Ratu Penguasa Samudra

Dari kejauhan, suara memanggil yang terdengar sayup-sayup seperti bisikan angin membuat Vio tersentak. "Vio... Vio..."

Gadis itu menoleh, mencoba memahami siapa yang memanggilnya dengan penuh kecurigaan. "Siapa yang memanggilku?" tanya Vio, melirik suaminya.

Ayusa menunjuk ke arah lain, dan mata Vio seketika melebar ketika melihat sosok Delia, sahabatnya yang diyakini telah meninggal setahun yang lalu.

"Delia," seru Vio dengan suara bergetar.

Delia, berbalut pakaian putih lusuh, tubuhnya kurus kering dengan luka-luka memar, menatap Vio dengan mata yang kehilangan cahaya. "Delia..." seru Vio lagi, berlari mendekati sahabatnya.

Vio memeluk Delia, mencoba merangkul kerinduan yang mendalam. Namun, aroma busuk dari tubuh Delia membuat Vio merasa mual, memaksa dia untuk melepaskan pelukan, tetapi matanya masih penuh keprihatinan.

"Kenapa bisa begini? Apa yang terjadi denganmu, Delia?" tanya Vio, bingung dan ngeri melihat keadaan Delia.

"Orangtuaku melakukan pesugihan, aku dan kakak-kakakku menjadi korban. Aku harus menanggung semua ini," papar Delia dengan suara pilu.

Vio terkejut, mencoba mencerna kisah tragis sahabatnya. "Tapi kamu tidak terlibat, mengapa kamu jadi korbannya?"

"Karena aku juga menikmati kekayaan mereka. Sesuai kesepakatan, bangsa siluman membawa aku dalam keadaan hidup dan menggantikan tubuhku dengan gedebog pisang untuk mengecoh warga, seolah-olah aku meninggal karena sakit," jelas Delia, menyampaikan kenyataan yang menyakitkan.

"Astaga, Delia... " desis Vio, memandang sahabatnya dengan kepedihan.

Vio memandang Ayusa, memohon pertolongan untuk menyelamatkan Delia. Ayusa menolak dengan tegas, membuat Vio terhuyung-huyung berlutut di hadapannya.

"Aku mohon, sayang, tolonglah Delia!" pintanya, tapi Ayusa tetap kukuh pada keputusannya.

"Maafkan aku, istriku, ini adalah karma mereka. Aku tidak bisa ikut campur dalam urusan ini," ujar Ayusa bijak, berharap Vio akan mengerti.

Vio berlutut, berharap suaminya bisa berubah pikiran. Ayusa membantu Vio bangkit, tetapi penolakannya tetap tak tergoyahkan.

Tiba-tiba, dua algojo muncul dengan pecut berbalut api yang menyala.

"Oh, dia ada di sana rupanya!" tunjuk salah satu algojo bertanduk, geramnya terdengar mengerikan.

Delia tak dapat berkutik, tubuh kurusnya gemetar dengan kedua mata yang membelalak tajam ketika hendak berhadapan dengan kedua algojo tersebut.

"Jangan siksa aku lagi, aku mohon!" rintih Delia, gemetar ketakutan saat berhadapan dengan kedua algojo itu. Keduanya hanya tertawa mengejek, menikmati ketakutan yang terpancar dari wajah wanita tersebut. "Hahaha... Tidak ada yang bisa menghentikan kami, rasakan dan nikmatilah!" mereka tertawa sadis.

Delia melirik Vio dengan mata penuh permohonan.

"Vio, tolong aku, Vio!" rintih Delia, tetapi Vio merasa tak berdaya untuk membantunya. "Maafkan aku, Delia," ucap Vio dengan penuh penyesalan karena tak bisa menyelamatkan sahabatnya.

Kedua tangan Delia diseret secara paksa oleh algojo tersebut, membuatnya jatuh dan menderita dengan jeritan pilu. "Aaah..." teriaknya, cambuk api terus menghujam tubuh yang sudah terluka dan tak berdaya, darah pun membanjiri luka-lukanya secara sadis.

"Ampun... Ampun..." rintihnya dalam kepedihan, Vio hanya bisa menutup mata dan menutup telinga, tidak sanggup menyaksikan adegan kekejaman yang sedang terjadi.

Tubuh Delia terhuyung, kedua algojo menyeret kedua kakinya secara kasar dalam posisi tengkurap. Vio tidak lagi melihat sahabatnya itu, kini ia hanya bisa merasakan keputusasaan melanda hatinya.

"Delia..." teriak Vio memanggil, tetapi suaranya tidak bisa mencapai sahabatnya. Semua terasa sia-sia, dan ia merasa tak berdaya menyelamatkan Delia.

Gadis itu harus membayar karma perbuatan kedua orangtuanya yang telah bersekutu dengan bangsa siluman.

"Sudahlah, tidak ada gunanya kamu menangis!" ujar Ayusa, kejengkelan tergambar di wajahnya. "Aku hanya kasihan padanya," kata Vio dengan suara lirih.

"Apa? Kasihan?" tanya Ayusa dengan tatapan remeh.

"Seharusnya kamu mengasihani dirimu sendiri. Kamu juga sudah cukup menderita menjalani kehidupanmu, sudah cukup kamu mengasihani orang lain!" kata Ayusa dengan tegas dan lantang.

Ia mengetahui betapa sulitnya kehidupan Vio, dengan segala gunjingan, olokan, dan hinaan yang dia terima dari orang-orang sekitarnya.

"Sekarang saatnya untuk bangkit dari keterpurukan mu! Jangan biarkan dirimu ditindas. Tunjukkan kepada mereka siapa dirimu saat ini!" bujuk Ayusa dengan kata-kata yang penuh semangat, mencoba membangkitkan semangat dan kepercayaan diri Vio.

Gadis itu mengangguk seraya menyeka sisa air matanya. "Iya, benar apa kata suamiku." Vio bergumam kecil sambil mengangguk.

Ayusa dengan penuh perhatian, memangku tubuh istrinya kembali ala bridal. Bersama-sama, mereka keluar dari tempat yang mengerikan tersebut, memasuki Negri Siluman tingkat 3.

Di sana, suasana lebih baik, ramah, dan dipenuhi kehormatan.

Kini, mereka berada di Istana Tengah Samudra. Nuansa keraton begitu kental, suara gamelan mengalun lembut di telinga.

Ketika mencapai gerbang, Ayusa menurunkan tubuh istrinya, dan keduanya berjalan beriringan menaiki anak tangga yang terbuat dari emas putih berhiaskan permata, menciptakan pemandangan yang begitu cantik dan mewah.

Kehadiran mereka disambut ramah oleh para dayang yang mengenakan pakaian tradisional dengan nuansa hijau merah.

Tempat tersebut didominasi oleh wanita-wanita jelita dengan wajah yang begitu rupawan.

Wanita-wanita itu bertubuh tinggi, ramping, dan proporsional, mereka memiliki mata bulat, hidung runcing, dan bibir merah yang tipis, menghadirkan kecantikan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Saat berada di istana itu, tercium aroma bunga melati yang menenangkan. "Selamat datang, Tuan Ayusa yang terhormat," sapa para dayang cantik secara serempak, tunduk dengan bentuk penghormatan kepada Sang Raja penguasa Kegelapan.

Ayusa melangkah dengan gagah, wajahnya tanpa senyum.

Di depan mereka, tampaklah kursi singgasana, tempat seorang Ratu duduk. Ratu itu, jauh lebih cantik dan anggun dibandingkan para dayang yang mengelilinginya.

"Wahai yang Mulia, dengan siapa kamu kemari?" tanya sang Ratu, yang bernama Ratu Seraphina.

Ia bahkan tertunduk dengan hormat kepada Ayusa, karena tingkatnya jauh di bawah sang Raja Iblis.

"Dia adalah manusia yang sudah menjadi istriku," jawab Ayusa dengan mantap membuat Vio tersenyum tipis mendengar pengakuan tersebut.

"Terimalah hormat kami Tuan Putri," ucap sang Ratu terhadap Vio, dan gadis itu merasa amat mulia dan terhormat. "Salam kenal, Ratu," balas Vio dengan senyuman.

Sang Ratu, meskipun memiliki paras yang cantik, tetapi auranya menampilkan kebengisan dan kekejamannya yang legendaris di kalangan masyarakat.

Pertemuan ini memancarkan aura ketegangan dan hierarki yang kuat di antara manusia dan bangsa siluman, diwarnai dengan saling hormat dan kewaspadaan.

Suasana dalam ruangan terhening sejenak, menyiratkan kehadiran kekuasaan yang tak terbantahkan.

Dengan langkah anggun nan gemulai, sang Ratu beranjak dari singgasananya, ia melangkah mendekati Vio berdiri, sementara para dayang membawa nampan yang berisi mahkota silver yang sangat cantik nan berkilau.

Ratu Seraphina, mengambil mahkota tersebut dari nampan. Vio seakan tahu apa yang akan di lakukan sang Ratu, ia menunduk dan Ratu Seraphina dengan penuh kehormatan memakaikan mahkota itu di atas kepala Vio.

"Terimakasih, Ratu," ucap Vio sambil tersenyum ramah.

"Selamat atas pernikahan kalian." Ratu Seraphina menatap Vio dan Ayusa secara bergiliran dengan tatapan hangat yang terpancar.

Seketika, deburan ombak samudra ikut menyertai, menciptakan suasana yang magis.

Vio, terpesona oleh keanggunan Ratu Seraphina, merasa terkagum-kagum dengan kenyataan bahwa cerita tentang Ratu tersebut ternyata bukanlah sekadar dongeng masyarakat, melainkan kebenaran yang nyata di hadapannya.

***

Sementara itu di alam manusia...

Kegelisahan menyelimuti Bu Alina dan Pak Burhan, kedua orangtua Vio.

Wajah mereka penuh kecemasan karena Vio telah pergi selama hampir satu bulan. Mereka tak henti-hentinya mencari putri mereka yang hilang, bahkan sudah melibatkan warga sekitar, dan melaporkan kepada pihak yang berwajib.

"Kemana anak itu?" pekik Bu Alina, ekspresinya mencerminkan kebingungan dan keheranan di hadapannya mengenai kepergian Vio yang penuh misteri.

Pak Burhan, tak kalah geram, berspekulasi, "Entahlah, mungkin diculik setan!" Rasa frustasinya semakin terlihat jelas karena Vio pergi tanpa memberi kabar.

Bu Alina mengekspresikan kekecewaannya, "Padahal kita sudah berencana untuk menikahkan dia dengan Titus, agar kehidupan kita bisa lebih baik. Titus itu anak juragan beras, lho!"

Pak Burhan menambahkan dengan nada kecewa, "Apa mungkin dia pergi ke kota untuk menjual diri?" Terbayang dalam pikirannya skenario negatif tentang kepergian Vio.

...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

dasar orangtua luknut

2024-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Terdampar di alam lain.
2 Dunia Elyrian
3 Tidak Percaya Tuhan
4 Pulanglah ke Duniamu
5 Sosok tak kasat mata
6 Kenapa Jomblo itu salah?
7 Sekte
8 LUCIFER
9 Iblis Tampan
10 Menikahi Raja Iblis?
11 Bertemu mantan durjana
12 Pengantin Lucifer
13 Malam pertama
14 Ritual Pemujaan
15 Jembatan anyaman tubuh manusia
16 Ratu Penguasa Samudra
17 Tumbal Pabrik
18 Rencana Jordan
19 Memasuki alam manusia
20 Para penghuni hotel
21 Incaran siluman Harimau
22 Tanduk Iblis
23 Penghuni Gudang Pabrik
24 Kerasukan
25 Sakit Hati
26 Susuk pengasihan
27 Jebakan Sintia
28 Godaan Sintia
29 Perselingkuhan
30 Amukan Raja Iblis
31 Hubungan gelap
32 Bucin?
33 Mayat hidup
34 Alien
35 Firasat
36 Kematian
37 Malam mencekam
38 Derita seorang pelakor
39 Obsesi
40 Wanita idaman lain
41 Siapa yang datang semalam?
42 Permainan kotor
43 Sift malam
44 Gangguan gaib
45 Melabrak
46 Tempramental
47 Tertangkap basah
48 Wajah mengerikan
49 Namanya SriKunti
50 Karma
51 Arwah
52 Kuntilanak
53 Setan
54 Terusir
55 ODGJ
56 OKB
57 Panas
58 Tumbal berikutnya
59 Meminjam uang
60 Amukan sosok misterius
61 Gentayangan
62 Obrolan Pagi
63 Wajah rusak
64 Kematian sang dukun
65 Bertemu sahabat lama
66 Pembvnuhan
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 Bau bangkai
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Terdampar di alam lain.
2
Dunia Elyrian
3
Tidak Percaya Tuhan
4
Pulanglah ke Duniamu
5
Sosok tak kasat mata
6
Kenapa Jomblo itu salah?
7
Sekte
8
LUCIFER
9
Iblis Tampan
10
Menikahi Raja Iblis?
11
Bertemu mantan durjana
12
Pengantin Lucifer
13
Malam pertama
14
Ritual Pemujaan
15
Jembatan anyaman tubuh manusia
16
Ratu Penguasa Samudra
17
Tumbal Pabrik
18
Rencana Jordan
19
Memasuki alam manusia
20
Para penghuni hotel
21
Incaran siluman Harimau
22
Tanduk Iblis
23
Penghuni Gudang Pabrik
24
Kerasukan
25
Sakit Hati
26
Susuk pengasihan
27
Jebakan Sintia
28
Godaan Sintia
29
Perselingkuhan
30
Amukan Raja Iblis
31
Hubungan gelap
32
Bucin?
33
Mayat hidup
34
Alien
35
Firasat
36
Kematian
37
Malam mencekam
38
Derita seorang pelakor
39
Obsesi
40
Wanita idaman lain
41
Siapa yang datang semalam?
42
Permainan kotor
43
Sift malam
44
Gangguan gaib
45
Melabrak
46
Tempramental
47
Tertangkap basah
48
Wajah mengerikan
49
Namanya SriKunti
50
Karma
51
Arwah
52
Kuntilanak
53
Setan
54
Terusir
55
ODGJ
56
OKB
57
Panas
58
Tumbal berikutnya
59
Meminjam uang
60
Amukan sosok misterius
61
Gentayangan
62
Obrolan Pagi
63
Wajah rusak
64
Kematian sang dukun
65
Bertemu sahabat lama
66
Pembvnuhan
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
Bau bangkai
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!