Saat ini adalah jam istirahat bagi mahasiswa yg ada di kampus, Anggi dan kawan kawan pun sudah menuju ke kantin, untuk makan atau sekedar bersantai. Begitupun dengan Anggi dan gank, Anggi Mei dan Boun ke kantin bersama.
Kini mereka bertiga sedang duduk di sebuah kursi yang berada di kantin, Boun sedang memesankan makan, untuk kedua sahabat tuan putri nya. Anggi yang memang hari ini, merasa tidak nyaman pun, masih asik dengan lamunan nya, bahkan Mei sendiri merasa aneh.
Bahkan, Mei benar benar tidak habis fikir entah apa yang terjadi pada sahabatnya itu batin nya. Bahkan hingga Boun kembali setelah memesan makan pun, tanpa Anggi sadari, hingga makanan pun tersaji, Anggi asik dengan lamunan dan fikiran nya sendiri. Sehingga ia tersadar akibat suara dari sahabat nya Mei.
"Anggi". Panggil Mei.
" Nggi, Anggi". Panggil Mei lagi dan sedikit berteriak mengejutkan Anggi.
"Aa..aach iya Mei, ada apa?". Jawab Anggi sedikit kebingungan.
"Kamu mau makan, atau mau ngelamun sih?". Omel Mei pada Anggi.
"Aa..aa..ach iya maaf Mei, maaf banget, maaf Boun". Ucap Anggi sedikit menyesal, karena mengabaikan kedua sahabatnya.
"Maaf buat apa coba?"
"Maaf, aku udah mengabaikan kalian dari tadi".
"Kamu tuh sebenernya kenapa sih Nggi, dari sejak ada pak Jeon, kamu bengong terus aku lihat".
"Kamu kenapa, ada apa sih sama kamu,? Kalau ada masalah cerita jangan kayak gini Nggi". Omel Mei sedikit kesal.
"Udah Mei, jangan terlalu kamu tekan si Anggi". Kini Boun yang bicara.
"Habis nya, dia aneh, dari tadi cuman bengong aja tau nggak".
"Ya udah, mungkin saat ini, dia belum bisa cerita, nanti kalau dia udah siap, pasti dia bakal cerita".
"Udah ya, kita makan aja dulu, keburu makanan nya dingin nanti". Putus Boun, untuk menghentikan emosi sang sahabat Mei.
"Iya, maaf ya aku jadi emosi".
"Udah udah, yang penting kita cepet selesaikan makan kita dulu, nanti, kita obrolin lagi". Ucap Boun menenangkan, dan di balas deheman oleh Mei.
Sedangkan Anggi, hanya bisa diam, dan seperti tak minat memakan, makanan nya, sebab sejak tadi, dia hanya mengaduk aduk makanan tersebut. Mei dan Boun hanya bisa saling pandang, dan memandang jengah kepada Anggi.
"Nggi". Panggil Boun.
"Anggi". Panggil Boun lembut, dan mengusap lengan Anggi.
"Em iya Boun". Jawab Anggi.
"Kenapa?"
"Apanya yang kenapa Boun?".
"Makanan".
"Makanan? Kenapa?".
"Mm..maksud aku, makanan kamu, kenapa cuma kamu aduk aduk?". Jawab Boun dengan selembut mungkin.
"Apa kamu nggak nafsu makan?".
"Ooo..oh iya maaf Boun, aku lagi nggak selera".
"Kamu, nggak selera sama menu atau hal lain?". Tanya Boun, selembut mungkin.
"Entahlah, aku lagi ngerasa ada sesuatu, tapi entah itu apa". Jawab Anggi bingung.
"Apa ada hubungan nya dengan pak Jeon?". Tanya Mei, dan Anggi hanya terdiam.
"Jadi bener, ada hubungan nya sama pak Jeon?".
"Entahlah Mei Boun, aku sendiri nggak tau".
"Maksudnya gimana sih Nggi?". Tanya Mei.
"Kamu inget nggak, kejadian seminggu lalu, yang aku nggak balik ke kost?". Tanya Anggi pada Mei dan Boun, dan di angguki oleh keduanya.
"Kenapa memangnya Nggi?". Tanya Boun.
"Waktu itu, aku sepulang kerja, nggak sengaja nabrak seseorang, yang lagi di kejar kejar gitu. Dan orang itu keadaan nya kacau, meski terlihat dingin".
"Dan kalian tau, siapa orangnya? Dia adalah pak Jeon, Mei Boun". Jelas Anggi, sontak hal itu membuat Mei dan Boun terkejut, lalu saling pandang tak percaya.
"Terus gimana?". Tanya Mei.
"Dan kalian tau, tadi waktu aku ke toilet, pak Jeon tiba tiba aja, di depan pintu toiletku".
"Aku sedikit takut Mei Boun".
"Aku bener bener nggak tau harus gimana". Ucap Anggi yang terlihat khawatir.
"Kamu tenang ya Nggi, selagi masih ada aku dan Mei, kita bakal jagain kamu ok". Ucapan Boun di angguki oleh Mei.
"Iya Nggi, kamu tenang aja ya".
"Atau, jangan jangan, pak Jeon suka lagi sama kamu Nggi".
"Kamu tuh, ada ada aja sih Mei, suka gimana maksud kamu, nggak usah aneh aneh deh". Kini Boun menimpali.
"Elah, kamu lagi Mei, ngapain juga pak Jeon suka sama aku, apa coba yang di banggain dari aku?". Jawab Anggi.
"Ya kan bisa jadi Nggi, buktinya dia sampe ngajar di sini kan, padahal kampus kita nggak butuh dosen baru".
"Udahlah, ngikutin jalan fikiran kamu yg ada makin sesat Mei". Ucap Anggi yg sedikit kesal akan lawakan sahabatnya tersebut.
"Betul, yang di bilang Anggi tuh bener, kalau ngikutin fikiran kamu emang makin sesat". Kini Boun menimpali.
"Lah, kan aku bener". Jawab Mei yang tak terima.
"Ya udah, kita ke kelas yuk". Ajak Mei yang di angguki oleh Anggi dan Boun.
Kini mereka beranjak, untuk kembali ke kelas mereka, dan tanpa mereka sadari, ada seseorang yg memantau salah satu dari mereka, dengan tatapan benci nya.
Apakah yang sebenarnya di fikirkan oleh Jeon?
Akankah Jeon berniat jahat atau baik kepada Anggi..?
Tunggu kelanjutannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments