Perjodohan.
Ponsel milik Tommy berdering. Ada panggilan telepon dari Nyonya Rani, yang merupakan Mama dari tuan Dirga.
“Halo Nyonya,” sapa Tommy setelah menggeser icon warna hijau di layar gawainya.
“Tommy di mana Dirga?” tanya suara di seberang.
“Kami sedang dalam perjalanan ke kantor Nyonya,” sahut Tommy seraya melirik arloji di pergelangan tangan kirinya yang sudah menunjukkan pukul 03.00 sore.
“Bilang pada Dirga untuk segera pulang ke rumah sekarang juga, sejak tadi aku menghubungi nomornya tapi tidak diangkat!” ujar Nyonya Rani.
“Baik Nyonya. Akan segera saya sampaikan."
“Baiklah kalau begitu.”
Panggilan telepon berakhir.
Tommy kembali mengantongi benda pipih nan canggih miliknya itu, ke saku jas bagian depan.
“Tuan, Nyonya Rani meminta Anda untuk segera pulang, sekarang juga,” tutur Tommy melihat Dirga yang sejak tadi diam saja.
Dirga tidak menjawab, ia hanya menganggukkan kepala tipis sebagai tanda ia mengiyakan.
“Kita pulang ke rumah saja,” titah Tommy pada si pengemudi.
“Baik,” sahutnya.
Tommy melirik ke arah Dirga, bosnya itu terlihat sedang merenung memikirkan sesuatu. Bahkan setelah 30 menit perjalanan dan mereka sudah tiba di halaman rumah. Dirga masih mematung dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
“Tuan, apa yang sedang anda pikirkan?” selidik Tommy.
“Tom, Sepertinya aku sudah sembuh!” lirih pria itu. Menautkan jemari, sangat yakin dengan apa yang baru saja ia lontarkan.
“Apa benar gadis yang tadi tidak sengaja bersentuhan dengan Tuan di kereta, berhasil membuat Anda sembuh?” selidiknya tidak yakin. Di dunia ini Tommy lah yang paling dekat dengan Dirga. Ia mengetahui segala kekurangan dan kelebihan Bosnya. Rahasia besar atau rahasia kecil dari pria tampan yang saat ini duduk di sebelahnya. Ia juga tahu banyak cara yang sudah dilakukan Dirga untuk menyembuhkan penyakitnya.
Dan Baru kali ini Dirga mendeklarasikan kalau dirinya sembuh. Jangan-jangan gadis yang ditemuinya tadi adalah gadis ajaib penuh aura ? Apakah seperti itu? Pikir Tommy seraya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
“Iya Tom, tadi tidak sengaja aku hanya bersentuhan. Mungkin telapak tanganku menyentuh punggung tangannya dan hanya sekian detik, tapi rasanya aku ingin bercinta dengan gadis itu,” akui Dirga mengepalkan tangan. Ia menelan ludah, tidak sabar melakukan apa yang baru saja ia ucapkan. Bercinta dengan gadis itu.
“Benarkah seperti itu Tuan? Ini rasanya aneh untukku, karena aku masih ingat saat kita di LA dan saat aku memilih gadis cantik untuk menggoda Tuan di klub malam itu. Bahkan aku memintanya untuk tidak mengenakan sehelai benang pun saat kalian berada di dalam kamar, itu tidak berhasil! Tuan masih ingat kan?!! Malam itu Tuan keluar dari kamar hotel meninggalkan gadis itu begitu saja!” papar Tommy.
“Aku juga tidak tahu Tom, mungkin ini semacam ke keajaiban dunia yang ke-8 atau ke-9!” ujar Dirga yang memejamkan mata dan bayangan gadis berambut panjang itu melintas dalam benaknya.
“Tuan sebaiknya kita segera turun, Nyonya Rani sudah menunggu kehadiran Anda,” ucap Tommy mengingatkan.
“Ya,” sahut Dirga keduanya turun. Lantas berjalan masuk melewati gerbang utama lalu memasuki kediaman rumah besar. Semua anggota keluarga Abraham menempati rumah itu ada orang tua Dirga yaitu Nyonya Rani dan Tuan Arif di sana.
“Tom,” panggil Dirga menghentikan langkah kakinya.
“Ya Tuan,” jawab Tommy.
“Cepat, sebaiknya kamu segera cari gadis itu!” titah sang bos tidak sabar.
“Apa harus sekarang Tuan?” tanya Tommy. Ia berniat menyapa Nyonya Rani terlebih dahulu sebelum pergi.
“Iya cari dia sekarang, sampai ketemu! Jangan berhenti sebelum menemukannya!” tegas Dirga dengan tatapan tajam.
“Baiklah Tuan, aku akan mencarinya sekarang juga!” Tommy menunduk sopan lantas berbalik. Kemudian ia bergerak ke garasi dan memilih satu mobil untuk digunakan dalam misinya kali ini.
Sementara itu Dirga kembali melanjutkan langkah kakinya masuk ke dalam rumah. Ternyata sang mama sudah menunggu kehadirannya sejak tadi. Nyonya Rani duduk di ruang tamu dengan pandangan mata tertuju pada Putra semata wayang, yang tengah berjalan ke arahnya.
“Dirga, kamu sengaja tidak menerima telepon dari mama?” protes wanita itu dengan suara lembut. Sejak kehilangan putri pertamanya, Nyonya Rani sangat menyayangi Dirga. Ras a sayang yang teramat besar pada putranya, bukan karena ia adalah satu-satunya pewaris keluarga Abraham. Namun, Dirga adalah satu-satunya semangat. Satu-satunya harapan. Satu-satunya anak yang ia miliki saat ini. Tempat ia mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya.
“Maaf Ma, Dirga tidak sempat membuka HP,” jawabnya seraya melebarkan bibir terpaksa.
“Mama tidak marah, asalkan kamu datang ke kencan buta sore ini. Salah satu sahabat mama memiliki seorang putri yang sangat cantik. Diska maharin, bukan hanya cantik dia juga pintar. Dia selebgram dan memiliki bisnis outfit dan fashion sendiri. Wanita cantik dan mandiri yang bisa menggetarkan hatimu,” ujar nyonya Rani mempromosikan gadis itu.
“Ma,” lirih Dirga pelan. “Percuma! Mama sudah tahu kan siapa yang ada di hati Dirga? Rosalin Ma! Dirga mencintai Rosalin Ma. Seberapa banyak Mama menyuruhku untuk kencan buta, tetap Rosalin yang Dirga pilih. Tetap Rosalin yang ingin Dirga nikahi, karena hanya rosalin yang Dirga cintai!” tegas sang putra. Dirga memang selalu kekeh dengan pilihannya, pun begitu mengenai pilihan hati. Sekali Rosalin, tetap Rosalin.
“Dirga anakku sayang mama tidak setuju kamu dengan Rosalin. Kita semua tahu Rosalin seperti apa ,dia bukan gadis baik-baik. Dia rajin pergi ke klub malam. Dia sering jalan dengan pria. Disentuh sana sini. Cipika cipiki sama siapa saja! Mama tidak suka Rosalin. Mama tidak setuju kamu dengannya!” Nyonya Rani tetap kekeh dengan keinginannya.
“Tidak Ma, pokoknya Dirga mau sama Rosalin. Kalaupun Dirga punya anak, Rosalin adalah ibu dari anak-anak Dirga. Bukan wanita pilihan Mama itu!” Baik Dirga maupun Nyonya Rani sama-sama keras kepala dengan keinginan mereka masing-masing.
“Dirga!” seru Nyonya Rani meninggikan suaranya. Bahkan hampir seperti teriakan. “Pokoknya mama tidak mau kamu sama Rosalin. Pilih wanita dengan profesi lain. Mama tidak suka kamu menikah dengan model itu! Dokter muda sudah kamu tolak, arsitek cantik juga kamu tolak! Sekarang selebgram dan pengusaha muda juga kamu tolak. Apakah kamu ingin menikah dengan wanita berkarier di dunia modeling? Baik kalau kamu ingin menikah dengan seorang model. Mama izinkan, tapi tidak mau jika itu Rosalin!”
“Tidak, tidak bisa! Tidak semudah itu. Rosalin itu cinta pertamaku dan aku akan mencintai rosalin sampai kapanpun. Meski mama melarangnya! Setelah aku sembuh aku akan menikahi Rosalin!” tegas Dirga.
“Terserah kamu mau apa yang penting sore ini kamu harus menemui Diska Maharin, tidak ada kata tapi atau apapun! Awas aja kalau kamu kabur, sama saja kamu mempermalukan Mama di hadapan teman mama!” ancam Nyonya Rani merasa geram. Ia pergi meninggalkan ruang tamu. Sudah sering, setiap membicarakan pasangan hidup, selalu berakhir dengan pertengkaran.
To be Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Bu Kus
jangan sampe gak mau ketemu Dirga nanti nyesel lho
2024-08-17
0