Meski terpaksa, Ayusa melangkah dengan gagah untuk menyambut sang pengantin wanita. Iblis tampan itu mengulurkan tangannya, memegang erat lengan Vio, dan keduanya melangkah bersama menuju altar pernikahan.
Suasana khidmat mulai terasa di ruangan itu, sementara Billy berdiri dengan tegap, sesaat ikrar pernikahan pun mulai diucapkan oleh Ayusa.
"Aku adalah Lucifer, sang penguasa kegelapan. Aku mengambil engkau, Vio, sebagai istriku. Kita bersatu untuk saling memiliki dan menjaga, di saat susah ataupun senang, sehat ataupun sakit, sampai takdir memisahkan. Inilah janji setiaku yang tulus," ucap Ayusa dengan mantap, tanpa melibatkan peran Tuhan dalam ucapannya.
Vio, sementara itu, berdiri di altar dengan tatapan tegar. Saat giliran untuk mengucapkan ikrarnya, ia berkata dengan penuh tekad:
"Aku, Vio, bersedia menjadi istri Lucifer, sang penguasa kegelapan. Dalam keadaan susah ataupun senang, sehat ataupun sakit, aku berjanji untuk saling memiliki dan menjaga, hingga takdir memisahkan. Tanpa perlu keterlibatan Tuhan, aku bersumpah dengan tulus."
Di akhir ucapan, Ayusa menyematkan cincin batu sapphire berwarna biru di jari manis Vio, lalu mengecup punggung tangannya, membuat jantung Vio berdebar tak menentu. Saat itu, Vio berlutut di hadapan Billy, sementara Ayusa tidak mengikuti berlutut, ia dengan angkuh masih berdiri gagah dengan tatapan tajam.
"Kamu sudah mengikat jiwamu dengan sang penguasa kegelapan. Sekarang, dirimu bukanlah manusia seutuhnya. Terimalah takdir yang akan mengubah kehidupanmu," ucap Billy dengan nada tegas, menyampaikan seremoni yang penuh makna.
Billy melangkah mendekati Vio dan melanjutkan, "Lakukan tugasmu malam ini. Layanilah Lucifer sebaik-baiknya. Dalam mengikuti takdir ini, kamu akan menemukan kekuatan yang baru dan mungkin, mungkin, pemaknaan yang lebih tinggi dari kehidupan ini. Terimalah dengan tulus."
Vio mengangguk yakin dan mantap dengan pilihannya. "Ya, aku bersedia," ucapnya, terdengarlah tawa menggema dari bibir Billy.
Gadis cantik itu mengerlingkan matanya melihat para tamu yang menyaksikan upacara mereka. Ia merasa heran karena sejak tadi tidak ada sorak tepuk tangan, hanya keheningan yang terasa.
Ketika Vio memandang wajah mereka satu persatu, semuanya serempak mengangkat wajah.
"Astaga!" Ia terperanjat kaget luar biasa melihat wajah para tamu yang pucat, rusak, dan semuanya memiliki lingkaran mata menghitam.
Dari mulut mereka menganga dan mengeluarkan cairan merah kehitaman yang baunya begitu busuk.
"Haaa... Haaa... Hantu... " jeritnya. Kemudian, ia melirik ke arah Billy.
Pria itu kini berubah wujud, wajahnya menjadi setengah tengkorak, dan kulitnya robek memperlihatkan daging yang memerah.
"Ka... Ka... Kalian bukan manusia?" tanya Vio, lutut kakinya melemas, hampir saja terjatuh.
Namun, saat ia melirik Ayusa, seakan mendapatkan kekuatan karena fisik Ayusa tidak menyeramkan seperti mereka.
Ternyata, Billy adalah manusia yang telah mengikat jiwanya dengan Iblis. Ia sebenarnya sudah meninggal karena gantung diri, tetapi Ayusa berhasil menghidupkannya kembali dan menjadikan pengikut setianya untuk menyesatkan umat manusia.
"Hahaha... Kenapa? Kamu takut melihat kami?" tanya Billy dengan suaranya yang serak. Vio hanya bisa menghela napas, titik keringat tampak jelas di keningnya.
