Roy mendengarkan pelajaran tapi terus melihat Dina di luar kelas. Profesor menyebut kata - kata dalam bahasa Inggris yang memiliki arti indah. Salah satu yang terindah adalah kata Ibu/Mother. Roy menulis di catatannya, Mother.
Profesor tanya kata apa yang memiliki arti paling sedih. Kita tidak mendengar jawabannya. Roy juga hanya memandangi kata Mother. Mungkin ibu adalah kata paling menyedihkan untuknya.
Roy tidak mengumpulkan tugas lagi, meskipun Profesor dengan sabar berkata, "Mungkin saja kamu akan menemukan tujuan baru jika kamu menyerahkan tugasmu." Roy diam saja.
Roy keluar mencari Dina, tapi Dina tidak ada di bangku taman. Roy tampak cemas. Akhirnya ia melihat Dina sedang duduk di bangku lapangan basket sembari membawa buku bersampul coklat milik Roy.
Roy menemui Dina, "Kamu sedang apa?" ucap Roy sembari duduk di samping Dina.
Dina segera menyimpan buku itu kedalam tasnya.
"Kamu masih ingat tidak, banyak cerita indah dan lucu yang pernah kita lalu bersama aku, kamu dan teman-teman. Berlari-lari, bermain gatrik, petak umpet, sondah, bermain gambar, berkumpul sambil bercerita selalu membuat kita tertawa bahagia. Seringkali kita saling marahan, saling berebut mainan atau makanan, berselisih untuk memenangkan permainan, bahkan kamu kadang-kadang berkelahi demi melindungi aku, bahkan kita berdua pun sampai berbekelahi, lalu berbaikan lagi, dan demikian seterusnya. Tetapi kejadian-kejadian seperti itulah yang sekarang justru terasa menjadi sangat indah untuk dikenang. Pada musim hujan, kita paling senang untuk keluar bermain air hujan-hujanan, apalagi hujan besar, tidak peduli bisa mengakibatkan sakit kedinginan, masuk angin, yang penting kita bisa bersenang-senang. Air yang jatuh dari pojok-pojok rumah ditampung ke dalam ember, setelah penuh kita saling menyiram sambil tertawa, senang sekali rasanya saat itu. Selesai bermain hujan biasanya kita langsung mandi, ibu biasanya membuatkan makanan dan minuman yang hangat, seperti minum susu, goreng pisang, atau yang lainnya. Memang sangat indah kalau kita mengenang kembali masa-masa tersebut, kita bisa senyum-senyum sendiri, lucu sekaligus ada perasaan haru. Aku rindu masa kecil, rindu teman-teman kecil kita, rindu permainan-permainan masa lalu kita." ucap Dina sembari tersenyum kecut jika mengingat masa itu masa dimana mereka masih sama - sama berusia 10 tahun.
Dina dan Roy dulunya adalah tetangga. Jika orang tua Roy sibuk dengan pekerjaannya, Roy akan di titipkan di rumah orang tua Dina. Begitupun sebaliknya. Lalu mereka terpisah kan karena Ayah Roy di pindah tugaskan di London hingga akhirnya kembali lagi ke Indonesia ketika Roy duduk di bangku SMA.
“Ade, kakak cepet pulang, mandi dulu, makan dulu." itu panggilan ibu Zeila yang sering terdengar kalau sedang bermain.
“Sebentar lagi mah...” ucap Roy dan Dina bersama - bersama melanjutkan kalimat itu kemudian tertawa bersama - bersama.
Tidak lama kemudian teman Dina juga sama dipanggil oleh ibu - ibunya.
Sepertinya ibu-ibu mereka memang selalu khawatir akan kesehatan anak - anak nya. Mereka pulang sama-sama, semua harus mandi, tapi jika masih ingin terus bermain, mereka lanjutkan lagi dengan "Bekal" adalah makan bersama - sama dengan membawa makanan dari rumah masing - masing, yang penting mereka masih bisa bermain, berkumpul, saling bertukar cerita kembali, cerita apapun pasti selalu membuat mereka tertawa bahagia.
"Kamu mau minum apa?" ucap Roy lalu berdiri.
"Seperti biasa. Kamu masih ingat kan minuman kesukaan ku?"
"Tentu."
Roy kemudian berlalu pergi.
Ketika Roy pergi, Dina kembali membuka bukunya. Sembari mengingat.
"Gambar apa? Misterius banget. Orang yang kamu suka ya?" ucap Dina sambil menggoda Roy.
"Iya."
"Ketahuan deh." ucap Dina dalam hati sembari tersenyum.
Sementara Roy sibuk dengan aktivitas menggambarnya. Sebenarnya wajah yang di gambar Roy adalah Dina. Roy menggambar Dina lewat pantulan Dina dari dalam kaca jendela.
Tiba - tiba Vina datang dan merampas sketsa wajah Dina.
"Ini gambar yang di gambar Roy kan?"
"Balikin!"
Bukannya di balikin, Vina malah merobek sketsa itu. Lalu membuangnya kelantai. Dina mengamati gadis yang berdiri di hadapannya sembari menggenggam tangannya.
"Kamu kenapa merobek sketsa itu?" tanya Dina sembari berdiri berdiri dari tempat duduknya.
Vina tersentak. Vina melipat kedua tangannya di dada, "Kamu kira Roy suka kamu kan? Jangan bodoh, Roy sukanya hanya sama aku. Kami sudah bersama sejak kami sama - sama SD, gaya ku dari kecil ya kayak gini tapi kamu mengikuti gayaku." ucap Vina sembari mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu waktu ia berkunjung kerumah Roy di Amerika. Vina melihat laptop Roy di atas meja ruang tamu dalam keadaan terbuka dan menyala. Vina melihat gambar seorang wanita berpakaian rock and roll sembari memegang papan skateboard.
"Ohhh, jadi Roy suka cewek gaya kayak gini." ucap Vina kemudian tersenyum.
"Ok. Aku tahu." ucap Vina sembari melangkah pergi. Sejak saat itulah penampilan Vina berubah dari yang feminim menjadi gadis tomboi.
Setelah Vina mengganti style nya ia pun pergi menemui Roy di rumah nya. Roy terkejut melihat penampilan Vina.
"Bagaimana penampilan ku? Suka tidak?"
Roy hanya tertegun melihat Vina tanpa bisa berkomentar apa - apa.
🌟🌟🌟
"Bajumu, kalungmu, rambutmu semuanya ikutin aku. Seru ya? Aku sarankan kamu ganti style aja." ucap Vina sambil menarik kalung Dina dengan satu jarinya.
Dina kemudian menggenggam tangan Vina, "Jangan sentuh aku."
Disaat yang bersamaan Roy datang dan Vina pura - pura jatuh dan teraniaya yang di sebabkan oleh Dina. Dina kaget. Vina terduduk dan pura - pura menangis. Roy pun membantu Vina tanpa mencari tahu kebenaran nya.
"Waktu Roy nggak ada kamu nindas aku."
"Asal kalian bahagia." ucap Dina kemudian melangkah pergi. Hatinya bagaikan tersambar petir, begitu sakit bagai tersayat pisau, perih sekali rasanya melihat itu semua. Dina berjalan pergi sembari menangis.
Setelah Dina pergi, Vina memungut sobekan - sobekan sketsa gambar itu lalu memfitnah Dina, kemudian berkata, "Lihat ini di sebek dia. Dia tuh nggak suka kamu."
Roy kemudian mengambil sobekan - sobekan itu, "Ini nggak penting kok. Aku tetap suka dia."
"Kenapa kamu suka dia? Aku bisa pakai baju kayak dia, ubah style kayak dia, bisa lebih baik dari dia." ucap Vina sembari memegang tangan Roy.
"Jangan tiruin gaya Dina. Gimana pun aku tidak akan pernah menyukai mu. Aku bukan suka dengan style tapi aku suka dengan orang nya." ucap Roy kemudian berdiri tapi Vina menahannya lalu memeluk nya dari belakang.
"Tapi aku lebih perlu kamu."
Kemudian Roy mendorong tubuh Vina hingga jatuh kelantai, "Aku lebih perlu kamu jauhi aku. Aku bilang ya ke kamu, Jangan ganggu Dina lagi, jika kamu berani mengganggu nya aku nggak bakal sungkan sama kamu." ucap Roy kemudian berlalu pergi tanpa memperdulikan tangisan dan perasaan Vina yang sedang hancur saat ini karena di tolak oleh pria sang pujaan hati.
🌟🌟🌟
Patah hati memang suatu kondisi yang dapat dialami oleh siapa saja. Terutama pada orang yang sedang menjalani hubungan romantis dengan kekasih. Patah hati sering kali datang ketika orang terkasih mengingkari janji atau mengkhianati kasih sayang yang telah anda berikan. Tentu saja hal ini akan menimbulkan rasa kecewa dan sedih yang sangat mendalam.
Perasaan kecewa dan sedih setelah putus cinta pun tidak dapat dihindarkan. Meskipun tidak nyaman, namun kondisi sulit ini harus tetap dilewati. Salah satu cara melewati kondisi ini adalah dengan jujur pada diri sendiri bahwa anda sedang mengalami perasaan sedih, kecewa, dan patah hati. Dengan begitu, anda bisa mulai menerima keadaan dan belajar ikhlas dengan kondisi yang sedang dijalani.
🌟🌟🌟
Kemudian handphone Vina berdering. Vina pun segera mengangkat nya.
"Hallo, aku akan segera kembali ke Amerika."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments