Hati Rai yang mulai goyah

Sementara itu di atas mobil, Alena duduk sambil melihat pemandangan di luar jendela mobil, di sepanjang jalan, ia merasa bahwa jalan yang mereka lalui bukan jalan menuju kediaman keluarga Luwis.

(Sebenarnya kemana Rai akan membawaku pergi?). Ucap Alena dalam hati, sambil melihat ke arah Rai yang sedang duduk di sampingnya.

“Apa yang bisa kau lihat dengan mata buta itu?” Ucap Rai tanpa melihat ke arah Alena.

Alena terkejut dengan ucapan Rai, pasalnya ia tidak menyangka bahwa Rai akan menyadari kalau ia sedang menatapnya.

“Aku, aku tidak akan melihat lagi” Jawab Alena sambil memalingkan wajahnya ke arah kaca jendela mobil dan kembali melihat pemandangan di luar jendela.

(Pemandangan ini sangat familiar, jangan jangan....). ucap Alena dalam hati.

“Angin disini sangat istimewa, di mana kita sekarang?” Tanya Alena kepada supir pribadi Rai.

“Di samping adalah sungai, nyonya muda merasa istimewa karena aroma dari angin sungai ini kan?” Ucap supir sambil tersenyum.

Alena kemudian melihat kembali ke arah jendela sambil berkata di dalam hati.

(Sungai, tidak jauh dari sini, itu adalah kediaman Lasora, jadi setelah bertahun tahun, kediaman Lasora dan aku hanya di pisahkan oleh sungai). Ucap Alena dalam hati sambil terus menatap keluar ke arah jendela mobil.

Tidak lama kemudian, mobil yang membawa Alena dan Rai telah sampai di depan sebuah rumah yang sangat mewah.

“Tuan muda, kita sudah sampai.” Ucap sopir pada Rai.

Rai kemudian turun dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah itu, sementara Alena berjalan di belakang Rai dan mengikuti Rai masuk ke dalam rumahnya.

(Kompleks graham ini adalah kompleks termahal di kota ini, sepertinya ini adalah rumah pribadi milik Rai, tapi kenapa dia membawaku ke sini?). Tanya Alena dalam hati sambil terus berjalan di belakang Rai.

“Bukankah kita seharusnya kembali ke kediaman keluarga Luwis?” Tanya Alena pada Rai.

“Masuk dulu baru bicara.” Ucap Rai pada Alena.

Alena yang mendengar ucapan Rai tiba tiba berhenti sambil berpikir.

(apa yang harus kita bicarakan?). Tanyanya dalam hati.

Rai yang melihat Alena hanya diam di tempat dan tidak bergerak, langsung menarik tangan Alena dengan kasar dan membawanya masuk ke dalam rumahnya

“Kau mau membawaku ke mana?” Tanya Alena ketakutan.

Rai terus menarik tangan Alena dan membawanya masuk ke dalam sebuah kamar yang gelap dan menyandarkan tubuh Alena ke sebuah tembok dan menciumnya dengan kasar lalu melemparkan tubuh Alena ke atas tempat tidur dan tangan Rai mulai nakal meraba raba tubuh Alena, Alena yang menyadari bahwa ia sedang dalam bahaya, terus berpikir dan harus berbuat sesuatu untuk menghentikan niat mesum Rai.

Alena kemudian mencium pipi Rai dengan lembut, Rai yang mendapatkan ciuman yang lembut dari Alena, sontak terkejut dan menghentikan aktivitas mesumnya terhadap Alena, Alena kemudian mengambil kesempatan untuk berkata pada Rai.

”Tidak boleh Rai...” Ucap Alena dengan lembut.

Rai berhenti sebentar kemudian menatap wajah Alena sambil berkata

“Alena, aku tidak bertanya apakah kau mau atau tidak.” Ucap Rai kesal.

“Aku sedang mengandung anakmu, dan dia baru berumur dua bulan, itu akan berbahaya jika kau melakukannya sekarang.” Ucap Alena berusaha menghindar.

“Namun, aku ingin melakukannya hari ini, bukankah kau mengaku menyukaiku?, kenapa?, kau masih takut mati?” Ucap Rai tersenyum jahat, dengan posisi tubuhnya yang sudah berada di atas tubuh Alena.

“Jika aku bisa membuatmu senang, aku bersedia melakukan apapun, tapi kau tau bukan itu masalahnya.” Jelas Alena sambil menyentuh wajah Rai dengan lembut.

“Kau buta dan kau bisa tau aku senang atau tidak?” Tanya Rai pada Alena.

“Aku tidak bisa melihat tapi aku bisa merasakannya, bagaimana kau bisa bahagia menciumku jika kau selalu membenciku dan tidak mempercayaiku?” Tanya Alena dengan lembut sambil tersenyum pada Rai.

Rai kemudian menyentuh wajah Alena dengan lembut sambil berkata.

“Kau terlalu banyak berpikir, aku hanya terlalu malas mencari wanita lain, tidak ada hubungannya antara membencimu dan mendapatkan kesenangan darimu.” Ucap Rai dengan senyum mengejek.

(Jangan malas, pergilah mencari. Menyebalkan sekali, aku harus terus berpura pura seperti ini) Ucap Alena dalam hati dengan kesal.

Alena terus berusaha agar ia bisa lepas dari Rai, ia kemudian menyusun kata kata agar Rai luluh dan mau melepaskannya.

“Jika kau cukup pintar, bukankah aku seharusnya menyetujuimu untuk melakukannya sekarang?, dan hubungan kita bisa selangkah lebih dekat, namun aku tidak bisa melakukannya, aku ingin kau menemukan seseorang yang benar benar kau sukai dan hidup bahagia dengannya selama sisa hidupmu, bukannya menghadapi wanita yang tidak kau sukai hanya untuk kesenangan sementara. itu hanya akan membuatmu merasa lebih kesepian, bahkan kau akan lebih membenciku dan aku tidak menginginkan itu.” Ucap Alena terus berpura pura dan mencari alasan agar bisa lepas dari Rai.

Mendengar ucapan Alena, Rai melepaskan tangannya dari tubuh Alena, Alena kemudian meraih kotak gelangnya dan bangun dari tempat tidur sambil berkata.

“Aku pergi dulu, kau bisa beristirahat.” Ucap Alena sambil buru buru ingin pergi.

Namun Rai kembali menarik lengan Alena dan memeluknya dengan erat sambil berkata. “Memangnya aku bilang kau boleh pergi?” Ucap Rai sambil berbisik di telinga Alena.

“Aku hanya orang buta, kau berhak mendapatkan yang lebih baik.” Ucap Alena sambil terus memeluk kotak yang berisi gelang peninggalan kakeknya.

“Tidak masalah, semuanya sama saja ketika lampu sedang mati.” Ucap Rai sambil menciumi punggung Alena.

(Apakah, aku tidak bisa kabur kali ini?). Ucap Alena dalam hati.

Rai kemudian terus memeluk Alena dari belakang sambil menciumi punggung mulus Alena yang terbuka karna memakai baju yang agak seksi, namun, tiba tiba ponsel Rai berbunyi sehingga ia harus menghentikan aktivitasya menciumi punggung Alena dan kemudian mengangkat telfonnya, ternyata orang yang menelfon itu adalah tuan Luwis, ayah dari Rai, ia menyuruh Rai untuk menyelesaikan sebuah urusan yang sudah mereka bicarakan, Rai sempat menolak dan mengatakan bahwa ia sedang ingin tidur dengan seorang wanita, tapi tuan Luwis mengancam Rai dengan nada dingin ia berkata bahwa jika Rai tidak mau pergi malam itu, ia tidak akan memberikan warisan yang di tinggalkan oleh ibunya, Rai terlihat sangat kesal tapi ia tidak bisa menolak perintah ayahnya.

(Bagus, aku berhasil lolos lagi). Ucap Alena dalam hati sambil bernafas lega.

Rai kemudian menyalakan lampu kamarnya dan menatap Alena yang sedang memeluk sebuah kotak untuk menutupi bagian depan tubuhnya karna bagian kera bajunya telah di robek oleh Rai.

(S*al, mengapa aku tiba tiba tidak ingin keluar rumah). Ucap Rai dalam hati sambil terus menatap Alena yang sudah dalam keadaan berantakan.

Pandangan Rai kemudian tertuju pada sebuah kotak gelang berwarna merah yang sedang Alena peluk, Rai lalu berjalan ke arah Alena.

(Apa lagi yang ingin dia lakukan?). Ucap Alena dalam hati.

Ternyata Rai mendekati Alena untuk mengambil kotak gelang yang berada di pelukan Alena dan membukanya, lalu kemudian mengambil isinya, ia bertanya pada Alena kenapa gelang ini sangat berharga untuknya, Alena menjelaskan pada Rai bahwa gelang itu adalah gelang peninggalan kakeknya, dulu neneknya yang memberikan gelang itu pada kakeknya sebagai tanda cinta.

Mendengar penjelasan dari Alena, Rai tertarik untuk memiliki gelang itu, ia kemudian memakai gelangnya dan berkata.

“Jika aku bisa kembali hidup hidup malam ini, itu berarti gelang mutiara milikmu ini ada gunanya.” Ucap Rai sambil tersenyum.

“Hadiah gelang ini aku terima.” Ucap Rai lagi sambil berjalan keluar meninggalkan Alena yang masih terdiam tidak sanggup berkata apa apa.

...Bersambung.......

Episodes
1 1.Gadis buta
2 2.Awal yang menyedihkan
3 HARI PERNIKAHAN
4 Mengenal keluarga luwis
5 Drama di meja makan
6 Membalas dendam
7 Langkah awal
8 Kejadian di Club malam
9 Kepulangan Rai
10 Satu masalah selesai
11 Setitik kepercayaan
12 Perdebatan di meja makan
13 Langkah awal mengumpulkan barang peninggalan keluarga Lasora.
14 Acara amal keluarga Alokka
15 Insiden di kediaman Alokka
16 Insiden di kediaman Alokka part2
17 Misi pertama berhasil.
18 Hati Rai yang mulai goyah
19 Insiden di rumah Rai
20 Kedai teh.
21 Kepercayaan nyonya besar
22 Benih benih cinta
23 Kedekatan Nyonya Luwis dan Alena
24 Membangun kepercayaan
25 Alasan untuk tetap hidup
26 Kepulangan Tuan Luwis
27 Kekacauan di meja makan
28 Rencana Selena yang gagal
29 Menghindari Amarah Rai
30 Niat lain di balik kebaikan Selena
31 Acara Lelang di mulai
32 Kedatangan Rai di acara Lelang.
33 Insiden di acara Lelang
34 Rencana jahat Arianda yang gagal.
35 Kedekatan Alena dengan keluarga Rai.
36 Pesona Alena
37 Pertolongan untuk Alena
38 Menunggu keajaiban
39 Keajaiban Datang
40 Tekat Alena yang sudah bulat
41 Selena dan Rosa diculik
42 DRACULA
43 Perdebatan ayah dan anak
44 Timbulnya kebencian antara ayah dan anak
45 Kepercayaan Rai yang sangat berharga.
46 Langkah awal membujuk Rai
47 Usaha kedua Alena
48 Kekecewaan Alena
49 Usaha membujuk Rai berhasil
50 Hati Rai yang mulai bisa menerima Alena
51 Kembalinya Selena dan Rosa
52 Sandiwara Rai dan Alena
53 Sandiwara Alena untuk membantu Rai.
54 Sandiwara Alena membuahkan Hasil
55 Rencana Alena berhasil
56 Rai yang keras kepala
57 Sisi Baik Tuan Luwis
58 Perampok Kecil
59 Hati Rai yang mulai melunak
60 Usaha Alena untuk membantu Rai
61 Rai sang pria tangguh
62 Alena sang penakluk hati Rai
63 Bujukan maut Alena
64 Belajar membaca kata
65 Ternyata Alena adalah anak yang berbakat dan pintar
Episodes

Updated 65 Episodes

1
1.Gadis buta
2
2.Awal yang menyedihkan
3
HARI PERNIKAHAN
4
Mengenal keluarga luwis
5
Drama di meja makan
6
Membalas dendam
7
Langkah awal
8
Kejadian di Club malam
9
Kepulangan Rai
10
Satu masalah selesai
11
Setitik kepercayaan
12
Perdebatan di meja makan
13
Langkah awal mengumpulkan barang peninggalan keluarga Lasora.
14
Acara amal keluarga Alokka
15
Insiden di kediaman Alokka
16
Insiden di kediaman Alokka part2
17
Misi pertama berhasil.
18
Hati Rai yang mulai goyah
19
Insiden di rumah Rai
20
Kedai teh.
21
Kepercayaan nyonya besar
22
Benih benih cinta
23
Kedekatan Nyonya Luwis dan Alena
24
Membangun kepercayaan
25
Alasan untuk tetap hidup
26
Kepulangan Tuan Luwis
27
Kekacauan di meja makan
28
Rencana Selena yang gagal
29
Menghindari Amarah Rai
30
Niat lain di balik kebaikan Selena
31
Acara Lelang di mulai
32
Kedatangan Rai di acara Lelang.
33
Insiden di acara Lelang
34
Rencana jahat Arianda yang gagal.
35
Kedekatan Alena dengan keluarga Rai.
36
Pesona Alena
37
Pertolongan untuk Alena
38
Menunggu keajaiban
39
Keajaiban Datang
40
Tekat Alena yang sudah bulat
41
Selena dan Rosa diculik
42
DRACULA
43
Perdebatan ayah dan anak
44
Timbulnya kebencian antara ayah dan anak
45
Kepercayaan Rai yang sangat berharga.
46
Langkah awal membujuk Rai
47
Usaha kedua Alena
48
Kekecewaan Alena
49
Usaha membujuk Rai berhasil
50
Hati Rai yang mulai bisa menerima Alena
51
Kembalinya Selena dan Rosa
52
Sandiwara Rai dan Alena
53
Sandiwara Alena untuk membantu Rai.
54
Sandiwara Alena membuahkan Hasil
55
Rencana Alena berhasil
56
Rai yang keras kepala
57
Sisi Baik Tuan Luwis
58
Perampok Kecil
59
Hati Rai yang mulai melunak
60
Usaha Alena untuk membantu Rai
61
Rai sang pria tangguh
62
Alena sang penakluk hati Rai
63
Bujukan maut Alena
64
Belajar membaca kata
65
Ternyata Alena adalah anak yang berbakat dan pintar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!