Back to home

Kini Anggi dan Mix, baru saja tiba di kontrakan Anggi, dan entah mengapa Mix tidak mampir terlebih dahulu, Anggi sendiri tidak mempermasalahkan, dan ia hanya mampu mengucapkan terima kasihnya pada Mix.

"Syukurlah sudah sampai Nggi". Ucap Mix pada Anggi, dan membuat Anggi sedikit terkejut, karena sepanjang jalan ia melamun.

"Agh iya, maaf Mix aku sampai nggak sadar kalau sudah sampai". Dengan senyum dan sedikit tawa canggung Anggi pun mengatakan hal tersebut.

"Kamu kenapa Nggi? Kamu nggak apa apa kan?". Tanya Mix sebelum ia keluar dari mobil nya, dan terlihat sedikit khawatir pada Anggi.

"Aku nggak apa apa kok Mix, oh ya makasih ya Mix". Anggi membuka pintu mobil untuk segera keluar.

Setelah selesai menyelesaikan mengeluarkan barang milik Anggi, Mix pun berniat untuk berpamitan pada Anggi sebelum pergi.

"Nggi, kamu yakin kamu nggak apa apa?". Kini Mix mencoba meyakinkan Anggi tentang keadaan nya.

"Aku serius Mix, aku nggak apa apa, sekali lagi makasih ya atas semuanya, dan kamu nggak usah khawatir, aku baik baik aja kok". Anggi berusaha meyakinkan Mix yg terlihat begitu khawatir.

"Bentar ya, aku buka pintu dulu Mix". Ucapan Anggi hanya mendapatkan senyuman dari Mix.

Saat pintu sudah terbuka, Mix pun segera membantu Anggi memindahkan barang barang barang miliknya.

"Oh ya Mix, kamu duduk dulu ya, aku buatin minum sama cemilan". Pinta Anggi pada Mix.

"Eum, sebenernya aku masih mau lama lama disini bareng kamu Nggi, tapi aku nggak bisa, mesti cepet balik ke kantor Nggi, ada client yang mau ketemu aku hari ini". Ucap Mix dengam sedikit rasa bersalah.

"Yah, jangan jangan kamu telat ya, pasti karena kamu nganterin aku pulang kan?". Tanya Anggi, dan tentu saja ucapan Anggi mendapat penolakan keras dan Mix pun menggeleng.

"Enggak kok Nggi, ini nggak ada hubungan nya sama kamu, ini pure dadakan kok, awalnya juga emang nggak ada jadwal apapun, tapi barusan aku dapet pesan dari sekretaris ku". Mix berusaha meyakinkan Anggi agar ia tak merasa bersalah.

"Kamu pasti bohong kan Mix?".

"No Nggi, kamu harus percaya ok". Sambil memberi isyarat jempol pada Anggi, dan Anggi sedikit tersenyum.

"Ya udah, kalau gitu aku izin pulang ya Nggi, kamu hati hati, lain kali kalau ada waktu aku kesini lagi kok". Ucap Mix sebelum ia pergi.

"Iya, sekali lagi, makasih ya Mix atas semuanya". Dengan tulus Anggi mengucapkan terima kasih pada Mix.

"Iya Anggi, itu udah seharusnya kok aku bantu kamu, ya udah kamu cepetan istirahat ya, aku izin pulang bye". Sambil berpamitan Mix pun tak lupa mengelus pucuk kepala Anggi dengan lembut.

"Bye Mix, hati hati ya". Sambil melambaikan tangan, Anggi sedikit melupakan hal yg membuatnya melamun tadi selama di perjalan.

Kini Anggi seorang diri, setelah kepergian Mix, Anggi langsung membereskan barang barang miliknya, dan ia sedikit terkejut, pasalnya banyak bahan dapur dan cemilan, ia yakin ini adalah ulah Mix.

Anggi hanya mampu menghela nafas, karena Mix benar benar tidak berubah sama sekali menurutnya, selalu saja memberikan yg terbaik untuknya.

