Cafe.

Kini mereka di perjalanan menuju cafe tempat Anggi bekerja, namun saat di perjalanan mereka di kejutkan, oleh sebuah mobil hitam mewah, yang dengan sengaja melaju kencang melewati mobil mereka.

Bahkan dengan sengaja berhenti di depan mobil mereka, sesaat setelah mobil berhenti, keluarlah seorang pria menggunakan celana jeans hitam dan jaket kulit hitam, serta memakai topi dan kacamata.

Sedangkan Mei yang sudah mengomel akibat tindakan pria tersebut pun, segera keluar dari mobil dan berniat menghampiri pria tersebut. Namun sebelum Mei mendekat ke arah pria itu, Anggi segera keluar dari mobil, dan menghentikan Mei.

Boun yang masih terkejut dan bingung, akan situasi yang ada, ia pun segera keluar dari mobil, dan mendekati mereka. Sedangkan pria itu sendiri, hanya menatap tajam ke arah salah satu dari mereka.

"Ini ada apa sebenernya?".

"Apa kalian kenal sama pria itu?". Tanya Boun pada Anggi dan Mei.

"Bentar deh, itu bukan nya pak Jeon ya". Ucap Mei pada Boun dan Anggi, sedangkan Boun berusaha memastikan apa benar pak Jeon, sedangkan Anggi merasa tak nyaman.

"A.. A.. A.. A ayolah kita masuk aja udah". Ucap Anggi yang terbata bata akibat sedikit takut.

"Iya benar apa yg di bilang sama Anggi, lebih baik kita kembali ke mobil, dan lanjut ke cafe". Sela Boun membenarkan ucapan Anggi.

"Tapi nggak bisa gitu lah Nggi Boun, dia harus di kasih pelajaran lah, meskipun dia dosen". Ucap Mei yang menggebu gebu menahan emosi.

"Udahlah, mending ke cafe aja lah, keburu aku telat loh". Rayu Anggi kepada Mei.

"Hem ya udah deh kita balik ke mobil, dan berangkat". Putus Mei.

Akhirnya mereka bertiga kembali ke mobil, tanpa memperdulikan pria yang mengendarai mobil tersebut, dan langsung saja berangkat untuk menuju cafe.

......................

Cafe.

Kini mereka tiba di cafe, dimana tempat Anggi bekerja. Anggi pun, langsung turun dari mobil, dan langsung masuk menuju pintu belakang cafe. Sedangkan Boun dan Mei menuju meja dan kursi, yang biasa mereka tempati.

Saat ini Boun dan Mei, sedang sibuk memilih menu yang ada di cafe tersebut, karena ia ingat bahwa Anggi mengatakan, ada menu baru di cafenya. Mereka berdua sangat antusias ketika di beri kabar, ada menu baru, dan mereka langsung memesan untuk mencoba.

Setelah beberapa lama mereka memilih, akhirnya mereka, sudah memutuskan apa yang akan di pesan. Tak lama kemudian, Anggi pun datang, siap untuk membawa, kertas yang telah terisi menu sang pelanggan.

"Apa kalian sudah memesan?". Tanya Anggi kepada kedua sahabatnya tersebut. Sontak saja hal itu membuat mereka bertiga tertawa geli.

"Eum, sudah mbk, kami sudah memsan, ini". Ucap Mei yang mengikuti peran sahabatnya itu, dan memberikan kertas tersebut.

"Baiklah, apakah ada lagi?". Tanyanya lagi, dan langsung di sambut gelak tawa kedua sahabatnya.

"Udah udah, nggak lucu banget tau nggk kalian mah". Pangkas Boun, yang merasa geli, dengan peran kedua sahabatnya itu.

"Baiklah mbak mas, kami akan segera menyajikan pesanan anda, terima kasih". Ucap Anggi sambil menahan tawa, dan lalu pergi dari meja itu.

"Iya mbak, kami tunggu". Ucap Boun dan Mei secara bersamaan, dan di akhiri dengan tawa keduanya.

"Seneng juga lihat Anggi bisa tertawa lepas kayak barusan". Ucap Mei yang merasa sedikit lega akan sahabatnya Anggi.

"Iya bener banget Mei, aku nggak tau, kenapa belakangan ini Anggi kayak ada yang di sembunyikan deh". Ucap Boun.

"Jadi..kamu menyadari juga Boun, aku kira cuman aku aja yang sadar akan hal itu". Jawab Mei tak kalah terkejut, pasalnya, Boun tipe orang yg cuek akan urusan orang lain, tapi entah mengapa, kalau soal Anggi dia selalu tau apapun itu.

"Iyalah Mei, orang si Anggi kelihatan banget beda tau, belakangan ini, cuman ya, aku diem aja udah Mei".

"Kamu kan tau sendiri gimana karakternya si Anggi kayak gimana kan?". Tanya Boun pada Mei.

"Nah itu dia Boun, aku aja heran, tp ya yang menonjol itu, sejak ada pak Jeon masuk di kampus kita, Anggi jadi kayak gitu".

"Apalagi, waktu Anggi ngelihat pria yang di jalan tadi, dia bener bener yang kayak, lagi nyembunyiin sesuatu Boun".

"Entahlah, aku harap, Anggi benar benar tidak merasa tidak nyaman, atau ketakutan". Putus Boun.

Kini mereka berdua menunggu pesanan, yang akan di antar oleh Anggi. Sedangkan Anggi sendiri, sedang merasa sedikit ketakutan, karena, pria yang ia temui di jalan tadi, kini sedang menghadangnya di toilet.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya, dan apakah pria itu akan melepaskan Anggi?

Tunggu kelanjutan nya ya guys,, author dah ngantuk nih, izin tidur dulu ya..

Maaf kalau ceritanya ngebosenin ya, mungkin untuk update selanjutnya, bakal author kasih versi tim Anggi dan versi tim Jeon ya.. Bye, tunggu kelanjutan nya ya..

Maaf banyak typo ataupun salah sebut nama ya🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!