung sedikit menjeda ucapan nya dan sedikit menatap ke arah Anggi.

"Mungkin terdengar mustahil, tapi Nggi, aku benar benar ingin mengucapkan maaf sedalam dalam nya Nggi, ucapanku kali ini sungguh sungguh tulus Nggi". Ucapnya sambil menutup mata.

"Dan, aku tau Nggi, kamu belum tidur kan Nggi, aku harap kamu mau memaafkan aku Nggi". Kini Jung merasa sedikit lega setelah mengucapkan yang dia rasakan sejak tadi.

"Apa kamu tidak mendengar ucapanku, untuk segera beristirahat". Kini Anggi membalas segala ucapan dari Jung.

"Aku tak ingin membahas apapun Jung". Ucap Anggi sebelum ia berbalik badan untuk tidak mengarah pada kasur.

"Terima kasih Nggi".

"Diamlah, apa kau tidak bisa diam?". Tanya Anggi sedikit kesal.

"Aku beruntung, bisa meminta maaf kepadamu secara langsung seperti ini Nggi".

"Lalu, apa yg akan kamu lakukan, ketika aku sudah memaafkanmu?". Kini Anggi mulai bangun dan duduk seraya menghadap ke arah Jung.

"Nggi, dengan kamu memaafkan aku, aku sangat senang dan bersyukur Nggi, dan aku akan melakukan apapun yang kamu minta Nggi". Dengan rasa bahagianya Jung mengatakan hal tersebut pada Anggi.

"Apa kamu akan melepaskan aku?". Tanya Anggi.

Entah mengapa, Anggi lebih terlihat dingin dan terkesan datar, semenjak ingatan nya kembali sepertinya Anggi sudah sadar dan ingin merubah diri nya, agar tidak menjadi sampah seperti dulu, itu yang di pikirkan Anggi.

Bahkan Jung sendiri, merasakan perubahan Anggi dengan kata kata yang Anggi lontarkan, namun hal itu justru membuat Jung merasa inilah kesempatan nya untuk bisa meyakinkan Anggi.

"Apa dengan aku memaafkanmu kamu akan melepaskan aku?". Anggi menghembuskan nafas nya kasar, dan menahan amarah nya.

"Atau, kamu akan melakukan hal yg sama lagi seperti dulu iya?". Tanya Anggi namun sedikit lebih menahan emosinya.

"Jawab, kenapa kanu diam saja huh?".

"Hahahaha, aku seharus nya tau, semua yang kamu ucapkan itu hanyalah candaan, karena kamu tidak akan mungkin melepaskan mangsamu begitu saja, bukankah begitu Jung?". Jawab Anggi dengan nada mengejek.

Jung yang mendengar ucapan Anggi pun merasa terkejut, bagaimana bisa Anggi yang ia kenal selama ini, tiba tiba berubah dingin dan datar tidak seperti Anggi yang sederhana yang selama ini ia kenal.

"Anggi, bukan seperti itu, apa yang aku ucapkan tadi memang benar Nggi, aku akan lakukan apapun yang kamu minta Nggi". Jawab Jung.

"Baiklah, jika memang begitu, maka lepaskan aku, tidak perlu kamu menjadikan aku sebagai tawananmu lagi, jika kamu masih berfikir apa yang terjadi denganmu dan kedua orang tuamu di masa lalumu karena aku, itu salah besar Jung, karena bukan aku penyebab amarah orang tuamu padamu, tapi kamu sendiri Jung".

Anggi mengucapkan hal tersebut dengan perasaan yang meluapkan segalanya, dia tidak berharap banyak, apakah pria itu akan mengabulkan nya atau tidak.

"Aku tau Nggi, aku tau semuanya, itulah mengapa tadi saat aku kembali aku dalam keadaan babak belur dan terluka". Jawaban Jung sendiri membuat Anggi terkejut.

"Apa maksud mu Jung?". Tanya Anggi.

"Saat aku kembali ke rumah lama, aku menemukan sebuah nemo yang aku tau itu adalah buku harian mama, dan aku pun membaca nya dari tiap lembar yang sudah berisikan tulisan, dan dari situlah aku mengetahui kebenaran nya".

"Maaf Nggi, selama ini aku salah paham padamu Nggi, dan bahkan aku sudah melakukan hal yang tidak seharusnya aku lakukan, aku juga sudah merebut kehormatanmu Nggi, aku mohon maafkan aku Nggi hiks". Hancur sudah wibawa dari Jung.

Saat dia mengatakan hal tersebut dia langsung menangis sejadi jadinya, dia benar benar menyesal telah menyakiti orang yang tidak bersalah selama ini.

Bahkan, dia sudah merenggut kehormatan Anggi saat dia di kuasai oleh amarahnya dulu, mengingat semua itu membuat Jung menangis menyesali segalanya, bahkan dia sampai sujud di hadapan Anggi berharap Anggi mau memaafkan nya.

Anggi yang mendengar segala yang di ucapkan oleh Jung, membuatnya tidak mampu menahan air matanya, dimana Anggi mengingat dengan jelas semua perlakuan buruk dan, biadabnya Jung kepadanya dahulu.

Anggi benar benar sakit, dan merasa kembali di waktu tersebut, di mana saat dia memohon ampun agar Jung sendiri berhenti menyakiti nya, dan mengurungkan niatnya untuk merenggut kesucian nya saat itu.

Mengingat hal tersebut, benar benar membuat Anggi menangis pilu dan histeris kembali, bahkan Jung yang melihat Anggi seperti itu, semakin membuat nya menyesal dan menangis tanpa henti.

"Nggi, hiks aku mohon hentikan Nggi, dan mohon maafkan aku Nggi". Sambil berusaha menengkan Anggi Jung berusaha meraih Anggi namun di tolak.

"Iya, kau benar Jung, aku harus berhenti menangis, dan pergi dari sini". Anggi berusaha berdiri dan langsung saja dia pergi meninggalkan tempat tersebut.

Jung sendiri tidak bisa menghentikan Anggi, dia berfikir mungkin ini sudah saat nya membebaskan Anggi dari ke egoisan nya, dia harus membiarkan Anggi bahagia, sebab dia sadar selama ini Anggi mendapatkan trauma dan luka akibat dari dirinya sendiri.

Ketika Anggi sampai di luar rumah Jung, dia sempat menoleh ke belakang menatap rumah tersebut, dia berjanji dia akan berusaha untuk tidak lagi datang kembali.

Di sebrang jalan, ada seseorang yang memantau Anggi selama dia berada di rumah tersebut, dan tepat saat Anggi sudah berlari meninggalkan rumah tersebut, Anggi mendengar suara tembakan.

Anggi mendengar suara tersebut pun menghentikan langkah nya, dia melihat ke arah rumah yg dia tinggalkan, dia yakin bahwa suara tembakan tersebut dari arah tersebut, Anggi terdiam melihat rumah itu dan fikiran nya semakin kacau melihat banyaknya orang bersenjata masuk kedalam rumah.

Apakah Anggi akan kembali ke rumah Jung atau ia akan tetap pergi dan berlari?

Yg penasaran di tunggu ya kelanjutan nya bagaimana, jangan lupa komen ya readers, dan di tunggu di eps selanjutnya bye👋

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!