Malam yang Bergairah.
“Dimana aku?” gumam Tiara lirih.
Ia membuka kelopak matnya pelan dan menyadari dirinya tengah berada di tempat asing. Warna dinding kamar sangat asing. Pun begitu dengan warna tirai dan desainnya. Satu lagi yang membuatnya semakin ketakutan. Kedua tangannya terlentang dan diikat dengan tali.
“Akhirnya kamu bangun juga, kamu tidur apa pingsan?” tanya Dirga yang sejak tadi menunggui Tiara. Ia memang sangat bergairah dan tidak sabar ingin segera menghabiskan malam yang panjang dengan gadis itu. Namun, tidak ia melakukannya saat Tiara dalam keadaan pingsan.
“Bapak? Kenapa Bapak ada di sini!” serunya menatap penuh kebencian pada pria itu.
Tadi, setelah puas mencium Tiara. Dirga tidak bisa dan tidak mau menuruti ucapan Tommy. Akhirnya, ia menyuruh Iwan untuk menculik gadis itu dan menaruhnya di salah satu Home Stay miliki keluarga Abraham. Dan berakhir di sinilah Tiara. Di atas ranjangnya.
“Tidur denganku dan aku akan memberikan uang satu milyar,” tawar Dirga. Dia tidak siap mendengar penolakan.
“Maaf Pak, aku bukan wanita seperti itu! Sekarang lepasin aku. Aku harus pulang!” teriaknya.
“Jadi kamu menolak tawaranku Tiara? Kalau begitu aku akan membuat orang tuamu kehilangan pekerjaan, bagaimana?” ancam Dirga. Ia bergerak mendekat dan duduk di tepi ranjang. Sungguh, ia sudah sangat bergairah sekarang. Andai bukan Tommy yang menyuruhnya memakai cara ini, mungkin ia sudah melancarkan aksinya. Mengeruk kenikmatan dari tubuh gadis itu, menikmati setiap inci kulit lembutnya.
“Tunggu, Bapak ini siapa? Aku tidak mengenal Bapak! Tapi hari ini bapak sudah menciumku dua kali dan sekarang bapak meminta saya untuk tidur dengan bapak? Cari perempuan lain Pak! Saya bukan perempuan seperti itu!” tolak Tiara seraya meringis kesakitan. Semakin ia menggerakkan tangannya, pergelangannya semakin terasa sakit.
“Aku Dirga, Dirga Xavier Abraham. Pria yang akan membayar berapa pun asal kamu mau tidur denganku,” jelas Dirga sembari menyunggingkan senyum penuh kebanggaan. Uang, wanita mana yang tidak suka uang. Dan Tiara pasti salah satunya.
“Bapak saya bukan wanita malam, kalau bapak ingin kepuasan bapak tidak seharusnya menculik saya, tapi bapak bisa mencari di luaran sana,” teriak Tiara. Ia berusaha keras untuk melepaskan diri, Tetapi semua sia-sia karena ikatan tali ternyata sangat erat.
Dirga tidak menjawab. Ia bergerak mendekat, lebih dekat lagi. Terus mengikis jarak antara dirinya dan Tiara.
Cup.
Singkat Dirga mendaratkan kecupan di bibir Tiara. “Jadi berapa aku harus membayarmu Tiara, cepatlah aku sudah tidak bisa menundanya lagi!” desak Dirga.
“Tidak Pak, tolong lepasin saya Pak. Ini tindakan kriminal Pak, saya akan melaporkan bapak ke polisi!”
Dirga sudah tidak bisa melakukan tawar menawar lagi. Diriannya sudah sangat bergairah. Tiara, bukankah ini sangat ajaib. Tadi dia sempat bersentuhan dengan Rosalin, tetap tubuhnya biasa saja. Dan Sekarang, saat bersama Tiara rasanya sungguh berbeda.
“Diam dan tolong jangan panggil aku Pak, aku bukan bapakmu,” lirih Dirga. Tatapan matanya yang semula hangat kini berubah tajam siap menerkam.
“Om, tolong lepasin saya. Setidaknya lepasin ikatannya ini sungguh menyiksa,” keluh Tiara. Ia berusaha mengelabuhi Dirga. Dengan kedua tangan terus terikat ia tidak bisa kabur. Tapi jika kedua tangannya tidak terikat. Ada sedikit harapan agar dirinya bisa kabur. Ya, ia harus berusaha melepaskan diri. Tidak akan pasrah begitu saja. Ya, ia bukan wanita malam dan tidak sudi memberikan mahkota keperawanannya pada pria aneh di hadapannya. Tidak akan pernah.
“Ok,” sahut Dirga seraya tersenyum. Gadis itu sudah tidak mengelak lagi. Ini cukup membuatnya merasa lega.
Kedua tangan Dirga bergerak cepat melepas setiap ikatan di pergelangan tangan Tiara. Ia tersenyum, dan akan segera menelanjangi gadis di hadapannya itu.
“Diam dan jangan bergerak,” tuntun Dirga. Ia mulai menyentuh Tiara. Dimulai dengan mengecup keningnya. Turun ke kedua bola matanya. Dan berhenti di bibir. Tangan kanan Dirga meraih dagu Tiara, menahannya agar tetap di posisi itu. Sehingga, ia bisa dengan mudah menikmati bibir merah merona si gadis.
Tiara berusaha tenang. Ia mencoba tidak berontak, ia melihat ke arah pintu dan mempersiapkan sebuah tendangan super di kaki Dirga. Setalah itu ia akan berlari ke arah pintu dan bisa kabur dari tempat ini.
Bugh!
“Auww.” Dirga terpental ke belakang seraya mengaduh kesakitan.
Tiara bergerak cepat. Dengan gesit ia merangkak turun dari ranjang dan bergerak ke arah pintu. Beberapa kali ia menarik handle pintu tapi rasanya percuma. Pintu telah terkunci, dan ia tidak tahu dimana Dirga menaruh kuncinya.
“Kurang ajar!” teriak Dirga. Ia melangkahkan kaki menghampiri Tiara yang masih belum menyerah. Gadis itu terus berusaha membuka pintu.
“Jangan mendekat Om, atau aku akan berteriak,” ancam Tiara hanya itu yang bisa ia lakukan.
“Teriak saja, tidak akan ada yang mendengarmu di sini,” sahut Dirga.
“Tolong jangan mendekat Om.” Tubuh Tiara gemetar, semakin takut karena ekspresi marah tampak jelas di wajah pria itu.
Tanpa berkata-kata Dirga mendekat dan langsung menggendong Tiara. Lantas iya merebahkan gadis itu, di atas ranjang. Hampir saja Tiara terjerembap karena Dirga melakukannya dengan kasar.
Dirga yang sudah tidak bisa menahan hasratnya membuka kemejanya dan membuang sembarang. Selanjutnya ia naik ke atas ranjang, tubuhnya berada di atas tubuh Tiara. Menguncinya.
Sedangkan Tiara yang ketakutan merasa gemetar tidak karuan. Iya sampai memejamkan mata karena takut membalas tatapan pria yang saat ini berada di atas tubuhnya.
“Sebentar,” sela Tiara. Ada satu hal yang masih mengganggu pikirannya. Dan ia perlu menanyakan hal itu. “Kenapa Om ingin bercinta denganku? Dan kenapa Om kasar sekali?” tanyanya berusaha mengulur waktu. “Apa aku melakukan kesalahan?” rintih gadis itu.
“Tidak Tiara, kamu tidak melakukan kesalahan. Tidak ada yang salah denganmu.” Dirga membuang nafas, mengatur gairahnya yang semakin mendesak. Pria itu mendekatkan wajah, sengaja menyentuh area sensitif dada gadis itu.
“Tunggu Om Dirga! Apa yang ingin Om lakukan?” Nafas Tiara memburu, rasa takut dan malu berpadu menjadi satu.
“Aku hanya ingin bercinta denganmu aku rela membayar berapa pun asal kamu mau bercinta denganku. Ayolah Tiara nikmati malam ini, beri aku kesempatan untuk menikmati tubuhmu ,dan aku akan memberikan berapa pun uangnya kamu minta.” Dirga mengecup dada seputih pualam milik gadis itu.
“Jangan om! Om Dirga sudah merampas ciuman pertamaku. Cukup ciumanku saja Om, Om Dirga tidak berhak merenggut keperawananku,” pinta Tiara dengan memelas.
Ternyata Dirga bukan hanya mendapat ciuman Pertama dari Tiara. Tapi ini juga kali pertama Tiara bercinta dengan seorang pria. Ia masih perawan.
Tiara memejamkan mata, Gadis itu sudah tidak bisa menolak lagi ketika Dirga terus menghujani bibirnya dengan kecupan yang basah dan dalam. Rakus sekali pria itu mencium dan memberikan stempel kepemilikan di area leher dan dada si gadis.
Satu persatu baju yang dikenakan Tiara terlepas hingga gadis itu, kini tak mengenakan sehelai benang pun.
Detik-detik berikutnya Tiara hanya bisa pasrah dalam kungkungan tubuh kekar Dirga Xavier Abraham. Pria itu menindihnya dan melakukan aksinya melepaskan gairahnya yang semakin membara.
Bukan Tiara tidak melakukan perlawanan sama sekali. Hanya saja tenaganya dan tidak seberapa. Dan yang membuat Tiara semakin terkhianati adalah karena hatinya menolak perbuatan Dirga namun tubuhnya seolah meminta lebih setiap yang melakukan perlawanan maka Dirga akan membuatnya tak berdaya hanya dalam sekali sentuhan bahkan ia sempat dibawa terbang ke langit ke tujuh karena dihantam kenikmatan. Di tuntun menikmati indahnya surga dunia.
Melihat si Gadis mengerang dan tak berdaya Dirga semakin bersemangat. Iya sudah siap untuk mengeruk seluruh kenikmatan yang ditawarkan tubuh gadis itu. Menciumi menghisap menjamah menguasai, dan mendominasi setiap centi bagian tubuh Tiara.
Akhirnya ia sembuh. Ia normal, ia bisa bergairah. Dan Tiara adalah obatnya.
To be Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Bu Kus
kasihan Tiara seharusnya ya di bawa kedokter malah main perkosa ana orang sih dirga
2024-08-18
0