KTMC. CINTA SEPIHAK

Keesokan harinya.

Lena memamerkan kuku barunya ke pada Cakra dan mengatakan jika itu kuku yang ia kenakan kuku keluaran terbaru. Lena menggunakan kesempatan itu untuk lebih dekat dengan Cakra, Dina terlihat kesal melihat kedekatan mereka berdua. Dina pun berdiri lalu berjalan ke arah meja Cakra dan Lena. Dina duduk di atas meja Cakra lalu memperingatkan Lena bawah Cakra adalah miliknya.

"Jangan coba - coba mengganggu nya, karena dia punya ku." ucap Dina memperingatkan Lena agar menjauh dari kekasihnya.

🌟🌟🌟

Saat makan siang.

Cakra duduk di kantin sembari membuka bekal yang ia bawa dari rumah. Tiba - tiba Dina datang bersama Roy lalu duduk di meja yang sama dengan Cakra. Dina meletakkan satu buah tempat nasi di atas meja sembari menyodorkan ke Cakra.

"Makan!" ucap Dina sembari duduk di kursi kosong di sebelah Cakra.

Tanpa menoleh, "Nggak mau." ucap Cakra sembari terus mengunyah makanannya.

Dina membuka bekalnya, kemudian memaksa Cakra untuk memakannya. Namun, Cakra tetap menolak.

"Nih, aku suapin!"

"Aku bilang nggak mau, ya nggak mau." ucap Cakra meninggikan suaranya.

Siswa - siswi yang ada disana mendadak heboh melihat adegan mereka berdua.

Dina pun mengancamnya, "Jika kamu tidak mau makan, aku akan menyuap mu pakai mulutku."

Dengan berat hati Cakra menerima bekal yang di bawa Dina, lalu memakannya. Cakra yang sejak tadi di abaikan memilih pergi meninggalkan mereka.

Di halaman sekolah.

"Eh bang, sepertinya Dina menyukai Cakra deh." ucap Dino bertanya kepada Roy.

"Dia memang dari dulu sudah suka main sama cowok kok. Cuman suka main doang bukan tuk pacaran. Lihat aja penampilan nya kayak anak cowok, nggak ada feminim - feminim nya." ucap Roy santai berusaha menghibur dirinya.

Tiba - tiba terdengar suara yang khas di telinga Roy dari ruang pengeras suara.

"Hallo semua aku Dina. Aku hari ini mau menyatakan perasaan ku kepada Cakra. Aku menyukai Cakra."

Mendadak satu sekolah menjadi heboh. Cakra segera menyusul Dina di ruang pengumuman.

"Dina, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Cakra setibanya disana. Dina pun kaget dan segera menoleh kebelakang.

"Cukup. Aku tidak pernah menyukaimu. Aku sekolah itu demi untuk bisa masuk ke universitas yang bagus, aku bersekolah supaya pintar dan bisa menjadi kebanggaan kedua orang tua ku. Waktu ku sangat berharga dan aku tidak ada kesempatan untuk bermain dan pacaran. Jadi tolong jangan ganggu aku lagi!" ucap Cakra kemudian berbalik dan melangkah pergi meninggalkan Dina seorang diri.

"Aku nggak main, aku serius. Aku suka kamu yang jaga aku."

kenangan di malam itu kembali berputar di benak Dina, dimana malam itu Cakra membantunya dan siap menggantikan untuk minum saat sekelompok preman datang mengganggu nya.

Tapi, Cakra tetap melangkah pergi tanpa memperdulikan setiap ucapan yang Dina katakan.

🌟🌟🌟

Sepulang sekolah, Dina melupakan sejenak kegilaan yang ia lalui hari ini. Dina berharap agar segera tiba di rumah agar bisa menyambut ayahnya yang baru pulang dari luar negri. Seperti yang ia duga, sang ayah tidak terlalu memedulikan sambutan hangat dari Dina. Ia justru sibuk menceramahi Dina agar bisa sepintar kakaknya dan berprestasi seperti putra koleganya.

"Kamu mau jadi apa, ha...? Lihat berpakaian mu! Tidak mencerminkan kalau kamu itu seorang wanita. Rambut di kepang sedemikian rupa, seluruh aksesoris melekat semua ke tubuhmu, seharusnya kamu mengenakan rok biar terlihat seperti wanita pada umumnya, cantik, feminim, lemah lembut. Ayah tidak tahu harus bagaimana lagi menasehati mu."

Ayah dan Ibu Dina bahkan telah membuat rencana jangka panjang untuk putrinya itu. Ia menargetkan bahwa dua tahun ke depan, Dina harus bisa menjadi mahasiswa di Universitas Nasional.

"Cukup! Kenapa Ayah dan Ibu selalu membanding - bandingkan Dina dengan kakak? Dina sudah berusaha belajar, belajar dan terus belajar seperti yang kalian inginkan. Apa masih kurang pengorbanan Dina selama ini? Waktu bermain Dina sudah kalian rampas dan menggantinya dengan les, les dan les. Dina capek, Dina kepingin bebas layaknya anak - anak di luar sana. Mereka menikmati masa remajanya dengan penuh kebahagiaan." ucap Dina sembari meninggalkan kedua orang tuanya.

🌟🌟🌟

Saat ini Dina sedang bersama Roy di arena balap mobil. Dina masih terlihat kesal. Roy mencoba menghibur nya.

"Patah hati sedikit, nggak apa - apa lah."

"Siapa yang patah hati? Cakra pasti punya ku. Aku akan mencari cara agar ia bisa menyukai ku."

Dina kemudian membuka sebuah website mengenai bagaimana membuat orang yang kau sukai jatuh cinta padamu dan disana diberi petunjuk - petunjuk.

Yang pertama adalah harus pintar didepan gebetan dan kalau punya wajah kecil biasanya kesempatan lebih besar.

Dina dikelas adalah siswi biasa yang biasa yang tidak pintar. Tapi ia juga tidak bodoh. Hanya saja sepertinya ia sering membuat masalah dan dipanggil guru, jadi guru sudah hafal betul dengan dia.

Dina mempunyai teman yang duduk bernama Roy Widjaya. Ia dan Roy sangat dekat tapi keduanya lebih sering bertengkar. Meski sering adu mulut, keduanya cukup dekat untuk berbagi contekan.

🌟🌟🌟

Disekolah.

Hari ini Dina memiliki tugas sekolah yang harus segera di kumpulkan. Dina yang memaksa mengambil tugas rumah milik Roy, karena ia lupa mengerjakan tugas, jadi ia mencontek dengan kecepatan kilat. Roy hanya bisa mengomeli Dina yang terus mencontek tugasnya, meski begitu dia membiarkan Dina terus mencontek tanpa mengambil kertasnya. Tapi Dina melakukannya hanya sampai Cakra masuk ke kelas, setelah Cakra masuk, ia bersikap seolah-olah ia sudah mengerjakan dari rumah dan mengatakan kalau tugas hari ini cukup mudah. Dina ingin kelihatan pintar dimata Cakra. Tapi Cakra tidak peduli, bahkan tidak melirik sedikitpun.

Dina tiba - tiba mengangkat kursinya ke meja Cakra dan mengatakan ia ingin belajar bersama.

"Mulai hari ini aku mau belajar bareng kamu." ucap Dina sembari membuka buku paket nya.

Tanpa memperdulikan nya, "Tolong diam, jangan ganggu aku."

Dina hanya senyum - senyum mendengar ocehan Cakra.

Tiba - tiba Lena datang dan langsung bergabung dengan mereka. Lena meletakkan buku paket nya di atas meja Cakra lalu duduk di hadapan Cakra.

"Hai... Cakra kita lanjutkan pelajaran kemarin ya."

Cakra hanya mengangguk kan kepala.

Mereka pun mulai sibuk dengan buku paketnya dan mulai mengabaikan Dina dan tidak menganggap keberadaan Dina di antara mereka.

"Cakra yang ini aku nggak tau." ucap Lena sembari menunjuk buku paketnya. Cakra dengan sabar mengajarinya, sementara Dina sibuk sendiri dengan buku paket nya.

"Yang ini harusnya A atau C?"

Melihat mereka bertiga salah satu temannya berkomentar, "Satu rumput sekolah dan satunya lagi bunga sekolah nggak cocok banget."

"Hmmm... sungguh menyedihkan."

Dina pun mendadak pergi dan meninggalkan kelas kemudian ke atap sekolah.

Terpopuler

Comments

Muliana

Muliana

sabar ya roy, aku tau kok hatimu pasti sakit saat melihat dina mengejar cwok lain ... 💪

2024-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!