Kampung

Di pagi hari yang cerah, Anggi yang sedang merasakan udara di pagi hari, di balkon kontrakan nya, ia pun sedikit melamun.

Entah apa yang ia fikirkan, yang pasti dalam waktu yang sama sepintas melihat sekelabat bayangan masa lalu, hal itu tentu saja membuat kepalanya tiba tiba sakit.

Saat ia sadar dan bangun dari pingsan nya, tiba tiba saja ia sudah melihat ada neneknya, ia berfikir bagaimana bisa neneknya ada di sini.

"Nenek". Panggil Anggi.

"Iya Nggi?". Jawab nenek dengan halus.

"Gimana nenek bisa sampai sini?". Tanya Anggi.

"Loh, kamu ini gimana sih Nggi, kan nenek memang di sini, kamu ngigau apa gimana sih Nggi?". Jawab nenek yang sepertinya menahan senyum, karena pertanyaan Anggi.

"Lah nek, bukan nya Anggi lagi di kontrakan Anggi ya nek?". Ucap Anggi.

"Anggi, kontrakan apa sih kamu ini, sudah sudah lebih baik kamu bangun, bantuin nenek aja, nggak usah ngomong ini itu".

"T..tapi nek". Belum sempat Anggi menjawab nenek sudah memotong ucapan Anggi terlebih dahulu.

"Lagian Nggi, kamu aneh sekali, tiba tiba tanya kenapa nenek di sini, terus ngomongin kontrakan kontrakan segala, kamu habis mimpi apa gimana sih Nggi, makanya mau tidur itu berdo'a Nggi". Jelas nenek pada Anggi.

"Yang penting sekarang kamu bangun, dan bantuin nenek buka kedai, habis itu jangan lupa belanja juga ya Nggi, kebetulan katanya nanti Mei sama Boun mau kesini bantu kamu belanja, ya udah nenek tinggal dulu ya Nggi". Ucap nenek Anggi sebelum meninggalkan kamar Anggi.

Anggi hanya mengangguk menanggapi ucapan sang nenek, namun dia juga bingung, bagaimana bisa dia berada disini, dan apa yang dia lihat apakah mimpi atau nyata, itulah yang ada di benak Anggi saat ini.

Karena Anggi penasaran, dia pun bertekad untuk bertanya kepada kedua sahabatnya nanti, apakah itu semua benar terjadi atau ilusi Anggi semata.

Setelah lama berperang dengan fikiran sendiri, dan kini Anggi pun sudah siap untuk membantu sang nenek, ia pun keluar menemui nenek dan membantu nenek dengan perasaan yang masih bingung.

"Anggi". Panggil nenek.

"Iya nek". Anggi pun menoleh menjawab panggilan sang nenek.

"Kamu, nggak apa apa kan Nggi?". Tanya nenek tulus.

Anggi yg bingung pun sedikit mengerutkan alis dan menatap sang nenek, apa maksud neneknya dan mengapa bertanya seperti itu pikirnya.

"Kenapa nenek tanya kayak gitu?". Kini Anggi mulai bertanya.

"Nggak apa apa Nggi, nenek cuma khawatir sama kamu, karena sejak kamu sadar dari koma, atas kepergian kakakmu saat itu, kamu jadi sering seperti tadi". Jelas nenek.

"Bentar nek, nenek bilang Anggi pernah koma?". Tanya Anggi yang terlihat tak percaya.

"Iya Nggi, apa kamu nggak ingat Nggi?". Tanya nenek sedikit khawatir.

"Anggi nggak inget nek, oh iya nek, apa Anggi punya kembaran?". Tanya Anggi pada neneknya.

"Kenapa tiba tiba kamu tanya kayak gitu Nggi, apa ada masalah?". Kini nenek Anggi semakin khawatir dengan Anggi.

"Enggak apa apa kok nek, cuma sekedar tanya aja kok". Ucap Anggi berusaha meyakinkan sang nenek.

"Oh iya, tadi nenek bilang Anggi pernah koma, kalau boleh tau, Anggi koma lama kah nek?". Kini Anggi mencoba bertanya hal yg di bicarakan neneknya tadi.

"Saat itu, kamu koma selama 1tahun Nggi, dan setelah koma itu, kamu jadi berubah Nggi". Jelas neneknya dengan perasaan sedih.

"Maksud nenek Anggi berubah itu, bagaimana nek?". Anggi bertanya.

"Kamu suka ngigau supaya di lepasin, terus jadi suka tanya ini itu, bahkan kamu suka lupa sama kepergian orang tuamu Nggi, tapi lebih parahnya saat kamu tidur sering nyebutin nama Jeon, dan juga Jung". Jelas sang nenek.

(" Jeon, Jung, lepasin, semua itu terasa nyata, tapi kenapa semua terasa mimpi juga di saat bersamaan"). Batin Anggi.

"Siapa mereka nek?". Kini Anggi justru bertanya.

"Nenek juga nggak tau Nggi". Jawab nenek.

Saat Anggi berusaha mengingat, Anggi merasakan sakit di kepalanya yg amat luar biasa, bahkan Anggi sampai terjatuh membuat neneknya semakin khawatir.

Di waktu yg bersamaan, Mei dan Boun pun tiba, melihat Anggi yg pingsan mereka segera membawa Anggi ke kamarnya.

Nenek Anggi semakin merasa khawatir, melihat keadaan Anggi yg seperti itu, karena bagi neneknya Anggi tak pernah seperti itu sebelumnya.

Boun dan Mei pun tak kalah terkejutnya, melihat Anggi yang seperti itu, mereka berdua pun merasa bersalah sekali pada Anggi, karena gagal menjaganya.

Beberapa saat kemudian Anggi pun terbangun dari pingsan nya, dia berharap apa yang dia alami sebelum pingsan bukanlah nyata, namun harapan itu pupus karena neneknya benar ada.

"Jadi aku beneran di kampung". Gumam Anggi yg masih bisa di dengar neneknya.

"Nggi menurutmu kamu lagi di mana, kenapa dari bangun pagi kamu kok aneh Nggi". Ucap nenek bingung.

"Nek, habis apa yang aku alami sebelum aku sadar tadi kayak nyata nek".

Berusaha meyakinkan nenek, Anggi berharap neneknya bisa percaya kepadanya.

"Ngalamin apa Nggi, kamu ini ngomong apa?". Melihat Anggi seperti itu neneknya terlihat makin sedih.

Boun dan Mei di luar kamar Anggi hanya menatap Anggi sedih, dengan keadaanya yg sudah tak lagi baik baik saja.

Tanpa mereka sadari ada seseorang di luar rumah Anggi, dan sedang menelfon.

Setelah memastikan dirinya baik baik saja, kini Anggi meminta izin pada sang nenek agar bisa segera pergi berbelanja, karena sebelum siang hari dan cuaca yang panas pikirnya.

Nenek Anggi pun mengizinkan Anggi pergi, namun dia tidak sendiri karena di dampingi oleh Boun dan juga Mei.

Akhirnya mereka pun selesai berbelanja, dan sebelum kembali pulang Anggi izin kepada kedua sahabatnya untuk pergi ke suatu toko, saat keduanya hendak menawarkan diri untuk menemaninya Anggi menolak.

Tak di duga, setelah keluar dari toko, Anggi merasa ada yang menyekapnya, dan dalam sesaat ia pun tak sadarkan diri, Anggi pun di bawa pergi oleh mereka.

"Anggi mana ya, lama sekali sih dia". Keluh Mei yang merasa sudah lama menunggu Anggi.

"Iya nih, tumben amat dia lama ya Mei". Sahut Boun.

"Duh kemana sih si Anggi". Mei terus menggerutu sambil menengok arah kanan dan kiri.

"Perasaanku juga nggak enak lagi". Imbuh Boun.

"Gimana kita cari Anggi aja yuk, kasian nenek pasti udah nunggu". Ajak Boun yg langsung di setujui oleh Mei.

"Ya udah ayok Boun kita cepetan cari Anggi nya". Ucap Mei sambil bergegas ke arah toko yang di maksud oleh Anggi.

Kini mereka tiba di toko yang Anggi maksud, Mei pun langsung masuk dan mencari Anggi, namun dia tidak menemukan Anggi di dalam.

Boun pun berinisiatif untuk bertanya pada kasir di toko tersebut untuk bertanya, apakah Anggi sempat datang ke sana atau tidak.

"Permisi mbak". Sapa Boun pada kasir toko.

"Iya mas, ada yang bisa saya bantu?". Tanya kasir toko.

"Maaf mbak, saya mau tanya, apa tadi ada wanita yang pakai baju warna cream setelan datang kesini?". Boun mencoba menjelaskan soal Anggi.

"Maaf mas, hari ini yang memakai baju cream lumayan banyak mas, kira kira masnya ada fotonya tidak, bisa saya lihat". Jawab kasir toko.

"Oh iya sebentar mbak, ini mbak orangnya, dan pakaian yang dia pakai tadi". Sambil menunjukkan foto kepada kasir tersebut, Boun berharap bisa menemukan Anggi.

"Apa dia tadi ada kemari mbak?". Tanya Boun lagi.

"Oooh..iya mas tadi mbak ini dari sini kok, sekitar 30 menit yg lalu mas". Jelas kasir toko.

"Apa? 30 menit yg lalu mbak?". Boun pun sampai menanyakan ulang.

"Iya mas benar". Jawab kasir tersebut penuh keyakinan.

"Boun". Panggil Mei.

"Gimana Boun, ada apa?". Tanya Mei.

"Itu, kata mbak kasirnya Anggi tadi beneran kesini, tapi sudah 30 menit yang lalu, kalau gitu Anggi kemana ya". Jelas Boun.

"Serius Boun?". Tanya Mei mulai khawatir, Boun pun hanya menanggapi Mei dengan sebuah anggukan.

"Ya ampun Nggi, kamu kemana sih?". Ucap Mei.

"Mei, kalau gitu kita cari Anggi dulu, siapa tau dia lagi belanja di mana gitu, di sekitar sini". Ucap Boun sedikit menenangkan sahabat nya itu.

"Boun, aku takut Boun". Kini Mei terlihat sangat ketakutan.

"Udah, kamu jangan mikir macem macem, kita cari aja dulu dan berdo'a aja, semoga Anggi nggak kenapa kenapa". Boun hanya mampu menenangkan Mei dengan mengelus punggung Anggi.

Di tempat lain

"Bos, kita sudah mendapatkan nya bos". Ucap salah satu Bodyguard.

"Baiklah, kalian tau kan, harus di bawa kemana, tapi ingat jangan sampai dia kenapa napa mengerti". Titah sang bos.

"Baik bos, kami permisi terlebih dahulu. Pamit bodyguard nya.

setelah kepergian sang bodyguard nya, ia pun mengambil hp nya, dan ia pun segera menghubungi seseorang.

"Halo".

"Untuk apa lagi kau menelfonku?".

"Santai, aku hanya ingin memberi tau sesuatu".

"Katakan".

"Tenang, jangan terburu buru".

"Katakan, atau aku matikan!.

"Baiklah, akan aku katakan, dengarkan baik baik, aku mendapatkan seseorang yg sangat kau inginkan, jadi aku ingin kau menyerahkan wilayah barat padaku, atau wanita itu akan ku habisi".

"Apa maksudmu?".

"Temui aku, di taman malam ini, kalau tidak kau akan menyesal".

Setelahnya ia pun menutup panggilan secara sepihak, ia sangat yakin, ia akan bisa memanfaatkan wanita itu untuk kepentingan nya.

Sedangkan seseorang yg di hubungi tadi merasa sangat kesal, apalagi mendapat laporan dari anak buahnya, bahwa orang yg di minta di pantau telah hilang.

Hal itu, membuatnya kesal dan yakin, bahwa yang menghubunginya barusan, adalah orang yg menculik orang yang dia jaga selama ini.

Di rumah nenek.

"Kenapa kalian lama sekali?". Ucap nenek saat melihat Mei dan Boun kembali.

"... ". Keduanya pun hanya mampu diam saat di tanya.

"Kenapa kalian diam saja, oh iya di mana Anggi?". Nenek bertanya dengan antusias.

"Nek". Panggil Mei.

" Iya Mei, mana Anggi?". Tanya nenek lagi.

"Nek". Ucap Boun sambil mendekati nenek dan merangkul nenek.

"Ada apa nak? Mana Anggi, jawab nenek". Pinta sang nenek.

"Itu nek, Anggi..Anggi hilang nek". Jawab Boun penuh penyesalan.

"Ttidakkk..Anggi cucuku". Tangis nenek pecah, dan nenek pun sempat hampir limbung, namun di tahan oleh Mei.

"Nenek". Panggil Boun dan Mei secara bersamaan, melihat nenek yang hampir limbung.

"Anggi". Ucap nenek di sela tangisnya.

"Nek, nenek tenang ya nek, nanti kami akan bantu cari Anggi ya nek". Ucap Boun dan Mei pun mengangguk setuju.

"Bagaimana bisa Anggi hilang, bukan kah tadi Anggi bersama kalian". Kini nenek berusaha tenang.

"Iya nek, tadi memang benar Anggi bersama kita, tapi Anggi izin pergi ke lain toko sendiri nek". Ucap Mei dengan sedikit takut.

"Setelah Anggi izin pergi, kami menunggu selama hampir satu jam, kami pun khawatir dan mencarinya nek, bahkan kami sempat tanya pada kasir yg ada di toko tempat yg Anggi katakan, namun saat itu kasir bilang Anggi pergi sudah setengah jam sebelum kami datang nek". Jelas Boun.

Mendengar penjelasan Boun nenek semakin menangis dengan kebenaran yg ada, sedangkan Boun dan Mei semakin merasa bersalah, melihat nenek yang begitu sedih.

Akhirnya Boun dan Mei mengantarkan nenek ke kamarnya, agar nenek bisa istirahat, Boun dan Mei sendiri telah bertekad akan mencari Anggi.

"Boun, kita mau cari Anggi kemana, sedangkan kita nggak tau kan tadi, di mana tepatnya Anggi menghilang". Ucap Mei.

"Kita akan coba cari di sekitar tempat Anggi terakhir di sana pastinya Mei". Boun pun menjawab dengan sedikit berusaha tenang.

"Apa kita bisa menemukan Anggi?". Tanya Mei.

"Kita pasti akan menemukan Anggi". Ucap Boun penuh dengan keyakinan.

"Kalau gitu, kita lanjut aja cari Anggi Mei". Ajak Boun pada Mei, dan Mei pun mengangguk setuju.

Akhirnya Boun dan Mei pergi mencari Anggi, kira kira apa yg terjadi dengan Anggi sebenarnya?

Maaf ya readers kalau ceritanya kurang nyambung🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!