Saat Anggi membereskan semuanya, dan meletakkan di meja, ia tak sengaja membuka laci kecil di lemari tersebut, dan ia mengambil sebuah bingkai foto.

Dimana foto tersebut sengaja ia simpan, foto kenangan yg membuat kehidupan nya benar benar bahagia dan hidup, namun, semua telah berakhir setelah malam itu.

"Mix, andai waktu itu tidak terjadi, semua pasti masih baik baik saja bukan, aku tau saat ini kamu mau kita kembali, tapi maaf Mix, aku sudah tidak pantas lagi Mix". Setelah berucap ia pun memeluk bingkai foto tersebut, dan menangis.

Sungguh, Anggi merasa sakit kembali saat semua hal yg telah berlalu terulang begitu saja dalam ingatan nya, apalagi malam yang tak terduga saat itu, malam yang sangat dia sesali.

Setelah beberapa menit menangis, kini Anggi mulai merasa tenang, dan ia pun segera membereskan semuanya, lalu ia bergegas menuju kamarnya.

Ditempat lain

Jeon sedang menatap ke arah luar jendela, ia berfikir apa yg terjadi pada Anggi, mengapa ia terlihat begitu berbeda, setelah terakhir ia bertemu 1thn lalu pikirnya.

Dulu saat bertemu Anggi, dia wanita yang sopan, baik dan ceria, namun sekarang ia terlihat banyak trauma, apa yang terjadi padanya sebenarnya, itulah yang terlintas dalam pikiran Jeon.

Jeon memandangi foto yg ia simpan dalam dompet miliknya, dia selalu berharap akan ada kesempatan, untuk bisa seperti saat pertama bertemu.

Walau mungkin sulit, namun Jeon tetap selalu berusaha, awalnya ia ingin membalas Anggi, namun ia urungkan, saat ia tau semua tentang Anggi, dan kebenaran nya.

"Nggi, aku nggak tau, apa yang terjadi sama kamu saat setelah kita tidak lagi bertemu, tapi aku harap kamu tidak menjauhiku Nggi, entah karena alasan apapun". Gumam Jeon.

"Aku janji Nggi, siapapun yang berniat nyakitin kamu, aku akan membalasnya Nggi". Ucap Jeon penuh dengan keyakinan.

Setelahnya, Jeon menghubungi seseorang, agar menjemput seseorang, yg memang akan datang lusa dari London, yg tak lain ialah kakak sepupunya.

Sedangkan Jeon sendiri, kembali ke Markas, karena mendapat panggilan, dari salah satu anak buahnya, tentang adanya seorang yang akan menjadi lawan nya, di sirkuit balap.

Saat mendengar penjelasan nya, Jeon sedikit terkejut, bagaimana bisa lawan nya adalah seorang wanita, namun hal tersebut tak mengurungkan niatnya, untuk bertarung di jalan nantinya.

Hal tersebut, membuat Jeon makin bersemangat, dan tak sabar untuk melawan, lawan nya tersebut.

Kamar

ketika Anggi membuka kamar miliknya, sungguh Anggi sudah merindukan aroma kamarnya, ia segera masuk dan langsung merebahkan diri di atas kasur.

Sambil rebahan, Anggi mencari play music di hp miliknya, dan ia pun memutar lagu tersebut, sambil ikut bersenandung, tak terasa Anggi pun mulai tertidur tanpa dia sadari.

Tanpa Anggi sadari, jam sudah menunjukkan waktu 3sore, hal itu membuat Anggi kalang kabut, bagaimana tidak, ia belum membersihkan rumah dan menyiapkan makan, sedangkan ia sudah lapar.

"What? Udah jam 3, ya ampun, mana belum beberes rumah setelah beberapa hari di tinggal, mana perut laper lagi hem, malang nasibku". Gerutu Anggi saat sadar jam sudah mulai sore.

Namun, tanpa di duga, saat hendak beranjak dari kasur, ia mendapat pesan, bahwa Mei dan Boun akan segera datang menemui Anggi.

"Apa, mereka mau kesini, lah kan nggak ada apa apa, gimana nih?". Tanya Anggi pada diri sendiri.

"Apa..nitip ke mereka aja kali ya, kan biar gampang juga, agh bener bener, lebih baik pesen ke mereka deh". Ucap Anggi dengan semangat.

Tanpa pikir panjang, Anggi segera memesan dan menitip makanan pada Mei, dan beruntungnya Mei meng iyakan permintaan Anggi, jadi setidaknya ia tak kan kalang kabut.

"Syukurlah, mereka mau aku titipin makanan, kalau enggak kan gawat". Omel Anggi pada diri sendiri.

Sambil menunggu para sahabatnya, Anggi membereskan rumahnya, namun saat ia melihat keluar jendela, Anggi seperti melihat ada sebuah mobil yang sama yang selalu parkir di tempat yang sama pula.

Saat Anggi hendak melihat lebih teliti lagi, ternyata kedua sahabatnya sudah tiba, ya siapa lagi kalau bukan Mei dan Boun, sahabat baik Anggi yang selalu ada untuk Anggi, bahkan seperti saudara sendiri.

"Anggi". Teriak Mei dari luar.

"Eh kalian, kok cepet banget, bukan nya aku titip makanan ke kalian, waktu kalian baru berangkat ya?". Tanya Anggi pada kedua sahabatnya.

"Enggak, siapa bilang? Orang kita chat kamu, pas kita udah dijalan habis beli makanan kok, iya kan Boun". Jawab Mei dan seperti minta jawaban yang sama dengan Boun.

"Iya bener tuh Nggi, sebelum kita chat kamu, kita mah udah rencana mau kesini, tapi sebelum itu kita beli makanan terlebih dahulu, gitu Nggi". Jelas Boun.

Mendengar jawaban dari kedua sahabatnya, membuatnya terharu, karena bagaimana pun Anggi hanya memiliki mereka berdua, jadi ia merasa sangat beruntung sekali.

"Makasih ya, kalian bener bener sahabat sekaligus saudara terbaik aku". Sambil memeluk kedua sahabatnya Anggi merasa benar benar bahagia.

"Udah nangisnya, kita makan aja dulu yuk". Ajak Mei pada Anggi dan Boun.

"Ya udah, aku ambilin tempat untuk makanan nya dulu ya". Ucap Boun.

"Eh jangan Boun, biar aku aja, kalian tunggu sini". Cegah Anggi pada Boun.

"Eits, no no no, kamu diem aja Nggi, urusan ini biar jadi urusan aku sama Boun, kamu tinggal beres nya aja, iya kan Boun?". Jelas Mei, yang mendapat anggukan dari Boun sendiri.

"Ok, kalau gitu kamu ambilin piring, mangkok, sendok dan gelas ya Boun". Titah Mei pada Boun, dan Boun pun segera ke arah dapur.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari di dapur, Boun pun segera kembali, dan segera mereka mulai menyantap hidangan yang sudah tersedia.

Kini mereka bertiga, sedang dengan tenang menikmati makanan, namun tidak dengan Anggi, karena tanpa sengaja Anggi melihat arah jendela, dan Anggi dapat melihat seseorang yang selama ini Anggi harap tidak lagi bertemu.

Siapakah sebenarnya dia, dan apa tujuan nya selalu mengintai Anggi? Apakah dia berniat baik, atau justru sebaliknya?

Yg penasaran, selalu sabar menunggu kisah selanjutnya ya, dan buat para readers ku yg setia, maaf jika cerita nya tidak maksimal, bahkan tidak seru maaf juga jika banyak typo, terima kasih🙏

Jangan lupa ya untuk komen dan like ya para reader ku tersayang, see you in the next episode👋

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!