17. Alasan hilangnya Aura

"Oh... Si Babi sudah bangun ya?"

Alaric bangkit dan segera menyeka keringatnya yang bercucuran setelah melakukan teknik pernafasan bersama Elic.

Tatapannya sangat lelah tapi auranya masih terasa menakutkan. "Eh, nak. Sudah kuberi tau untuk hilangkan auramu itu kan? Atau kau mau auramu ku makan lagi?"ujar Elic memperingati.

Oke oke.

Setelah selesai menggali kuburan Theron (Elic yang menggali atas perintah Alaric), Elic mengajarkan cara untuk menyerap kembali aura Alaric. Dan itulah yang saat ini Alaric praktekkan.

Setelah di rasa sedikit melegakan, Theron mendekati Alaric menepuk pundaknya pelan. Dia tidak terkejut lagi dengan aura Alaric yang bisa tiba tiba meningkat.

"T-tuan, anda tidak membunuh seseorang kan malam itu?"tanya Theron ketakutan. Mendengar ada korban lain di malam hari yang sama dengan dirinya di kubur membuatnya berpikir Alaric mungkin bisa saja melakukannya.

"Apa maksudmu?"

"Kudengar, semalam seorang siswa tingkat pertama terbunuh dengan tusukan di dadanya. Saat itu, anda kan berkeliaran bebas. Jadi kupikir..."

"Akulah pembunuhnya?"

Theron mengangguk ragu. Elic dan Alaric saling bertatapan kemudian menghela nafas panjang. "Tidak, itu bukan aku. Sudahlah, lebih baik kau segera merangkak di lantai. sekarang!"

Theron memiringkan kepala bingung. Tapi melihat wajah Alaric yang menunggunya dengan kesal, dia pun segera memenuhi perintah Alaric. "Seperti ini kah? Tapi kenap-hak?"

Tanpa menjawab, Alaric duduk di punggung Theron dengan kaki yang menyilang. Merenggangkan badan dan mulai membaca kertas kuno yang dia ambil di meja sebelumnya. "T-tuan?"

"Diamlah! Bukankah kau sendiri yang setuju jadi babiku? Sekarang diamlah atau berbicaralah dengan suara babi!"seru Alaric fokus pada kertasnya.

Meskipun kesal, Theron tidak bisa berbuat apapun. Dia tidak ingin dikubur lagi seperti semalam karena itu sangat menyesakkan.

"Nak!! Bukannya kau mau memanfaatkan kekuatannya? Jangan bilang maksudmu, kekuatan tubuhnya? Haaah.... Bocah satu ini benar benar ya!" Elic menggeleng tidak percaya.

Aku memang ingin memanfaatkan kekuatannya, tapi sebelum itu aku ingin merasakan duduk di punggung seseorang lagi! Haaah..... Nyamannya~! Aku sampai teringat pernah duduk di punggung Valerian terakhir kali. Tapi itu 10 tahun yang lalu. Hahaha.... Bagaimana reaksinya ya kalau aku memintanya melakukan hal yang sama?

Alaric memejamkan mata tersenyum mengingat betapa bodohnya Valerian sang putra mahkota kecil kala itu.

"T-tuan? Apakah saya harus menjadi kursi anda sampai akademi berakhir?"tanya Theron berkeringat dingin. "Kalau iya kenapa?"

"Ah... Itu...."

Alaric tiba tiba berdiri dan menyisir rambut panjangnya kebelakang frustasi dengan jawaban Theron.

"Haaah.... Sekarang pergi dan suruh lah anggota kelompok yang kau pimpin itu untuk segera memulai latihan!"pinta Alaric mengibas ngibaskan tangannya mengusir Theron remeh. "Eh? Bukannya tuan yang akan menjadi pemimpin?"

"Kata siapa? Cepat pergi dan lakukan perintahku!"

"Ah ya!! Baik tuan!!"

Theron bergegas pergi dari hadapan Alaric yang baginya seperti bom waktu. Alaric terlihat bisa meledak kapan saja.

Di depan kamar Alaric, Theron menghela nafas lega setelah tertekan dengan Aura sang pangeran kedua.

Dia masih bingung mengingat betapa lemahnya Alaric sebelum ini. Dia bahkan berpikir jika Alaric hanya berpura pura lemah. Tapi, dokter akademi sendiri sudah mengatakan jika penyakit Alaric sangatlah langka dan bahkan bisa merenggut nyawanya di usia 20 tahun.

Semakin dipikirkan, Theron semakin tidak mengerti. Dia berjalan lesu meninggalkan kamar Alaric untuk menunaikan perintahnya.

Mendadak wajahnya berseri dengan senyuman yang dia tahan sedari tadi, "Tuan membiarkanku menjadi pemimpin? Bagaimana tuan bisa sangat tau keinginanku? Ah.... Tuan memang yang terbaik!! Aku tidak sabar ingin bertemu dengannya lagi!!"batinnya bersorak penuh dengan ketidak sabaran.

Dengan langkah ringan, dia mengumpulkan para anggota kelompok di ruang berkumpul untuk membahas suatu rencana. "Semuanya!! Ujian kali ini, kita harus memastikan kemenangan ada di tangan kita!!"serunya bersemangat.

* * * *

"Hey nak, jangan bilang kau akan menggunakan pedang itu untuk berlatih?" Elic berkacak pinggang melihat Alaric yang membawa pedang sejarah keluarga Eldorion itu dengan santai menuju lapangan di belakang asrama. "Memangnya kenapa? Pedang ini sangat cocok untukku kan?"

Pedang bersejarah yang pernah menemani Raja terdahulu menghadapi Naga hitam bersama Elion Lightbringer sekarang akan digunakan seorang bocah untuk bermain main, Elic masih tidak habis pikir dengan pikiran anak muda zaman sekarang.

Alaric mengayunkan pedang itu dengan kedua tangan dan kemudian menggerutu kesal, "kenapa pedang ini berat sekali?"

Elic tersenyum sinis, "Bukan karena pedangnya yang berat, tapi kau lah yang lemah."

BUG!!

Elic mengelus belakang kepalanya karena Bogeman Alaric.

"Bukankah kau bisa kembali ke wujud semulamu setelah memakan banyak auraku kemaren? Kenapa kau tidak kembali saja? Tubuh mini mu itu sangat menyebalkan." Alaric sekali lagi mengayunkan pedangnya ke sembarang arah.

"Berubah wujud itu membutuhkan banyak aura. Kalau begitu, biarkan aku memakan auramu lagi kali ini," Elic menjilat bibirnya dengan penuh nafsu. "Dasar rakus!!"

"Sudah ku katakan sebelumnya kan, meskipun aku menyukai auramu. Tapi saat itu, aku memakan auramu bukan karena ingin. Aku melihat kondisi jantungmu itu tidak kuat menahan semua aura yang kau keluarkan. Pasti para leluhurmu juga tidak bisa menyerap aura dengan baik karena rantai yang ada di jantung sepertimu. Maka dari itu mereka semua meninggal. Dan juga..."

"Dan juga?"

"Tidak ada apa apa."

"Kau ini!!!"

Elic menghentikan penjelasannya. Dia berpikir jika aura Alaric melebihi aura manusia pada umumnya. Tapi dia tidak bisa memberitahukannya karena takut kesombongan bocah 14 tahun itu akan memuncak.

Rantai Jantung. Alaric mengetahui penyakit ini saat dia berusia 10 tahun. Saat itu, dia merasakan sesak yang sangat mendalam di daerah dadanya.

Rasa sesaknya hampir membunuh Alaric. Jantungnya berdegup kencang dan suara gemerisik besi terdengar di telinganya. Saat itulah Alaric sadar, bukan suara besi yang dia dengar melainkan suara rantai dari dalam jantungnya.

Rantai itu bukan berupa besi, namun terasa seperti besi. Rantai itu terbuat dari aura hitam yang sangat kuat dan menghalangi pertumbuhan jantung pengidapnya. Maka dari itulah, semua pengidap penyakit itu dipastikan akan mati pada usia 20 tahun.

Pedang yang sedari tadi diayun ayunkan Alaric akhirnya terlempar dan menancap di tanah. Tangan Alaric bergetar hanya karena mengayunkan sebilah pedang ditangannya.

"Sial!! Kalau terus seperti ini, aku harus pakek pedang latihan dari kayu itu dong? Menyebalkan!"umpat Alaric mendekati pedang sejarah dan mencabutnya dari tanah.

"Kenapa kau tidak membuat pedangmu sendiri saja? Dasar lamban!" Elic mengerutkan keningnya menatap Alaric dengan kesal.

"Benar juga, kenapa ga kepikiran?"

"Bodoh!"

BUG!!

Elic sekali lagi mengelus kepalanya yang semakin sakit. "Hey, hanya kau saja yang berani memukul Elion Lightbringer Sang legenda seperti itu!! Dasar bocah laknat!!"

"Sudahlah, cepat ikuti aku sebelum matahari terbenam. Mungkin saja tukang pandai besi masih belum pulang ke rumahnya."

Keduanya pun kembali ke asrama dengan langkah tegap percaya diri. "Eh, sebentar! Kenapa kita kembali ke asrama?" Elic berusaha menyadari arah tujuan mereka.

"Karena aku harus mengembalikan pedang berat ini dulu, pedang ini terlalu berat untuk di bawa kemana mana."lanjut Alaric menjelaskan.

"Aduh!! Sudah lambat, lemah pulak! Bocah ini!!"

"Iya iya, itu yang dikatakan si tua Bangka yang ga bisa apa apa!!"

* * * *

Dengan langkah mantap dan serius, Valerian memasuki ruang kerja ayahnya, Raja Regulus. Dia diutus beberapa master akademi Primavera untuk melaporkan kasus pembunuhan acak yang telah mengguncang ketenangan Akademi Primavera.

Valerian menghadap Raja Regulus dengan tatapan yang penuh dengan rasa tanggung jawab. "Hormat saya, Yang mulia. Kedatangan saya kesini karena saya harus melaporkan suatu hal yang sangat serius. Terjadi kasus pembunuhan acak di Akademi Primavera, dan sepertinya ada pola tertentu di balik korban-korban ini."

Raja Regulus, duduk di singgasana kerajaan, mengangkat alisnya dengan tanda ketertarikan. "Berbicaralah, Valerian. Apa yang telah kau temukan?"

Valerian menjelaskan dengan rinci tentang serangkaian pembunuhan yang terjadi di akademi. Saat ia menyajikan daftar korban, terlihat ketegangan di wajahnya, "seperti yang anda tau, ketiga siswa yang terbunuh adalah..."

"Putra dan putri dari keluarga yang berhubungan dengan ibumu, Ratu Seraphina?"

Valerian mengangguk. Raja Regulus, meskipun awalnya tampak tenang, merasakan kecemasan yang tumbuh di dalam dirinya. "Ini sangat serius, Valerian. Kita perlu menyelidiki lebih lanjut dan mencari tahu apakah ada hubungan lebih dalam di balik kasus ini. Kau punya ide tentang siapa pelakunya?"

Valerian menggelengkan kepala dengan tegas. "Belum, Yang mulia. Tetapi kita harus bertindak cepat sebelum situasi semakin memburuk. Dan mungkin.... Ini akan membahayakan Alaric!" Tangannya mengepal erat meremas kertas data yang sedang dia pegang.

Sedangkan Raja Regulus, masih serius memikirkan pelaku di balik kasus ini. Meskipun itu menjadi pertemuan antara ayah dan anak, namun terasa sangat mencekam dan begitu sesak di setiap atmosfer nya.

Disisi lain, Seorang pria berjubah hitam masuk diam diam ke salah satu kamar yang ada di asrama akademi.

Dengan memeriksa sekelilingnya, pria itu tampak memeriksa buku catatan di mejanya yang dekat dengan jendela. "Malam ini, giliran keluarga Gerdia. Putri tunggalnya yang seorang Healer muda. Annabel Gerdia."gumam pria itu dengan seringainya mencoret salah satu nama di atas nama Annabel Gerdia.

Dan di antara nama nama di daftar itu, nama Valerian dan juga Alaric tertera di dalamnya. Dengan tanda berwarna merah.

"Sepertinya, pisau kecil itu saja sudah cukup membunuh mereka semua."seringai pria berjubah itu dengan keji.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!