Sekte

Entah mengapa, lontaran kalimat merendahkan dari mulut mereka membuat nyali Vio menciut, seakan semua beban berkumpul di benaknya, menjadi suatu ancaman dalam diri yang tak mampu lagi ia kuasai.

"Ya Tuhan," batin Vio, ucapan mereka bak genderang perang yang menusuk relung hatinya.

Tiba-tiba, seorang anak laki-laki sekitar usia 5 tahun, yang merupakan anak dari salah satu teman Vio, menghampiri dan menyodorkan selembar tisu untuknya. "Tante cantik, jangan sedih lagi, ya," ujarnya dengan kepolosan.

Vio mendongak ke bawah, menatap sosok bocah laki-laki tersebut dengan senyuman, lalu menerima tisu pemberian darinya untuk menyeka air yang jatuh.

Ia berpikir, masih ada yang peduli padanya.

"Terimakasih, dek," ucap Vio kepada anak yang bernama Vino itu.

"Vino," seru Yeslin kepada putra pertamanya, Vino langsung menghampiri sang Ibu dengan ceria.

"Ya, Mama," sahutnya.

Yeslin seperti berbisik sesuatu padanya, dan entah apa itu, tetapi Vino masih memandangi Vio dengan senyuman hangat.

Yeslin sendiri adalah seorang janda, meski ia tak mengungkapkannya. Entah mengapa, Vio saat ini memiliki kemampuan khusus bisa melihat latar belakang kehidupan teman lamanya tersebut.

"Yeslin, kemana suamimu?" tanya Wini yang penasaran.

"Ehm... Dia sedang berada di USA, karena urusan bisnis," ucapnya berbohong. Ia hanya tidak ingin dipandang sebelah mata oleh status kawan-kawan lainnya, yang kebanyakan pamer kebahagiaan dan kekayaan.

Mereka seolah sedang membuat drama, saling membohongi satu sama lain, dan ingin menjadi yang terunggul.

Tiga jam telah berlalu, acara pun selesai, semua orang silih berganti berjabatan tangan dan saling memeluk satu sama lain.

Beberapa dari mereka mengucapkan doa dengan tulus, berharap Vio segera menemukan pendamping yang cocok, namun tak sedikit pula yang terus memojokkannya.

"Cepat kawin, nanti kulitmu keburu kisut!" cibir Tia, begitu juga dengan Diana, mereka tertawa mengejek.

Setelah acara reuni berakhir, Vio merasa bingung.

Ia malas untuk pulang lebih awal karena sudah pasti kepulangannya akan mendapat lontaran kalimat mutiara dari sang Ibu yang semakin melemahkan mentalnya.

Vio berjalan menyusuri hiruk pikuk jalanan perkotaan yang ramai, tetapi mengapa di tengah keramaian ia selalu merasa sepi dan terasing seorang diri.

"Ya Tuhan, aku benar-benar sudah tidak sanggup lagi," isak Vio dalam hatinya.

Ia seakan tak bisa menahan derai air matanya yang mengalir bebas di kedua pipinya.

Meski memiliki ciri khas tomboy, hatinya mudah patah dan rapuh. Mungkin ini titik di mana ia sudah menyerah, dan ingin kabur dari raganya.

Vio menengadahkan pandangan, memandang bangunan tua yang menjulang tinggi dengan warna putih yang kian pudar di sisi kanannya. Melangkah seorang diri di antara rerumputan dan tanaman liar yang memagari sekelilingnya. Tanpa merasa takut, ia terus menerobos masuk ke dalam kawasan tersebut.

Vio melangkah dengan hati-hati melalui rerumputan yang tinggi, mengelilingi bangunan tua yang berdiri megah di depannya.

Tembok putihnya yang keropos menyiratkan usia yang telah lama. Tanpa ragu, ia menjelajah ke dalam gedung tersebut.

Udara lembab dan kegelapan mulai menyelimuti Vio begitu ia masuk ke dalam. Dinding di sekitarnya dihiasi oleh coretan tak beraturan hasil karya anak-anak jalanan, menambah suasana yang semakin suram.

Ia membaca tulisan-tulisan aneh dan nama-nama yang terukir dengan pilox di dinding.

Di salah satu sudut, Vio menemui sebuah pintu yang gemeretak saat dibukanya.

Di bawah lantai bersemen, ia melihat tanda bintang terbalik dan bekas lilin menetes. Kedua matanya membelalak saat melihat sesuatu yang terbungkus kain hitam.

"Tempat apa ini?" batin Vio, dan dengan hati-hati, ia membuka kain hitam tersebut. Terkuaklah sebuah patung iblis dengan tanduk dan jubah hitam yang mencuatkan suasana misterius.

