Visual untuk pemanis.
Jordan memandu Sandy menyusuri lereng gunung, menuju sebuah pendopo di mana Mbah Purnomo sudah menantikan kehadiran mereka.
Mbah Purnomo memiliki ciri khas, ia selaku mengenakan pakaian serba hitam, rambut memanjang yang telah memutih karena termakan usia.
"Selamat datang," sambutnya dengan suara serak yang menggelegar, wajahnya terlihat tegas, karena ia sangat di segani oleh masyarakat setempat.
Jordan dan Sandy menunduk hormat sebelum memasuki ruang pribadi sang guru kunci tersebut.
"Mari, silakan masuk," lanjut Mbah Purnomo, memberi izin pada kedua pria itu.
Jordan berbisik sesuatu pada Mbah Purnomo, yang membuat lelaki tua itu mengangguk sembari mengusap jambang panjangnya. Fokusnya kemudian beralih ke Sandy, yang masih terlihat bingung, duduk bersila.
Lelaki berusia 37 tahun itu mengerlingkan matanya, melihat berbagai patung hewan di setiap penjuru ruangan Mbah Purnomo. Ada patung macan, kera, ular, kura-kura, dan beberapa hewan lainnya. Tanpa curiga, Sandy menganggap Mbah Purnomo suka mengoleksi patung hewan.
Aroma kembang, kemenyan, dan hio menyelimuti ruangan.
"Pak, kita mau ngapain?" bisik Sandy kepada Jordan. Lelaki bertubuh tambun itu balas membisiki, "Sudah, kamu diam saja. Ini untuk kebaikan kita semua, dan kamu pasti ingin hidup lebih hoki, kan?"
Sandy hanya mengangguk tanpa banyak bertanya.
"Ya sudah, kamu diam, tinggal duduk manis saja, jangan banyak bertanya lagi, nanti gagal!" lanjut Jordan, membuat Sandy menghela napas kasar dalam-dalam, menuruti ritual aneh ini.
Mulut Purnomo komat-kamit membacakan mantra, lalu ia menyemburkan air dari dalam mulutnya ke arah Sandy.
Lelaki itu seketika memejamkan mata, mengusap wajahnya yang kebasahan karena air semburan tadi.
Sang guru kunci kemudian menyodorkan segelas kopi hitam pahit yang sudah dicampur kembang melati kepada Sandy. "Minumlah!" perintahnya, dan Sandy hanya menuruti, meneguk hingga habis. Jordan menyaksikan sambil melempar senyum sinis, karena Sandy telah terjebak dalam perangkapnya.
Setelah niat mereka selesai, Jordan berpamitan sambil menyerahkan sejumlah uang dalam amplop coklat kepada Mbah Purnomo. "terimalah, Mbah."
"Semoga semuanya berjalan lancar," ujar lelaki berpakaian serba hitam itu kepada Jordan.
"Terima kasih, Mbah," balas Jordan, lalu ia dan Sandy meninggalkan tempat tersebut. Sebelum pulang, keduanya memasuki klenteng yang berada di lokasi itu untuk melakukan ciamsi.
***
Sementara itu, Ayusa bisa memasuki dunia manusia. Kini, ia mampu menyamar sebagai manusia sepenuhnya.
Berpakaian formal dan mengendarai kendaraan futuristik dari dunianya, Iblis tampan itu siap menjelajah dunia dan merebut kembali haknya yang dirampas oleh Alex.
Ayusa memiliki applikasi yang sangat terkenal mendunia yang ia beri nama ElysianConnect.
Namun, naas, karena keberadaanya tak dapat di lihat manusia, maka seseorang yang memiliki initial nama yang sama mengambil alih, bahkan mengakui sebagai pencipta applikasi canggih tersebut.
Karena klaimnya itu, Alex mendapat gelontoran dana keuntungan dari hasil pendapatan semua orang yang mengakses applikasi itu, ia menjadi kaya raya, membuat Ayusa geram padanya.
Ayusa mengendarai mobilnya dengan gagah, bahkan setiap orang yang melihat mobilnya tampak terkesan dan terkagum-kagum.
Pasalnya, di dunia manusia belum ada mobil secanggih yang di gunakan oleh Ayusa.
"Wow, keren, pasti harga mobil itu sangat mahal," puji seorang wanita muda nan cantik yang sedang mengemudi.
"Wah, benar-benar kendaraan canggih," cicit seorang pria memberikan komentar pujian yang juga sama-sama seorang pengendara.
Ayusa melihat wajah-wajah penuh ke kaguman pada kendaraanya, ia tersenyum miring seakan memang bangsanya lah yang lebih maju dan unggul di bandingkan manusia.
Tiba-tiba, samar suara seseorang memanggil tanpa wujud.
"Tuan, tidakkah Anda sadar, Anda belum menghilangkan tanduk di kepala Anda. Kalau manusia melihatnya mereka pasti curiga," kata Rion berupaya memberitahunya.
Ayusa terperanjat, ia menatap wajahnya di depan spion, kedua matanya langsung terbuka lebar.
"Astaga, kenapa tanduknya tidak hilang?" gumam Ayusa heran dengan kedua tanduk merahnya yang masih menempel kokoh di atas kepala.
Di panggung besar yang ramai, Alex memandang dengan bangga pada layar besar yang menampilkan spesifikasi ElyrianConnect.
Sinar sorotan memancar ke arahnya ketika ia mengumumkan keuntungan dan inovasi aplikasi tersebut kepada audiens yang terpesona. Seorang jurnalis menyuarakan kagumnya, "Anda benar-benar hebat dan jenius, Tuan Alex."
Saat sorotan terfokus pada Alex, Ayusa tiba-tiba keluar dari mobil canggihnya. Dengan langkah pasti, ia menginjakkan kakinya di atas karpet merah.
Kegagahan dan wibawanya menarik perhatian semua orang di sekitarnya, terutama kaum wanita. Sorak sorai pujian pun terdengar.
"Wow, siapa itu?"
"Ganteng banget,"
"Wih, keren... "
Namun, sorak sorai itu tiba-tiba terhenti ketika pandangan orang-orang tertuju pada tanduk yang bertengger di atas kepala Ayusa. Gelak tawa terdengar di sekitar.
"Hahaha... Kenapa Anda mengenakan bandana itu?" tanya Siska, salah seorang audience, dengan heran.
Ayusa terlihat kikuk sambil mencoba menjawab.
"Oh ini?" kata Iblis tampan itu sambil menunjuk ke tanduk di kepalanya. "Ini sedang tren," ujarnya. Siska bersusah payah menahan tawa.
Sementara itu, Alex masih berusaha membanggakan diri di hadapan orang-orang.
Ayusa tidak lagi berdiam diri. Dengan cepat, ia mengambil alih perhatian.
"Siapa Anda?" tanya Alex geram dengan kehadiran seseorang yang asing karena berani muncul di hadapannya, dengan cepat Ayusa menghilangkan pita suara Alex, hingga pria bertubuh gemuk itu tak bisa berkata-kata lagi.
"Perkenalkan nama saya Ayusa Elyrian, saya adalah pendiri dan pencipta ElyrianConnect yang sesungguhnya, dan pria yang sedang berdiri di sebelah saya, dia hanya mengaku-ngaku saja," papar Ayusa mencoba meyakinkan orang-orang dan membongkar kebusukan Alex, membuat reaksi yang berbeda-beda diantara mereka.
Seiring dengan gestur tangannya, tiba-tiba terpampang di layar besar sebuah tampilan yang menunjukkan konsep awal ElyrianConnect.
"Nah, ini contoh awal saya menciptakan aplikasi tersebut," jelas Ayusa, menyajikan bukti langsung di depan mata audiens.
Suara histeris dan sorak sorai meriah memenuhi panggung.
Alex, dalam usaha terakhirnya, berteriak sekuat tenaga, namun suaranya tidak lagi dapat terdengar.
Ia terengah-engah, tercekat dalam usahanya menarik perhatian.
Sementara itu, penggemar Ayusa semakin bersorak, memberikan tepuk tangan dan dukungan lantang.
Dalam momen itu, Ayusa meraih kepercayaan penuh dari masyarakat, meski identitas dan asal usulnya masih samar dan menjadi misteri.
Berita tentang peristiwa ini cepat menyebar, menjadi viral dalam hitungan detik.
Tidak hanya mendapat pengakuan sebagai CEO ElyrianConnect, Ayusa juga menjadi bahan kagum banyak wanita dan para gadis remaja.
Mereka memberikan komentar penuh kagum tentang tanduk di atas kepala Ayusa.
Namun, pada pandangan mereka, itu bukanlah sesuatu yang aneh; sebaliknya, dianggap sebagai keunikan yang menarik. Banyak yang bahkan mencoba meniru gaya Ayusa, dan sebagian besar memilih memparodikannya dengan menjual bandana tanduk merah agar terlihat seperti Ayusa.
Alex di tahan oleh pihak yang berwajib atas tuduhan penipuan, kini Ayusa menempati kursi singgasana sebagai seorang CEO. "Akhirnya, aku mendapatkan hak ku kembali, hahaha... " Ayusa tertawa puas sambil duduk dengan posisi tumpang kaki di atas kursi kebesarannya.
***
Sementara itu Vio merasa suntuk berada di ruangan mewah istana Elyrian.
"Aku ingin ke dunia manusia," gumam gadis tersebut yang begitu merindukan alam kasarnya yakni dunia manusia.
Ia melangkah keluar dari kamarnya, menuju tembok dimensi portal yang terhubung menuju ke hotel angker itu.
Vio bisa melaluinya tampa hambatan, kini tubuhnya sudah berada di ruangan hotel yan gelap, sunyi, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana.
Ia merasakan semilir angin dalam sepi. Namun, kehadirannya seperti mendapat sorotan misterius dari beberapa entitas penghuni hotel angker tersebut.
Suara isakan, tawa saling bersahutan menambah aura mistis di sekitarnya.
Vio, tak berani menoleh ke belakang, karena ia tahu ada sosok yang mengikutinya sejak ia berada disana, dari aromanya tercium bau daging yang terbakar.
"Pasti sosok itu sangat buruk dan menyeramkan," batin Vio dengan tubuh yang gemetar hebat.
"Tolong... Tolong..." isakan terdengar sayup di belakang Vio, memotong keheningan yang menggelayuti ruangan. Gadis itu merasa denyutan jantungnya mempercepat, namun dia berusaha meneguk saliva dalam-dalam, berusaha mempertahankan wibawa dan ketenangannya.
"Astaga," batin Vio, merasakan atmosfer tempat itu semakin sesak dan pengap. Entitas-entitas misterius berkumpul, menciptakan aura kegelapan yang semakin melingkupi mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Aditya HP/bunda lia
si vio ngeyel yah disuruh diem dulu juga jadi gemes aku
2024-01-28
0