Aku Tahu Yang Sebenarnya
“Bagaimana Tom apa yang terjadi sebenarnya. Apa Dirga sudah sembuh atau dia tidur dengan Rosalin, di homestay. Katakan aku siap menerima semuanya,” ujar Nyonya Rani yang sejak tadi menunggu kedatangan Tommy.
“Nyonya, berikan saya waktu satu hari untuk memastikan semuanya. Aku tidak ingin memberikan informasi yang tidak valid, dan nantinya membuat Tuan Dirga bisa semuanya sendiri,” jawab Tommy. Ia tetap berdiri, sementara Nyonya Rani duduk dengan ekspresi kesal yang mendominasi wajahnya.
“Bisa enggak Ma, kita beri kebebasan ke Dirga dan biarkan dia memilih calon istrinya sendiri. Kita juga tidak usah ikut campur kapan dia akan menikah. Papa lelah melihat mama dan Dirga selalu saja ribut mengenai calon istri Dirga, pernikahan Dirga, sementara Dirga selalu menolak,” ujar Pak Seno menanggapi. Ia baru saja keluar dari ruang kerjanya.
“Tommy segera cari tahu siapa gadis yang tidur dengan Dirga di Homestay!” titah Nyonya Rani!
“Siap Nyonya!” jawabnya.
Tommy bergegas keluar dari kediaman keluarga Abraham. Dia sendiri sudah merasa lelah tapi untuk tidur dan istirahat sepertinya belum bisa. Dirga, bosnya itu selalu memberikan pekerjaan lebih dan lebih.
Entah memang sengaja mengganti nomor teleponnya atau memang tidak ingin menerima telepon. Nomor Iwan sudah tidak aktif sejak tadi. Beberapa pesan yang ia kirim masih cek lis satu. Pun begitu dengan panggilan teleponnya, tidak terhubung.
**
Pagi harinya.
Setelah semalam merasa butuh karena tidak bisa menemukan Irwan hari ini Tommy masih akan melanjutkan pencarian. Bukan hanya itu Ia juga sudah menyuruh orang untuk memeriksa CCTV di dekat homestay.
“Kamu mencariku?” sapa Iwan yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu apartemennya.
“Kamu ke mana saja?” tanya Tommy.
“Ada tugas dari Tuan Dirga,” jawab pria itu.
“Ikuti aku!” titah Tommy bergerak menuju lift.
Iwan hanya menurut. Mereka masuk ke dalam lift dan alat transportasi dalam gedung itu mengantar mereka ke lantai dasar.
“Apa yang terjadi kemarin?” tanya Tommy seolah Iwan mengetahui semuanya.
Iwan tidak segera menjawab. Ia menoleh ke arah Tommy yang duduk di belakang kemudi, sementara ia duduk di sampingnya.
“Tuan Dirga memintaku menculik gadis itu. Dan mereka bermalam di Homestay,” sahut Iwan.
“Lalu apa yang terjadi selanjutnya?” selidik pria itu.
“Kemungkinan buruk yang paling ditakutkan terjadi. Tuan Dirga sudah tidur dengan gadis itu,” jawab Iwan.
Tommy memejamkan mata. Dia tidak yakin pagi ini, akan pergi bekerja. Satu-satunya orang yang ingin ia temui adalah Nyonya Rani.
Dirga menelepon terlebih dahulu sebelum melajukan mobilnya ke kediaman keluarga Abraham.
“Halo,” sapa Nyonya Rani dari seberang telepon.
“Halo Nyonya saya sudah tahu semuanya, saya tahu gadis yang tidur dengan Tuan Dirga di Homestay!” seru Tommy bersemangat.
“Jadi siapa yang tidur dengan Dirga di homestay. Apakah Rosalin?” tebaknya disertai perasaan waswas.
“Bukan Nyonya, gadis itu bukan Rosalin, Tuan Dirga tidur dengan seorang gadis yang bernama Tiara. Gadis itu bertemu pertama kali dengan Tuan Dirga saat di kereta,” sahutnya.
“Segera kesini dan bawa aku ke rumah gadis itu!” perintah Nyonya Rani tidak sabar.
“Siap Nyonya!”
Tommy mengakhiri panggilan telepon. Lantas ia segera menyalakan mesin mobil dan melajukan kendaraan roda empatnya menuju ke kediaman keluarga Abraham.
**
“Siapa gadis bernama Tiara itu?” tanya Nyonya Rani di kursi belakang. Wanita berusia sekitar 50-an yang mengenakan dress warna coklat muda dan riasan tipis. Tampak modis dan berkelas.
Tommy dan Iwan saling berpandangan. Dengan isyarat mata Iwan meminta agar Tommy yang menjawab.
“Tiara adalah gadis yang tidak sengaja bertemu dengan Tuhan Dirga di kereta hanya. 3 mengklaim bahwa gadis itu mampu membuatnya bergairah dia mengatakan sudah sembuh. Dan malam itu di Homestay, Tuan Dirga sepertinya sudah memaksa Gadis itu untuk melayaninya. Bukankah begitu Iwan kamu yang mengetahui kejadian malam itu,” sahut Tommy seraya memejamkan mata. Ada penasaran dan ada rasa takut, menunggu respons dari Nyonya besar.
“Benar kata Tommy Nyonya, Tuan Dirga menyuruhku untuk menculik gadis itu. Dan malam itu Tuan Dirga sudah meniduri gadis itu,” jawab Iwan.
“Aku ingin bertemu dengan gadis itu. Bawa aku ke rumahnya sekarang,” titah Nyonya Rani mencoba untuk tenang.
“Siap Nyonya!”
Sepanjang perjalanan tidak terjadi perbincangan apapun. Menjalankan mobil dengan kecepatan sedang dia juga mengabaikan panggilan telepon dari Dirga. Pun begitu dengan Nyonya Rani yang mengetahui jika Dirga menelepon Tommy iya mengisyaratkan agar tidak menerima telepon.
Tibalah mereka di rumah sederhana, dimana Tiara dan keluarganya tinggal.
Ketiga orang itu turun dari mobil. Tommy berjalan memimpin sementara Nyonya Rani dan juga Iwan berjalan di belakangnya.
Tommy mengetuk pintu dengan pelan.
Tak berapa lama seorang wanita membuka pintu disertai ekspresi penuh tanya menatap satu persatu para tamunya.
"Apa benar ini rumahnya Tiara Andita?" tanya Tommy.
"Benar ini rumahnya Tiara. Bapak dan Ibu sekalian siapa ya?" Bu Susi masih terheran heran. dengan tangan kanan ia membuka pintu lebar.
"Saya Tommy, ini Nyonya Rani dan teman saya Iwan. Bolehkah kami bertemu dengan Tiara?" tanya Tommy.
"Hanya saya, saja bolehkah saya bicara berdua dengan Tiara sebentar," sela Nyonya Rani.
"Silakan masuk, silahkan duduk bapak-bapak dan ibu semua." Ekspresi wajah Bu Susi terlihat suram. Bagaimana tidak sejak kemarin Tiara enggan keluar dari kamar.
Mereka bertiga masuk ke dalam rumah lantas duduk di sofa.
"Bapak-bapak ibu semua bukannya saya tidak memperbolehkan kalian semua bertemu dengan Tiara. Hanya saja sejak kemarin Tiara tidak pernah keluar dari kamar. Aku tidak tahu apa yang terjadi, mungkin dia sedih dan tidak ingin menceritakan masalahnya padaku dan juga ayahnya. Tapi kalau Nyonya Rani benar-benar ingin berbicara dengan Tiara saya akan coba membujuknya," sahut Bu Susi. Mungkin saja Nyonya Rani adalah alasan Tiara mengurung di dalam kamar.
"Baik saya akan mencoba bicara dengan Tiara," ujar Nyonya Rani bersemangat.
"Ya Nyonya, tapi saya tidak janji kalau Tiara mau menemui anda," sahutnya. Lalu ia berdiri, diikuti Nyonya Rani yang mengekor di belakangnya.
"Apa Tiara sering mengurung diri di kamar?" selidik Nyonya Rani. Ia perlu mengetahui semuanya.
"Seingat saya ini adalah kali pertama Tiara mengurung di kamar. Kemarin seorang pemuda mengantar Tiara pulang. Katanya Tiara pingsan," ucap Bu Susi.
"Apa pemuda itu pacar Tiara?" Nyonya Rani ikut berhenti ketika Bu Susi menghentikan langkahnya di depan kamar Tiara.
"Bukan, Tiara tidak punya pacar pemuda itu hanya mengantarkan Tiara pulang. yang membuat aku bingung Tiara tidak mengatakan apapun mengenai kejadian saat dirinya pingsan," keluhnya lesu.
Nyonya Rani memejamkan mata sejenak. firasatnya mengatakan kalau pria itu adalah Dirga. Dirga, Kamu pria yang mengantarkan Tiara pulang ke rumah kan! Dia tidak pingsan, tapi Gadis itu kamu tiduri dengan paksa bukankah begitu Dirga?
"Tolong buka pintunya Aku ingin bicara dengan Tiara sekarang," pinta Nyonya Rani.
"Ya Nyonya."
To be Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
HelseyTa
kasiah tiara bu rani .. bertanggung jawab lah
2024-10-09
0
Bu Kus
kasihan Tiara semoga Tiara tetap kuat
2024-08-28
0