Kedua mata patung itu menyala, menambah kesan supernatural yang menguar di tempat tersebut.

Tak hanya itu, Vio menemukan buku-buku dan kertas berserakan di atas meja. Ia meraih buku bercover 666 dan membuka halaman-halaman di dalamnya.

Mata Vio terbelalak kaget saat menemukan mantra-mantra dan ritual-ritual sesat yang tergambar di lembaran-lembaran buku itu.

Suasana mencekam semakin terasa, mengisyaratkan keberadaan kekuatan gelap yang tak terdefinisikan dengan jelas.

Vio dengan hati-hati menyusuri meja yang berantakan, menata buku-buku yang berserakan dengan penuh perhatian. Tangan ringannya menyentuh setiap halaman yang kusut, mencoba memberikan kerapihan kembali pada ruangan itu.

Namun, pandangannya terpaku pada meja lain yang penuh dengan gelas dan piring bekas pakai. Sorotan lampu flash ponselnya menyoroti gelas-gelas dengan noda darah yang mengering, dan saat itulah ketidaknyamanan merayap di benaknya.

Vio mendekat dan memperhatikan dengan seksama. Noda darah yang mengering tidak hanya ada di gelas-gelas itu, tetapi juga menodai permukaan piring-piring. Keterkejutannya mencapai puncak saat ia menemukan gerombolan binatang kecil yang menggeliat di atas piring-piring tersebut.

Menggunakan lampu flash, ia membongkar detail yang lebih mengerikan.

Binatang-binatang kecil berwarna putih dan coklat itu tampak lapar, terus bergerak dan menggeliat, tampilannya membuat Vio bergidik jijik.

Rasa mual menyergapnya, dan Vio tak bisa menahan keinginan untuk memuntahkan isi perutnya.

Dalam usahanya meredakan ketidaknyamanan, Vio mencari minyak aroma therapy dari dalam tas. Aroma harum yang dilepaskan oleh minyak tersebut memberikan sedikit kenyamanan di tengah bau amis, kemenyan, dan dupa yang terpadu dengan aneh di ruangan itu.

Vio merinding ketika derap langkah kaki dan suara obrolan dari kejauhan.

Suara tawa pria bergema, mengiringi langkah mereka yang semakin dekat. Dengan mata membulat dan tubuh berkeringat, Vio panik, mendengar pertanda kedatangan mereka.

Dengan jantung yang berdegup kencang, Vio bersembunyi di bawah meja yang di taplaki oleh kain hitam menjuntai kebawah. Berjongkok dengan hati-hati, napasnya terengah-engah, berharap agar tak seorang pun dari mereka menemukannya.

Pintu ruangan terbuka, dan ruangan yang tadinya hening kini dipenuhi oleh riuh sesak obrolan yang tidak bisa dipahami oleh Vio.

Melalui celah kain yang bolong, ia menyaksikan kehadiran kelompok itu, didominasi oleh laki-laki dengan hanya dua wanita di antara mereka.

Mereka mengenakan jubah hitam, dan usia mereka berkisar antara 20-an hingga 35 tahun.

Seorang pria memimpin kelompok itu, memegang buku dan kertas di tangan. Dengan suara lantang, ia berseru, "Wahai Lucifer sang penguasa kegelapan, terimalah persembahan kami!" Vio, mendengar kata 'Lucifer', sadar bahwa mereka tengah mengadakan ritual aliran sesat atau sekte.

Vio terdiam tak bergerak, tak berani mengeluarkan suara ketika mereka mulai melafalkan mantra-mantra dengan bahasa yang asing baginya. Ia terdiam, tanpa mengetahui arti dari kata-kata yang diucapkan oleh kelompok tersebut.

Semua anggota kelompok itu menunduk, komat kamit dengan mulut mereka, dan Vio merasa terpaku pada pemandangan itu. Mantra selesai diucapkan, mereka serentak membuka pakaian satu sama lain, termasuk kedua wanita di antara pria-pria.

Bibir Vio terkatup rapat, matanya terus mengawasi melalui celah kain bolong. Kedua wanita itu diletakkan di atas meja dalam keadaan tanpa busana.

"Astaga," gumam Vio, perasaannya campur aduk saat melihat adegan syur itu. Ia merasa mual dan terpukul melihat aktivitas menjijikkan yang dilakukan oleh kelompok sekte sesat itu secara bergiliran.

"Ahhh... aaah... " lenguh kedua wanita itu ketika tengah di gagahi oleh pria-pria dari kelompok tersebut.

Permainan yang mereka lakukan begitu kasar, di tengah penerangan yang samar.

Lilin-lilin di nyalakan di bawah lantai menyesuaikan bentuk bintang terbalik, cahaya lilin itulah yang menjadi sumber penerangan di ruangan tersebut.

Satu orang dari mereka datang terlambat, entah sengaja atau tidak.

Ia datang membawa seorang wanita lain yang perutnya terlihat membuncit, seperti sedang hamil tua.

Tak ada raut ketakutan di wajah para wanita itu.

Wanita hamil itu membuka busananya, lalu terlentang di bawah lantai, membuat Vio kembali menggeleng.

Proses apa yang akan mereka perbuat pada perempuan hamil itu?

Ia melihat ketua mereka mendekat, dan mengelus perut wanita tersebut, elusan itu semakin lama semakin kasar, sampai terdengar suara erangan kesakitan yang menggema di sekitar ruangan.

...

Bersambung...

Episodes
1 Terdampar di alam lain.
2 Dunia Elyrian
3 Tidak Percaya Tuhan
4 Pulanglah ke Duniamu
5 Sosok tak kasat mata
6 Kenapa Jomblo itu salah?
7 Sekte
8 LUCIFER
9 Iblis Tampan
10 Menikahi Raja Iblis?
11 Bertemu mantan durjana
12 Pengantin Lucifer
13 Malam pertama
14 Ritual Pemujaan
15 Jembatan anyaman tubuh manusia
16 Ratu Penguasa Samudra
17 Tumbal Pabrik
18 Rencana Jordan
19 Memasuki alam manusia
20 Para penghuni hotel
21 Incaran siluman Harimau
22 Tanduk Iblis
23 Penghuni Gudang Pabrik
24 Kerasukan
25 Sakit Hati
26 Susuk pengasihan
27 Jebakan Sintia
28 Godaan Sintia
29 Perselingkuhan
30 Amukan Raja Iblis
31 Hubungan gelap
32 Bucin?
33 Mayat hidup
34 Alien
35 Firasat
36 Kematian
37 Malam mencekam
38 Derita seorang pelakor
39 Obsesi
40 Wanita idaman lain
41 Siapa yang datang semalam?
42 Permainan kotor
43 Sift malam
44 Gangguan gaib
45 Melabrak
46 Tempramental
47 Tertangkap basah
48 Wajah mengerikan
49 Namanya SriKunti
50 Karma
51 Arwah
52 Kuntilanak
53 Setan
54 Terusir
55 ODGJ
56 OKB
57 Panas
58 Tumbal berikutnya
59 Meminjam uang
60 Amukan sosok misterius
61 Gentayangan
62 Obrolan Pagi
63 Wajah rusak
64 Kematian sang dukun
65 Bertemu sahabat lama
66 Pembvnuhan
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 Bau bangkai
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Terdampar di alam lain.
2
Dunia Elyrian
3
Tidak Percaya Tuhan
4
Pulanglah ke Duniamu
5
Sosok tak kasat mata
6
Kenapa Jomblo itu salah?
7
Sekte
8
LUCIFER
9
Iblis Tampan
10
Menikahi Raja Iblis?
11
Bertemu mantan durjana
12
Pengantin Lucifer
13
Malam pertama
14
Ritual Pemujaan
15
Jembatan anyaman tubuh manusia
16
Ratu Penguasa Samudra
17
Tumbal Pabrik
18
Rencana Jordan
19
Memasuki alam manusia
20
Para penghuni hotel
21
Incaran siluman Harimau
22
Tanduk Iblis
23
Penghuni Gudang Pabrik
24
Kerasukan
25
Sakit Hati
26
Susuk pengasihan
27
Jebakan Sintia
28
Godaan Sintia
29
Perselingkuhan
30
Amukan Raja Iblis
31
Hubungan gelap
32
Bucin?
33
Mayat hidup
34
Alien
35
Firasat
36
Kematian
37
Malam mencekam
38
Derita seorang pelakor
39
Obsesi
40
Wanita idaman lain
41
Siapa yang datang semalam?
42
Permainan kotor
43
Sift malam
44
Gangguan gaib
45
Melabrak
46
Tempramental
47
Tertangkap basah
48
Wajah mengerikan
49
Namanya SriKunti
50
Karma
51
Arwah
52
Kuntilanak
53
Setan
54
Terusir
55
ODGJ
56
OKB
57
Panas
58
Tumbal berikutnya
59
Meminjam uang
60
Amukan sosok misterius
61
Gentayangan
62
Obrolan Pagi
63
Wajah rusak
64
Kematian sang dukun
65
Bertemu sahabat lama
66
Pembvnuhan
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
Bau bangkai
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!