Di dalam aula lelang keluarga alokka...
Alena begitu senang karena berhasil membawa pulang gelang milik kakeknya dengan harga yang cukup murah.
(Walaupun tidak sesuai rencana, tapi aku berhasil). Ucap Alena dalam hati.
“Terima kasih atas kontribusi nona kepada anak anak di pegunungan itu, silahkan tanda tangan dan gesek kartu disini untuk membayar.” Ucap pelayan sambil memberikan gelang itu pada Alena.
Sementara itu, Arianda merasa senang karna ia pikir Alena tidak punya uang sebanyak itu dan dia pasti akan malu karna tidak bisa membayar gelang itu.
(Alena, kau juga punya hari ini.. jika kau tetap angkuh seperti itu, kau akan kehilangan semua rasa malumu di kediaman alokka malam ini). Ucap arianda dalam hati.
“Paman Tomi, tolong gesek kartunya.” Ucap Alena pada paman Tomi.
“Baik nona.” Jawab paman Tomi sambil memberikan kartunya untuk di gesek.
(Apa?, pria tua itu benar benar mampu membayar dua milyar?). Ucap Arianda dalam hati dengan sangat kesal.
“Alena, kau seharunya jangan boros... kau menghabiskan begitu banyak uang sekaligus... jangan mempersulit pria tua di sebelahmu itu!” Ucap Arianda yang berpura pura peduli pada Alena.
“Ini adalah uang pribadi nona Alena sendiri, tidak ada hubungannya dengan aku.” Ucap paman Tomi dengan tegas.
“Memang benar aku tidak punya banyak uang, dan aku ingin menyampaikan terima kasihku kepada Arianda karna telah memberiku 600 juta dan meminta semua orang untuk mengalah denganku. Kalau tidak, bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan gelang ini.” Ucap Alena sambil tersenyum.
“Omong kosong, mana mungkin aku pernah memberimu uang 600 juta... tunggu, maksud kau itu uang teh kemarin?, jadi kau sengaja menyuruh pria tua ini untuk terus menawar dengan harga 900 juta agar semua orang mengira bahwa kau hanya punya uang sebanyak itu, Alena!, apa kau sudah merencanakan untuk membeli gelang itu sejak awal?” Ucap Arianda marah karna merasa telah di permainkan oleh Alena.
“Bagaimana mungkin?, aku sedang beramal. Ngomong ngomong sebenarnya paman Tomi adalah kerabatku. Arianda, kau telah salah paham, namun, aku memang sudah menikah, selain itu, suamiku sangat baik, dan dia adalah pria yang sangat aku sukai.” Ucap Alena sambil memamerkan cincin yang melingkar di jari manisnya kepada semua orang.
(Apakah wanita ini mencoba memujiku dan memanfaatkan kesempatan ini untuk pamer status bahwa dia adalah menantu dari keluarga Luwis?, dengan status dari keluarga Luwis... dia tidak hanya bisa mendapatkan sebuah gelang) Ucap Rai dalam hati sambil matanya terus melihat ke arah Alena.
“Aku ingin tau siapa pemuda terkenal yang menjadi suamimu itu?, apa aku mengenalnya?” Tanya Arianda dengan nada mengejek.
“Kau tidak kenal. Aku memberitaumu agar tidak melewati batas, aku menghargai pernikahanku sekarang, jika kau membuat rumor lagi... aku pasti tidak akan tinggal diam.” Ucap Alena dengan ekspresi wajah yang menakutkan.
Rai yang mendengar ucapan Alena itu, terkejut karna Alena sama sekali tidak memberi tau semua orang tentang statusnya sebagai menantu dari keluarga Luwis.
(Wanita ini tidak mengeksposnya... jika bukan Demi mengincar sesuatu yang lebih besar, berarti dia benar benar di butakan oleh cinta) Ucap Rai dalam hati.
“Aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan, jadi aku tidak akan menghabiskan waktu di sini lagi. Semuanya selamat tinggal.” Ucap Alena sambil berjalan keluar meninggalkan gedung milik keluarga Alokka.
“Rai, aku pergi dulu.” Ucap Alena ketika berjalan melewati Rai yang sedang duduk dan menikmati minumannya.
Sementara itu, Arianda tidak terima dan masih ingin menahan Alena.
(Dia ingin pergi begitu saja setelah memeras uangku dan menipuku?, mustahil!). Ucap Arianda dalam hati.
“Hentikan dia!!!” Ucap Arianda berteriak.
Ketika pengawal Arianda ingin menghentikan Alena, tiba tiba Rai menaruh minumannya di atas meja yang berada di dekatnya kemudian berjalan keluar dengan santai.
(Tampaknya para pengawal itu tidak berani untuk menyentuh Rai). Ucap Alena dalam hati. Alena kemudian memanfaatkan momen itu untuk bisa lolos dari Arianda dan pengawalnya.
“Kak Rai, kau mau pergi sekarang?, tunggu, aku mau ikut denganmu”. Ucap Alena sambil memegang lengan Rai dan berjalan keluar bersama.
“Apakah Alena ini gila?, dia mencoba merayu Rai, dia tidak berfikir kalau Rai akan melindunginya kan?” Ucap Lani dengan sinis.
“Astaga, jenis p*lacur gila macam apa ini... kita saja tidak berani berbicara dengan Rai dan dia masih berani mengejarnya?” Ucap Lisa teman Arianda
“Ehh, kenapa kita semua tidak mengikuti mereka dan melihat seberapa hebat teman sekelas kita ini!” Ujar Lina pada Arianda dan teman teman lainnya.
Mereka kemudian keluar mengikuti Alena dan Rai, mereka semua penasaran apa yang akan terjadi di luar, tapi ketika sampai di luar gedung, Rai tiba tiba menghilang.
(Rai menghilang, baguslah.. lagi pula, aku hanya ingin menggunakannya sebagai jalan keluar dari kediaman keluarga Alokka). Ucap Alena dalam hati sambil memeluk sebuah kotak yang berisi gelang.
“Nona, mobilnya sudah di panggil.” Ucap paman Tomi memberitau Alena.
Sambil menunggu mobilnya tiba, Alena mendapat telfon dari Ami, Ami menelfon untuk menanyakan pada Alena apakah Alena berhasil mendapatkan gelang itu, Alena memberi tau Ami bahwa ia telah berhasil mendapatkan gelang itu dengan harga dua milyar dan gelang itu adalah hadiah terindah yang ia dapatkan di hari ulang tahunnya, Ami ikut senang mendengar kabar baik itu, dan tidak lupa mengucapkan selamat ulang tahun pada Alena, namun, ketika Alena sedang asik bercerita di telfon dengan Ami, Alena di kejutkan dengan kedatangan mobil sport yang berhenti tepat di depannya, dan ternyata itu adalah mobil milik Rai.
“Kau rela di permalukan semalaman hanya demi ini? Ucap Rai bertanya pada Alena.
Alena hanya mengangguk mendengar pertanyaan dari Rai.
(Bukankah dia sudah mendengar semuanya?, mengapa dia masih bertanya?). Ucap Alena dalam hati.
“Aku membuka kedai teh baru baru ini, penghasilan yang kudapatkan masih lumayan.” Ucap Alena menjelaskan pada Rai.
“Jadi, kau sudah menaruh semua uang yang kau miliki ke dalam gelang itu?” Ucap Rai kembali bertanya.
“Ya, aku beruntung bisa membelinya dengan harga dua milyar.” Ucap Alena sambil terus memeluk kotak yang berisi gelang.
Rai terdiam sejenak lalu menyuruh Alena untuk naik ke mobilnya.
“Naik ke mobil.” Ucap Rai pada Alena.
(Jika aku menolak, aku takut Rai akan menghabisiku, lebih baik aku ikut dengannya saja). Ucap Alena dalam hati.
Alena akhirnya masuk ke dalam mobil Rai dengan di bantu oleh paman Tomi.
“Kemana kita akan pergi?” Tanya Alena pada Rai.
“Pulang dan tidur.” Jawab Rai singkat dan jelas.
Sementara itu, para tamu yang mengikuti Alena diam diam, sangat terkejut melihat Alena masuk ke dalam mobil Rai dan pulang bersama Rai.
“Apa kalian semua melihat itu?, Alena benar benar masuk ke dalam mobil Rai, apa hubungan mereka?” Ucap teman Arianda terkejut.
“Teman sekelas kita ini bukan orang yang gampang...”Ucap teman yang lain.
Arianda yang menyaksikan kejadian itu, merasa marah dan sangat kesal melihat kedekatan Alena dan Rai.
“Ini semua bukan apa apa, dia hanyalah mainan Rai!, dalam beberapa hari lagi, dia pasti akan di buang seperti wanita wanita lainnya.” Ucap Arianda yang cemburu melihat Alena.
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments