Di dalam ruangan....
“Bawakan aku tali, aku benar benar akan menggantung diriku di depan kamar cucu durhaka itu!” Ucap nyonya besar Luwis dengan sangat marah.
Smentara itu, Selena orang kepercayaan ayah Rai dan juga istri siri dari ayah Rai terus menenagkan nyonya besar.
“Nyonya, tuan muda sudah terbiasa bandel, coba tenangkan dirimu.” Ucap Selena sambil menenangkan nyonya besar.
“Lagi pula para tamu undangan hari ini hanya orang terdekat dari keluarga luwis jadi mereka tidak akan menyebarkan berita tentang apa yang terjadi hari ini, sebaiknya kita lanjutkan saja upacara pernikahannya dulu.” Ujarnya lagi.
“Bagaimana bisa upacara itu dilanjutkan jika pengantin prianya tidak hadir!” Ucap nyonya besar dengan penuh amarah.
“Nyonya, yang kau inginkan itu adalah cicit kandungmu bukan?, selama ia tidak membuat masalah dan menyakiti anak yang ada di dalam perutnya maka semua akan baik baik saja.” Ucap Selena kembali menenangkan.
“Tetapi, aku kasihan dengannya.” Ucap nyonya besar sambil menatap kasihan ke arah Alena.
“Keluarganya sudah lama bangkrut dan hanya dia yang tersisa di keluarganya, dia bisa masuk ke keluarga Luwis sudah merupakan suatu keberuntungan untuknya, jadi untuk apa merasa kasihan padanya.” Ucap Selena sambil menatap ke arah Alen.
Sementara itu, Alena hanya terdiam dan menyelesaikan beberapa upacara pernikahan tanpa di dampingi oleh pengantin pria, setelah upacara pernikahan itu selesai, ia dibawa kembali kedalam kamar oleh pelayan, dan di dalam kamar, Alena hanya bisa duduk diam sendiri sambil menatap keluar jendela dan meratapi nasibnya.
Sementara itu, tiba tiba seorang pelayan datang ke kamar Alena dan menyampaikan sebuah pesan dari tuan muda Rai kepada Alena.
“Nyonya muda, tuan muda baru saja keluar untuk urusan bisnis, dan mungkin tidak akan pulang malam ini, jadi anda bisa istirahat lebih dulu” ucap pelayan itu pada Alena.
Setelah menyampaikan pesan dari tuan muda Rai, pelayan itupun meninggalkan Alena sendiri di dalam kamarnya.
“Hufff... Setelah buta selama 5 tahun, tidak di sangka aku harus masih berpura pura buta di hadapan semua orang, untung saja malam ini Rai tidak pulang.” Ucap Alena sambil melepaskan atribut pengantinnya lalu merebahkan dirinya di atas kasur.
Sementara itu, Tiga hari sebelum hari pernikahannya, Alena di kurung oleh keluarga Luwis di sebuah panti jompo yang di kelola oleh keluarga Luwis, Alena tidak pernah berusaha melarikan diri karna ia takut jika ia melarikan diri, ia hanya akan membuat masalah menjadi lebih rumit, ia juga sadar bahwa sekeras apapun ia mencoba untuk melarikan diri, ia tidak akan mampu lari dari keluarga Luwis, keluarga bangsawan yang berpengaruh di negri ini.
Selama dikurung, Alena di paksa untuk segera menandatangani surat perjanjian pernikahan oleh Albert, surat perjanjian yang dibuat oleh keluarga Luwis itu berbunyi.
“Jika anak yang dikandung oleh Alena benar benar anak dari Rai, maka Alena bisa melanjutkan pernikahannya sampai anak itu berhenti menyusui, dan setelah itu, Alena bisa bebas pergi meninggalkan keluarga Luwis.” tapi Alena menolak untuk menandatangani perjanjian itu, dan bersikeras tidak ingin menikah dengan Rai, tetapi Albert terus mendesak Alena agar ia mau menandatangani surat perjanjian itu, namun, Alena masih saja terus menolak untuk menandatangani perjanjian pernikahan yang diberikan oleh Albert.
Sementara itu diluar jendela Alena melihat ada dua orang anak kecil yang sedang bermain bersama, Alena kemudian berkata kepada Albert .
“Anak anak yang sedang bermain di luar itu, aku ingin memiliki mainan mereka, jika kamu bisa mendapatkannya untukku, aku akan menandatangani surat perjanjian ini” Ucap Alena sambil memandang keluar jendela.
Albert yang mendengar ucapan Alena hanya terkejut, lalu kemudian setuju untuk memenuhi syarat yang di berikan oleh Alena, ia lalu pergi mengambil mainan itu untuk dan di berikan kepada Alena.
Setelah mendapatkan mainan anak kecil itu, Alena langsung setuju untuk menikah dan menandatangani surat perjanjian yang di berikan oleh Albert.
Sementara itu, di dalam kamar setelah upacara pernikahannya, Alena terus memegang dan menatap mainan jimat anjing yang ia dapatkan dari anak anak yang bermain di panti jompo satu hari sebelum hari pernikahannya.
Ia terus menatap jimat itu sambil meneteskan air mata dan berkata pada dirinya sendiri “Mereka pasti mengira aku sudah gila, tapi mainan ini adalah jimat keberuntungan yang ayah belikan untukku sebagai hadiah ulang tahunku, dulu jimat ini di lelang dengan harga yang tinggi, tapi sekarang jimat ini sudah rusak dan tidak ada harganya lagi. Sekarang keluargaku sudah lama bangkrut, dan semua barang barang peninggalan keluargaku sudah di rebut dariku, sekarang aku hanya bisa bergantung pada keluarga Luwis. Lima tahun yang lalu aku hidup begitu menderita, walaupun aku sudah bisa melihat tapi aku tidak bisa hidup seperti saat keluargaku masih hidup, walaupun aku tidak bisa mengembalikan mereka semua tetapi aku bertekat untuk mengembalikan semua barang barang keluargaku yang telah di rampas dariku” Ucap Alena sambil mengepal jimat anjing yang terus berada di tangannya.
Sementara itu di tempat lain, di pinggir kolam renang Rai yang sedang sibuk berpesta duduk di pinggir kolam sambil menikmati alunan musik yang ada di pesta itu, ia kemudian mendapat kabar dari Albert bahwa Alena mau menandatangani surat perjanjian itu hanya dengan satu syarat yaitu sebuah mainan jimat anjing yang sudah rusak, Raipun merasa telah di permainkan oleh Alena pasalnya mainan itu sama sekali tidak berharga dan tidak bernilai uang sama sekali, Rai yang kesal menenggak minumannya namun, ketika ia sedang minum, tiba tiba seorang wanita berpakaian seksi duduk di pangkuannya, sambil menawarkan dirinya pada Rai.
Wanita itu terus merayu Rai, Rai yang merasa kesal mencoba menahan diri dan membiarkan wanita itu merayunya.
Sebaliknya Karena Rai tidak bereaksi apa apa, wanita itu mengira bahwa Rai tidak sekejam yang di bicarakan oleh orang orang, ia langsung berpikir bahwa Rai tertarik padanya.
“Kau ingin memainkan permainan apa cantik?” Ucap Rai sambil mengelus wajah wanita itu dengan lembut.
“Selama aku bisa menemanimu, aku bersedia untuk memainkan permainan apapun” Ucap wanita itu sambil mengelus dada Rai yang kekar.
“Kalau begitu, mari kita memainkan permainan pukul tikus” Ucap Rai sambil mendorong wanita yang ada dipangkuaanya itu ke dalam kolam renang.
Rai kemudian melemparkan banyak uang ke dalam kolam renang. Wanita itu tertawa bahagia melihat uang yang di lemparkan Rai kedalam kolam, sambil berteriak ia berkata. “Aku kaya, aku akan jadi orang kaya” ucapnya sambil berjalan mendekati tumpukan uang yang berserakan itu, Namun, Bukan Rai namanya jika ia tidak kejam, ketika wanita itu hendak mengabil uang yang di lemparkan Rai, Rai mengeluarkan cambuknya dan memukul wanita itu menggunakan cambuk lalu mengumumkan kepada semua orang yang ada di pesta itu, bahwa siapapun yang memukul wanita itu dengan cambuk paling banyak ia akan mendapatkan uang yang lebih banyak.
Semua orang yang ada disana kemudian berlomba lomba untuk memukuli wanita itu hingga wanita itu terus memohon ampun kepada Rai untuk berhenti tetapi Rai tidak mempedulikannya dan hanya menikmati pemandangan ketika wanita itu di siksa oleh banyak orang.
...BERSAMBUNG..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments