12. kepingan Informasi

Cklek!!

"Permisi, Apa ada-... Anda?"

Suara gagak yang mematuk jendela ruangan khusus itu menyerupai suara yang terdengar sebelumnya.

Ruangan itu juga masih bersih dengan pajangan yang masih rapi berada di tengah ruangan terlihat sangat mewah dengan sorotan cahaya rembulan.

"Oh... Hanya tuan gagak ya? Anda mengagetkan saya saja!!"ujar salah satu pengawal yang membuka pintu itu lega dan kembali menutup pintu dengan tenang.

Di luar perpustakaan, Alaric berhasil kabur dan duduk di atap perpustakaan seperti saat dia sebelum masuk tadi. Bahkan Elic merasa lemas tengkurap di atap yang sangat tinggi dari permukaan tanah.

Tapi dari sana, Alaric bisa melihat indahnya bulan purnama yang sangat dia kagumi saat terkurung di kamarnya di istana Ruby. "Disini sangat indah ya?"gumamnya asal.

Elic mengikuti pandangan Alaric dan ikut merasa takjub dengan pemandangan langit yang terang dan penuh bintang malam ini.

Alaric merogoh mantelnya mengambil beberapa kertas kuno yang tadinya berserakan di lantai. Dia membaca satu lembar dari beberapa kertas kuno itu dengan teliti.

"Ternyata benar, ini mungkin bisa menjadi petunjuk menemukan pemasok darahmu,"seru Alaric memperlihatkan tulisan itu pada Elic. Tulisan bahasa kuno yang belum tertata rapi.

"Gunung Glacialis? Ah.... Gunung di sebelah Utara itu ya?" Elic menjentikkan jarinya mengingat pernah berkelana di gunung itu.

"Hanya tempat di sekitar gunung itu yang belum pernah ditempati. Itu adalah markas terbaik jika ingin melakukan tindakan ilegal seperti penyelundupan racun."jelas Alaric tercerahkan.

Elic mengangguk menyetujui, "tapi.... Kau tidak bisa pergi begitu saja dari sini,"

"Kalau itu, sepertinya besok akan ada pengumuman."ucap Alaric menyeringai licik.

* * * *

Pagi harinya di kamar Amara, putri tunggal Duke Maristia itu mondar mandir memikirkan pria yang berhasil mengikatnya semalam.

Semalaman dia menjelajah seluruh akademi memperhatikan gerak gerik setiap siswa akademi yang berambut hitam.

Namun usahanya tidak menemukan hasil dari siapa pria yang dia temui semalam, "Bagaimana bisa aku tertangkap begitu mudah semalam? Hanya pria dengan urutan 5 ke atas dari kelas menengah saja yang bisa melakukan gerakan selincah itu."

Wajahnya tertekuk begitu serius memikirkan pria itu, namun setiap kali mengingat pertarungan semalam, tangan Amara refleks memukul dinding dengan begitu keras.

Kemarahan karena kekalahannya membuatnya sangat frustasi dan ingin segera menangkap pria itu sekali lagi.

Tiba-tiba, Annabel masuk ke dalam kamar dengan ekspresi khawatir. "Amara, Apa kau bisa membangunkan Alaric? Dia tidak keluar dari semalam. Apa dia masih sakit?" kata Annabel dengan nada cemas.

Amara, yang seketika berubah dari kesal menjadi bersemangat, merespons dengan antusias, "Tentu saja! Aku akan membantumu segera." Ekspresi senang dan antusias Amara seolah menghilangkan jejak kesal dan kekecewaan yang sebelumnya ada.

Bergegas keluar dari kamar, Amara bersiap untuk mencari Alaric dengan penuh semangat. Dia tidak sabar ingin melihat wajah Alaric pagi ini.

* * * *

"Bocah!! Cepat jelaskan padaku, bagaimana caranya kau bisa keluar dari sini? Cepat!! Cepat!!"

Elic terus saja berputar putar di atas kepala Alaric yang duduk bersila berusaha memusatkan aliran nafasnya.

Tidak ada jawaban dari Alaric merupakan tanda betapa seriusnya dia saat ini. Namun, Elic tidak menyerah begitu saja. Dia melempari Alaric dengan batu batu kecil yang tiba tiba muncul ditangannya.

Merasa aliran darahnya kembali normal dan kesal karena Elic, Alaric menangkap batu transparan itu dengan alis yang berkedut. "Sudah kubilang jangan ganggu aku sampai jam 7 nanti kan!?"

"Tapi ini sudah setengah 8."

"Apa!? Kenapa ga bilang dari tadi? Pasti mereka sudah berkumpul di lapangan sekarang. Dasar kakek tua ini!!" Alaric bergegas mengganti pakaiannya karena bau yang muncul setelah dia mengeluarkan kotoran dari dalam tubuhnya.

Bahkan nafasnya masih terengah-engah setelah melakukan teknik pernafasan dengan level yang lebih tinggi.

Dengan cepat, dia menata busana barunya dan keluar dengan tergesa-gesa. Tubuh rampingnya seakan sudah siap menunaikan rencananya.

Namun saat pintu terbuka, dua orang wanita tampak menunggu dengan wajah gelisah bercampur kelegaan saat Alaric muncul di balik pintu.

Dua wanita itu jelas adalah Annabel Gerdia dan Amara Maristia.

"Kalian?"tanya Alaric memicingkan matanya. Mengingat waktu terus berjalan, dia tetap melanjutkan perjalanannya tanpa menunggu jawaban kedua gadis itu.

Dari belakang, Amara melihat Alaric yang terengah engah itu menatap punggung Alaric iba. Rasa ingin melindunginya semakin hari semakin besar.

"Apa kau bisa menceritakan tentang penyakitmu padaku, Alaric?" Annabel tiba tiba membuka suara hingga menghentikan langkah Alaric. Bahkan Amara pun menatap Annabel dengan rasa tidak percaya. "Ah.... Aku bukan bermaksud mengingatkanmu tentang penyakitmu, tapi ... Aku.... Ingin mencoba menemukan obatnya,"lanjutnya terbata bata.

Alaric sedikit melirik skeptis pada Annabel, "Apa urusannya denganmu? Jangan ikut campur!"ujarnya datar namun dapat mengintimidasi. Annabel seakan kecil dihadapan aura Alaric yang semakin gelap.

Dia kemudian kembali berjalan menuju ke lapangan tempat semua temannya berkumpul.

Elic merasa kasihan dengan Annabel yang murung di belakang Alaric itu. "Wah wah.... Kejam sekali. Kau membuat gadis itu hampir menangis. Bukankah katamu dia healernya keluarga Maristia? Mungkin saja dia bisa menyembuhkan mu kan?"

Secara turun menurun penyakit ini ada, tapi masih belum bisa ditemukan obatnya. Apa kau yakin dia bisa membuat obatnya? Ga perlu naif, Elic! Aku sudah menerima takdirnya.

Ditengah tengah suasana canggung antara Alaric dan Annabel. Amara malah menatap Alaric dengan berbinar binar. "Dia sangat mengagumkan. Aku ingin melindunginya."

* * * *

Siswa Primavera dibedakan menjadi 3 tingkatan. Dengan setiap kelompok yang memiliki 1 healer dan 9 ksatria.

Tingkat pertama adalah tingkatan pemula. Para ksatria yang masih belum mengenal betul tentang peperangan akan berada di tingkatan ini. Pelatihannya masih sangat mendasar dan perlu lolos tes jika ingin melanjutkan ke tingkat selanjutnya. Alaric berada di dalam tingkatan ini.

Kemudian ada tingkat kedua adalah tingkatan menengah.

Para kesatria yang sudah lolos tingkat pertama akan dilatih untuk mematangkan skil yang menjadi keahliannya dan mulai ikut serta dalam menyusun strategi perang. Amara termasuk dalam tingkatan ini, namun karena umurnya masih belum masuk, maka dia diturunkan menjadi tingkat pertama.

Selanjutnya ada tingkat ketiga, tingkatan lanjutan.

Hanya ada 1 kelompok disini. Para ksatria yang menenangkan pertandingan dengan para master akan berada di tingkatan ini. Kelompoknya hanya memiliki 20 anggota saja. Jadi, pasti akan ada yang di eliminasi setiap kali para junior ada yang masuk. Valerian dan Ervelius termasuk di dalamnya setelah memenangkan pertandingan melawan tiga master akademi Primavera.

"Baiklah, ujian untuk ksatria tingkat pertama akan diadakan bulan depan. Jadi, pilih pemimpin kelompok kalian dan raihlah nilai tertinggi untuk ujian kali ini."

"Dimengerti Master!!"

Seluruh siswa Akademi Primavera berkumpul di dalam lapangan yang luas itu. Master Tyrian berdiri di atas podium dengan di belakangnya barisan ksatria muda lanjutan kelas 3 mengawasi seluruh peserta muda di depannya.

Pengawasan Valerian terus tertuju pada Alaric dan menjadi beban tersendiri bagi pangeran kedua itu. "Dia terus memelototimu nak, apa kau tidak mau menyapanya?"ujar Elic menyenggol bahu Alaric.

Berisik!! Dengarkan saja dulu Master Tyrian. Jangan melihat ke arahnya!

"Kenapa? Lagipula dia tidak bisa melihatku kan? Aku akan duduk di pundaknya sebentar." Elic menyelonong pergi melewati beberapa barisan didepannya.

Hey!! Bukannya katamu kau ga bisa jauh jauh dariku? Woy!! Kembalilah!! Elic!!!

Urat empat siku Alaric mencuat karena betapa kesalnya dia. Meskipun Elic terus menjauh, tidak ada tanda tanda rantai yang terlihat semalam mencekik dirinya dan itu membuatnya merasa dibohongi oleh sesuatu yang tidak perlu.

"Kalau aku tidak berniat kabur darimu, rantai itu tidak akan muncul, bweeh!!" Elic terus melayang mundur dengan lidahnya menjulur mengejek Alaric.

Jadi, semalam kau berniat kabur begitu?

Elic tidak menjawab. Dia sibuk tertawa mendatangi Valerian dan berputar putar di sekitarnya.

Valerian tiba tiba berjalan mendekati Master Tyrian dan berbisik dengan ekspresi Tyrian yang sedikit terkejut. Elic juga ikut terkejut dan mengangguk seakan mengerti apa yang di bisikkan Valerian.

Itu membuat Alaric kesal setengah mati.

"Ehem!! Jadi, putra mahkota... Ah bukan, maksudku, senior kalian Valerian dari tingkat 3 akan memberi hadiah khusus kepada kelompok yang mendapat nilai tertinggi di dalam ujian kali ini." ucap Tyrian tersenyum begitu lebar. Dia memang guru yang paling ramah diantara para guru di akademi.

Semua siswa berbisik memikirkan apa yang akan Valerian berikan sebagai hadiah. Tapi, Alaric menyeringai seakan mengetahui apa yang akan disampaikan Tyrian setelah ini.

"Kelompok yang mendapat nilai tertinggi akan berkesempatan untuk bisa bergabung dengan kelompok tingkat ke tiga yang akan pergi menjelajah ke gunung Gracialis!!"

WAAAAAAA

Sorakan para siswa tingkat pertama dan kedua memenuhi seluruh lapangan. Bagaimana tidak, gunung Gracialis dikenal dengan tempat yang sangat indah. Dan untuk bisa sampai di tempat indah itu, harus ada izin dari ksatria kebebasan Elderia terlebih dahulu.

Selain itu, bergabung ke dalam kelompok tingkat ketiga merupakan kehormatan tersendiri bagi seluruh siswa Akademi Primavera.

"Tapi jika nilai tertinggi itu mencapai 95 point ya!!"lanjut Tyrian menambahkan persyaratan. "Hadiahnya kan sudah sebesar itu. Jadi, harus ada syarat tambahan dong!!"

"EEEEEEH.......!?" Semuanya sontak menggerutu tidak terima. Bahkan Alaric tidak menduga akan ada penambahan syarat seperti itu.

Untuk mendapat nilai 80 saja sudah susah jika berada di dalam akademi itu. Nilai Valerian sendiri pun hanya 94 saat masih tingkat pertama dulu.

Alaric menggigit bibir bawahnya gelisah, "gawat!! Apa bisa dengan nilai segitu!?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!