Setelah menyiapkan pakaian kerja untuk suami nya.Jihan memutuskan untuk turun ke lantai bawah membantu sang Bunda menyiapkan sarapan pagi untuk seluruh keluarga nya.di dekat meja makan juga sudah ada Oma dan juga Opa nya yang tengah menikmati kopi sambil membaca koran di tangan mereka masing-masing.
" Pagi Bunda,Oma dan juga Opa." sapa Jihan mencium pipi mereka secara bergantian.
" Pagi juga cucu Oma sayang." balas Oma Sari sambil tersenyum karena sudah terbiasa mendapatkan ciuman hangat dari cucu kesayangan nya.sedangkan Opa Ridwan hanya tertawa kecil sambil mengelus lengan Jihan yang melingkar di leher nya.
" Suami Kamu di mana sayang?" tanya Bunda Nilam yang sibuk menyiapkan kopi untuk suami nya yang sudah bangun dan tengah berada di halaman belakang.
"Mas Erlan lagi mandi Bunda.apa ada yang bisa Jihan bantu?" tanya Jihan penuh semangat.semenjak menikah Jihan lebih rajin lagi untuk mampir di dapur tanpa mengenal waktu.sebisa mungkin wanita cantik ini akan membantu menyiapkan sarapan termasuk juga membuat kan segelas kopi untuk penyemangat suami nya bekerja.
Kerajinan Jihan bangun lebih awal dan selalu terlibat dalam urusan dapur mendapatkan applause dari Oma dan Juga Opa nya.mereka sangat bangga melihat pertumbuhan Jihan yang selalu menerima dengan baik saran dan kritik dari kedua orang tua nya tanpa mengeluh sedikit pun.meskipun cucu mereka terlahir dari keluarga kaya raya tapi Jihan begitu rendah hati dan sama sekali tidak pernah menikmati yang nama nya dunia malam.
" Apa pakaian dan kebutuhan lainnya sudah Kamu siap kan terlebih dahulu sebelum Kamu turun ke bawah?" tanya Bunda Nilam lagi.
" Sudah dong Bun! Pokok nya aman ." jawab Jihan mengangkat jari yang membentuk bulatan.
Jihan dan Bunda Nilam tengah sibuk memasak dengan di bantu oleh asisten rumah tangga lain nya.Jihan mulai menggoreng apa yang sudah di siapkan oleh Bibi dan di samping nya ada sang Bunda yang tengah menumis bawang untuk memasak sayur asem.ibu dan anak nya bekerja sama dengan baik sehingga membuat keluarga makan dengan sangat lahap sekali.
" Enak nggak Mas?" tanya Jihan setengah berbisik kepada suami nya.
" Enak banget sayang,ini Kamu yang masak ?" Erlan kembali bertanya kepada istri nya.
Jihan pun dengan cepat mengangguk kan kepala sebagai jawaban iya atas pertanyaan tersebut.
" Kopi nya juga enak sekali dan sangat pas di mulut Aku." ucap Erlan lagi membuat Jihan begitu senang sekali dan tiada henti melukis kan senyum di wajah cantik nya.
" Lama-lama perut Aku pasti akan buncit kalau makan enak setiap hari." ucap Erlan tersenyum.
Gerak gerik pengantin baru ini pun rupa nya di saksikan oleh kedua orang tua Jihan serta Oma dan juga Opa nya sehingga membuat mereka merasa bahagia melihat putri nya bahagia. sedangkan Jevin terlihat acuh karena fokus dengan makanan nya sendiri.
" Kamu mau berangkat kuliah bareng suami Kamu ya sayang?" tanya Bunda Nilam ketika semua nya sudah menyelesaikan sarapan.
" Aku nanti berangkat nya agak siangan Bun.jadi berangkat nya sendiri aja deh.kasihan Mas Erlan nanti bisa telat kerja nya kalau harus menunggu Aku." jawab Jihan menatap suami nya.
Bunda Nilam ber oh ria saja karena apa yang di ucapkan oleh putri nya benar ada nya.
" Nanti berangkat nya bareng supir aja ya sayang,jangan bawa mobil sendiri dan maaf Aku nggak bisa ngantar Kamu ke kampus." kata Erlan yang memang sedang sibuk-sibuknya dengan meeting dan beberapa tugas perusahaan lain nya.
" Iya Mas, Aku ngerti kok dan jangan lupa makan kalau lagi sibuk bekerja ya." lagi dan lagi keromantisan pengantin baru ini membuat anggota keluarga lainnya tersenyum bahagia.siapa sangka hasil perjodohan ini ternyata berjalan dengan baik meskipun baru di awal pernikahan tapi mereka yakin kedepan nya pun akan tetap sama sampai maut memisahkan mereka berdua.
" Ayah yakin tidak salah memilih kan jodoh untuk mu sayang." batin Pak Arlis dalam hati nya.
" Ya udah Ayah ayok kita berangkat,Aku bisa telat kalau harus lihat Kakak terus." celetuk Jevin bangkit dari kursi nya mencium punggung tangan sang Bunda lalu beralih kepada Oma,Opa,Kakak ipar nya dan terakhir kepada sang kakak tercinta.
" Ya elah nih nak satu! Kalau mau berangkat ya tinggal berangkat aja.kenapa harus mengajak Ayah segala.memang nya Ayah mau nebeng di motor gede mu itu?" tanya Jihan kesal.
" Bukan Ayah yang mau nebeng tapi Aku yang ingin menumpang di mobil Ayah.Kakak kan tahu sendiri selama ini Ayah mana mau Aku boncengin.yang ada punggung ku habis memar karena di tepuk sama Ayah dari belakang." kata Jevin sambil tertawa kecil karena sangat hapal bagaimana cara Ayah nya mengingat kan dia untuk pelan-pelan dalam mengendarai motor gede nya dan selalu menolak jika di ajak keliling mencari angin.
" Udah sana berangkat.kata nya takut telat tapi masih aja berdebat sama Kakak Kamu." seru Bunda Nilam menengahi sebelum Jevin benar-benar telat karena keasyikan meladeni kakak nya.
Pak Arlis pun berangkat ke kantor bersama dengan Jevin lalu di susul oleh Erlan yang juga harus segera berangkat karena ada meeting penting yang wajib untuk dia hadiri.
Siang ini Jihan di antar ke kampus oleh sopir nya dan seperti biasa di belakang mobil ini ada satu mobil lagi yang siap sedia mengawal kemana pun tuan putri mereka pergi.
Begitu mobil berhenti di depan gerbang kampus nya.Jihan langsung masuk ke dalam tanpa menoleh ke arah belakang lagi.
Sementara itu beberapa pengawal memilih tetap stand by di tempat karena takut terjadi sesuatu kepada tuan putri mereka yang sekarang menjadi kesayangan dua keluarga besar.
Jihan nampak bersemangat mengikuti perkuliahan bersama dengan ketiga sahabat nya.meskipun di antara mereka hanya Egi lah lelaki satu -satu nya.tapi nyata nya persahabatan yang sudah terjalin sejak SMA itu begitu awet terjaga tanpa ada perkelahian sedikit pun.
" Eji! Suami Kamu kemana?" tanya Nia sambil duduk santai di dalam kelas.
" Ngapain Kamu nanya suami nya Jihan segala? Mau jadi pelakor anda?" sahut Ajeng dengan wajah mengejek nya.
" Ye ... sembarangan aja nih orang kalau ngomong.Aku hanya ingin tahu aja bukan berarti mau jadi madu nya Jihan." Nia membalas memukul lengan Ajeng sehingga membuat sahabat nya itu meringis kesakitan akibat pukulan keras yang Nia berikan.
" Madu? Yang ada Nia bakal Aku jadikan perkedel kalau berani melirik suami ku dengan tatapan lapar nya." sambung Jihan tak mau kalah.
" Bagus itu Ji! Jangan mau kalah sama pelakor dan hempaskan mereka dengan batu besar jika ingin mendekati suami mu." Egi lagi-lagi memberikan saran yang begitu sadis kepada sahabat nya itu.membuat Nia yang awal nya membuka suara bergidik ngeri sendiri jika sampai itu benar-benar terjadi dalam hidup nya.
" Jangan salah paham dulu." ucap Nia yang tidak ingin di musuhi oleh ketiga sahabat nya.
" Lah terus maksud Kamu apa tadi nanya-nanya suami nya Eji?" tanya Egi tersenyum tipis berhasil mengerjai Nia yang memang suka usil kepada diri nya.
" Aku nanya begitu karena asal aja pengen nanya.sebenar nya Aku ingin minta di kenalin sama teman-teman nya Kak Erlan yang tinggi,ganteng dan mirip opa-opa gitu.mau ya Ji." mohon Nia dengan wajah sengaja di imut-imut kan.
" Nggak cocok kali." teriak Egi meraup wajah Nia menggunakan tangan kanan nya.
" Egi...Tangan Kamu bau." balas Nia sambil memukul-mukul dada Egi menggunakan tangan nya.
" Kalian berdua kayak kucing sama anjing aja deh.biasa nya kalau sering berantem pasti jodoh." ledek Ajeng dan di balas anggukan kepala oleh Jihan yang tengah tersenyum.
" Ihh aku mah nggak rela kalau harus jadi istri dia.yang ada tiap hari makan hati mulu karena kelakuan nya itu." Nia mengibaskan tangan di depan wajah berharap ucapan sahabat nya itu tidak menjadi kenyataan.
" Jodoh siapa yang tahu.kayak Jihan tanpa di duga malah menikah dengan mantan asisten ayah nya.sahabat jadi cinta seru juga tuh." goda Ajeng lagi sehingga membuat Nia semakin kesal dengan wajah merah nya.
" Kalau bukan sama Aku mana ada lelaki yang mau sama wanita tukang kdrt seperti Kamu ini.udah nggak usah di kenalin sama teman nya Bang Erlan. yang ada satu bulan jadian Nia langsung masuk penjara karena kasus kdrt.mending Kamu sama Aku aja yang menerima Kamu apa ada nya." ucap Egi panjang lebar sambil cengengesan dan tidak ada yang menyadari bahwa saat ini Egi sedang jujur karena memang sudah lama memendam rasa kepada Nia tapi tidak berani mengungkapkan nya secara langsung.bukan tanpa alasan Egi menyimpan rasa nya rapat-rapat karena tidak ingin persahabatan mereka hancur karena masalah percintaan.
" Kamu tega nyumpahin Aku kayak gitu? Lagian siapa juga yang mau jadi pacar Kamu yang jarang mandi ini." kedua nya terus berdebat dan tak ada yang ingin mengalah.sedangkan Jihan dan Ajeng malah tertawa menyaksikan perdebatan itu karena ikut menganggap bahwa yang terjadi saat ini adalah lelucon semata tanpa ada perasaan sedikit pun.
Jangan lupa Like, Vote dan Komen ya guys 🥰🥰😍
Maaf ya update nya telat karena terjadi gangguan jaringan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Ely Rusda
/Joyful//Brokenheart/
2024-01-28
0
Ely Rusda
ahryo. jdpg. jefeoH
2024-01-28
1
Murni Zain
suka ribut biasa jodoh
2023-12-21
1