Bab 8

"Coba yang ini mbak, pasti akan sangat cocok di tubuh mbak" ucap karyawan itu menyerahkan satu buah dress motif bunga berwarna nude.

Ayana langsung tertarik melihat dress itu tetapi saat ia melihat harganya. Ayana pun hendak mengembalikan dress itu, tetapi suara Alga menghentikannya.

"Tidak usah lihat harga bajunya. Coba aja, kalo menurut kamu cocok tinggal bungkus. Waktu kita nggak banyak" ucap Alga membuat Ayana mencibir kesal.

"Sombong banget jadi orang, mentang-mentang punya uang banyak"

Ayana pun masuk ke ruang ganti untuk mencoba baju tadi. Setelah selesai Ayana pun keluar dari ruang ganti itu.

"Waahhh... Benerkan mbak, bajunya pas di tubuh mbak. Mbak cantik banget pake baju ini" puji karyawan tadi.

Sedangkan Alga yang awalnya fokus pada ponselnya seketika mendongak saat mendengar perkataan karyawan itu barusan.

Benar yang di katakan karyawan tadi, Ayana tampak sangat berbeda menggunakan dress motif bunga. Hanya memerlukan sedikit polesan saja. Pasti akan sangat cantik.

"Saya mau yang itu. Ohh ya, bungkuskan juga beberapa gaun dan dress lainnya" titah Alga pada karyawan itu lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Untuk apa beli baju lain lagi, Ga. Ini aja udah cukup"

"Nggak usah banyak protes, toh aku juga yang bayar" balas Alga tanpa menoleh ke arah Ayana.

"Lo itu buang-buang uang tau nggak sih, ngapain coba beli baju sebanyak ini.?" keluh Ayana.

Mereka kini baru saja tiba di rumahnya. Karena sebelum pergi ke rumah sang Oma, Ayana meminta Alga untuk pulang terlebih dahulu.

Untuk menaruh belanjaan baju serta peralatan kosmetik yang di belik Alga untuk dirinya.

"Nggak usah ngoceh mulu Ay. Mending sekarang Lo ganti baju terus make up an. Habis itu kita berangkat ke rumah Oma"

"Gue nggak bisa pake make up beginian, karena nggak terbiasa"

"Masa' kamu nggak bisa pake make up sama sekali Ay. Kamu ini laki-laki apa perempuan sih.?"

"Yaa perempuan lah.. enak aja gue di kira laki-laki"

"Kalo emang Lo perempuan, nggak mungkin Lo nggak bisa pake make up"

"Gue akan pake tapi jangan Lo ketawain kalo hasilnya nggak bagus"

"Ya udah sana buruan" ucap Alga sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

Ayana pun membawa peralatan make up yang di belika oleh Alga tadi ke kamarnya.

"Ingat.. jangan lama-lama" teriak Alga sebelum Ayana menutup pintu kamarnya.

Sesampainya di dalam kamarnya, Ayana mengeluarkan satu persatu peralatan make up itu dari paper bag yang ia bawa tadi.

Ayana pun mencoba memakai semua peralatan make up itu sebisanya. Karena selama ini Ayana belum pernah menggunakan peralatan make up seperti itu.

"Huufftt... Susah bener sih makeknya, pake beginian nggak bakal mencolok apa.? Ribet banget deh si Alga ini, nyuruh pake make up beginian segala" keluh Ayana yang kesusahan untuk memakai eyeliner pada matanya.

Karena Ayana tak terbiasa merias wajahnya. Makanya ia agak kesusahan untuk mengaplikasikan semua peralatan make up itu pada wajahnya. Ayana pun memakai asal peralatan make up itu.

"Aaaaaaaaa....." Ayana berteriak kencang saat melihat hasil riasannya sendiri di cermin.

Alga yang tengah berada di ruang tamu pun terkejut saat mendengar teriakan Ayana. Ia berlari memasuki kamar Ayana, takut terjadi sesuatu pada Ayana.

Saat ia sudah sampai di kamar Ayana, lelaki itu yang awalnya panik seketika terbahak-bahak melihat wajah Ayana.

"Bhuuahahahaha.... Itu muka apa ondel-ondel Ay.. jelek banget muka kamu" ucap Alga di sela-sela tawanya membuat Ayana merenggut kesal.

"Ini semua gara-gara elo Ga. Udah gue bilang kalo gue nggak bisa pake make up. Awas Lo ya"

Ayana mengejar Alga yang masih saja menertawakan dirinya.

"Ehh... Mau ngapain kamu.?" ucap Alga berlari saat Ayana mengejar dirinya dengan sebuah lipstik di tangannya.

"Berhenti Lo Ga. Sini Lo... Awas aja kalau Lo berhasil nangkep Lo, gue bakalan habisin nih lipstik di wajah Lo" seru Ayana yang masih berusaha mengejar Alga ke ruang tamu.

Alga berlari mengitari sofa sambil tertawa. Bahkan Alga sampai mengeluarkan air mata karena terus terpingkal sejak tadi.

"Ampun Ay, ampun. Jangan kejar gue lagi" pinta Alga yang sudah merasa lelah akibat berlari sambil tertawa. Ia merasa lucu melihat wajah Ayana yang seperti ondel-ondel.