"Ayo!" ajak Ayusa, Vio mengangguk, iblis tampan itu menggandeng lengan Vio. Bersama-sama, mereka berjalan melintasi karpet merah yang dihamparkan di sebuah ballroom di ruangan besar bekas hotel tersebut.
Ajaibnya, suasana mencekam berubah menjadi ruangan terang benderang yang tampak begitu ramai, layaknya manusia yang sedang mengadakan pesta besar-besaran. Setiap kali mereka melangkah, seakan-akan semuanya terasa begitu ajaib.
Ruangan tersebut terkoneksi menuju dunia Elyrian. Ayusa membawa Vio ke alamnya dengan melewati tembok yang tembus. Gadis itu hanya merasakan hembusan angin saat melewatinya, dan seketika pemandangan alam yang indah dan suasana terang terpancar sejauh mata memandang. Mereka berdua layaknya seorang Raja dan Ratu.
Masyarakat dunia Elyrian, yang asalnya bengis dan tak ramah terhadap Vio, kini tertunduk dengan hormat. "Selamat datang kembali, Tuan Putri," sapa para iblis berparas rupawan itu. Meskipun begitu, Ayusa tetap menjadi yang terlihat lebih tampan di antara mereka.
Ia merasa amat sangat spesial dengan perlakuan hormat yang mereka tunjukkan. Suasana dunia Elyrian yang sebelumnya keras dan dingin, kini berubah menjadi penuh kelembutan ketika melihat kehadiran Vio yang dipandang sebagai seorang putri yang memiliki tahta.
Ayusa terus menggandeng lengan istrinya, menyusuri lorong istana yang tampak memukau dan futuristik.
Rion, anak buah Ayusa yang semula bengis, kini tunduk terhadap Vio.
Ia dengan hormat membukakan pintu kamar untuk Ayusa dan Vio. Terpampanglah sebuah ruangan yang megah nan mewah, lengkap dengan alat-alat canggih yang tak pernah Vio lihat di dunia manusia.
Terdapat layar 4D yang bisa dimatikan dan diakses kapanpun untuk melihat informasi dunia gaib atau dunia manusia.
Semuanya tersedia dengan lengkap, layaknya televisi menampilkan berbagai macam kegiatan para hantu, siluman, atau manusia yang ingin Vio lihat.
Saat itu, layar sedang menampilkan beberapa manusia yang tengah mengadakan ritual pemujaan untuk mendapatkan harta kekayaan dengan cara sesat kepada siluman kera. Bangsa siluman, derajatnya jauh di bawah Ayusa, terpantau dalam keadaan yang kurang dihormati di dunia gaib.
Vio memandangi dengan heran dan rasa ingin tahu yang tak terbendung, meresapi kehidupan baru yang kini menjadi bagian dari takdirnya. Suasana kamar tersebut penuh dengan nuansa magis yang tak bisa di ungkap dengan kata-kata, menghadirkan pengalaman yang sungguh luar biasa bagi Vio dalam dunianya yang baru.
Pandangan Vio terlihat fokus pada saat itu, Ayusa langsung mematikan layar tersebut, membuatnya berdecak marah.
"Kenapa kamu matikan?" tanya gadis cantik itu, Ayusa menghela napas kasar sebelum menjawab.
"Kamu harus menjalankan tugasmu!" pinta Ayusa. Vio kini memandangi sang Iblis dengan penuh rayu.
"Ya, aku tahu tugasku, sayang," kata Vio sambil mengembangkan senyuman lebar. Ia mendekati tubuh suami tampannya itu, membuat sang Iblis mendengus karena sentuhan Vio terlalu agresif dan terburu-buru.
"Jangan seperti ini!" bentak Ayusa ketika Vio memeluk tubuhnya erat, membuat sang iblis tak dapat bergerak.
"Ayo buka bajumu!" pinta Vio. Ayusa langsung memutar kedua matanya jengah di hadapan manusia yang sudah resmi menjadi istrinya tersebut.
"Hmm... Apa yang akan di perbuat manusia tengil ini terhadapku?" Ayusa bingung membayangkan hal yang tak pernah terpikir sebelumnya.
"tapi, kalau aku tidak melakukannya malam ini, bagaimana mungkin aku bisa menunjukkan eksistensiku di alam manusia, ah.. Ini benar-benar sangat menyebalkan!" batin Ayusa. Vio terus berupaya menggoda suaminya tersebut dengan berbagai upaya.
"Kenapa wajahmu tegang seperti itu, hem?" tanya Vio ketika menatap ketidaknyamanan di wajah sang Iblis.
"Aduh, aku harus mengatakan apa padanya? tatapannya sanga aneh!" gumam Ayusa, ia berbalik memunggungi Vio yang masih berupaya terus merayunya.
"Ah, hilang sudah harga diriku!" sambungnya, masih tampak kebingungan. Dengan cepat, gadis itu langsung memeluk tubuh sang iblis dari belakang.
"Ayusa, ini kan malam pertama kita, kenapa kamu mendiamkan aku seperti ini, hah?" tanya Vio, Ayusa masih bergeming sambil menggigit bibir bawahnya karena gugup.
"Lalu, untuk apa kamu menikahiku? Kamu hanya ingin menjadikanku pajangan? Hmm... Kamu tega!" lanjutnya dengan nada guyon.
"Ah, sial, benar-benar sial, kenapa manusia ini sangat agresif?" batin Ayusa, sedari tadi ia berbicara dengan dirinya sendiri.
Iblis tampan itu kembali berbalik menghadap Vio. "Jadi, apa yang akan kita lakukan?" Ia malah balik bertanya, membuat Vio terkekeh.
"Apa perlu aku mengajarimu?" tanya Vio, Ayusa mencebik bibir seksinya yang berwarna merah muda alami itu, membuat Vio ingin meraup bibir tersebut.
Vio dengan agresif mendorong tubuh Ayusa ke atas permukaan tempat tidur, seperti yang ia lakukan tempo hari. "Tunggu! Aku belum siap!" cegah Ayusa, Vio tertawa melihat tingkah polos sang iblis.
Tak lama setelah itu, Vio mendaratkan kecupan manis di bibirnya, menghirup aroma harum dan segar dari mulut Ayusa. Rasanya sungguh nyaman, hingga gadis itu betah bermain-main dengan mulut sang iblis yang begitu mempesona.
Seakan tak memberikan Ayusa sedikit jeda, Vio terus memperdalam ciumannya, dan mengisap liurnya yang manis berbeda ketika ia melakukannya dengan manusia. Sementara kedua tangannya sibuk membuka seluruh anak kancing pakaian Ayusa.
Vio membalikan posisi, kini Ayusa berada di atasnya, sementara bibir mereka masih menaut. Iblis tampan itu semakin lama semakin menikmatinya, ia merasakan kenyamanan saat kulitnya bersentuhan dengan manusia cantik yang tengah berbaring di bawah tubuhnya.
Tanpa komando, Ayusa melepas kemeja putih yang ia kenakan, memperlihatkan otot-otot kekar di tubuhnya yang begitu menantang, dan membuat Vio terus berdecak kagum.
Setiap gerakan, sentuhan, dan tatapan mereka menambah suasana yang sarat dengan gairah, memperdalam ikatan antara manusia dan iblis di malam pertama mereka yang tak terlupakan.
Telapak tangan mereka saling bertemu dan meremas lembut, seluruh tubuh keduanya saling bergesekan, merasakan kehangatan satu sama lain.
"Lakukanlah dengan lembut, suamiku," bisik Vio, ketika Ayusa memposisikan tubuhnya dan siap mengantar Vio untuk terbang mencapai surga.
Ayusa, yang ketagihan dengan sentuhan mulut Vio, dengan inisiatif mengecup dan memainkan lidahnya secara agresif. Setiap gerakan lidahnya memberikan sensasi yang membangkitkan gairah di antara kedua mahkluk berbeda alam itu.
Keduanya terlibat dalam permainan yang intens, seolah membangun keharmonisan dalam sentuhan dan rasa yang mereka bagikan di malam yang penuh dengan gairah dan keinginan.
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments