"Kamu bikin aku bete, aku mau pulang aja" ucap Bella bangkit dari duduknya dan berjalan keluar sembari menghentakkan kakinya kesal.
Bella sebenarnya tidak ingin pulang tetapi ia berharap agar Alga menahan dirinya. Tetapi sayangnya Alga sama sekali tidak ada niatan untuk menahan dirinya.
Membuat Bella semakin terasa kesal. Lalu ia mempercepat langkahnya, pergi dari rumah Alga.
"Mana pacar Lo itu.? Udah pulang.?" tanya Ayana yang baru saja keluar dari kamarnya setelah menampar Bella.
Tadi memang Ayana tidak keluar lagi. Karena ia memperbaiki riasannya, Ayana menghapus riasannya yang seperti ondel-ondel itu. Ia kini hanya memakai pelembab dan lipstik berwarna natural saja.
"Dia udah pulang"
"Kenapa jadi muka Lo yang kusut kayak baju belum di setrika gitu.? Seharusnya yang kesel itu gue bukan Lo. Mulut pacar Lo itu nggak pernah di sekolahin ya, kalo ngomong asal ngejeplak aja" oceh Ayana yang masih kesal akibat perkataan Bella tadi yang telah menyinggung harga dirinya.
"Udah aku nggak mau bahas itu lagi, ayoo kita berangkat aja. Oma pasti sudah nungguin kita" ucap Alga melangkah lebih dulu.
Ayana pun mengikuti langkah Alga dengan malas. Jika bukan karena terpaksa mungkin ia tidak akan mau ikut dengan Alga malam ini. Moodnya sudah hancur gara-gara perkataan Alga tadi.
*****
Di sepanjang perjalanan suasana di dalam mobil begitu hening. Ayana fokus ke arah jalanan yang terlihat ramai karena banyak pengendara berlalu lalang.
Sedangkan Alga, ia fokus mengemudi. Pikirannya juga masih melayang memikirkan Bella yang sedang marah kepadanya.
Saat sampai di gerbang kompleks perumahan yang bertuliskan *Ayodia Indah* Alga pun berbelok masuk ke dalam kompleks itu.
"Di mana rumah Oma Lo.?" tanya Ayana yang merasa penasaran.
"Masih di depan sana"
"Lo kenapa Ga.? Gue perhatiin dari tadi Lo diem aja. Lagi mikirin cewek Lo itu ya.?"
"Berisik"
"Ohh... Gue berisik, ya udah. Jangan salahin gue kalo nggak bantuin Lo nantinya" dengus Ayana memalingkan wajahnya ke samping.
"Ehh.. ya jangan gitu juga kali Ay. Kamu kan udah janji bakalan bantuin aku di depan Oma"
"Kapan gue ngucapin janji.? Seinget gue, gue nggak pernah ngucapin janji sama Lo"
"Iyaa.. kamu nggak ada ngucapin janji. Tapi bukannya kamu sendiri yang bilang bakalan pertahanin pernikahan kita"
"Iyaa juga sih" bisik Ayana pelan tapi masih bisa di dengar oleh Alga.
"Makanya nanti kita bersikap layaknya suami istri di depan Oma. Biar Oma percaya kalau....."
"Kalau apa.?" tanya Ayana cepat.
"Kalau kita udah nikah" sambung Alga
"Lahh... Kan emang kita udah nikah Ga, walaupun cuma nikah siri sih. Tapi kita udah sah secara agama Alga. Astaga kenapa juga gue dapet laki yang modelan kek gini" keluh Ayana menepuk dahinya sendiri.
Ia tak habis pikir pada Alga ini padahal memang mereka sudah nikah. Dan sudah sah secara agama walaupun belum meresmikan pernikahan secara hukum tapi kan status mereka kini memang sudah menjadi suami istri.
"Udah sampai" ucap Alga seraya membunyikan klakson mobilnya karena pagar rumah Oma-nya masih di tutup.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya ada seorang perempuan yang berlari dari dalam rumah membukakan pintu pagar.
Setelah pintu pagar di buka, Alga pun memasukkan mobilnya.
"Ini rumah Oma Lo.?" tanya Ayana keluar dari mobil.
"Yaa iyaa... Habisnya rumah siapa lagi, udahlah ayoo masuk" ajak Alga pada Ayana.
Mereka pun melangkah masuk, dan langsung di sambut oleh Oma Airin yang memang tengah menunggu kedatangan cucu dan istri yang di katakan oleh Alga kemarin.
"Lama banget kamu Ga, Oma sampe' jamuran gegara nungguin kamu" ucap Oma Airin pada Alga yang memeluk tubuh Oma-nya.
"Ehh... Kamu istri Alga.?" ucap Oma Airin pada Ayana yang masih berdiri di belakang Alga.
"Iyaa Oma, aku Ayana istrinya mas Alga"
Ayana malah merasa geli sendiri memanggil Alga dengan sebutan mas. Karena memang belum terbiasa dengan panggilan itu. Ayana hanya bisa beradu akting bersama Alga malam ini.
"Waahhh... Ternyata Alga nggak salah pilih seorang istri, kamu sangat cantik dan terlihat sangat baik. Oma mau kalian tinggal di sini dalam satu minggu ini. Oma merasa kesepian, jika ada kalian di sini menemani Oma. Oma akan merasa sangat senang" ujar Oma Airin membuat Ayana menatap penuh tanya ke arah Alga.
Jika ia tinggal di sana dalam waktu satu minggu terus bagaimana dengan pekerjaannya.
"Tapi Oma..." Alga hendak protes tapi segera di potong oleh Oma Airin.
"Nggak ada tapi-tapian, Oma cuma mau kalian tinggal satu minggu di rumah ini. Oma mau di temani sama istri kamu, apa itu salah.?" ucap Oma Airin menunjukkan ekspresi sedihnya membuat Ayana tak tega.
Ayana malah mengingat almarhumah neneknya sendiri. Mungkin Oma-nya Alga memang merasa kesepian tinggal sendirian di rumah sebesar itu. Hanya ada pembantu saja yang tinggal di sana.
"Kamu mau kan, temani Oma.?" tanya Oma Airin menatap penuh harap ke arah Ayana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments