Tawa yang menggerakkan hati

“Malam itu, Nayla akhirnya bisa mandi selepas menyelesaikan semua pekerjaan dirumah.

Saat ia mengeringkan rambutnya, Nayla teringat dengan semua ucapan Tiara tentang penampilannya.

Nayla kini memperhatikan wajahnya di cermin.

Aku nggak sadar, ternyata penampilanku sudah seberantakan ini. Bagaimana bisa— aku merawat dan merias diriku dengan kerjaan yang tiada habisnya di beri oleh ibu. Sudahlah, itu tidak penting. Lagi pula, mas Bian tidak pernah protes. Berarti menurutnya aku masih menarik, batin Nayla.

Bian yang telah masuk kedalam kamar, lebih dulu membaringkan tubuhnya di tempat tidur.

"Mas, gimana kerjaan di kantor akhir-akhir ini?" Tanya Nayla yang mencoba berbaring di lengan Bian.

"Seperti biasa, nggak ada yang menarik." Ucap Bian sembari memainkan ponselnya.

"Mas, sudah lama kita tidak berbincang. Aku merindukanmu."

"Berbincang bagaimana? Itu perasaanmu saja— Kita bertemu tiap hari dirumah mana mungkin tidak berbincang."

"Bukan itu, maksudku— Mas. Kita jarang curhat akhir-akhir ini, dulu setiap mau tidur. Kita selalu bercerita tentang keseharian kita masing-masing, aku merindukan itu."

"Mas tidak bercerita, karna Mas tidak mempunyai hal untuk diceritakan. kamu kan tau— bagaimana kerjaan di kantor. Memangnya kamu tidak bosan mendengarnya, Mas itu sudah cukup lelah dengan kerjaan di kantor. Masa iya, sampai dirumah harus diceritakan lagi. Haduhh, Mas jadi mengantuk. Mas tidur duluan ya." Bian menarik lengannya dari kepala nayla dan mematikan lampu tidur disampingnya lalu membelakangi Nayla.

"Mas, kalau memang tidak ada yang mau diceritakan. Bagaimana kalau kita melakukan itu, sudah berbulan-bulan kita tidak melakukannya." Ajak Nayla memegang lengan Bian.

Bian yang mendengarnya langsung memejamkan matanya untuk berpura-pura tidur, Nayla yang melihatnya merasa sedikit terluka.

Ada apa dengan Mas Bian akhir-akhir ini, dia selalu menolak ajakanku. Bagaimana caranya kita bisa memiliki anak, kalau dia selalu menghindar untuk berhubungan denganku. Apa mas Bian sudah memiliki wanita lain, ahh— tidak mungkin. Sepertinya aku telah berfikir kejauhan. Mungkin saja dia memang sangat lelah dengan urusannya di kantor. Batin Nayla.

Nayla melepas tangannya pada tubuh Bian dan pergi berbaring di bantalnya.

.

.

...----------------...

.

.

"Arnold, .... Arnold, ...." panggil wanita muda yang memakai seragam dokter.

Arnold yang memang mengetahui keberadaanya, mempercepat langkah kakinya dan berusaha menjauh.

"Arnold," wanita berambut pendek itu, menahan tangan Arnold dan menariknya ke tangga darurat.

"Ada perlu apa lagi?" Tanya Arnold.

"Tolong kasih aku waktumu untuk menjelaskan semuanya, kenapa kamu selalu menghindariku?"

"Tidak ada yang perlu kamu jelaskan!" Tegas Arnold.

"Arnold, kamu harus percaya sama aku. Kita sudah 5 tahun bersama, mengapa kamu lebih mempercayai orang-orang dirumah sakit dibanding pacarmu sendiri!"

"Pacar, kita sudah putus 5 bulan lalu! Aku bukan pacarmu! Dan kamu juga harus tau, aku tidak sebodoh itu." Arnold langsung pergi meninggalkan wanita itu.

Wanita itu adalah Laura, mantan pacar Arnold. 5 bulan lalu Arnold mendapatinya selingkuh dengan Raka, salah satu temannya yang bekerja dirumah sakit.

Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Laura dan Raka bermesraan di ruang istirahat. Arnold yang saat itu membawakan kopi untuk Laura, langsung pergi meninggalkan ruangan itu tanpa mereka sadari.

"Awas saja, kalau sampai aku tau siapa pelaku yang telah mengadu pada Arnold. Akan ku beri dia pelajaran." Laura kesal.

Arnold yang telah memasuki ruang kerjanya bersiap untuk pulang, selepas menyelesaikan semua janji temunya dirumah sakit.

[Haloo, Nek.] ucap Arnold mengangkat telfon dari neneknya.

[Apa kamu sudah pulang kerja?] tanya nek Emma.

[Nggak lama lagi pulang, ini lagi siap-siap. Kenapa cantikku, apa sekarang Nenek mulai merindukanku?] goda Arnold.

[Jangan terlalu percaya diri, nenek menelfonmu untuk menyuruhmu mengantarkan sepeda Nayla, yang kemarin kamu bawa ke bengkel.] jelas nek Emma.

[Betul, aku hampir saja kelupaan. Untung Nenek mengingatkanku. Kalau begitu, aku langsung ke bengkel ya.]

.

.

...----------------...

.

.

"Bu, aku izin mau mengambil sepeda di bengkel."

"Baiklah, jangan lama-lama!"

Nayla berjalan menuju bengkel yang hanya berjarak tiga gang dari rumahnya.

Dari kejauhan ia melihat Arnold yang telah lebih dulu tiba, dengan ragu Nayla mencoba menyapanya.

"Selamat sore," sapa Nayla.

"Sore, kamu kesini untuk mengambil sepeda ya. Maaf ya, aku lupa. Untung saja nenek tadi mengingatkanku" jelas Arnold.

"Nggakpapa, justru aku sungguh berterimakasih karna kamu sudah membantuku."

"Oh iya, sepertinya ini adalah pertemuan ketiga kita. Tapi kita justru belum pernah berkenalan sama sekali, aku Arnold." Ucap Arnold sembari memberikan jabatan tangan.

"Nayla,"

Mereka berjabat tangan dan saling tatap lebih lama untuk pertama kalinya.

"Kalau begitu, aku pulang dulu. Sekali lagi terima kasih." Ucap Nayla dan mengambil sepedanya.

TIIIIITTT... TTIIIITTTTTT.... TTIIIIIIITTT....

Suara klakson motor berbunyi,

Arnold yang melihat itu bergegas menarik tangan Nayla hingga membuat tubuh mereka tak sengaja seperti orang yang sedang berpelukan.

Nayla sangat terkejut, tangannya menyentuh tubuh Arnold yang lumayan kekar hingga membuat jantungnya berdegup kencang.

"Nay, kamu nggakpapakan?" Tanya Arnold menatap Nayla.

Nayla yang langsung melepas tangan Arnold, ia melangkah kecil untuk memberi jarak pada Arnold.

"Nggakpapa." Ucap Nayla pelan.

"Mas, gimana sih. Kamu bisa bikin orang celaka kalau mengendarai motor dengan ugal-ugalan seperti itu!" Arnold meneriaki pengendara motor yang hampir menabrak Nayla.

"Maaf, Mas. Maaf, sepertinya Remku blong. Saat aku menuruni tanjakan di atas, aku tidak bisa mengontrol motornya. Sekali lagi maaf, Mas." Ucap pemuda itu dengan tangan yang luka.

"Sepertinya pemuda itu terluka," ucap Nayla.

Disamping pemuda itu Nayla mendapati sepedanya yang baru saja baik telah hancur karna tertabrak oleh motor.

"Astaga sepedaku,"

"Sepertinya, kali ini tidak bisa diselamatkan Nay?" Ucap Arnold.

"Kamu harus mengobati luka ditanganmu, silahkan ke arah kanan nanti kamu bakal ketemu dua rumah warna hijau disampingnya itu ada apotek. Kamu akan menerima pengobatan disana!"" ucap Arnold pada pemuda itu.

"Biar ku bantu," sahut pekerja bengkel yang ingin menemani pemuda itu ke apotek.

"Kalau begitu, aku pamit pulang," ucap Nayla.

"Izinkan aku, mengantarmu."

"Tidak perlu, rumahku cukup dekat dari sini."

"Aku mohon, aku hanya ingin memastikanmu aman!" Ucap Arnold.

Mereka berjalan bersama, suasana yang begitu canggung membuat mereka bingung untuk memulai percakapan.

"Apa kamu sudah lama tinggal disini?" Tanya Arnold.

"Hmm— kurasa sudah memasuki tahun kedua, aku disini."

"Aa— begitu rupanya, pantas saja aku baru melihatmu."

"Apa kamu tinggal dengan nek Emma?" Tanya Nayla.

"Tidak, tidak, aku hanya sering berkunjung. Aku sering bertemu dengan warga sini bila membantu nenek menjaga Apotek, hanya saja aku tidak mengingat dan menanyakan nama mereka." Jelas Arnold.

"Hmm.." Nayla memahami ucapan Arnold dengan baik.

"Emm— makasih yaa. Kalau tidak ada kamu, mungkin aku sudah terluka sekarang." ucap Nayla.

"Sama-sama Nay, tapi kalaupun kamu terluka kamu tetap akan bertemu denganku?"

"Kenapa bisa begitu,"

"Karna aku adalah dokter, jadi aku pasti akan mengobatimu."

"Ha ha ha ha..." Nayla tertawa lepas mendegar ucapan Arnold.

"Kenapa, apa ada yang lucu?" Arnold bingung.

"Ucapanmu itu, apa kamu sekarang sedang menyombongkan diri. Ha ha ha.." ucap Nayla masih dengan tawanya.

"Heii, bukan itu maksdku.."

Nayla memegang perutnya yang masih merasa geli karna mendegar ucapan Arnold. Setelah sekian lama, Ini pertama kalinya Nayla tertawa lepas, begitu juga dengan Arnold.

Wajah Nayla yang selalu terlihat sedih dan lesu, berubah seketika. Hingga membuat Arnold terpana,

Tak kusangka, dia secantik ini. lirih Arnold

Pesona Nayla membuat Arnold terpaku,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!